PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

AFRIYANI HUSAIN NIM PRODI SARJANA MANAJEMEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH DISIPLIN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 6 TOLANGOHULA KABUPATEN GORONTALO ARTIKEL OLEH NURUL HIDAYAH NIM:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Rue (dalam Tjandra 2005:38) didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah (wahana) kegiatan dari orang orang yang bekerja sama dalam

Penelitian ini akan dilaksanakan selama + 5 (Lima) bulan, mulai dari. pengumpulan data dan penyusunan laporan hasil penelitian.

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Proses penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEPEMIMPINAN KARISMATIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PONDOK PESANTREN AL MUAYYAD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

Abstrak. Kata Kunci: Karakteristik pekerjaan, penempatan, gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

DAFTAR ISI Siti Aminah, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka lokasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan kinerja individual yang tinggi, karena pada dasarnya perilaku individu

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

BAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. 2.1 Dasar-Dasar Pengendalian Intern Perusahaan Pengertian dan Manfaat Pengendalian Intern

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

KONTRIBUSI PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SAWAHLUNTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. GALESONG PRATAMA CABANG GORONTALO OLEH MEISKE SALIM NIM.

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan. mengatur seluruh unsur unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasikannya. Dalam. pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. budaya kerja, komitmen dan kinerja aparatur. Sedangkan penelitian verifikatif

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

Bab III Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada. Salah satu unsur yang terpenting dalam organisasi adalah pengaruh dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini PT. Putra Sulawesi Sejati Perkasa Gorontalo sebagai

Transkripsi:

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO NOVRIYANTI SUMAS SI MANAJEMEN ABSTRAK Novriyanti Sumas, NIM 931 409 084 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 2013. Di bawah bimbingan Bapak Dr. H.Zuchri Abdussamad, M.Si selaku Pembimbing I dan Dr. Ismet Sulila, SE, M.Si selaku Pembimbing II. Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah yakni Seberapa besar pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan rumusan masalah, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah Sebagai bahan masukan bagi Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango dalam rangka peningkatan kinerja pegawainya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Variabel penelitian terdiri dari variabel Kepemimpinan (X) dan Kinerja Pegawai (Y). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, dan wawancara. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah Hipotesis penelitian yang berbunyi Hipotesis nol (H 0 ) yang diuji ditolak dengan signifikan dan sebaliknya hipotesis penelitian (H A ) yang diajukan dapat diterima pada taraf signifikan a= 0,05. Hal ini didapat dengan hasil analisis data sebagai berikut persamaan regresi yang menunjukkan bahwa persamaan regresi adalah Ŷ = 6.974+0.799 X yang telah teruji keberartiannya pada a = 0,05. Hal ini berarti setiap perubahan variabel Kepemimpinan sebesar satu satuan akan berpengaruh dengan perubahan variabel Kinerja Pegawai sebesar 6,974 kali satuan, atau setiap kenaikan satu satuan pada variabel Kepemimpinan (X), maka akan diikuti oleh perubahan sebesar 0.799 satuan pada variabel Kinerja Pegawai (Y). Selanjutnya dalam perhitungan koefisen determinasi menunjukkan r 2 = 0,688 yang berarti bahwa sebesar 68,8 % variabilitas mengenai Kinerja Pegawai pada Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango dapat diterangkan oleh Kinerja yang diterapkan, sedangkan sisanya sebesar 31,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak didesain dalam penelitian seperti tingkat pendidikan, lingkungan kerja, dan kompensasi yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Kata Kunci : Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai 2

