D A F T A R I S I. Rencana Strategis Dinas Perkebunan

dokumen-dokumen yang mirip
Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha)

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2007

JUMLAH SEKOLAH, KELAS, GURU, RUANG KELAS, MURID LULUSAN, MENGULANG DAN PUTUS SEKOLAH SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN Guru R. Kelas Murid Lulusan

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha)

TABEL PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT 2005)

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Tahun Murid laki-laki

Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009

Sapi Potong. Kerbau Kuda Domba

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

: Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Peternakan/Husbandary. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012.

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

JADWAL PELATIHAN KURIKULUM DAN LOKASI PELATIHAN 2013

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Geografi. Kab. SUMEDANG. Kab. CIANJUR. Kab. TASIKMALAYA

sebagai kawasan konservasi serta kawasan lindung yang mengesankan seolaholah pamali untuk dijamah. (Bappeda Propinsi Jawa Barat,2005) Faktor lain

PENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 268,6 ribu rumah tangga

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA TAHUN ANGGARAN 2011

Renstra BKP5K Tahun

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTANIAN PADI KABUPATEN GARUT

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT PUTARAN KEDUA DI TINGKAT KABUPATEN GARUT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

RKPD KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Perumusan visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SEMARANG

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

Gambar 1. Hasil Pengamatan Lapang

KATA PENGANTAR. Surabaya, Pebruari 2014 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

RENCANA STRATEGIS TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA ( BPMPD )

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT DI TINGKAT KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT RENCANA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Perumusan kebijakan tehnis dan perencanaan program kerja bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rencana Strategis (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Bupati Didampingi Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar, Terima P3L, Selasa (25/ ). Foto: John Doddy Hidayat.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB II RENCANA STRATEJIK

LAPORAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

LAPORAN KINERJA (LKJ)

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012

BAB 2 Perencanaan Kinerja

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

Transkripsi:

D A F T A R I S I PENETAPAN RENSTRA (RENCANA STRATEGIS) DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan Hukum... 15 1.3 Maksud dan Tujuan... 16 1.4 Sistematika Penulisan... 16 BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD... 18 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD... 18 2.2 Sumber Daya SKPD... 19 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD... 23 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD... 28 BAB III. ISU ISU STRATEGIS BERDASATKAN TUGAS DAN FUNGSI... 29 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD... 29 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala 32 Daerah Terpilih... 3.3 Telaahan Renstra... 34 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis... 40 3.5 Penentuan Isu isu Strategis... 41 BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN 42 KEBIJAKAN... 4.1 Visi dan Misi SKPD... 42 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD... 43 4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD... 46 BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF... i ii iii iv 1 48 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 ii

BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADATUJUAN DAN SASARAN RPJMD... 62 BAB VII. PENUTUP... 65 LAMPIRAN Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 ii

DAFTAR LAMPIRAN 1. Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Tahun 2014 2019... 66 2. Keputusan Bupati Garut tentang Pembentukan Tim Penyusun Rencana Strategis SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut Tahun 2014 2019... 68 3. Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Garut tentang Pengesahan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perkebunan Kab. Garut Tahun 2014 2019... 87 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 v

DAFTAR TABEL 1.1 Luas Areal dan Produksi Komoditi Teh Tahun 2013... 3 1.2 Luas Areal dan Produksi Komoditi Karet Tahun 2013... 4 1.3 Luas Areal dan Produksi Komoditi Kopi Tahun 2013... 5 1.4 Luas Areal dan Produksi Komoditi Akarwangi Tahun 2013... 6 1.5 Luas Areal dan Produksi Komoditi Tebu Tahun 2013... 6 1.6 Luas Areal dan Produksi Komoditi Tembakau Tahun 2013... 7 1.7 Luas Areal dan Produksi Komoditi Cengkeh Tahun 2013... 8 1.8 Luas Areal dan Produksi Komoditi Kemiri Sunan Tahun 2012... 9 1.9 Luas Areal dan Produksi Komoditi Aren Tahun 2013... 10 1.10 Luas Areal dan Produksi Komoditi Nilam Tahun 2013... 11 1.11 Luas Areal dan Produksi Komoditi Kelapa Dalam Tahun 2012... 12 2.1 Pegawai Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Tahun 2013... 20 2.2 Perlengkapan Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Tahun 2013... 22 2.3 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Perkebunan Kabupaten 24 Garut... 2.4 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Perkebunan Kabupaten Garut... 27 3.1 Matriks analisis SWOT dalam menentukan Analisis Pilihan Asumsi Stratejik (APAS)... 37 3.2 Menetapkan Urutan Asumsi Pilihan Stratejik... 38 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Perkebunan Kabupaten Garut... 45 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan IndikatifDinas Perkebunan Kabupaten Garut... 56 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 iii

