III. MATERI DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013.

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

III. MATERI DAN METODE

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Lampiran 1 Lay out penelitian I

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

III. BAHAN DAN METODE

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

ANALISIS UNSUR HARA MIKRO TANAH GAMBUT SETELAH SETAHUN KEBAKARAN PADA HUTAN KONSERVASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Pupuk dolomit SNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

Pupuk super fosfat tunggal

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2015. Lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan di kawasan hutan konservasi Desa Kerumutan Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan Riau. Lahan hutan yang tidak terbakar merupakan hutan konseravasi milik PT. Sari Lembah Subur sedangkan lahan hutan yang terbakar merupakan hutan sempadan sungai milik Desa Kerumutan dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau dan di laboratorium PT. Central Plantation Service. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang diperlukan adalah sampel tanah gambut komposit, almunium foil, kantong plastic, tali rapia, kartu label, dan bahan-bahan kimia untuk analisis sifat kimia tanah di laboratorium. Sedangkan alat yang digunakan adalah GPS (Global Posison System), bor gambut (Eijkelkamp), kunci pas, pisau, parang, cangkul, ring sampel, meteran gulung, penggaris, alat tulis, alat dokumentasi, dan peralatan untuk analisis sifat kimia tanah di laboratorium (Lampiran 4. Bahanbahan dan alat-alat penelititan). 3.3. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan metode observasi lapangan dan analisis laboratorium. Terdapat data primer yakni kadar unsur-unsur hara mikro seperti: unsur mangan (Mn), boron (B), tembaga (Cu), khlor (CI), molybdenum (Mo), seng (Zn), besi (Fe), Alumunium dapat ditukar (Al-dd) dan kemasaman tanah (ph). Disamping itu, terdapat data sekunder yakni berupa kondisi wilayah, iklim dan peta lokasi. Tanah yang digunakan untuk analisis diambil dengan cara mengkompositkan beberapa sub sampel yang mewakili lahan pasca kebakaran seluas 20 ha dan lahan yang tidak terbakar 3,025 ha pada kedalaman 0-50 cm. 12

Kemudian setelah melakukan persiapan sampel di Laboratorium Agrostologi, Ilmu Pakan dan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau, sampel tanah tersebut akan dianalisi unsur hara mikro tanah di laboratorium PT. Central Plantation Service. Data analisis ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik menggunakan program microsoft exel. 3.4. Pelaksanaan Penelitian Proses penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang diawali dengan survei pendahuluan dan penentuan lokasi di areal Hutan Konservasi PT Sari Lembah Subur berlokasi di Desa Pematang Tinggi Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan Riau kemudian dilakukan penentuan titik sampel lalu pengambilan sampel di lapangan, analisis di laboratorium, dan penulisan laporan. Survei Pendahuluan Penentuan Lokasi atau Titik Sampel Pengambilan Sampel Persiapan Sampel Analisis Laboratorium Pembuatan Laporan Gambar 3.1. Skema Prosedur penelitian 3.4.1. Persiapan Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilapangan terlebih dahulu dilakukan pengurusan legalitas tempat penelitian, pengadaan peralatan seperti bor gambut, GPS, meteran, peta lokasi. 13

3.4.2.Survei pendahuluan Survei pendahuluan yang dilakukan meliputi penentuan lokasi penelitian (setelah legalitas didapatkan), pengalian informasi dan pengumpulan data lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung bersama masyarakat, petani dan instasi terkait dan pengamatan vegetasi dominan yang tumbuh pada lokasi tempat penelitian. 3.4.3. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel tanah diambil dari lokasi hutan bekas terbakar dan hutan yang tidak terbakar dengan cara purposive sampling dengan luas tanah yang akan dianalisi lebih kurang 24 ha yang terdiri 20 ha lahan yang terbakar dan 4 ha lahan yang tidak terbakar. Sampel tanah yang akan dianalisis tersebut diambil hingga kedalaman 0-50 cm, dengan mengambil 2 sampel lahan yang terbakar dan 1 sampel yang tidak terbakar. Pada lahan yang terbakar setiap sampelnya terdiri dari 10 titik sub sampel dengan jarak 100 m, sedangkan pada lahan yang tidak terbakar terdiri dari 5 titik sub sampel dengan jarak yang sama. Gambar. 3.2. Peta Pengambilan Titik Sampel (GPS) 14

Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan metode Transek. Petak contoh dibuat persegi panjang dimana jarak antar titik sub sampel 100 m. Penentuan titik dilakukan dengan cara menarik garis diagonal seperti dijelaskan pada gambar 3.2. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cangkul dan parang. Kemudian sampel tanah yang telah diambil dimasukan ke dalam plastik dan diberi label, selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan dan digerus sampai halus sebelum dilakukan analisis sifat-sifat kimia tanah (lampiran 3. Lokasi Hutan dan Dokumentasi Kegiatan Penelitian). 3.4.4.Persiapan Sampel Persiapan sampel tanah baik dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut (Sulaeman, Suparto dan Eviati, 2005): 1. Sampel tanah yang telah diambil disebarkan di atas tampah yang dialasi kertas. 2. Sampel tanah di bersihkan dari akar-akar atau sisa tanaman segar, kerikil, dan kotoran lain. 3. Sampel tanah di simpan pada ruangan bebas dari sinar matahari, sehingga unsur-unsur tidak dapat menguap dan biarkan dua sampai tiga hari atau hingga kering. 4. Sampel tanah yang telah kering ditumbuk atau giling hingga halus, dan diayak dengan ayakan dengan ukuran lubang < 2 mm. 5. Sampel tanah dimasuk dalam tabung yang sudah diberi label. Lumpang, ayakan dan alat-alat lainnya harus bersih sebelum dipakai. Hal ini untuk menghindari sisa-sisa sampel tanah agar tidak tercapur. 3.4.5.Analisis di Laboratorium Analisis di laboratorium merupakan tahap penelitian setelah pengambilan sampel dilapangan. Analisis ini merupakan analisis sifat kimia tanah yang meliputi analisis keasaman tanah (ph), penetapan keasaman Alumunium dapat ditukar (Al -dd), dan penetapan total unsur hara mikro metode AAS (Besi (Fe), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), dan Seng (Zn) dan Boron (B). Analisis ini dilakukan di laboratorium PT. Central Plantation Service. 15

A. Analisis ph (Metode Titrasi). Metode analisis ph yang digunakan dalam penelitian ini ialah Metode Titrasi (Prasetya dan Suharta, 2010). Nilai ph menunjukkan konsentrasi ion H + dalam larutan tanah, yang dinyatakan sebagai log [H + ]. Peningkatan konsentrasi H + menaikkan potensial larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala ph. Elektrode gelas merupakan elektrode selektif khusus H +, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H +. Potensial yang timbul diukur berdasarkan potensial konsentrasi H + yang diekstrak dengan air menyatakan keasaman aktif sedangkan pengekstrak KCl 1 N menyatakan kemasaman cadangan (potensial). Cara kerja untuk menganalisis ph dengan metode Titrasi adalah timbang 10.00 g sampel tanah sebanyak dua kali, masing-masing dimasukkan ke dalam botol kocok, ditambah 50 ml air bebas ion ke botol yang satu (ph H 2 O) dan 50 ml KCl 1 M ke dalam botol lainnya (ph KCl). Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit. Suspensi tanah diukur dengan ph meter yang telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer ph 7,00 dan ph 4,00. Nilai yang diambil hanya satu angka dibelakang koma. Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Hasil Analisis ph Tanah Sangat Masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alkalis ph (H 2 O) < 4,5 4,5 5,5 5,6 6,5 6,6 7,5 7,6 8,5 > 8,5 ph (KCl) < 4,5 4,5 5,5 5,6 6,5 6,6 7,5 7,6 8,5 > 8,5 Sumber : Sulaeman, et.al., (2005) Tingkat keasaman ph tanah sangat beragam. Menurut Sulaeman, et.al.,(2005) kriteria penilaian hasil analisis ph tanah seperti disajikan pada tabel 3.1. B. Penetapan Keasaman Alumunium dapat ditukar (Al-dd) Kemasaman dapat ditukar terdiri atas Al 3+ dan H + pada koloid tanah. Al 3+ dan H + ini dapat ditukar oleh K + dari pengekstrak KCl 1 M. Al 3+ dan H + dalam larutan dapat dititar dengan larutan NaOH baku menghasilkan endapan Al(OH) 3 16

