FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

dokumen-dokumen yang mirip
Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

Nety Saptaning Purwantie, Naniek Setiadi Radjab, Ari Widayanti Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR TERHADAP SIFAT FISIK TABLET LEPAS LAMBAT MIKROKAPSUL NATRIUM DIKLOFENAK

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

OPTIMASI KOMBINASI SUKROSA-MANITOL SEBAGAI PENGISI DALAM SEDIAAN TABLET HISAP EKSTRAK KENTAL BIJI PINANG (Areca catechu L.) SECARA GRANULASI BASAH

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

Keywords: Sodium Lauryl Sulphate, PEG 6000, Sodium Benzoate, Effervescent Tablet.

THE EFFECT OF SUCROSE, DEKSTROSE, SORBITOL AND XYLITOL AS SWEETENER ON PHYSICAL PROPERTIES OF EXTRACT RED GINGER LOZENGES WET GRANULATION

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

PENGGUNAAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN DEWA (Gynura pseudochina [Lour.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

UJI SIFAT FISIK FORMULASI TABLET ANTI DIABETES EKSTRAK PARE

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN PENGARUH MANITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI YANG DIVARIASIKAN TERHADAP SIFAT FISIK TABLET ANTASIDA.

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Dwi Rahayuningsih, Agus Siswanto, Suparman

Octalya Mutiara, Ari Widayanti, Pramulani Mulya Lestari Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRACT

FORMULASI TABLET EKSTRAKDAUNMAJA (aeglemarmelos l. Correa) DENGANMETODEGRANULASIBASAH

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN. biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta ABSTRAK

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

LAMPIRAN A HASIL DETERMINASI TANAMAN PISANG AGUNG

FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) Yetti O.K, Sri Handayani, Surban

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

Revika Rachmaniar, Dradjad Priambodo, Maulana Hakim. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KADAR ALKOHOL SEBAGAI PELARUT POVIDONE TERHADAP SIFAT FISIK GRANUL DAN TABLET PARASETAMOL EFFERVESCENT

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I PENDAHULUAN

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

Transkripsi:

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING Ari Widayanti, M Ramdhan Fakultas Farmasi dan Sain UHAMKA JAKARTA Email: ariwidayanti@yahoo.com ABSTRAK Ac-Di-Sol merupakan salah satu bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet, salah satunya yaitu sebagai penghancur. Penambahan Ac-Di-Sol sebagai bahan penghancur karena memiliki daya kapilaritas yang tinggi, tujuannya agar tablet yang dihasilkan terdisintegrasi dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penghancur Ac- Di-Sol terhadap waktu hancur tablet dispersibel ekstrak kering daun sukun yang di buat dengan metode granulasi kering. Ekstrak kering daun sukun diformulasikan ke dalam bentuk sediaan tablet dispersibel dengan penambahan Ac-Di-Sol sebagai penghancur dalam berbagai konsentrasi yaitu 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Setelah itu dilakukan evaluasi granul yang meliputi kadar air, waktu alir, sudut kemiringan, kompresibilitas, distribusi ukuran partikel, dan evaluasi tablet yang meliputi kekerasan, keregasan, keseragaman bobot, waktu hancur, diameter dan ketebalan. Pada evaluasi waktu hancur data yang diperoleh untuk formula 1 sampai dengan formula 5 adalah 35,33 detik, 13,17 detik, 55,79 detik, 21,85 detik, 13,27 detik. Dengan menggunakan ANAVA satu arah yang membandingkan antara waktu hancur dengan konsentrasi Ac-Di-Sol, didapatkan nilai sig = 0,000 < α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan perbedaan konsentrasi Ac- Di-Sol akan memberikan perbedaan waktu hancur yang significant. Kemudian dengan uji lanjutan LSD tidak terjadi perbedaan bermakna antara formula 2 dengan formula 4 dan formula 4 dengan formula 5. Konsentrasi optimum Ac-Di-Sol yang dapat mempercepat waktu hancur tablet dispersible ekstrak kering daun sukun yaitu pada konsentrasi 4%. Kata kunci: tablet dispersible, daun Sukun, Ac-di-sol

PENDAHULUAN Hidup sehat tentu menjadi idaman bagi setiap insan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian, obat-obat yang bersumberkan dari bahan alam harus terus dikembangkan, sehingga dapat diterima oleh masyarakat banyak. Upaya pengembangan obat tradisional mengarah kepada fitofarmaka yang merupakan teknologi pembuatan sediaan yang memenuhi persyaratan khasiat, stabilitas fisik maupun kimia dan penetapan dosisnya. Tanaman daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) merupakan tanaman yang memiliki khasiat sebagai antidiabetes. Dalam penelitian ini daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) dibuat dalam bentuk ekstrak kering yang diduga mempunyai sifat sebagai pengikat. Zat penghancur adalah salah satu bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet, zat penghancur digunakan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan. Zat penghancur dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Bahan tambahan pada tablet selain bahan penghancur terdapat juga bahan pengikat yang berfungsi untuk mempersatukan partikel menjadi terikat satu dengan yang lainnya. Dilihat dari fungsi kedua bahan tambahan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan zat penghancur akan mempercepat waktu hancur tablet namun dengan adanya bahan pengikat akan mempersulit waktu hancur tablet tersebut. Bahan penghancur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Ac-Di-Sol. Hal ini dikarenakan Ac-Di-Sol yang mempunyai sifat tidak larut dalam air tetapi memiliki kemampuan mengembang yang nyata dan memastikan kehancuran tablet secara spontan dan sempurna tanpa pembentukan lendir. Metode yang digunakan pada pembuatan tablet dispersibel ekstrak kering

