Visi Menciptakan perdagangan yang tangguh di DKI Jakarta dalam bersaing di pasar global Misi Menjadi Motor Penggerak Utama dan Ujung Tombak Pembangunan Ekonomi Jakarta DASAR HUKUM INTERNASIONAL Perjanjian Multilateral, Regional, Bilateral atau Unilateral NASIONAL 1. Keppres No. 58 Tahun 1971 tentang Penetapan Pejabat yang Berwenang Mengeluarkan Surat Keterangan Asal; 2. SK Menperindag No. 618/MPP/KEP/10/2004 tentang Surat Keterangan Asal (SKA) / Certificate of Origin (COO); 3. Permendag No. 31/M-DAG/PER/7/2009 tentang Tarif Penerbitan Surat Keterangan Asal Untuk Barang Ekspor Indonesia; 4. Permendag No. 33/M-DAG/PER/8/2010 tentang Surat Keterangan Asal (SKA) / Certificate of Origin (COO) Untuk Barang Ekspor Indonesia; 5. Permendag No. 59/M-DAG/PER/12/2010 tentang Ketentuan Penerbitan Surat 1 / 20
Keterangan Asal (SKA) / Certificate of Origin (COO) Untuk Barang Ekspor Indonesia; 6. Permendag No. 60/M-DAG/PER/12/2010 tentang Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (SKA) / Certificate of Origin (COO) Untuk Barang Ekspor Indonesia. 7. Keppres No. 11 Tahun 2011 tentang Komitmen cetak biru masyarakat ekonomi Asean salah satunya adalah (e-ska) Masukan ke data dan informasi TATA NIAGA BARANG EKSPOR INDONESIA 1. DIATUR EKSPORNYA : Barang Yang Dapat Diekspor Oleh Eksportir Terdaftar, Karena Adanya Perjanjian / Ketentuan International; Contoh : Kopi, Produk Kehutanan (Rotan dan Kayu), Intan, Timah Batangan 1. DIAWASI EKSPORNYA : Barang Yang Dapat Diekspor Oleh Eksportir Setelah Memperoleh Rekomendasi Dari Kementerian Perdagangan Dan Atau Dari Instansi Terkait; Contoh : Kulit Buaya, emas Murni, Inti Kelapa Sawit 2 / 20
1. DILARANG EKSPORNYA : Barang Yang Dilarang Ekspor Oleh Siapapun; Contoh : Pasir, Kayu Bulat, Binatang Liar, Barang Kuno 1. BEBAS EKSPORNYA : Semua Barang Yang Tidak Termasuk Dalam Kelompok, Diatur, Diawasi Dan Dilarang., contoh : Tekstil dan Produk Tekstil, furniture, Hadycraft I. SURAT KETERANGAN ASAL (SKA) / CERTIFICATE OF ORIGIN ( COO ) Surat Keterangan Asal (Ska) Adalah Dokumen Yang Disertakan Pada Waktu Barang Ekspor Indonesia Memasuki Wilayah Negara Tertentu Yang Membuktikan Bahwa Barang Tersebut Berasal, Dihasilkan Dan Atau Diolah Di Indonesia. 3 / 20
JENIS SURAT KETERANGAN ASAL (SKA) SKA PREFERENSI / GSP (General System of Preference), yaitu : SKA YANG BERFUNGSI SEBAGAI PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH PREFERENSI, YANG DISERTAKAN PADA BARANG EKSPOR TERTENTU UNTUK MEMPEROLEH FASILTAS PEMBEBASAN SEBAGIAN ATAU SELURUH BEA MASUK YANG DIBERIKAN OLEH SUATU NEGARA / KELOMPOK NEGARA TERTENTU, Contoh : Form A, D (Atiga), IJEPA, AK, AI SKA NON PREFERENSI, Yaitu : SKA YANG BERFUNGSI SEBAGAI DOKUMEN PENGAWASAN DAN ATAU DOKUMEN PENYERTA ASAL BARANG YANG DISERTAKAN PADA BARANG EKSPOR UNTUK DAPAT MEMASUKI SUATU WILAYAH NEGARA TERTENTU, Contoh : Form B. PERSYARATAN PERMOHONAN SKA 4 / 20
1. Copy Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) / Nota Persetujuan Ekspor (NPE); 2. Original Bill of Lading (B/L) / Copy Air Way Bill (AWB) atau copy Cargo Receipt; 3. Copy NPWP; 4. Invoice; 5. Packing List; 6. Dokumen pendukung lainnya sesuai dengan jenis SKA, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan instansi terkait. VERIFIKASI SKA Verifikasi SKA adalah Suatu proses penyidikan yang dilakukan atas permintaan pemerintah di negara tujuan ekspor, kepada Instansi Penerbit SKA atas permintaan pemerintah negara tujuan ekspor karena adanya keraguan terhadap sahnya dokumen SKA. Verifikasi dilakukan apabila : Pihak pabean dinegara tujuan ekspor meragukan keabsahan kebenaran SKA/COO, sehingga pihak pabean negara tujuan ekspor menyampaikan surat verifikasi kepada pemerintah negara asal barang PROSEDUR PENERBITAN SKA / CERTIFICATE OF ORIGIN 5 / 20