6.1 Indikator Kinerja Dinas Perkebunan Kabupaten Garut yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD... 64 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah otonomi di Propinsi Jawa Barat yang mempunyai luas wilayah 307.407 ha, dengan potensi wilayah perkebunan pada tahun 2013 seluas 55.253,0247 Ha, yang terdiri dari : 1. Kebun Besar Swasta : 12.231,1615 Ha 2. PTPN : 12.739,8632 Ha 3. Kebun Rakyat : 30.282,0000 Ha Dinas Perkebunan merupakan salah satu dinas daerah Pemerintah Kabupaten Garut yang dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut. Seiring dengan arah kebijakan pembangunan dan Rencana strategi Kabupaten Garut pada tahun 2014 2019 yang menitikberatkan kepada peningkatan ekonomi masyarakat yang mandiri, maka Dinas Perkebunan sebagai Dinas Daerah di Kabupaten Garut yang bertanggungjawab didalam pengembangan komoditas perkebunan akan melakukan langkah-langkah strategis guna pencapaian masyarakat madani daerah sekitar kebun yang mandiri dan tangguh dalam peningkatan ekonomi masyarakat melalui penggalian potensi sumberdaya alam, serta mengembangkan agro ekonomi dalam bentuk agribisnis pedesaan secara berkelanjutan. Strategi pada dasarnya merupakan penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu Organisasi, pemilihan cara bertindak (course of action) yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dan alokasi sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 1

suatu organisasi. Perencanaan strategi dengan demikian merupakan keputusan manajemen yang telah direncanakan sebelumnya mengenai tujuan yang ingin dicapai, cara bertindak untuk mencapai tujuan dan alokasi sumber daya manusia dan sumber ekonomis yang dimiliki. Strategi Pembangunan Perkebunan dimaksud diarahkan kepada optimalisasi potensi sumberdaya alam di Kabupaten Garut yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh masyarakat pertanian baik pertanian tanaman pangan, hortikultura, kehutanan maupun perkebunan. Selain itu Kabupaten Garut sesuai data statistik tahun 2013 merupakan daerah yang mempunyai potensi lahan tidur cukup luas terutama Garut bagian Selatan yang keberadaannya belum sepenuhnya termanfaatkan baik secara ekonomi, sosial maupun ekologis. Kebijakan umum pengembangan perkebunan adalah memberdayakan di hulu dan memperkuat di hilir guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing usaha perkebunan, dengan pemberian insentif, penciptaan iklim usaha yang kondusif dan peningkatan partisipasi masyarakat perkebunan serta penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arah kebijakan pembangunan Perkebunan di Kabupaten Garut harus sejalan dengan kebijakan pelimpahan yang telah diberikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten dan selalu mengacu kepada Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Undang-undang Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 2

Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta Perda Nomor 22 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat. Selain itu komoditas Perkebunan yang sedang dan akan dikembangkan melalui intensifikasi maupun diversifikasi menempatkan Kabupaten Garut pada tataran yang membanggakan, hal itu dapat terlihat dari beberapa komoditi prioritas yang masih dapat diperhitungkan baik pada skala regional maupun nasional. Komoditi prioritas tersebut yaitu : 1) Komoditi Teh; Teh merupakan tanaman perkebunan yang pertumbuhannya berada pada kisaran 400 m dpl. Sampai saat ini secara keseluruhan tanaman Teh di Kabupaten Garut mencapai 9.233 Ha yang tersebar di 13 kecamatan, dengan kisaran produksi 1,60 Ton/Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1.1 Luas Areal dan Produksi Komoditi Teh Tahun 2013. No Nama dan Luasan Produksi Kecamatan Status (Ha) (Ton) 1. Perkebunan 4.839 Cisewu, Talegong, 4.915 Rakyat Pakenjeng, Pamulihan, Singajaya, Cihurip, Peundeuy, Cikajang, Banjarwangi, Cilawu, Bayongbong, Cigedug, Cisurupan. 2. Perkebunan 3.535 Cikajang, Pamulihan, 7.610 Besar Negara Cilawu. 3. Perkebunan Besar Swasta 1.550 Cikajang, Cisompet. 1.911 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 3

2) Komoditi Karet; Komoditi Karet merupakan tanaman perkebunan yang pertumbuhannya berada pada kisaran 0-600 m dpl. Sampai saat ini secara keseluruhan tanaman Karet di Kabupaten Garut mencapai 10.570 Ha yang berada di 8 kecamatan, dengan kisaran produksi 1,60 Ton/Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini: Tabel 1.2 Luas Areal dan Produksi Komoditi Karet Tahun 2013. No Nama dan Status Luasan (Ha) Kecamatan Produksi 1. Perkebunan Rakyat 2.793 Mekarmukti, Pakenjeng, Cikelet, Pameungpeuk, Cibalong, Cisompet, 55 Leles dan Malangbong. 2. Perkebunan Besar Negara 4.828 Cisompet dan Cibalong 5.405 3. Perkebunan Besar 2.953 Cikelet dan 2.787 Swasta Cisompet 3) Komoditi Kopi; Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 4