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Aktivitas untuk menentukan berhasil tidaknya suatu pekerjaan yang dilakukan adalah penilaian pelaksanaan kegiatan yang direncanakan sebelumnya, yang disebut dengan penilaian kinerja. Menurut Sinambela (2012:1) Kinerja adalah pelaksanaan suatu pekerjaan dan penyempurnaan pekerjaan tersebut sesuai dengan tanggung jawabnya, sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kondisi yang demikian, sebuah instansi tentu memerlukan kinerja yang optimal dari semua unsur pegawainya, dimulai dari pemimpin sampai kepada bawahannya. Kinerja pegawai tidak datang dengan sendirinya, kinerja haruslah dikelola oleh pimpinan seperti apa kinerja yang diperoleh dari seorang pegawai. Seharusnya dapat didiskusikan dan ditetapkan secara bersama antara pegawai dan pimpinannya. Tanpa penetapan beban tugas dan arahan yang jelas, pegawai akan mengalami kebingungan dalam melaksanakan pekerjaannya. Situasi dan kondisi ini tentu akan mengurangi kinerja. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah yang ada pada pemerintahan Kabupaten Bone Bolango yang memiliki tugas pokok mengelola kepegawaian daerah dan diklat. Dalam menjalankan misinya unit kerja ini dibawah kendali seorang kepala badan yang menjalankan tugas sebagai pemimpin. Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan termasuk organisasi pemerintahan pada kantor badan kepegawaian pendidikan dan pelatihan daerah. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Berdasarkan data pada kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2010 realisasi dari semua kegiatan mencapai 84,08 % atau naik sebesar 0,93 % dari tahun sebelumnya yakni tahun 2009 sebesesar 83,15 %. Kemudian pada tahun 2011 realisasi kegiatannya mencapai 90,65 3

% atau naik sebesar 6,57 % dari tahun 2010. Program kegiatan tersebut tidak mencapai target 100 % karena disebabkan oleh salah satunya pada tahun 2010 dan 2011, kegiatan seleksi penerimaan calon Pegawai Negeri Sipil tidak mencapai target karena kurangnya peminat atau pendaftarnya. Pada Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango fenomena yang terjadi antara lain kurang maksimalnya peranan pimpinan dalam mengarahkan pegawai sehingga hasil kerja pegawai terkesan kurang baik dan tidak terstruktur. Disamping itu pula fenomena yang terjadi yakni rendahnya kualitas kerja pegawai dapat dilihat dari hasil pekerjaan yang dilakukan oleh setiap pegawai antara lain terlihat dari kurangnya tanggung jawab setiap pegawai dalam menjalankan tugas, pekerjaan atau tugas yang dilakukan oleh setiap pegawai tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan. Dan fenomena yang terjadi selanjutnya yakni masih ada pegawai yang selalu menunda nunda pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat dari kinerja mereka dalam menjalankan program kegiatan setiap tahunnya. Program kegiatan tersebut hanya dapat terealisasi sebesar 83-90% dan tidak memenuhi target sampai 100%. Oleh karena itu, pekerjaan atau tugas yang dilakukan oleh setiap pegawai tidak memenuhi target yang telah ditentukan. Berdasarkan penjelasan di atas tentang pentingnya faktor pimpinan terhadap kinerja, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk proposal dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango Identifikasi Masalah 1. Masih kurangnya Peran Pimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango. 2. Adanya pegawai yang memiliki kualitas kerja yang relatif rendah. 3. Masih ada pegawai yang selalu menunda-nunda pekerjaannya. 4

Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah apakah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango? Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.5.1 Manfaat Teoritis, yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dan menguji teori pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango. 1.5.2 Manfaat praktis, yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah dalam menjalankan kepemimpinannya untuk meningkatkan kinerja pegawai. KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTETIS Kajian Teoretis Kinerja Pegawai Pengertian Kinerja Pegawai 5

Menurut Simanjuntak (2005 : 1), Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atau pelaksanaan tugas tertentu. Sedangkan kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Menurut Prawirosentono (Sinambela, 2012:5) Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Menurut Rivai dan Basri (Sinambela, 2012:6) pengertian kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja pegawai. Menurut Henry Simamora (2006 : 338) Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu pegawai. Di dalam organisasi modern, penilaian kinerja merupakan mekanisme penting bagi manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan dan standar kinerja dan memotivasi kinerja individu di waktu berikutnya. Penilaian kinerja menjadi basis bagi keputusan keputusan yang mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, transfer, dan kondisi kepegawaian lainnya. 6

