BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keuskupan Agung Semarang, diakses pada 30 Januari 2014 pukul

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN

JUMLAH PENDUDUK W N I

JUMLAH PENDUDUK W N I

Komunikasi Organisasi

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III DASAR TEORI Bencana Mitigasi Bencana Strategi-strategi Mitigasi...

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam

POLA JARINGAN KOMUNIKASI DALAM KOMUNITAS FOTOGRAFI SKRIPSI

JUMLAH PENDUDUK W N I LAKI-LAKI PEREMPUAN L + P LAKI-LAKI PEREMPUAN

DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dengan pemerintah Republik Indonesia dalam kegiatan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Berkaitan dengan akuntansi, organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

JUMLAH PENDUDUK W N I KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. lain biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi

Teknik Sampling. Hipotesis Tesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Perkembangan pembangunan secara tidak langsung merubah struktur

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB I PENDAHULUAN. daerah berdasarkan azas otonomi. Regulasi yang mendasari otonomi daerah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: tertinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu sebesar Rp ,

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

BAB VI PENUTUP. masyarakat yang disusul dengan proses pencairan block grant, dan diakhiri dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

LAMPIRAN I.2 : JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN Pendapatan , , ,45 8.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

: Dalila Rahmawati Ester NPM : Pembimbing : Dr. Ir. Budiman, MS.

IDENTIFIKASI PERAN-PERAN INDIVIDU DALAM JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL DAN MODEL JARINGAN KOMUNIKASI PT. ENVIRONMENTAL INDOKARYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran

RASIONALITAS PEMILIHAN OPINION LEADER DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM. (Studi Kasus tentang Jaringan Komunikasi di Kelompok Mahasiswa

PENDAHULUAN. dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan. pada masyarakat, hal ini juga dialami oleh Indonesia.

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Akomodasi, Kamar dan Tempat Tidur Hotel di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun Bantul Gunung Kidul

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas maka

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara: Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. masyarakat industri banyak memberikan andil. terhadap perubahan gaya hidup yang pada gilirannya

BAB II URAIAN TEORITIS

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan pembayaran yang diwajibkan kepada setiap warga

BAB I PENDAHULUAN , , ,793

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kewenangan yang lebih luas. Masing-masing kepala daerah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

Oleh: Sujarwo, M.Or Yulina Pratiwi Adri Yudhantara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan sesuatu yang mempunyai peran penting bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor

TEMU PASTORAL Keuskupan Agung Semarang

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan dalam diri siswa.

ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL ADIDAS TEAM DAMCO INDONESIA JAKARTA PUSAT. FITRIANI PT. Damco Indonesia Jakarta Pusat

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Maret 2015)

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1999 dan UU no. 25 tahun 1999 yang dalam perkembangannya kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Keadaan geografis suatu wilayah

LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Model Pembelajaran KIP (Kreatif, Inovatif, dan Produktif) untuk Mengatasi Rendahnya Partisipasi Belajar Siswa. Saliman, M.Pd. Sutirman, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. depan yang lebih baik untuk memperbaiki budaya saat ini. Seperti yang dikatakan

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Komunikasi merupakan modal dan kebutuhan utama bagi Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan D.I.Yogyakarta dalam mencapai tujuan organisasi. Proses komunikasi di dalam Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan D.I.Yogyakarta terbagi menjadi komunikasi ke atas, ke bawah, ke samping serta komunikasi interpersonal yang tidak memperhatikan struktur organisasi yang ada. Proses komunikasi yang terjadi di dalam Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta juga tidak terlepas dari komunikasi satu arah dan dua arah. Proses komunikasi yang terjadi secara terus menerus di dalam Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta akan membentuk sebuah pola jaringan komunikasi. Pola jaringan komunikasi tersebut menunjukkan proses komunikasi yang terjadi antar anggota dalam sebuah organisasi. Berdasarkan jenisnya, jaringan komunikasi yang terbentuk di dalam Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta terdiri dari dua jenis yaitu jaringan komunikasi formal dan informal. Jaringan komunikasi formal terbentuk dari proses komunikasi yang mengalir berdasarkan struktur organisasi yang terdiri dari komunikasi ke atas, ke bawah maupun komunikasi horizontal. Sedangkan proses komunikasi interpersonal antar anggota disebut sebagai jaringan komunikasi informal. Jenis jaringan komunikasi informal yang terbentuk ialah single strand dan cluster. Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa pola yang terbentuk di dalam jaringan komunikasi Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta adalah pola bintang. Pola jaringan komunikasi di dalam Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan D.I.Yogyakarta sendiri terdiri dari lima klik dengan jumlah keseluruhan dari anggota klik ialah sebanyak 44 orang. Terbentuknya klik-klik tersebut didasarkan pada lingkup daerah dari masing-masing anggota. 152