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang pertumbuhannya berada pada kisaran 400 800 m dpl (Robusta) dan 800 1500 m dpl (Arabika). Sampai saat ini secara keseluruhan tanaman Kopi di Kabupaten Garut mencapai 3.436 Ha yang tersebar di 37 kecamatan, dengan kisaran produksi 0.90 Ton/Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini: Tabel 1.3 Luas Areal dan Produksi Komoditi Kopi Tahun 2013. No Nama dan Luasan Produksi Kecamatan Status (Ha) (Ton) 1. Perkebunan 3.436 Cisewu, Caringin, Talegong, 2.540 Rakyat Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Pamulihan, Cikelet, Cibalong, Cisompet, Singajaya,Cihurip,Peundeuy, Cikajang,Banjarwangi, Cilawu, Bayongbong, Cigedug, Cisurupan, Sukaresmi, Samarang, Pasirwangi, Garut Kota,Karangpawitan, Wanaraja,Sukawening, Karang Tengah,Banyuresmi, Leles, Leuwigoong, Kadungora, Cibiuk, Cibatu, Kersamanah, Malangbong, Limbangan dan Selaawi. 4) Komoditi Akar Wangi; Akarwangi merupakan tanaman perkebunan yang pertumbuhannya berada pada dataran rendah s/d 1000 m dpl. Sampai saat ini secara keseluruhan tanaman Akarwangi di Kabupaten Garut mencapai 2.325 Ha yang tersebar di 6 kecamatan, Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 5

dengan kisaran produksi 0.03 Ton/Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. di bawah ini: Tabel 1.4 Luas Areal dan Produksi Komoditi Akarwangi Tahun 2013. No Nama dan Status Luasan Produksi Kecamatan (Ha) (Ton) 1. Perkebunan Rakyat 2.325 Cilawu, Bayongbong, Samarang, Pasirwangi, Tarogong Kaler, Leles 73,60 5) Tebu; Tebu merupakan tanaman perkebunan yang pertumbuhannya berada pada kisaran 0 500 m dpl. Sampai saat ini secara keseluruhan tanaman Tebu di Kabupaten Garut mencapai 261 Ha yang tersebar di 6 kecamatan, dengan kisaran produksi 8,13 Ton/Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini : Tabel 1.5 Luas Areal dan Produksi Komoditi Tebu Tahun 2013. No Nama dan Status Luasan (Ha) Kecamatan Produksi (Ton) 1. Perkebunan Rakyat 261 Caringin,Bungbulang, Mekarmukti,Pakenjeng, Cikelet, Pameungpeuk. 1.659 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 6

6) Tembakau. Tembakau merupakan tanaman perkebunan yang pertumbuhannya berada pada kisaran 200 2.000 m dpl. Sampai saat ini secara keseluruhan tanaman Tembakau di Kabupaten Garut mencapai 3.953 Ha yang tersebar di 31 kecamatan, dengan kisaran produksi 0.85 Ton/Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. di bawah ini : Tabel 1.6 Luas Areal dan Produksi Komoditi Tembakau Tahun 2013. No Nama dan Luasan Produksi Kecamatan Status (Ha) (Ton) 1. Perkebunan Rakyat 3.953 Cisewu, Talegong, Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Cilawu, Bayongbong, Cigedug, Cisurupan, Sukaresmi, Samarang, Pasirwangi, Trg Kaler, Trg Kidul, Garut Kota, Karangpawitan, Wanaraja, Pangatikan, Sucinaraja, Sukawening, Karang Tengah, Banyuresmi, Leles, Leuwigoong, Kadungora, Cibiuk, Kersamanah, Malangbong, Limbangan, Selaawi 3.322 7) Cengkeh Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn Eugenia aromaticum) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia dan banyak digunakan sebagai masak serta campuran dalam rokok. Tanaman ini dapat tumbuh dengan tinggi 10 20 m. Secara agroklimat, tanaman ini dapat tumbuh optimal pada ketinggian tempat 300 600 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 7

m dpl, pada suhu udara 22 30oC serta curah hujan 1.500 4.500 mm/tahun. Di Kabupaten Garut, tanaman ini terdapat 33 (Tiga Puluh Tiga) kecamatan dengan luasan total 2.767 ha dengan produktivitas 0,34 ton/ha. Secara rinci sebaran penanaman cengkeh dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.7 Luas Areal dan Produksi Komoditi Cengkeh Tahun 2013. No Nama dan Status Luasan (Ha) Kecamatan Produksi (Ton) 1. Perkebunan Rakyat 2.767 Cisewu, Caringin, Talegong, Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Pamulihan, Cikelet, Pameungpeuk, Cibalong, Cisompet, Singajaya, Cihurip, Peundeuy, Banjarwangi, Cilawu, Bayongbong, Sukaresmi, Samarang, Tarogong Kaler, Garut Kota, Karangpawitan, Sucinaraja, Sukawening, Karangtengah, Leles, Leuwigoong, Kadungora, Cibatu, Kersamanah, Malangbong, Limbangan, Selaawi. 658 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 8