Tujuan Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah salah satu alat motivasi paling ampuh yang tersedia bagi pemimpin atau manajer. Penilaian Pekerjaan memiliki tiga tujuan utama menurut Marwansyah (2012:232) berikut ini: 1. Untuk mengukur kinerja secara fair dan obyektif berdasarkan persyaratan pekerjaan. Ini memungkinkan pegawai yang efektif untuk mendapat imbalan atas upaya mereka dan pegawai yang tidak efektif mendapat konsekuensi sebaliknya atas kinerja buruk. 2. Untuk meningkatkan kinerja dengan mengidentifikasikan tujuan - tujuan pengembangan yang spesifik. 3. Untuk mengembangkan tujuan karir sehingga pegawai dapat selalu menyesuaikan diri dengan tuntutan dinamika organisasi. Semakin lama, setiap pekerjaan dalam organisasi menjadi semakin menantang dengan persyaratan - persyaratan baru. Seorang pegawai yang efektif kinerjanya saat ini belum terjamin akan efektif pula kinerjanya di masa depan. Ia perlu diberi peluang berkembang dalam pekerjaannya dan dalam organisasi. Indikator Kinerja Pegawai Standar pekerjaan dapat ditentukan dari isi suatu pekerjaan, dapat dijadikan sebagai dasar penilaian setiap pekerjaan. Untuk memudahkan penilaian kinerja pegawai, standar pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas. Suatu pekerjaan dapat diukur melalui kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu mengerjakannya. Adapun indikator dari kinerja pegawai menurut Wilson Bangun (2012 : 233 234) adalah sebagai berikut: 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan Waktu 7

Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan Pimpinan adalah Leader dalam bahasa inggris, sedangkan memimpin adalah To Lead dan Leadership yakni kepemimpinan. Banyak defenisi tetang kepemimpinan tetapi bagi kita secara mendasar kepemimpinan berarti mempengaruhi orang. Ini merupakan defenisi yang luas dan termasuk didalamnya bermacam-macam perilaku yang diperlukan untuk mempengaruhi orang lain. Sebagian orang berpikir bahwa pemimpin sebagai sumber pengaruh. Pemimpin dalam memimpin pada dasarnya mempengaruhi dan para pengikut mengikuti sebagai pihak yang dipengaruhi. Menurut Thoha (2009 : 9) Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan aturan atau tata krama dan birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu oragnisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu. Menurut Matondang (2008 : 5) Kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan merupakan dua hal yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Sedangkan gaya kepemimpinan yang paling baik menurut Reddin adalah gaya Executive (Chief of executive) Fungsi Fungsi Kepemimpinan Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok / organisasi masing masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di 8

luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok / organisasi. Menurut Rivai dan Mulyadi (2009 : 34-35) mengemukakan secara operasional lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu : a. Fungsi Instruksi Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. b. Fungsi Konsultasi Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, c. Fungsi Partisipasi Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusahan mengaktifkan orang yang dipimpinannya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. d. Fungsi Delegasi Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat / menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. e. Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses / efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Tipe Kepemimpinan 9

Dalam melaksanakan fungsi fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah pilah, maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing masing. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Macam-macam Tipe Kepemimpinan Menurut Rivai dan Mulyadi(2009 : 36 37): a. Tipe Kepemimpinan Otoriter. Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. b. Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas. Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kemimpinan otoriter. c. Tipe Kepemimpinan Demokratis. Tipe kemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok / organisasi. Ketiga tipe kepemimpinan di atas dalam praktinya saling isi mengisi atau saling menunjang secara bervariasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif. D. Indikator Kepemimpinan Berdasarkan lima fungsi yang diuraikan diatas oleh Rivai dan Mulyadi (2009 : 34-35) yakni : a. Fungsi Instruksi, b. Fungsi Konsultasi, c. Fungsi Partisipasi, d. Fungsi Delegasi, e. Fungsi Pengendalian. Dari kelima fungsi tersebut hanya tiga fungsi yang dapat mengukur indikator yang ada pada seorang pemimpin yaitu : a. Fungsi Instruksi Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. b. Fungsi Konsultasi 10