daun sukun ini menggunakan metode granulasi kering, metode ini digunakan agar lebih efisisen dan menghasilkan sifat alir yang lebih baik. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi dan Sain, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Klender, Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan yaitu Januari Juni 2013. B. Alat dan Bahan Alat Alat-alat yang digunakan meliputi alat-alat gelas, corong, oven, ayakan pemanas listrik, timbangan analitik, mesin tablet single punch, alat penguji kekerasan (Hardness tester), alat penguji keregasan (Friability tester), jangka sorong, lumpang, alu, alat penguji kelembaban moisture balance, stopwatch, water bath, tanur pengabuan, eksikator, alat penguji sifat alir (Granule flow tester) alat penguji compresibilitas (Tapped Density tester) dan alat penguji waktu hancur (Disintegration tester). Bahan Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg), Avicel, PVP, Aerosil, Talk, Mg Stearat, Nipagin, Nipasol, dan Ac- Di-Sol. Pola Penelitian a. Karakterisasi ekstrak kering daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) 1) Susut pengeringan

2) Kadar abu b. Penetapan konsentrasi ekstrak dalam formula c. Formulasi tablet d. Pembuatan tablet e. Evaluasi massa tablet f. Evaluasi tablet Prosedur Penelitian a. Karakterisasi Ekstrak kering Daun Sukun 1) Susut pengeringan Ditimbang sebanyak 2 gram sampel lalu di masukkan ke dalam alat Moisture Balance diatur suhu 100 0 selama 30 menit. Setelah 30 menit akan terbaca hasil % susut pengeringan. 2) Kadar abu Cawan pengabuan ditimbang. Sejumlah 2 gram sampel ditimbang teliti kemudian di masukkan ke dalam cawan pengabuan dan dibakar dalam tanur pengabuan sampai didapat abu. Proses pengabuan dilakukan pada suhu 550 C selama 6 jam kemudian di dinginkan dalam desikator dan ditimbang. b. Penetapan konsentrasi ekstrak dalam formula Ekstrak daun sukun telah diuji aktivitas in-vitro nya dalam menghambat aktivitas enzim α-glukonidase dengan IC 50 = 12,90 ppm. Berdasarkan asumsi bila ekstrak ini diminum oral dan secara utuh keseluruhan (termasuk senyawa aktifnya) sampai ke dalam darah dan tempat kerjanya dalam tubuh manusia sebesar 12,90 ppm (sesuai IC 50 nya) dan volume plasmatik manusia = 45,0 ml/kg bb. Maka jumlah ekstrak yang harus diminum

(sebagai dosis oral) pada manusia dewasa adalah perkalian dari IC 50 X volume plasmatic (8). c. Formulasi Tablet Tablet dibuat dalam lima formula yaitu formula I, II, III, IV dan V. Dengan membedakan konsentrasi dari setiap formula dengan bobot setiap tablet 200 mg. Formula dapat dilihat pada tabel I. Tabel I. Komposisi formula tablet Komposisi FI FII FIII FIV FV Fungsi mg Mg mg mg mg Ekstrak 40 40 40 40 40 Zat aktif PVP 2 2 2 2 2 pengikat Aerosil 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Glidan Talk 4 4 4 4 4 Glidan Nipagin 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Pengawet Nipasol 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 Pengawet Mg Stearat 4 4 4 4 4 Lubrikan Ac-Di_Sol 2 4 6 8 10 Penghancur Avicel 101 ad 200 200 200 200 200 Pengisi d. Pembuatan Tablet Pembuatan tablet menggunakan metode granulasi kering yaitu ekstrak kering yang sudah di haluskan di campur dengan nipagin, nipasol, Avicel, PVP, Ac-Di-Sol, aerosil hingga