8) Kemiri Sunan Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang baru ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian. Tanaman ini digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Tanaman Kemiri Sunan tumbuh di daerah-daerah yang beriklim agak kering sampai basah dengan curah hujan 1.500 2.500 mm/th pada suhu udara 24 30oC dengan kelembaban udara 71 88%. Pada ketinggian 700 m dpl dengan hasil produksi biji dan rendemen minyak yang optimum. Berdasarkan Statistik Perkebunan semester 2 tahun 2012, luas tanaman ini mencapai 21,00 Ha, yang tersebar di 5 (lima) kecamatan dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1.8 Luas Areal dan Produksi Komoditi Kemiri Sunan Tahun 2012. No Nama dan Status Luasan (Ha) Kecamatan Produksi (Ton) 1. Perkebunan Rakyat 21 Karangpawitan, Wanaraja, Banyuresmi, Cibatu dan Limbangan - 9) Aren Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). Batangnya tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm. Tanaman ini mirip dengan pohon kelapa dengan perbedaannya, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi oleh banyak tanaman jenis paku-pakuan. Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 9

Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helaian daun panjangnya dapat mencapai 1.45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lapisan lilin. Secara agroklimat tanaman ini dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (ph tanah terlalu asam). Selain itu aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan Ferguson. Di Kabupaten Garut tanaman ini hampir dapat ditemukan pada semua wilayah, dengan luasan mencapai 2.712 ha dan produktivitas tanaman sebesar 0,69 ton/ha. Secara rinci luas dan produksi tanaman aren dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.9 Luas Areal dan Produksi Komoditi Aren Tahun 2013. No Nama dan Status Luasan (Ha) Kecamatan Produksi (Ton) 1. Perkebunan Rakyat 2.712 Cisewu, Caringin, Talegong, Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Pamulihan, Cikelet, Pameungpeuk, Cibalong, Cisompet, Singajaya, Cihurip, Peundeuy, Cikajang, Banjarwangi, Cilawu, Bayongbong, Tarogong Kaler, Garut Kota, Karangpawitan, Wanaraja, 608 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 10

Pangatikan, Sucinaraja, Sukawening, Karangtengah, Leles, Kadungora, Cibatu, Limbangan 10) Nilam Tanaman Nilam, merupakan salah satu jenis tanaman yang menghasilkan atsiri dengan fungsi sebagai pengikat dalam industri minyak wangi atau dalam industri kosmetik lainnya. Indonesia merupakan salah satu produsen utama atsiri nilam dunia dengan kebutuhan mencapai 600 800 ton/tahun. Tanaman ini dapat tumbuh secara pada wilayah dataran rendah pada ketinggian 10 400 m dpl. Jenis tanah yang dikehendaki adalah tanah yang subur, cukup humus, serta mengandung bahan organik dengan penyinaran matahari cukup. Curah hujan yang dikehendaki berkisar antara 2.500 3.500 mm/tahun dengan suhu 24 28oC. Di Kabupaten Garut, tanaman ini ditanam di 7 (tujuh) wilayah kecamatan yang seluruhnya berada di wilayah Selatan Kabupaten Garut. Hal ini memang secara karakteristik tanaman ini sesuai untuk dikembangkan pada wilayah-wilayah tersebut. Luas penanaman, berdasarkan Statistik Perkebunan Semester II Tahun 2012 seluas 702 ha dengan produktivitas mencapai 0,27 ton/ha. Secara rinci sebaran dan produksi tanaman nilam dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.10 Luas Areal dan Produksi Komoditi Nilam Tahun 2013. No Nama dan Status Luasan (Ha) Kecamatan Produksi (Ton) 1. Perkebunan 702 Cisewu, Caringin, Talegong, 162 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 11

Rakyat Bungbulang, Pakenjeng, Cikelet, Cisompet 11) Kelapa Sawit Kelapa Sawit secara umum merupakan tanaman perkebunan yang baru dikembangkan dalam skala perkebunan rakyat. Namun demikian di Kabupaten Garut tanaman ini telah sejak lama diusahakan oleh PT Condong Garut di wilayah kecamatan Cikelet dan Pakenjeng. Secara agroklimat tanaman ini dapat tumbuh secara optimal pada ketinggian 0 200 m dpl dengan curah hujan 1.750 3.000 mm/tahun. Selain itu tanaman ini mengingikan jumlah bulan kering kurang dari 1 bulan dengan kondisi topografi datar sampai berombak. Hingga saat ini, luas penanaman tanaman ini telah mencapai 80 hektar berdasarkan Statistik Perkebunan Semester I Tahun 2013 dengan wilayah penanaman berada di Kecamatan Pakenjeng dan Cibalong. Diperkirakan pada tahun 2015 2016 tanaman ini akan mulai berproduksi. 12) Kelapa Dalam Kelapa Dalam (Cocos nucifera) atau biasa disebut sebagai Kelapa, merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki fungsi sosial tinggi. Hal ini disebabkan hampir semua bagian dari tanaman ini dapat diolah dan dimanfaatkan. Secara agroklimat, tanaman ini dapat tumbuh secara optimal pada ketinggian 0 600 m dpl, dengan curah hujan 1.200 2.500 m dpl. Adapun suhu udara yang diinginkan berkisar antara 20 32oC dengan kelembaban udara 80 90%. Seperti halnya di wilayah lain, tanaman ini dapat ditemukan pada semua wilayah di Kabupaten Garut. Walaupun demikian, pola penanamannya tidak dilakukan secara terpusat di suatu tempat Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 12