DENGAN SISTEM e- SKA mulai diberlakukan 02 Januari 2012' II. ANGKA PENGENAL IMPOR ( API ) DEFINISI API 1. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean Indonesia 2. Angka Pengenal Impor (API) sebagai legalitas para importir. 3. Setiap importir hanya dapat memiliki satu jenis API. 4. API berlaku untuk setiap kegiatan impor di seluruh wilayah Indonesia. 5. API berlaku untuk kantor pusat dan seluruh kantor cabangnya yang memiliki kegiatan usaha sejenis. 6. API berlaku selama importir masih melakukan kegiatan usahanya, namun diwajibkan melakukan pendaftaran ulang diinstansi penerbit setiap 5 tahun sekali. DASAR HUKUM 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 260 Tahun 1967 tentang Penegasan Tugas dan Tanggung Jawab Bidang 2. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 45/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Angka Pengenal Importir (API) tanggal 16 September 2009 3. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 17/M-DAG/PER/3/2010 6 / 20
tanggal 29 Maret 2010 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 45/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Angka Pengenal Importir (API) 4. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 27/M-DAG/PER/5/2012 tanggal 1 Mei 2012 Tentang Ketentuan Angka Pengenal Importir (API) 5. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 68 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta JENIS JENIS API API UMUM (API-U) adalah perusahaan / importir yang melakukan impor barang untuk keperluan kegiatan usaha dengan memperdagangkan atau memindahtangankan barang kepada pihak lain. API PRODUSEN (API-P) adalah perusahaan / importir yang melakukan impor barang untuk dipergunakan sendiri dan / atau untuk mendukung proses produksi dan tidak diperbolehkan untuk memperdagangkan atau memindah tangankan kepada pihak lain. PERSYARATAN PENERBITAN API-U 1. Persyaratan penerbitan API-U berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 27/M-DAG/PER/5/2012 Tentang Angka Pengenal Importir (API) tanggal 1 Mei 2012 tentang Ketentuan Angka Pengenal Importir, adalah dengan mengisi formulir isian sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Permendag ini dengan melampirkan ; 2. Foto Copy Akte Pendirian perusahaan dan perubahannya (jika ada) dan SK Pengesahan Akte tersebut; 3. Foto Copy surat keterangan domisili kantor pusat; 4. Foto Copy SIUP; 7 / 20
5. Foto Copy TDP; 6. Foto Copy NPWP Perusahaan; 7. Surat Referensi dari Bank Devisa; 8. Foto Copy KTP dan NPWP Pribadi Pengurus Perusahaan; 9. Pas foto terakhir pengurus perusahaan dengan latar belakang merah ukuran 3x4 (2 lembar). PERSYARATAN PENERBITAN API-P Persyaratan penerbitan API-P berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 27/M-DAG/PER/5/2012 Tentang Angka Pengenal Importir (API) tanggal 1 Mei 2012 tentang Ketentuan Angka Pengenal Importir, adalah dengan mengisi formulir isian sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Permendag ini dengan melampirkan ; 1. Foto Copy Akte Pendirian perusahaan dan perubahannya (jika ada) dan SK Pengesahan Akte tersebut; 2. Foto Copy surat keterangan domisili kantor pusat; 3. Foto Copy izin usaha di bidang industri atau izin usaha lain yang sejenis yang diterbitkan oleh instansi/dinaxs teknis yang berwenang; 4. Foto Copy TDP; 5. Foto Copy NPWP Perusahaan; 6. Surat Referensi dari Bank Devisa; 7. Foto Copy KTP dan NPWP Pribadi Pengurus Perusahaan; Pas foto terakhir pengurus perusahaan dengan latar belakang merah ukuran 3x4 (2 lembar). *) Penomoran secara sistem melalui internet dari Kementerian Perdagangan RI 8 / 20
