BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Akomodasi, Kamar dan Tempat Tidur Hotel di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun Bantul Gunung Kidul

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Pertumbuhan Hotel di Yogyakarta yang Pesat dan Terpusat Pertumbuhan hotel di Provinsi Yogyakarta sangat pesat, seiring dengan bertambahnya jumlah wisatawan ke Yogyakarta tiap tahunnya. Namun persebaran pertumbuhan hotel tersebut masih kurang merata. Hotel-hotel banyak tumbuh di daerah pusat kota Yogyakarta sendiri dan daerah Sleman. Hasilnya adalah pertumbuhan ekonomi yang tidak merata di seluruh kawasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tabel 1 Jumlah Akomodasi, Kamar dan Tempat Tidur Hotel di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2010 Kabupaten/ Kota Kulon Progo Akomodasi Hotel Berbintang Kamar Tempat Tidur Hotel Non-Bintang Akomodasi Kamar Bantul Gunung Kidul Sleman Yogyakarta Jumlah/ Total Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pembangunan hotel terpusat di dua daerah saja yaitu di Kabupaten Sleman dan Kotamadya Yogyakarta saja. Di tiga kabupaten lainnya tidak ada akomodasi hotel berbintang. Dari tabel tersebut terlihat bahwa Kabupaten Kulon Progo 1

2 memiliki akomodasi kamar hotel paling rendah, bahkan pada kelas nonbintang. Di sebuah artikel online oleh tempo.co disebutkan bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan kekhawatiran beliau terhadap pesatnya pertumbuhan hotel di Yogyakarta. Tercatat bahwa pada tahun 2012 akan ada 17 hotel baru yang akan berdiri di Yogyakarta dengan sekitar kamar. Hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi investasi itu sendiri. Pertumbuhan hotel yang tidak terkendali tersebut akan mematikan hutel-hotel yang telah dibangun sehingga akan sulit untuk menarik investor baru. Kekhawatiran tersebut didukung oleh Sekretaris PHRI Provinsi D.I. Yogyakarta Deddy Pranowo Eryono yang menyatakan bahwa okupansi hotel menunjukkan indikasi penurunan okupansi rata-rata 10-15%. Pemerintah berharap infrastruktur obyek wisata daerah agar dikembangkan sehingga dapat mendorong investor untuk mengembangkan wisata alternatif di Yogya, tidak terpusat di kota Kulon Progo sebagai Kabupaten Berkembang di DIY Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang sedang berkembang di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Gubernur DIY, Sri Sultan HB X saat ini Kulon Progo sudah masuk ke dalam MP3I koridor delapan yakni dengan program megaproyek pelabuhan perikanan Tanjung Adikarta, Bandara Internasional, Kawasan Industri, Kawasan Agropolitan dan Minapolitan, Kawasan Wisata Maritim, serta Kawasan Industri Baja. Sementara itu, pemerintah daerah juga telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga menarik investor untuk menanamkan modalnya di Kulon Progo 2. Menurut Agung Kurniawan, Kepala Kantor Penanaman Modal hingga bulan Oktober ini telah ada 7 investor yang berencana menanamkan modalnya di Kulon Progo. Mereka diantaranya adalah perusahaan asal Korea yang bergerak di bidang 1 Wicaksono, Pribadi, 2012, Sultan Khawatir Pertumbuhan Cepat Hotel di Yogya, (online), ( Hotel-di-Yogya, diakses tanggal 28 Desember 2012). 2 Tribun Jogja edisi Selasa 16 Oktober

3 penyediaan air bersih, investor Amerika Serikat tertarik membangun pembangkit listrik tenaga angin, perusahaan dalam negri yang tertarik membangun dermaga untuk pengapalan ekspor-impor, perusahaan pabrik Traktor Qiuck serta produsen boneka berskala internasional 3. Tabel 2. Perkembangan Potensi Industri di Kab. Kulon Progo 2011 Rincian Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja Nilai Investasi (dalam Rp Nilai Produksi (dalam Rp Sumber : Kulon Progo Dalam Angka ,000 60,000 50, ,950 56,875 52,028 53,731 40,000 30,000 Nilai Investasi 20,000 10,000 0 Grafik 1 Perkembangan Nilai Investasi di Kabupaten Kulon Progo Sumber : Kulon Progo Dalam Angka Kebutuhan Hotel di Kulon Progo Seiring dengan banyaknya investor yang akan datang ke Kulon Progo tentunya berdampak pada kebutuhan hotel yang bagus di Kulon Progo, khususnya di kota Wates sebagai ibukota kabupaten. Selama ini 3 Tribun Jogja edisi Rabu 17 Oktober