tertentu namun cenderung menyebar di semua tempat. Secara total, luas penanaman kelapa berdasarkan Statistik Perkebunan Semester II Tahun 2012 adalah 3.305 ha dengan produktivitas 0,86 ton/ha dengan rincian sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.11 Luas Areal dan Produksi Komoditi Kelapa Dalam Tahun 2012. No Nama dan Status Luasan (Ha) Kecamatan Produksi (Ton) 1. Perkebunan Rakyat 5.475 Cisewu, Caringin, Talegong, Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Pamulihan, Cikelet, Pameungpeuk, Cibalong, Cisompet, Singajaya, Cihurip, Peundeuy, Cikajang, Banjarwangi, Cilawu, Bayongbong, Cisurupan, Sukaresmi, Samarang, Pasirwangi, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Garut Kota, Karangpawitan, Wanaraja, Pangatikan, Sucinaraja, Sukawening, Karangtengah, Banyuresmi, Leles, Leuwigoong, Kadungora, Cibiuk, Cibatu, Kersamanah, Malangbong, Limbangan, Selaawi 2.853 Komoditas prioritas dimaksud keberadaannya berperan sangat nyata bagi peningkatan PDRB Kabupaten Garut dari sektor pertanian, yaitu sebesar 44,21% dengan Laju Pertumbuhan Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 13

Ekonomi 2,43% (Sumber ; Garut dalam Angka, Badan Pusat statistik, 2013). Apabila terus dikembangkan baik kualitas maupun kuantitasnya serta promosi produk yang dilaksanakan secara terpadu melalui lelang agro maupun pameran komoditas produk perkebunan intensif, tidak menutup kemungkinan Kabupaten Garut lima tahun mendatang merupakan salah satu tujuan investor yang berdampak kepada peningkatan ekonomi mikro maupun makro yang selama ini keberadaannya masih berjalan secara stagnan, dengan distribusi persentase PDRB berlaku tanaman perkebunan sebesar 1,45%. Dinas Perkebunan dalam upaya pemulihan kondisi lahan yang sudah sangat memprihatinkan, hal itu dapat dilihat dari angka lahan kritis di luar kawasan hutan yang mencapai luasan 8.631,01 ha (data Dinas Kehutanan Kabupaten Garut tahun 2013) telah dan akan melakukan upaya upaya pemulihan melalui program pengembangan tanaman tahunan baik secara monokultur maupun diversifikasi tanaman, pengembangan pola konservasi, serta pengelolaan kawasan konservasi air Daerah Aliran Sungai Cimanuk melalui pengembangan tanaman kopi, dll. Sejalan dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka untuk merealisasikan prinsip-prinsip otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten Garut telah mengeluarkan Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati, yaitu : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 7); Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 14

2. Keputusan Bupati Garut Nomor 535 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Garut; Renstra Dinas Perkebunan 2014 2019 ini merupakan dokumen perencanaan sesuai dengan reformasi perencanaan dan penganggaran tahun 2014 2019 yang mengharuskan OPD untuk merestrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangka anggaran berbasis kinerja, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja yang akuntabel untuk kepentingan monitoring dan evaluasi selama periode 2014 2019. Upaya untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan yang mandiri melalui pengembangan komoditas perkebunan di kabupaten Garut, langkah-langkah strategi, tujuan, sasaran serta program dan kegiatan dituangkan dalam Rencana Stratejik (RENSTRA) - SOPD Dinas Perkebunan tahun 2014-2019, dengan demikian perencanaan jangka menengah yang disusun dapat diaplikasi dan diacu untuk perencanaan jangka pendek dan menjadi landasan perencanaan operasional Dinas Perkebunan Kabupaten Garut selama 5 tahun kedepan. 1.2 Landasan Hukum Dalam pelaksanaan kegiatannya Dinas Perkebunan Kabupaten Garut mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, terdiri dari: 1. Undang-undang RI Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman; 2. Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; 3. Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 15

4. Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 5. Undang-undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 6. Undang-undang RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 7); 11. Keputusan Bupati Garut Nomor 535 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Garut; 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud disusunnya RENCANA STRATEJIK (RENSTRA) - SOPD Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 adalah dalam rangka mengarahkan seluruh dimensi dan potensi Dinas Perkebunan Kabupaten Garut, dalam rangka mengintegrasikan antara potensi sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki dengan potensi Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 16

sumberdaya alam (SDA) yang akan digali guna menjawab tuntutan perkembangan strategi pelaksanaan pembangunan perkebunan. Adapun tujuannya adalah agar Dinas Perkebunan Kabupaten Garut dapat proaktif mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi, mendiagnosa secara obyektif keberhasilan yang ingin dicapai dengan berwawasan pembangunan komoditi dan lingkungan yang berkesinambungan, melaksanakan pelayanan prima dengan memfasilitasi komunikasi dan partisipasi semua pihak pelaksana pembangunan. 1.4 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD 2.2 Sumber Daya SKPD 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 17

