BAB I PENDAHULUAN. Enron Corporation adalah sebuah perusahaan berbasis energi di Amerika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli. Klien dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh berkembangnya profesi auditor di dalam suatu negara akan

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. dan kertas, dan komunikasi. Manajemen Enron telah melakukan window

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan go public membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pada perusahaan tersebut. Akuntan publik atau auditor berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia, jumlah perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Diharapkan semakin banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BABI PENDAHULUAN. yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang keprofesionalismenya sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat dan dapat di percaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian masyarakat dunia. Semakin banyaknya kasus-kasus besar yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan laporan keuangan, dan semakin kompleks suatu kegiatan bisnis maka. sebagai pedoman dalam mengambil suatu kebijakan.

BAB I PENDAHULUAN. Publik (KAP), baik itu mengenai KAP asing, maupun KAP yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. selama kurun waktu dalam tahun buku, yang terdiri dari neraca, laba-rugi,

INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

ABSTRAK. Kata Kunci : kualitas audit, auditor switching, ukuran perusahaan, spesialisasi industri KAP, client importance.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin berkembangnya pasar modal dan bertambahnya jumlah emiten

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Enron Corporation adalah sebuah perusahaan berbasis energi di Amerika Serikat. Pada tahun 2000 Enron mengakui adanya penghasilan sebesar $ 101 milyar dan selalu menjadi perusahaan inovatif terbaik selama enam tahun terakhir. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkap bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya merupakan penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif oleh Arthur Andersen. Penyelewengan yang dilakukan oleh Enron disinyalir demi kepentingan manajemen dan kepentingan pribadi. Tuntutan hukum diberikan kepada para direkturnya dengan membayar sejumlah uang. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan Arthur Andersen kehilangan banyak klien yang berbuntut pada pembubaran perusahaan akuntansi Arthur Andersen. Sejak saat itu Enron Corporation dan Arhur Andersen menjadi lambang popular dari penipuan dan korupsi koorporasi yang dilakukan secara sengaja. Setahun setelah kasus Enron Corporation di Amerika Serikat, masyarakat profesi akuntan publik di Indonesia diguncang oleh kasus mark up yang terjadi dalam PT Kimia Farma Tbk. Terbukti dengan adanya informasi yang diungkapkan di koran Bisnis Indonesia edisi 24 September 2002, yang menyatakan: Publik pasar modal kembali terguncang oleh kabar adanya penggelembungan dana bersih di PT Kimia Farma Tbk. Sekalipun manajemen 1

2 PT Kimia Farma Tbk membantah dan menyatakan bahwa yang terjadi bukanlah mark up, hanya merupakan kesalahan pencatatan, tetapi pada kenyataannya kasus ini menimbulkan keraguan pada masyarakat luas atas profesi akuntan publik. Tujuan mark up itu sendiri dapat dikelompokan untuk tujuan window dressing dan tujuan pencurian. Window dressing dilakukan untuk kepentingan manajemen, sedangkan pencurian dilakukan untuk kepentingan individu. Apapun motivasi dibelakangnya, penyajian laporan keuangan yang lebih tinggi (overstated) maupun lebih rendah (understated) merupakan suatu kesalahan fatal, sehingga mark up atau kesalahan pencatatan yang disengaja tidak dibenarkan dalam aturan main pasar modal, yang menjunjung tinggi azas transparansi dalam mencapai tujuan dari Good Corporate Governance. Dalam rangka melaksanakan prinsip keterbukaan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat pemodal agar tidak terulangnya kasus seperti Enron Corporation dan PT Kimia Farma Tbk, perlu adanya ketentuan untuk mengatur keterbukaan informasi terhadap emiten atau perusahaan publik yang laporan keuangannya mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian. Pemerintah mengeluarkan Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-36/BEJ/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik. Untuk meningkatkan kualitas keterbukaan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik maka diperlukan

3 pendapat yang independen dan profesional dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Akuntan. (Sumber : www.bapepam.go.id) Pengalaman merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, sesuai dengan standar umum pertama dalam SA No. 150 yang menyatakan bahwa auditor harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor (IAI,2001). Pengalaman seorang auditor sangat berperan penting dalam meningkatkan keahlian sebagai perluasan dari pendidikan formal yang telah diperoleh auditor. Sebagaimana yang telah diatur dalam SA No. 210 tentang pelatihan dan keahlian independen disebutkan bahwa dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyatan pendapatan, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang yang ahli dalam bidang akuntan dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya yang diperluas melalui pengalamanpengalaman selanjutnya dalam praktik audit (IAI,2001). Selain faktor pengalaman yang mempunyai peran penting bagi peningkatan keahlian auditor, pengalaman juga mempunyai arti penting dalam upaya perkembangan tingkah laku dan sikap seorang auditor. Perkembangan adalah bertambahnya potensi untuk bertingkah laku, bahwa suatu perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Dalam hal ini pengembangan pengalaman yang diperoleh auditor berdasarkan teori tersebut menunjukkan dampak yang positif bagi penambahan tingkah laku yang dapat diwujudkan melalui keahlian yang dimiliki untuk lebih

