TINJAUAN KRITIS TERHADAP THEOLOGIA REFORMED ABAD 16 DALAM ERA KONTEMPORER

dokumen-dokumen yang mirip
REFORMED AND HISTORY

Misiologi David Bosch

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

Prinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W.

STUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: "KATOLIK ROMA"

Pendidikan Agama Kristen Protestan

FOKUS KABAR BAIK (INJIL)

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA

SPIRITUALITAS REFORMED Apakah Itu?

DASAR-DASAR IMAN KRISTEN

Chris i tia i n View of Natural Sciences e and Technolog o y

Kehendak Manusia dalam Keadaannya Sekarang Telah Dirusak, dan Tunduk kepada Perbudakan yang Sangat Mengasihankan

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS)

SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A.

INTEGRASI HATI DAN PIKIRAN

KEBANGKITAN PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

KURIKULUM PROGRAM STUDI SARJANA TEOLOGI (S.Th.)

MENJAWAB SAKSI YEHUWA: YESUS ADALAH ALLAH (Bagian 3)

Pembaptisan Air. Pengenalan

MAKNA DAN ARTI KATA EVANGELIS 1

WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL

Pemikiran-Pemikiran Choan-Seng Song Dalam Teologi Asia. Oleh: Queency Christie Wauran. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dengan sengaja ditulis Calvinis, bukan Kalvinis, karena istilah ini berasal dari nama Johannes Calvin.

KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS ADOPSI PERSEKUTUAN PENDALAMAN AMANAT AGUNG

RESENSI BUKU Biblical Authority After Babel: Retrieving the Solas in the Spirit of Mere Protestant Christianity

BAB I PENDAHULUAN. 1 Eka Darmaputera, Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia, dalam Eka Darmaputera (peny.), Konteks

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

PERBEDAAN ANTARA PERSATUAN ORANG-ORANG KRISTEN SECARA ROHANI DAN SECARA ORGANISASI

Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (1)

PANGGILAN MISI MENEMUKAN TEMPAT ANDA DALAM RANCANGAN ALLAH BAGI DUNIA INI M. DAVID SILLS

DOGMATIKA REFORMED JILID 1: PROLEGOMENA HERMAN BAVINCK. Editor Umum Edisi Bahasa Inggris John Bolt

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

Gereja Lokal Sebagai Sarana Bertumbuh 1 Korintus 12:12-20

APAKAH IMAN ANDA SUDAH BENAR?

Vik. Vega Desrisaharny Putri Sarasak, S.Th

Written by Daniel Ronda Monday, 03 March :58 - Last Updated Wednesday, 29 October :37

Pelajaran 4 KEKUDUSAN: Hanya Menjadi Lebih Baik 26 Januari 2013

Pencari Kebenaran Bertanya: Ellen White Menjawab Bagian 1 Mencari...

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS JAMINAN KEKAL PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata


Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Belajar dari Kristus

BAYI NATAL. Oleh Pdt. Dr. Stephen Tong. Yesaya 9:5-6

Visi Gerakan Reformed Injili. Sebelum Gerakan ini

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann

Eksposisi 1 Ptr. 2:9-10 Ev. Calvin Renata

Memahami Kitab Suci dalam Gereja Katolik IF-Man, 12 Maret 2011

Pdt. Gerry CJ Takaria

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA

Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann

Studi Perbandingan Katolik Roma (5) API PENYUCIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta

PROSPEK TEOLOGI SEBAGAI ILMU 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

SIGNIFIKASI DOKTRINAL KENAIKAN KRISTUS KE SURGA DAN RELEVANSINYA DENGAN ORANG PERCAYA

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

LIMa POKOK CALVINISME

KELAHIRAN KRISTUS YANG AJAIB

Pendidikan Agama Kristen Protestan

By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat

BEDAH BUKU "PUBLIC RELIGION AND THE PANCASILA- THE BASED STATE OF INDONESIA"

Status Rohani Seorang Anak

Orang-orang Kristen tidak boleh bersifat statis. Jika Roh Kristus diam di dalam mereka (Rm. 8:9) maka mereka akan mengalami proses perubahan.

Mata Kuliah Matrikulasi S.Th.

HAMBATAN DALAM MEMPEROLEH KESEMBUHAN

SOLI DEO GLORIA. 1. Latar Belakang

SOLA GRATIA (HANYA OLEH ANUGERAH)

Otoritas Alkitab Thursday, 03 July 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan

LISTENING TO THE PAST: THE PLACE OF TRADITION IN THEOLOGY

By Daniel Ronda (materi mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Pendahuluan

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

MEMANDANG KEDEPAN GEREJA- GEREJA DI TIONGKOK

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

DARI IMAN KEPADA IMAN

BAB 4 RELEVANSI PEMURIDAN YANG SEDERAJAT BAGI KEHIDUPAN BERGEREJA DI INDONESIA

Transkripsi:

TINJAUAN KRITIS TERHADAP THEOLOGIA REFORMED ABAD 16 DALAM ERA KONTEMPORER Pedas, Oktober Ketika mempertanyakan relevansi pergumulan reformator abad 16 & 17 mengenai Alkitab untuk zaman sekarang, Pdt. Gatot Setijobudi mempertanyakan dengan suatu pengamsalan: Apakah Alkitab itu pernah tidak relevan? Sebab, dikatakannya bahwa pergumulan 'para reformator mengenai Alkitab yang disemboyankan sebagai sola scriptura sebenarnya mengandung makna: Pertama, Alkitab sebagai PL & PB adalah satu-satunya Firman Allah yang tertulis (sacra scriptura verbum dei) - satu-satunya sumber / standard yang berotoritas Ilahi bagi iman & perbuatan, kriteria yang tertuntas & hakim yang tertinggi dalam segala sesuatu mengenai kehidupan rohani kita. Sedangkan yang kedua, Segala sesuatu yang diperlukan dalam hidup di dunia ini untuk mengenal Allah, keselamatan & hidup yang berkenan kepada Allah ada tertulis dalam Alkitab. Berdasarkan semboyan di atas dan konteks situasi zaman itu, tak pelak lagi, dikatakan Pdt. Gatot Setijobudi, menyebabkan para Reformator berhadapan dengan agama Roma Katolik dalam tiga hal: Satu, Status Alkitab, kalau Gereja Roma Katolik saat itu menempatkan tradisi Gerejawi berdampingan dengan Alkitab - Gereja RK berdiri atas dua dasar Alkitab dan Tradisi Gereja (tradisi Gereja dianggap sah, karena Gereja punya Roh Kudus yang memimpin gereja kepada kebenaran & gereja memiliki tradisi yang tidak tertulis dalam Alkitab sehingga melengkapi Alkitab, sedangkan para Reformator menolak jikalau Page 1

ada sesuatu yang setara Alkitab diletakkan berdampingan dengan Alkitab maka sesuatu itu akan mengurangi wibawa Alkitab. Dua, Dalam Kanon Alkitab, Gereja Roma Katolik mengatakan bahwa mereka adalah ibu yang melahirkan kanon. Sedangkan para Reformator menganggap Gereja Protestan merupakan anak yang lahir dari kanon atau dalam bahasa lain jika Gereja Roma Katolik mengatakan merekalah Hakim atas kanon maka Gereja Protestan mengatakan saksi atas Kanon. Tiga, masalah penafsiran Alkitab. Jika Gereja Roma Katolik mengatakan bahwa mereka berwenang menafsirkan Alkitab secara benar atau tafsiran yang sah hanya dari Gereja maka Gereja Protestan menempatkan diri ditengah-tengah di antara Reformator radikal dari kaum anabaptis - kaum yang bergeser pada individualisme, di mana setiap orang berhak menafsirkan Alkitab secara individu tanpa ada kesinambungan pergumulan gereja, untuk hal ini Marthin Luther pun mengatakan bahwa penekanan terhadap hal ini adalah pintu untuk menuju kekacauan- dengan kelompok Gereja Roma Katolik yang mengklaim otoritasnya hanya ada pada Gereja. Pada perspektif lainnya, Pembicara kedua Ev. Samuel Rahmat mengambil starting pointnya berasal dari Francis Schaeffer yang menyatakan Reformed abad 16 merupakan reaksi terhadap spirit zaman (Zeigist). Rekasi ini bermula terhadap konsep Katolik dan penerapan atau praxis dari Gereja Roma Katolik tentang Otoritas Gereja yang sudah melenceng dari yang semestinya. Reaksi ini dimalai dari John Wycliff & John Huss dilanjutkan dengan keberanian Marthin Luther tanggal 31 Oktober 1517 menempelkan 95 Dalil di Gereja Wittenberg dan gerakan ini terus meggelinding melalui Calvin, Zwingli dan lain-lainnya. Pertanyaannya adalah apa yang menjadi spirit zaman saat itu? Secara budaya saat itu adalah spiritnya adalah Renaissance (gerakan budaya yang secara besar-besaran mencoba membawa kembali ke arah spirit zaman Yunani & Romawi di dalam berfilsafat dan aspek kehidupan lainnya) adapun filsafat yang mempengaruhinya adalah filsafat humanisme (bukan humanismenya Calvin - humanisme yang dikaitkan dengan kelahiran baru oleh Roh Kudus), suatu humanisme renaissance dan kalangan scholastic Page 2