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang orang yang dipimpinannya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. c. Fungsi Delegasi Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat / menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. 2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Mahmudi (2010 : 20), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah terdiri dari lima faktor, sebagai berikut. Faktor personal / Individual, meliputi: 1) pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu. 2) Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader. 3) Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim. 4) Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi. 5) Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. 11

2.2 Kerangka Berpikir Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai tidak lepas dari indikator indikator yang ada pada seorang pemimpin serta menentukan apa yang harus dilakukan oleh pemimpin yang efektif yaitu : a. Fungsi Intruksi, b. Fungsi Konsultasi, c. Fungsi Delegasi. Menurut Rivai dan Mulyadi (2009:34-35). Berkaitan dengan kinerja pegawai, dalam menjalankan tugas kinerja pegawai yaitu : a. Kualitas, b. Kuantitas, c. Ketepatan Waktu. Menurut Wilson Bangun (2012 : 233 234). Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai maka dibuatlah suatu kerangka pemikiran. Kepemimpinan merupakan variabel bebas (variable independent), sedangkan kinerja pegawai adalah variabel terikat (variable dependent), maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar I Kerangka Pikir Variabel X Kepemimpinan 1. Fungsi Instruksi 2. Fungsi Konsultasi Variabel Y Kinerja pegawai 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan Waktu 3. Fungsi Delegasi Menurut Wilson Menurut Rivai dan Bangun(2012:233-234) Mulyadi(2009:34-35) 2.3 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di kantor Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango. 12

METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian ini bertempat di Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada beberapa alasan, yaitu terdapat masalah yang ada tentang kepemimpinan. 3.1.2 Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan memanfaatkan waktu selama 90 hari atau selama 3 bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2013. 3.2 Disain Penelitian Disain penelitian pada dasarnya menggambarkan prosedur - prosedur yang memungkinkan peneliti dapat menguji hipotesis penelitian, untuk dapat mencapai kesimpulan kesimpulan yang valid mengenai hubungan atau saling mempengaruhi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) pada penelitian tersebut. Hubungannya dengan penelitian ini, maka Arikunto (2002 : 97), mengemukakan bahwa variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X), sedangkan variabel terikat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung atau dependent variable (Y). Dalam penelitian ini, penulis dapat menentukan desain yang digunakan adalah sebagai berikut : X Y Keterangan : X : Kepemimpinan 13

Y : Kinerja Pegawai 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Untuk memudahkan dalam pengujian hipotesis, maka peneliti menetapkan variabel penelitian sebagai berikut : a. Variabel bebas atau independent variable (X) Menurut Rivai dan Mulyadi (2009 : 34-35). maka penulis dapat menyimpulkan indikator kepemimpinan variabel X sebagai berikut: a. Fungsi Instruksi b. Fungsi Konsultasi c. Fungsi Delegasi b. Variabel terikat atau dependent variable (Y) Menurut Wilson Bangun (2012:233-234) maka penulis dapat menyimpulkan indikator kinerja variabel Y sebagai berikut : a. Kualitas b. Kuantitas c. Ketepatan Waktu 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi pada Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango yakni sebanyak 42 orang. 3.4.2 Sampel Peneliti menjadikan sebagian populasi sebagai sampel. Yakni, hanya pegawai kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah yang berjumlah 41 pegawai. 14

3.5 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari responden yang akan diteliti, maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data ( Arikunto, 2003 : 196) sebagai berikut : a. Observasi b. Angket c. Wawancara 3.6 Teknik Analisis Data Data-data yang diperoleh melalui teknik angket, selanjutnya diolah dan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan aplikasi SPSS 18, dan secara runtut meliputi : a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas c. Uji Normalitas Data d. Persamaan Regresi e. Uji Signifikan f. Uji Koefisien korelasi (r) dan determinasi (r 2 ) g. Uji Signifikan dari koefisien korelasi 3.7 Hipotesis Statistik Untuk kepentingan pengujian hipotesis secara statistik, maka hipotesis penelitian ditransfer ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut : H 0 : ρ = 0 dan H A : ρ 0 (Sugiyono, 2006 : 77) Keterangan : H 0 : ρ = 0 Menunjukkan tidak adanya pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. H A : ρ 0 Menunjukkan adanya pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. 15