4 mempunyai kecakapan yang matang. Dan pengalaman-pengalaman yang didapat auditor, memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki oleh auditor melalui proses yang dapat dipelajari. Meixner (2000) mengatakan bahwa ada dua jenis pengalaman yaitu situasional yang didefinisikan sebagai durasi dari total pengalaman audit, sedangkan pengalaman organisasi didefinisikan sebagai durasi pengalaman dari tingkat bawahan hingga atasan dan cara berinteraksi dengan staff audit atau kelompok. Shelton (1999) mengatakan bahwa pengambilan keputusan yang berpengalaman memiliki struktur pengetahuan yang sangat maju dan menggunakan strategi yang diarahkan untuk fokus hanya pada informasi yang relevan. Kinerja akuntan publik yang berkualitas merupakan hasil dari pelaksanaan proses perencanaan dalam pengumpulan bahan bukti audit yang memadai, sehingga bukti yang dikumpulkan oleh auditor akan kompeten, relevan, dan tepat waktu. Menurut SA No. 150 yaitu standar pekerjaan lapangan yang menyebutkan bahwa bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang auditan (IAI,2001). Bahan bukti audit yang cukup dan kompeten dijadikan sebagai dasar dalam menyatakan opini yang berkualitas, namun demikian pertimbangan harus tetap dilakukan oleh auditor yang berpengalaman sebelum memutuskan jenis opini audit yang tepat. Oleh karena itu, faktor pengalaman sangat menentukan

5 kualitas pekerjaan dan sekaligus kualitas opini yang akan diberikan oleh auditor, dan dengan asumsi tidak ada faktor meyimpang yang menyebabkan kualitas pekerjaan auditor terganggu. Diharapkan kasus seperti Enron Corporation dan PT Kimia Farma Tbk tidak akan terjadi jika auditor yang melaksanakan adalah auditor yang profesional dengan latar belakang pengalaman dan patuh terhadap profesi. Terkait dengan topik penelitian ini, beberapa penelitian mengenai pengalaman auditor telah banyak dilakukan peneliti sebelumnya. Penelitian Ashton (2005,6) tentang hubungan pengalaman dan tingkat pengetahuan menyimpulkan bahwa perbedaan pengalaman auditor tidak bisa menjelaskan perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki auditor. Auditor dengan tingkat pengalaman yang sama dapat saja menunjukkan perbedaan yang besar dalam pengetahuan yang dimiliki. Hasil penelitian Tubbs (1992,76) memberikan kesimpulan bahwa pertambahan pengalaman dapat meningkatkan perhatian auditor terhadap pelanggaran-pelanggaran untuk tujuan pengendalian. Keahlian yang dimaksudkan adalah keahlian dalam bidang pemeriksaan dengan bertambahan pengalaman yang diperoleh. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi dengan judul Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Bahan Bukti yang Dihimpun Dalam Penugasan Audit.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan, didapat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah pengalaman auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pengumpulan bahan bukti audit? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kualitas dari bahan bukti audit? 1.3 Maksud dan Tujuan Pelelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menganalisa pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas perolehan bahan bukti audit. Dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui adanya pengalaman auditor yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas pengumpulan bahan bukti audit. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kualitas dari bahan bukti audit.

7 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pemahaman teori-teori yang diperoleh selama dibangku kuliah dan membandingkanya dengan keadaan di lapangan terutama terkait dengan judul yang dipilih. 2. Bagi KAP Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan seperti diperlukannya peningkatan supervise bagi auditor, sehingga diharapkan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang akan membantu KAP dalam menjalankan profesinya. 3. Bagi pihak lain Khususnya bagi perguruan tinggi, memberi tambahan pengetahuan untuk memperluas pandangan mengenai profesionalisme akuntan publik dan kualitas bahan bukti audit, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk penelitian selanjutnya.

8 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Informasi laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting dalam dunia bisnis, karena melalui laporan keuangan inilah para pemakai dapat mengambil keputusan. Menimbang banyaknya pemakai laporan keuangan seperti manajemen perusahaan, investor, kantor pajak, dan pihak-pihak lainnya, dengan berbagai tujuan yang berbeda-beda, maka diperlukan jasa audit. Melalui jasa audit inilah pengguna informasi tersebut dapat menilai, menimbang, dan meyakini kewajaran data yag tercantum dalam sebuah laporan keuangan. Kepercayaan pemakai jasa akan mendorong akuntan publik untuk dapat mempertahankan kualitas pekerjaanya. Ukuran dalam keberhasilan pelaksanaan tugas akuntan publik adalah seberapa besar atau sejauh mana para pemakai informasi laporan keuangan merasa terbantu dengan opini akuntan publik, bukan berapa banyak jumlah kecurangan yang berhasil ditemukan oleh akuntan publik. Langkah awal yang dilakukan oleh auditor untuk menetapkan hasil audit yang berkuaitas adalah melakukan perencanaan pengumpulan bahan bukti audit. Bahan bukti audit yang dikumpulkan harus memadai untuk dijadikan dasar pemberian opini dan untuk memperoleh keyakinan atas opini yang akan diberikan nantinya kepada klien. Auditor tidak diharapkan untuk yakin seratus persen bahwa pendapat yang diberikan pasti benar, tetapi auditor harus yakin bahwa pendapatnya wajar bersyarat dengan tingkat keyakinan tertentu. Hal ini dipertimbangkan mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya.