dan air. Untuk penetapan Al-dd, Al(OH) 3 menghasilkan OH - Suparto dan Eviati, 2005). 1. Cara Kerja direaksikan dengan NaF yang yang dapat dititar dengan larutan HCl baku (Sulaeman, Timbang 10,00 g tanah <2 mm ke dalam tabung elemeyer 125 ml, ditambah 50 ml KCl 1M. Campuran dikocok dengan mesin kocok selama 30 menit kemudian disarin menggunakan kertas no 1. Ekstrak jernih dipipet 25 ml ke dalam erlenmeyer 125 ml, tambahkan 3 tetes PP 0,1 % sebagai indikator. Kemudian titrasi dengan 0,01 M NaOH sampai warna merah jambu (pink) hingga warna tidak kembali bentuk semula. Catat volume NaOH yang digunakan. Tingkat keasaman alumunium dapat ditukar dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Hasil Analisis Keasaman Alumunium dapat ditukar Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Sifat Tanah Rendah Tinggi Alumunium (%) <5 5-10 10-20 20-40 >40 Sumber : Sulaeman, et.al. (2005) 2. Perhitungan Al-dd (m.e 100 g-1) = (T2 - Tb2) x N HCl x (50/10) x (100/5) x fk = (T2 - Tb2) x N HCl x 100 x fk Keterangan : Tb2 = blanko pada T2 N HCl = normalitas HCl 50/10 = konversi dari 10 ml ke 50 ml ekstrak 100/5 = konversi dari 5 g ke 100 g contoh Faktor koreksi kadar air (fk) = 100 / (100 % kadar air. C. Penetapan Total Unsur Hara Mikro Metode AAS (besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), dan seng (Zn) dan Boron). Menurut Didi (2010) Pengekstrak Cara Kerja Unsur makro dan mikro total dalam tanah dapat diekstrak dengan cara pengabuan basah menggunakan campuran asam pekat HNO 3 dan HClO 4. Kadar makro dan mikro dalam ekstrak 17

diukur menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Pengabuan dengan pemberian asam pekat berfungsi memecahkan unsur-unsur yang terikat kuat sehingga menjadi satuan unsur sehingga mudah dihitung. 1. Cara perhitungan Fe, Cu, Mn, dan Zn. Timbang 2,00 g contoh tanah halus <2 mm dalam cawan 25 ml, tambahkan 1 ml karbon aktif diaduk hingga rata. Kemudian diabukan kedalam muffle dengan suhu 550 o C selama 4 jam. Tambahkan asam klorida pekat, diamkan semalam. Tambahkan 10 ml asam nitrat 20% panaskan pada hotplate suhu 100 o C selama 1 jam. Saring dengan menggunakan kertas saring no 1 kedalam labu 100 ml. Tepatkan volume dengan aquades. Hitung menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Untuk membandingkan nilai analisis dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Kisaran Kadar Hara Mikro dalam Tanah Sifat Tanah Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Rendah Tinggi Fe (ppm) <25 25-50 50-250 250-1000 >1000 Cu (ppm) <15 15-25 25-75 75-200 >200 Mn (ppm) <20 20-50 50-250 250-500 >500 Zn (ppm) <20 20-50 50-250 250-500 >500 B (ppm) <1,0 1,0-1,5 1,5-3,0 3,0-6,0 >6,0 Sumber. Rosmarkam dan Yuwono (2002) Perhitungan Kadar unsur mikro (ppm) = ppm kurva x ml ekstrak 1.000 ml-1 x 1000 g g contoh-1 x fp x fk = ppm kurva x 40/1.000 x 1.000/20 x fp x fk = ppm kurva x 2 x fp x fk Keterangan: ppm kurva = Kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko. fp = Faktor pengenceran (bila ada) fk = Faktor koreksi (0,01) 18

2. Penentuan B. Timbang 2,00 g contoh tanah halus <2 mm dalam cawan 25 ml, tambahkan CaO 0,1 g aduk hingga rata. Abukan kedalam muffle dengan suhu 550 o C selama 4 jam, dinginkan. Tambah 10 ml H 2 SO 4 (asam sulfat) 0,5M. Kocok menggunakan mesin pengocok hingga homogen. Saring menggunakan kertas saring no 1. Pipet cairan bening 2 ml kedalam pot sample. Tambahkan 4 ml larutan campuran buffer kocok hingga homogen, dan tambahkan 2 ml campuran Azomethine-H kocok kembali. Diamkan hingga 30 menit. Analisis dengan spektro dengan gelombang 430nm. Perhitungan Boron (ppm) = (Absorban Sampel Absorban Blank) Absorban Standar Tinggi x fp Keterangan : AS = angka yang keluar pada spektro (ppm) AB = 0,001 merupakan faktor koreksi (ppm) AST= angka yang keluar pada spektro dari standar tertinggi (ppm) fp = Faktor pengenceran (bila ada) 3.5. Analisis Data Data yang diperoleh dari analisis yang dilakukan di laboratorium selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dengan menggunakan program microsoft exel. 19