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 4.3 Strategis dan Kebijakan SKPD BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Perkebunan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Perkebunan yang dipimpin oleh seorang kepala Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 18

dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Dalam pelaksanaannya Dinas Perkebunan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan desentralisasi sesuai bidang dan lingkup Perkebunan. Dalam melaksanakan tugas pokok, dinas mempunyai fungsi : 1. Perumusan Kebijakan teknis di bidang Perkebunan; 2. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum; 3. Pembinaan terhadap UPTD dalam bidang dan lingkup perkebunan. Berdasarkan Perda No. 7 Tahun 2012 tentang OPD, Keputusan Bupati Garut No. 535 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Garut, Struktur Organisasi Dinas Perkebunan terdiri dari : 1. Kepala Dinas Perkebunan 2. Sekretaris, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. 3. Bidang Bina Produksi, membawahi : a. Seksi Pengembangan Komoditas; b. Seksi Sarana dan Prasarana; c. Seksi Intensifikasi dan Rehabilitasi. 4. Bidang Bina Usaha, membawahi : a. Seksi Pengelolaan Pasca Panen; b. Seksi Pengembangan Usaha Perkebunan; c. Seksi Kelembagaan Usaha Perkebunan 5. Bidang Pengendalian, membawahi : a. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Perkebunan; b. Seksi Penataan Areal Perkebunan; c. Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan. Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 19

6. UPT Dinas Perkebunan (terdiri dari 15 UPT wilayah perkebunan). 7. UPT Perbenihan. 2.2 Sumber Daya SKPD Dalam mendukung Pembangunan Perkebunan, Dinas Perkebunan mempunyai Jumlah pegawai yaitu 92 orang yang terdiri dari 70 orang Pegawai Negeri Sipil dan 22 orang tenaga kontrak (honorer). Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan formal terdiri dari S2 sebanyak 11 orang, S1 sebanyak 36 orang, D4 sebanyak 1 orang, D3 sebanyak 7 orang, SLTA sebanyak 36 orang dan SLTP sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya pegawai Dinas Perkebunan pada tahun 2013 seperti pada Tabel 2.1. di bawah ini : Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 20

Tabel 2.1 Pegawai Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Tahun 2013 No Jabatan/Eselon Golongan Pendidikan I II III IV Jml SD SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2 Jml 1. KADIS (II.b) - - - 1 1 - - - - - - - - 1 1 2. SEKRETARIS (IIIa) - - - 1 1 - - - - - - - 1-1 3. KABID (IIIb) - - - 3 3 - - - - - - - 1 2 3 4. KASI/KASUBAG (IVa) - - 12-12 - - - - - 1-5 6 12 5. UPTD (IVa) - - 16-16 - - 6 - - 2-7 1 16 6. KASUBAG TU UPTD (IVb) - - 8-8 - - 4 - - - 1 2 1 8 7. PELAKSANA - 12 17-29 - - 13 - - 3-13 - 29 8. HONORER/TKK - - - - 22-1 13 - - 1-7 - 22 TOTAL - 12 53 5 92-1 36 - - 7 1 36 11 92 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 20

Perlengkapan pendukung pelaksanaan Pembangunan Dinas Perkebunan Kabupaten Garut tahun 2013 meliputi bangunan gedung kantor seluas 694 m 2 dan bangunan gedung kantor di kecamatan seluas 787 m 2 Sarana transportasi terdiri dari kendaraan dinas roda 10 sebanyak 10 unit dan kendaraan dinas roda 2 sebanyak 49 unit. Disamping itu juga dilengkapi peralatan kantor seperti meja tulis sebanyak 75 unit, komputer sebanyak 15 unit, printer sebanyak 15 unit, meja komputer sebanyak 15 unit, lemari arsip kayu sebanyak 7 unit, kursi tamu sebanyak 8 unit, kursi lipat sebanyak 95 unit, mesin tik sebanyak 2 unit, rak arsip sebanyak 2 unit, filling kabinet sebanyak 10 unit, brankas sebanyak 2 unit, kardek kayu sebanyak 2 unit, dan kardek besi sebanyak 9 unit. Selain itu Dinas Perkebunan mempunyai televisi sebanyak 2 unit, sound system sebanyak 1 unit, camera digital sebanyak 2 unit, aktif speaker sebanyak 15 unit, laptop sebanyak 3 unit, infokus sebanyak 1 unit, faximile sebanyak 1 unit, dispenser sebanyak 5 unit, meja dispenser sebanyak 5 unit, telepon sebanyak 2 unit, white board sebanyak 6 unit dan mimbar podium sebanyak 1 buah untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2. dibawah ini : Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 21