homogen. Kemudian Mg stearat dan talk di masukkan setengahnya dan diaduk sampai homogen kemudian tablet di cetak dalam ukuran yang cukup besar (pembuatan slug). Setelah itu tablet di hancurkan kembali dan diayak dengan menggunakan ayakan mesh no 16, kemudian tambahkan sisa Mg stearat dan talk setelah itu dilakukan evaluasi terhadap massa tablet dan setelah itu di cetak menjadi tablet sebesar 200 mg. HASIL PENELITIAN 1. Karakterisasi Serbuk Ekstrak Kering Daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg) a). Susut pengeringan Hasil susut pengeringan ekstrak kering Daun Sukun menggunakan alat Moistur Balance sebesar 2,51%. Data dapat di lihat pada lampiran 1. b). Kadar abu Kadar abu yang dilakukan terhadap ekstrak kering Daun Sukun adalah 28,46 %. Data dapat dilihat pada lampiran 1. 2. Hasil evaluasi granul tablet dispersibel Hasil evaluasi granul tablet dispersibel meliputi waktu alir, penentuan sudut kemiringan aliran, kompresibilitas, dan distribusi ukuran partikel. Dapat dilihat pada tabel VI dan data dapat dilihat pada lampiran 2.

Tabel VI. Hasil evaluasi granul Uji Hasil FI FII FIII FIV FV Waktu alir 10,9 10,4 9,35 9,03 9,35 Sudut 29,19 0 28,29 0 24,39 0 23,90 0 25,74 0 kemiringan Kompresibilitas 7.55% 6.34% 6.66% 7.67% 9.99% Distribisi ukuran partikel 404,85 579,2 536,2 538,6 537,5 3. Hasil evaluasi tablet Hasil evaluasi fisik tablet dispersibel meliputi sifat organoleptis, keregasan, waktu hancur, keseragaman bobot, kekerasan, dan keseragaman ukuran (ketebalan dan diameter). Dapat dilihat pada tabel VII,VIII dan data dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel VII. Hasil uji sifat organoleptis tablet Uji perlakuan Hasil a. Bentuk Faset b. Teksrur Halus c. Bau Khas d. Warna Abu-abu bintik coklat tua e. Rasa Tidak berasa f. Permukaan Rata g. Penampilan Mengkilap

Tabel VIII. Hasil uji keregasan, waktu hancur, keseragaman bobot, kekerasan, dan keseragaman ukuran (ketebalan dan diameter). Uji Hasil FI FII FIII FIV FV Keregasan (%) 0,586 0,706 0,276 0,316 0,44 Waktu hancur 35,33 13,17 55,80 21,86 13,27 (detik) Keseragaman bobot 226,3 6 212,3 5 235,02 220,5 4 210,89 Kekerasan (kg/cm 2 ) 2,335 2,847 5 2,4 3,326 5 4,0155 Diameter (cm) 0,78 0,78 0,78 0,78 0,77 Ketebalan (cm) 0,32 0,32 0,34 0,33 0,31 4. Analisa Statistik Hasil uji waktu hancur tablet dari tiap formula secara statistik menggunakan anava satu arah dan diperoleh sig = 0.000 < α = 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sig < α = 0,05, maka Ho ditolak. Jadi adanya perbedaan bermakna antara formula dengan waktu hancur. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak kering daun sukun ( Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.). dapat diformulasikan dalam sediaan tablet dispersibel dengan Ac-Di-Sol sebagai bahan penghancur dengan hasil yang memenuhi persyaratan farmasetika dan dapat digunakan senagai alternatif obat diabetes.

REFERENCE 1. Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Depkes RI. Jakarta: 4,7 2. Departeman Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal. 6-7 3. Darby. Dispersible-tablet-for-oral-adminitration-dt.http:// www. Freshpatens. com/ Diakses tanggal 21 Februari 2009 4. Lachman, L., Herbert. A. Liberman., Joseph. L. Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Terjemahan: Siti Suyatmi. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hal.644-646, 685-690 5. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Terjemahan: Soendani Noerono. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 163-244 6. Wade. Ainley., Weller. P. J. 1994. Hand Book of Pharmaceutical Exipient. American Pharmaceutical Association and Pharmaceutical Society of Great Britain. Washington and London. Hal : 84-87, 141-142, 280-282, 310-313,411-414,424,483. 7. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.Jilid 4.1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan. Bakti Husada. Jakarta. Hal.15-16 8. Chan S.C., New Prenylflavonoids from Artocarpus communis, J. Nat Prod. Hal 66 9. Suprapti, L.2002. Tepung sukun; Pembuatan dan Pemanfaatannya.Yogyakarta. Kanisius. Hal. 9,15 10. Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Terjemahan: F. Ibrahim. UI press. Jakarta. Hal. 245-283 11. Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Hal : 126, 127, 210 12. Wells J. 1992. Pharmaceutical Preformulation : The Phycochemical of Drug Substance. Ellis Harwood dan Limited. Hal : 210. 13. Agoes G.2008. pengembangan Sediaan Farmasi, edisi revisi dan perluasan. ITB Bandung. Hal 192-258, 286-301 14. British Pharmacopeia (BP).2001. British Pharmacopeia Commision, London, UK2001, 1810 15. Yusuf, Y. (2013). TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR TANAH SEBAGAI SUMBER AIR MINUM PADA SKALA RUMAH TANGGA.