*) Diperlukan 8 tahapan untuk penyelesaian pemerosesan dokumen *) Proses penyelesaian selama 5 (lima) hari kerja (sejak diterimanya rekomendasi/bap (3 hari Kerja) dari Sudin dan telah lengkap dan benar), sesuai Permendag 27/M-DAG/PER/ 05/ 2012 PROSEDUR PERMOHONAN API 1. Importir mengajukan permohonan ke Dinas untuk dilakukan penelitian kelengkapan dokumen dengan tembusan ke Sudin untuk mendapatkan rekomendasi/bap; 2. Importir memperoleh rekomendasi dari Sudin (BAP) lalu didaftarkan kembali ke loket Dinas; 3. Petugas Dinas melakukan proses entry data pada aplikasi API On Line untuk memperoleh No. Angka Pengenal Impor (API) by system dan mencetak Konsep API; 4. Kasi Impor meneliti Konsep API, bila OK lalu diparaf untuk diteruskan ke Kabid; 5. Kabid meneliti dan memaraf Konsep API untuk dilakukan pencetakan Blangko API ; 6. Blangko API dicetak untuk diteruskan ke Kadis; 7. Kadis menandatangani Blangko API lalu meneruskan ke Sekretariat untuk dilakukan pencatatan dan pengesahan (stempel); 8. Pendistribusian API yang telah ditanda tangani Kadis ke Importir oleh Bidang melalui loket. III. PROMOSI LUAR NEGERI 9 / 20
1. Menyiapkan pelaksanaan koordinasi, bimbingan teknis, pembinaan, pengembangan sarana, promosi, pameran dan misi dagang luar negeri 2. Melakukan analisis iklim usaha, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan promosi dan pameran luar negeri. 3. Mengkoordinasikan dengan instansi terkait dan dunia usaha dalam mempromosikan produk unggulan dan andalan daerah di luar negeri Melakukan pemantauan evaluasi atas kegiatan promosi dan analisis pasar. PROSEDUR PELAYANAN ANGKA PENENGENALAN IMPORTIR (API) 10 / 20
KETERANGAN GAMBAR :dengan/tanpa 1 Importir Importir mengagendakan ke Suku Dinas, diproses dan outputnya rekomendasi mengagendakan ke Dinas rekomendasi 2 3 Dokumen berkas API beserta kelengkapannya diagendakan ke buku besar surat masuk 4 pemroses 7 Dokumen API tersebut didisposisikan oleh masing-masing pejabat hingga ke 8 setelah diproses dan lengkap, diteruskan ke Kasie untuk diparaf 9 dokumen API diparaf oleh masing-masing pejabat 11 dokumen ditandatangani oleh Kepala Dinas 12& 10 diangka agendakan dan distempel 13&14 API teleh selesai diserahkan kembali kepada importir JUMLAH PENERBITAN PENGENAL IMPOR (API) PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2008 PROSEDUR PELAYANAN SURAT KETERANGAN ASAL (SKA) KETERANGAN GAMBAR :pemroses, 1. Eksportir mengagendakan SKA yang telah ditandatangani; 2. komputer Petugas dan meneyrahkan dicetak; formulir SKA ke Sucofindo untuk deregister ke dalam sistem 3. Sucofindo menyerahkan formulir SKA yang telah dicetak untuk 4. Setelah diparaf oleh SKA diserahkan ke KaSie untukdiproses; diparaf/ditandatangani ; 5. yang telah diparaf oleh KaSie, ditandatangani oleh Kabid; 6. SKA ditandatangani KaBid diserahkan ke loket distempel; 7. diserahkan kembali keformulir eksportir; REALIASASI EKSPOR DKI JAKARTA BERDASARKAN PENERBITAN SKA TAHUN 2008 11 / 20
KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI 1. Rencana perundang-undangan, Kebijakan ekspor Panjang Peraturan didasarkan dan Menengah Presiden pada Program (RPJM) dan Peraturan yang Perencanaan dituangkan Menteri. Nasional dalam (Propenas) bentuk peraturan dan 2. memerlukan terkait dengan koordinasi perjanjian kebijakan antar Internasional, ekspor instansi dilaksanakan terkait jangkauan tingkat oleh operasional nasional Pemerintah maupun bersifat Pusat, lembaga nasional kebijakan Internasional. yang tersebut 3. Penetapan usaha keamanan, Internasional. danjangka kesinambungan keselamatan, disusun lingkungan bahan dalam baku dan rangka industri moral peningkatan bangsa dalam negeri (K3LM) daya dan serta saing, yang adanya menyangkut menjamin perjanjian kepastian kesehatan, Pemerintah 2007-2012 Daerah Provinsi DKI Jakarta Mengimplementasikan ke dalam RPJMD tahun REALISASI EKSPORT DKI JAKARTA TAHUN 2006-2008 12 / 20
REALISASI EKSPORT DKI JAKARTA TAHUN 2006-2008 13 / 20
REALISASI DI PROVINSIIMPOR DKI JAKARTA 14 / 20
SUMBANGAN EKSPORT DKIINDONESIA JAKARTA TERHADAP TOTAL EKSPORT TAHUN 2006-2008 TERA / TERA ULANG UPT BALAI METROLOGI REKAPITULASI JUMLAH SKA TERBIT PER NEGARA TUJUAN DI WILAYAH PROP. DKIs/d JAKARTA PERIODE 01 JANUARI 31 OKTOBER 2008 15 / 20
16 / 20
17 / 20
18 / 20
19 / 20
20 / 20