9 Kualitas bahan bukti yang dikumpulkan akan sangat bergantung pada pemilihan jenis pembuktian yang tepat, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Secara umum terdapat tujuh jenis pembuktian, yaitu fisik, konfirmasi, dokumentasi, pengamatan atau observasi, tanya jawab kepada klien, pelaksanaan ulang, dan prosedur analitik. Pemilihan jenis pembuktian harus direncanakan dan dituangkan dalam program audit. Meskipun demikian, program audit tidak hanya berkaitan dengan jenis pembuktian audit atau prosedur audit saja, tetapi juga mencakup penentuan besar sampel, pemilihan item untuk sampel dan penentuan waktu pelaksanaan prosedur audit. Penentuan sampel lebih mengarah kepada penetapan kuantitas dari bahan bukti audit yang memadai, sedangkan penentuan prosedur audit, pemilihan item untuk sampel, dan penentuan waktu pelaksanaan prosedur audit lebih mengarah kepada kualitas dari bahan bukti yang akan dikumpukan. Bahan bukti audit yang berkualitas adalah bahan bukti yang dapat menyimpulkan. Bahan bukti audit dikatakan dapat menyimpulkan apabila bahan bukti audit adalah relevan dan kompeten. Relevan artinya bahan bukti tersebut harus sesuai dengan tujuan pengujian, kompeten artinya bahan bukti tersebut harus didalam waktu yang tepat. Jenis pembuktian dan bahan bukti yang berkualitas harus selalu dipertimbangkan oleh auditor, baik dalam pemahaman struktur pengendalian intern klien maupun dalam laporan keuangan yang telah dihasilkan oleh manajemen klien. Berdasarkan penjelasan tersebut, jelas terlihat bahwa pengumpulan dan evaluasi bahan bukti yang berkualitas membutuhkan keahlian auditor. Keahlian

10 tersebut akan diperoleh melalui pengalaman auditor dalam melaksanakan tugas audit laporan keuangan. Handono Hadi (1996,95) didalam bukunya berjudul Jati Diri Manusia mengemukakan bahwa : Pengalaman membangkitkan reaksi mental. Warna, rasa, serta pengalaman indera yang lain membangkitkan reaksi mental seperti kegembiraan, kesedihan, cinta, rasa muak, kebencian, harapan, ketakutan, dan lain-lain. Maka pengalaman badani menyediakan dasar bagi pengalman mental. Menurut Hughes (2009,36) didalam bukunya berjudul Leadership Enchancing The Lessons of Experience mengemukakan bahwa : Perceptual sets influence what we attend to or do not attend to, what we observe or do not observe. In addition, perception also influences the next stage of the experience. Indikator dari pengalaman auditor adalah lamanya bekerja sebagai auditor, sering tidaknya melakukan tugas audit dan pendidikan berkelanjutan. Oleh karena itu, auditor yang berpengalaman seharusnya memiliki masa kerja yang cukup lama, sering melakukan tugas untuk berbagai jenis audit serta tela mengikuti pendidikan berkelanjutan yaitu Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL). adalah : Berdasarkan pada pemikiran diatas maka Hipotesis teoritis yang diajukan Pengalaman auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas bahan bukti yang dihimpun dalam penugasan audit.

11 BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengalaman Auditor Lamanya Bekerja sebagai Auditor Frekuensi Melakukan tugas audit Patuh dengan etika profesi Pendidikan berkelanjutan Opini Auditor Audit Program: Penentuan prosedur audit Pemilihan items untuk sampel Penentuan waktu pelaksanaan prosedur audit Pengujian Pengumpulan Bukti Audit: Persuasif bukti Relevansi bukti Sumber bukti Ketepatan waktu dari bahan bukti Objektivitas bukti Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

12 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Metode deskriptif yaitu suatu metoda dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, suatu sistem penelitian atau suatu kelas peristiwa pada waktu sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat sifat, serta fenomena yang ditelliti. Metode deskriptif dengan pendekatan survei pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan penyelidikan pada waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit dengan menggunakan sampel. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berlokasi di Kota Bandung selama bulan Juni 2010.