4 pertumbuhan hotel terpusat di kota Yogyakarta saja. Sementara itu hingga saat ini, di Kulon Progo sendiri tidak terdapat bangunan hotel yang bagus dan memenuhi standar. Di kota Wates hanya terdapat satu buah hotel yang masih jauh dari standar dan fasilitas yang tidak memadai. Konsep bangunannya sendiri tidak merepresentasikan Kulon Progo sebagai aset investasi yang potensial. 400,000 Jumlah Pengunjung 300, , ,000 Jumlah Pengunjung Grafik 2 Jumlah Pengunjung Wisata di Kabupaten Kulon Progo Sumber : Disbudparpora Kab. Kulon Progo, Jumlah kebutuhan hotel dapat diprediksi dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Pn Po x tahun Pn = Po (1+x) n = proyeksi jumlah kamar hotel berbintang pada tahun ke-n = jumlah kamar berbintang tahun awal = angka pertumbuhan jumlah kamar hotel berbintang dari tahun ke Berdasarkan data yang didapat dari Buku Statistik DIY tahun , diketahui bahwa di Provinsi DIY pada tahun 2011 terdapat 36 hotel berbintang dengan jumlah kamar mencapai buah dengan angka pertumbuhan mencapai 0.1. Dengan menggunakan rumus di atas, dapat dihitung proyeksi jumlah kamar hotel 5 tahun yang akan datang dari tahun 2011 dengan perhitungan sebagai berikut: P 5 = (1+0,01) 5 =

5 Dari perhitungan tersebut didapatkan bahwa jumlah kamar hotel di Provinsi DIY pada tahun 2016 adalah sekitar 3816 buah kamar. Masih berdasarkan Buku Statistik DIY tahun , jumlah tamu yang menginap di hotel berbintang pada tahun 2011 mencapai orang. Berdasarkan data tersebut dapat diproyeksikan jumlah tamu pada 5 tahun mendatang dengan rumus: Pn = Po (1+x) n P 5 = (1+0,01) 5 = ,72 = Dari perhitungan tersebut didapatkan jumlah tamu yang menginap pada tahun 2016 adalah sekitar orang. Dari berbagai sumber, didapatkan data-data sebagai berikut: a) Angka pertumbuhan wisatawan yang menginap menurut jenis hotel berbintang adalah sebesar 4%. b) Angka pertumbuhan rata-rata lama tamu menginap menurut jenis hotel berbintang adalah 1,80. c) Angka pertumbuhan tingkat hunian kamar mencapai 45,85% dari tahun-ke tahun. d) Jumlah kamar yang tersedia di DIY pada tahun 2011 adalah kamar, sedangkan pada tahun 2016 jumlah kamar menjadi kamar, dengan angka pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 1%. Dari data-data tersebut, maka dapat dihitung kebutuhan kamar untuk memfasilitasi wisatawan pada lima tahun mendatang, yaitu dengan rumus sebagai berikut: Bn = Gn x St / Pt x Of Rn = Bn / Df Dengan : Bn = jumlah tempat tidur Gn = jumlah tamu St = rata-rata lama menginap 5

6 Pt = periode operasi yaitu 365 hari sepanjang tahun Of = tingkat hunian kamar (occupancy rate) Rn = jumlah kamar Df = double occupancy factor (1,3) Sehingga : Maka di dapat jumlah kamar: beds Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat diperkirakan jumlah kamar yang belum terpenuhi di DIY sebesar ( ) kamar = 3155 kamar. Diasumsikan jumlah pengunjung yang akan ditarik ke Kabupaten Kulon Progo adalah sebesar 20%. Maka jumlah kamar hotel berbintang di Kabupaten Kulon Progo yang dibutuhkan adalah (3155 x 20%) kamar = 631 kamar. 4. Potensi Area Tepi Sungai Sungai Serang yang melalui kota Wates memiliki kualitas air yang belum terlalu tercemar seperti sungai-sungai lain di kota Yogyakarta. Namun kualitas air sungai tersebut juga tidak bisa dikatakan bersih. Kawasan di tepi sungai memiliki potensi view pemandangan alam yang menarik. Hal itu tentu dapat menjadi nilai jual tersendiri bagi desain bangunan hotel. Namun, bangunan hotel tetap harus dapat berdampak positif bagi lingkungan. Adanya bangunan hotel di kawasan tepi sungai diharapkan dapat menciptakan suatu sistem yang menjaga kebersihan sungai serta mendorong kesadaran warga untuk menjaga kebersihan sungai. 6