Pembagian wilayah di dalam Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta terbagi menjadi lima kabupaten/kota yaitu Kota Yogya, Sleman, Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Pada pola jaringan komunikasi yang terbentuk di dalam Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan D.I.Yogyakarta menunjukkan bahwa setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk menjalin interaksi dengan anggota lainnya. Hal ini dikarenakan komisi ini mengedepankan komunikasi sebagai kebutuhan dan modal dasar dalam mencapai tujuan organisasi. Namun, berdasarkan jaringan komunikasi yang terbentuk menunjukkan bahwa keterlibatan seseorang anggota untuk berkomunikasi dengan anggota di luar kliknya masih tergolong cukup rendah. Sebagian besar anggota cenderung menjalin komunikasi dengan anggota lain dalam sebuah klik yang sama. Hal tersebut ditunjukkan dengan anggotaanggota yang hanya menjalin komunikasi dengan sesama anggota lain yang berada dalam satu tim kerja di paroki tertentu. Selain itu, melalui analisis data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, terdapat tujuh peranan dalam jaringan komunikasi Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta, yaitu anggota klik, isolate, bridge, gate keepers, opinion leader, cosmopolites dan necletee. Sedangkan peranan sebagai liasion tidak muncul pada jaringan komunikasi Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta. Peran liasion tidak terlihat pada jaringan komunikasi dikarenakan pada penelitian ini tidak membahas secara mendalam mengenai individu yang menjalin komunikasi dengan individu lain di luar jaringan. Berdasarkan analisis mengenai peranan individu dalam jaringan komunikasi Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta dapat diketahui adanya peranan ganda pada beberapa individu. Individu nomor #3 yaitu Bapak Y. Ranjabar memiliki tiga peranan sebagai bridge, gatekeepers dan cosmopolites. Bapak Supriyadi yang direpresentasikan dengan nomor #11 berperan sebagai bridge dan gatekeepers. Selain itu, terdapat Bapak Suryadi (individu nomor #24) dan Bapak Hendro (individu nomor #25) yang berperan sebagai bridge, 153

gate keepers dan cosmopolites. Sehingga terdapat empat orang yang memiliki peranan lebih dari satu. B. Saran Dalam penelitian ini saran dibagi menjadi dua bagian yaitu pertama saran untuk Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta, dan kedua saran akademis terkait dengan penelitian lebih lanjut. 1. Saran Bagi Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta Berdasarkan analisis hasil penelitian pada bab sebelumnya, terdapat kecenderungan bahwa jaringan komunikasi di Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta merupakan jaringan komunikasi yang sempit dengan tingkat hubungan antar individu yang rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan kecenderungan anggota-anggota yang hanya menjalin komunikasi dengan sesama anggota lain yang berada dalam satu tim kerja di paroki tertentu. Oleh sebab itu, perlu adanya evaluasi terhadap proses komunikasi, termasuk media dan metode komunikasi yang digunakan selama ini, serta pembinaan agar setiap anggota menyadari dan memahami pentingnya berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Di samping itu, Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta juga dapat melakukan sebuah terobosan komunikasi. Terobosan komunikasi tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan membiasakan proses komunikasi diagonal terjadi di dalam organisasi. Komunikasi diagonal merupakan proses komunikasi yang tidak memandang batasan dari komunikasi vertikal maupun horizontal. Komunikasi diagonal memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk berkomunikasi dengan siapa saja. Komunikasi diagonal juga dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian informasi dan penyelesaian sebuah masalah. Selain itu, diperlukan adanya pola rekrutmen yang baik untuk mendapatkan anggota yang dapat berperan secara aktif di dalam Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta. Rekrutmen anggota perlu dilakukan agar Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta dapat berkembang dan mencapai 154

tujuan organisasi. Salah satunya pola rekrutmen yang baik ialah melalui regenerasi pengurus di dalam Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, sebagian besar pengurus Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta berusia tua. Oleh sebab itu, Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta perlu melibatkan anak muda dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan ada kehadiran anak muda di komisi ini diharapkan adanya pembaharuan terhadap organisasi. Pembaharuan terjadi baik dalam proses komunikasi maupun kegiatan yang selama ini dilakukan. Dengan adanya anak muda, proses komunikasi diharapkan menjadi lebih dinamis. Selain itu, akan muncul ide dan konsep baru yang menarik untuk kemajuan organisasi dan tercapainya tujuan organisasi. Tidak berhenti sampai di situ, adanya fenomena rendahnya partisipasi Umat Katolik yang ditunjukkan dengan kepengurusan tunggal dan sulitnya mencari umat yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk berperan aktif di dalam Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta merupakan potensi krisis di dalam organisasi yang harus segera ditangani. Sehingga diperlukan sebuah pendekatan kepada Umat Katolik untuk memberikan pemahaman mengenai peran penting Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta bagi Gereja dan masyarakat serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya terciptanya hubungan baik antar umat beragama. 2. Saran Akademis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan D.I.Yogyakarta. Peneliti menjabarkan proses komunikasi yang ada melalui studi kasus. Pada penelitian selanjutnya dapat melihat komunikasi organisasi di dalam Komisi HAK Kevikepan D.I.Yogyakarta. Komunikasi organisasi dapat membedah komunikasi internal dan komunikasi eksternal yang terjadi di dalam komisi ini secara lebih mendalam. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan untuk membandingkan pola jaringan komunikasi yang terbentuk pada dua organisasi yang berbeda (keagamaan 155

maupun non keagamaan) yang fokus terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan dengan menggunakan analisis jaringan. 156