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah BKD Kab Bone Bolango Badan Kepegawaiam Daerah dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang pedoman pembentukan Badan Kepegawaian Daerah dan di tindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi Tata Kerja Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango. 4.1.2 Visi dan Misi Visi : Terwujudnya manajemen kepegawaian yang efektif dalam menciptakan aparatur birokrasi daerah yang amanah dan profesional. Misi : a. Mewujudkan manajemen kepegawaian yang efektif melalui penataan system administrasi, kelembagaan dan sumber daya aparatur. b. Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur pemerintah daerah yang amanah dan profesional. 4.4 Pembahasan Dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, salah satunya adalah peranan seorang pemimpin dalam memimpin sebuah instansi tersebut. Dan bagaimana pemimpin itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawainya untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango adalah salah satu institusi pemerintahan yang mempunyai tugas strategis membantu pejabat pembina kepegawaian daerah dalam melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil daerah dilingkungan pemerintah Kabupaten Bone Bolango. Penyelenggaraan manajemen Pegawai Negeri Sipil dimaksud diarahkan pada upaya untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas serta 16

profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian yang harus dilaksanakan yakni meliputi perencanaan, pengadaan, pegembangan kualitas pegawai, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian pegawai. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango membutuhkan seorang pimpinan yang dapat mengarahkan dan membina pegawainya sehingga dapat melaksanakan tugasnnya dengan baik dan dapat meningkatkan prestasi kerjanya melalui kinerjanya. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap indikator dari kepemimpinan yang terdiri dari fungsi instruksi, fungsi konsultasi, dan fungsi delegasi memiliki hubungan secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada instansi tersebut. Setelah dilakukan pengolahan data statistik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,829, yang berarti variabel kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Drs. Mochtar O. Samah, MH sebagai Sekretaris Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai masih perlu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang menghambat peningkatan kinerja oleh karena itu perlu adanya ketegasan dan arahan pimpinan secara terus menerus terhadap bawahannya sehingga hasil kerja pegawainya dapat mencapai prestasi yang di inginkan, arahan atau pembinaan ini harus dilaksanakan secara rutin agar setiap pegawai mempunyai rasa tanggung jawab dalam setiap tugasnya dan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan (wawancara, 9 Mei 2013). Hal ini didukung oleh nilai koefisien determinasi sebesar 68,8 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja pegawai sebesar 68,8 % ditentukan oleh 17

kepemimpinan, sedangkan sisanya 31,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di desain dalam penelitian ini seperti disiplin kerja, motivasi kerja dan insentif yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Sedangkan uji keberartian koefisien determinasi diperoleh harga t hitung = 9,274, sedangkan t tabel =3.802 dengan taraf nya α=5%. Hal ini berarti bahwa nilai t hitung > t tabel, maka H o ditolak dan H a diterima, artinya signifikan. Sehingga hipotesis yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango dapat diterima. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan statistik, nilai koefisien determinasi sebesar 68,8 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja pegawai sebesar 68,8 % ditentukan oleh kepemimpinan, sedangkan sisanya 31,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di desain dalam penelitian ini seperti disiplin kerja, motivasi kerja dan insentif yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Sedangkan untuk uji keberartian koefisien determinasi diperoleh harga t hitung = 9,274, sedangkan t tabel =3.802 dengan taraf nya α=5%. Hal ini berarti bahwa nilai t hitung > t tabel, maka H o ditolak dan H a diterima, artinya signifikan. Sehingga hipotesis yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Bone Bolango dapat diterima. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 18

1. Diharapkan bagi pimpinan instansi lebih memperhatikan pegawainya dengan memberikan motivasi, pengarahan maupun pembinaan serta perhatian khusus pada setiap pegawainya agar dapat meningkatkan kinerja dan prestasi pegawai itu sendiri. 2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menambahkan beberapa variabel yang lain. 19