Tabel 2.2 Perlengkapan Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Tahun 2013 No Perlengkapan Volume 1 2 3 1 Tanah dan Bangunan a. Bangunan gedung kantor 694 b. Bangunan gedung kantor kecamatan 787 2 Transportasi a. Kendaraan dinas roda 4 10 b. Kendaraan dinas roda 2 49 3 Peralatan kantor a. Meja tulis 75 b. Komputer 15 c. Printer 15 d. Meja komputer 15 e. Lemari arsip kayu 7 f. Kursi tamu 8 g. Kursi lipat 95 h. Mesin tik 2 i. Rak arsip 2 j. Filling cabinet 10 k. Brankas 2 l. Kardek kayu 2 m.kardek besi 2 4 a. Televisi 2 b. Sound system 1 c. Camera digital 2 d. Aktif speaker 15 e. Laptop 3 f. Infokus 1 g. Faximile 1 h. Dispenser 5 i. Telepon 2 j. White board 6 k. Mimbar podium 1 Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 22

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD Kinerja Pelayanan merupakan segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tingkat capaian kinerja Dinas Perkebunan Kabupaten Garut, berdasarkan target indikator yang telah ditentukan, rata-rata target telah tercapai yaitu 100%, bahkan di beberapa indikator capaian mencapai lebih dari 100% atau melampaui target yang telah ditentukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian target indikator adalah Program - program dan Kegiatan yang telah diaksanakan. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Perkebunan secara terperinci dapat dilihat dari tabel. 2.3 dibawah ini : Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 23

Tabel 2.3 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Perkebunan Kabupaten Garut NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) 1. Bertambahnya jumlah petani Meningkatnya kemampuan SDM yang mengikuti pelatihan perkebunan 2. Penguatan Kelembagaan Tani Perkebunan - Terselenggaranya pelatihan petani dan pelaku agribisnis (orang) - Terbina dan terfasilitasinya kelompok tani perkebunan (Klp) - Peningkatan SDM penyuluh perkebunan (Orang) 300 30 639 575 375 375 615 76 59 65 70 79 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 10 6 6 6 6 6 - - - - - - - - - - - - 3 Peningkatan produksi komoditi perkebunan (%) 4 Laju Peningkatan Produktivitas komoditi Perkebunan (%) Meningkatnya Produksi dan Produktivitas tanaman Perkebunan - Terpenuhinya data dan informasi statistik perkebunan (buku) - Terwujudnya pengembangan pertanian pada lahan kering (ha) -Tersedianya bibit unggul perkebunan (jenis) -Terpenuhinya kebutuhan pupuk (jenis) -Tersedianya prasarana akses pendukung usaha perkebunan (km) - Tersedianya data penyerapan pupuk bersubsidi bagi komoditas perkebunan (lap) 1 1 1 1 1 1 - - - - - - - - - - - 120 300 450 450 500 750 - - - - - - - - - - - 2 2 2 2 2 2 - - - - - - - - - - - - 3 3 3 3 3 - - - - - - - - - - - - 5 6 6 7 8 - - - - - - - - - - - - 1 1 1 1 1 - - - - - - - - - - - Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 24

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) 5 Prosentase - Terlaksananya kegiatan rehabilitasi - - - - 250 250 300 300 400 - - - - - - - - - PencapaianPemenuhan tanaman perkebuanan (Ha) Tegakan per Ha 6 Prosentase Peningkatan Lahan Konservasi dari Tahun sebelumnya 7 Prosentase Peningkatan Unit Pengolahan Hasil Perkebunan 8 Prosentase Peningkatan Pemasaran Hasil Perkebunan - Terbangunnya demplot tanaman berbasis konservasi (Ha) Meningkatnya jumlah alat pengolah hasil perkebunan (unit) Bimbingan teknis dan sosialisasi pengoperasian alat pengolah hasil pertanian (kelompok) Terlaksananya pameran produk perkebunan (kali) Study banding pemasaran produk perkebunan (kali) Tersedianya peta komoditi perkebunan (buah) Tersedianya road map pengembangan Komoditi perkebunan (paket) Tersedianya peta lahan kritis di wilayah perkebunan 5 10 15 20 25 30 - - - - - - - - - 3 2 2 2 3 3 - - - - - - - - - - - - - - - 5 2 2 2 3 3 - - - - - - - - - - - - 2 2 2 2 3 3 - - - - - - - - - - - - 2 2 2 2 3 3 - - - - - - - - - - - - 1 1 1 1 1 1 - - - - - - - - - - - - 2 1 1 1 1 1 - - - - - - - - - - - - - 1 1 1 1 1 - - - - - - - - - - - - Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 25

Rasio antara target anggaran dan realisasi dari tahun sebelumnya dan tahun berjalan sudah baik mencapai lebih dari 90%, adapun anggaran yang tidak terserap merupakan sisa tender dan adanya dana DBHCHT yang diluncurkan di tahun berikutnya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi kinerja pengelolaan pendanaan pelayanan dinas adalah jumlah personel (SDM) yang ada di Dinas, Jumlah anggaran APBD I yang cenderung lebih besar dari anggaran APBD II sehingga prosedur dan mekanismenya yang agak berbeda sehingga memperlambat jalannya kegiatan. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Perkebunan Kabupaten Garut dari Tahun Pertama sampai dengan Tahun Kelima dapat dilihat dari Tabel 2.4 dibawah ini : Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 26