yang di dalamnya ada Thomas Aquinas yang berusaha mengawinkan filasfat Aristoteles & Alkitab yang menghasilkan humanisme sekuler. Selanjutnya media yang dipakai atau symbol / wahana yang dipakai spirit zaman itu (budaya Renaisance & Filsafat Humanisme) pada saat itu yang paling kondusif adalah Gereja (tentunya Gereja Roma Katolik - yang satu-satunya Gereja) dan yang dipermasalahkan adalah hirarki kepausan (Pope) dan yang difokuskan adalah masalah Otoritas. Mengapa demikian, sebab dengan otoritas yang dimiliki Gereja maka Gereja pun memiliki otoritas di dalam bidang sosial, politik & agama bahkan rajapun harus taat pada Paus yang sesungguhnya sangat melenceng dari Alkitab dan semangat para rasul. Itulah sebabnya, orang-orang seperti Wycliff & Huss serta Marthin Luther memberikan rekasi melawan spirit zaman saat itu. Reaksi ini ditindaklanjuti dengan bagaimana merobohkan atau mengapologetik spirit zaman yang sudah menggerogoti dan mengeropos Gereja Katolik atau kekristenan pada waktu itu. Masalah Otoritas Jikalau Luther melihat masalahnya adalah Otoritas, maka berbicara masalah otoritas secara akademis adalah berbicara tentang dogma dan wilayah filsafatnya adalah epistemology problem. Untuk itulah Marthin Luther dan para Reformator lainnya menekankan "sola scriptura" untuk menghantam penggunaan otoritas yang sudah "miss-used", sehingga boleh dikatakan sola scriptura sangat penting saat itu karena konteks spirit zamannya memang bercorak seperti demikian itu. Sola scriptura akhirnya diwujudkan atau dimanifestasikan dalam menekankan otoritas Allah (soverignity of God) dan otoritas Alkitab (bible itself). Jadi, kekristenan berani membentuk doktrin baru untuk melawan spirit zaman saat itu dan mulai dari sinilah masalah otoritas atau problem zaman itu bagi Marthin Luther dan para Reformator lainnya merupakan Locus Thelogicus (wahana untuk berteologi) sehingga dapat disimpulkan Page 3

spirit Reformed theology abad 16 itu sangat kontekstual dan berani berinteraksi dengan problem otoritas dengan cara membuat doktrin bagi gereja yang waktu itu dominan dan establish serta otonom Gereja Roma Katolik walau sangat disayangkan reaksi balik dari Gereja Roma Katolik sangat negatif. Spirit Zaman dalam konteks kekinian Jikalau Zaman tidak beres, maka harus dibereskan dengan bahasa problem waktu itu. Pada saat zaman Reformator, bahasa problem pada waktu itu adalah dogmatic language dan epistemological language maka tidak heran kaum Reformed abad 16 bisa melahirkan Reformed doktrin dan epistemology atau Reformed philosophy yang menjadi dasar perkembangan selanjutnya untuk kaum Reformed zaman sekarang. Bagaimana dengan spirit zaman masa sekarang? Budaya sekarang bukan lagi Renaissance tapi postmodern culture, sedangkan tantangan secara filsafat juga filsafat postmodern juga, tetapi jikalau dulu humanisme yang banyak menyerang gereja tapi yang sekarang yang banyak menyerang adalah new age mysticism ditambah lagi religiuos pluralism (bukan hanya antar agama tapi juga antar aliran agama), sehingga masalah budaya, filsafat, agama di dalam konteks postmodern tidak lagi berbicara secara logika dogmatic dan epistemological melainkan logika yang dipakai ialah logika metaphor, narasi, literature dan semiotika. Pertanyaan yang timbul ialah jikalau kita ingin meneladani spirit Reformasi abad 16 maka seharusnya kita berani bereaksi dan dalam reaksi ini kita harus menyatakan sola scriptura dan pada gilirannya ialah bagaimana wujud sola scriptura kita itu? Jikalau wujud sola scriptura kita itu persis seperti menghadapi Gereja Roma Katolik dulu dengan dicemari Renaissance culture dan Humanistic Philosophy maka kita tidak berkembang, kita tidak meneladani Reformed yang sejati karena Reformed yang sejati berani menggunakan problem zaman itu sebagai theologia in loco atau theologia kontekstual. Artinya, konteks yang darinya kita Page 4

berangkat (sebagai starting point) untuk diterangi Alkitab. Sehingga kita harus menyesuaikan baik bahasanya yaitu bahasa budaya postmodern - bahasa metaphora atau bahasa penceritaan. Konsekuensinya di dalam disiplin ilmu, kaum Reformed harus memperluas wawasannya dalam wilayah hermeneutik - tapi bukan menafsirkan Alkitab "thok", melainkan hermeneutik dalam arti luas, komprehensif, sehingga pada gilirannya penekanan pada mandat budaya akan menjadi lebih kuat lagi. Pada saat inilah Christian World View menjadi penting walau bukan berarti harus meninggalkan aspek doktrinal, sebab hal ini tidaklah mungkin karena doktrin sudah merupakan suatu keharusan. Sumber: Lentera newsletter, Edisi 1 / Tahun I, 2002 Komisi Pemuda Senior dan Pemuda GRII Ngagel Jaya, Surabaya Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/lentera01.html Page 5