Tabel 2.4 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Uraian ***) Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara realisasi dan anggaran tahun ke 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Rata-rata Pertumbuhan Angga Reali ran sasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) BELANJA DAERAH 5.891.381.165 10.375.677.824 13.532.678.229 16.460.753.558 18.313.481.085 5.793.161.635 9.390.925.357 12.799.377.704 15.672.297.783 16.655.704.540 98,33 90,51 94,58 95,21 90,95 - - BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.535.451.165 3.236.077.024 3.710.687.662 4.113.394.098 4.569.137.560 2.489.611.324 3.145.682.157 3.683.351.222 3.916.148.489 4.189.722.332 98,19 97,21 99,26 95,20 91,70 - - - Belanja Pegawai 2.535.451.165 3.236.077.024 3.710.687.662 4.113.394.098 4.569.137.560 2.489.611.324 3.145.682.157 3.683.351.222 3.916.148.489 4.189.722.332 98,19 97,21 99,26 95,20 91,70 - - BELANJA LANGSUNG 3.355.930.000 7.139.000.000 9.821.990.567 12.347.359.500 13.744.343.925 3.303.550.311 6.245.243.200 9.116.026.482 11.756.149.294 12.465.982.208 98,44 87,48 92,81 95,21 90,70 - - - Belanja Pegawai 651.888.500 611.804.500 1.481.588.000 1.124.290.000 643.527.037 651.803.500 494.800.500 1.407.053.000 931.510.000 636.873.000 99,99 80,88 94,97 82,85 98,97 - - - Belanja Barang dan Jasa 1.564.566.500 2.672.645.500 5.610.292.567 10.099.591.300 11.895.789.938 1.528.099.811 2.318.561.700 5.340.827.682 9.732.080.369 10.653.213.208 97,67 86,75 95,20 96,36 89,55 - - - Belanja Modal 1.139.475.000 3.854.550.000 2.730.110.000 1.123.478.200 1.205.026.950 1.123.647.000 3.431.881.000 2.368.145.800 1.092.558.925 1.175.896.000 98,61 89,03 86,74 97,25 97,58 - - Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 27

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Tantangan Dinas Perkebunan Kabupaten Garut dalam pengembangan pelayanan, yaitu : a) Makin meningkatnya degradasi lahan akibat kurangnya kesadaran masyarakat terhadap upaya konservasi; b) Adanya produk lain sebagai substitusi produk perkebunan dengan mutu yang lebih baik; c) Harga produk perkebunan yang fluktuatif. Peluang Dinas Perkebunan Kabupaten Garut dalam pengembangan pelayanan, yaitu: a) Adanya dukungan program pembangunan perkebunan dari pemerintah pusat; b) Berkembangnya industri pengguna bahan baku produk perkebunan; c) Permintaan pasar terhadap produk perkebunan cenderung meningkat. Selanjutnya dalam upaya pengembangan potensi kebun dan lahan, kegiatan pembangunan di pedesaan tetap menjaga kelestarian dan kelangsungan lingkungan hidup. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa hampir semua komoditi perkebunan merupakan tanaman yang berfungsi lindung, sehingga pengembangan potensi perkebunan tetap selaras dengan RTRW Provinsi Jawa Barat dan RTRW Kab. Garut yang menetapkan (81,39%) wilayah kabupaten sebagai kawasan hijau. Sedangkan dalam mengembangkan kebijakan publik akan dianut prinsip pelayanan prima dengan cara memaksimalkan pelayanan publik tanpa harus menciptakan masalah-masalah sosial lanjutan. Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 28

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Identifikasi permasalahan untuk penentuan program prioritas adalah sebagai berikut : 1. Terbatasnya sarana dan prasarana produksi perkebunan; 2. Masih terjadinya perambahan lahan oleh masyarakat pada areal perkebunan/hgu; 3. Masih terdapatnya gangguan hama penyakit tanaman perkebunan; 4. Terjadinya anomali Iklim; 5. Sistem tata kelola kelompok tani perkebunan masih belum terstruktur dengan baik; 6. Kelembagaan kelompok tani perkebunan belum mengarah kepada usaha agrobisnis; 7. Unit pengolahan hasil produksi masih terbatas; 8. Pengolahan masih banyak yang bersifat tradisional. Faktor-faktor penentu keberhasilan dari permasalahan ini adalah : 1. Terfasilitasi sarana dan prasarana untuk meningkatkan produksi tanaman perkebunan; 2. Terfasiltasinya pemberdayaan masyarakat sekitar kebun; 3. Peningkatan kemampuan dan fasilitas kelompok dalam menangani gangguan hama penyakit; 4. Terlaksananya pola pergiliran tanam; 5. Terfasilitasinya pembinaan kelembagaan kelompok tani perkebunan; 6. Terfasilitasinya peningkatan SDM, teknologi dan pemasaran hasil bagi lembaga kelompok tani perkebunan; Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 29

7. Terbangunnya unit pengolahan hasil perkebunan; 8. Terfasilitasi penerapan teknologi pengolahan hasil perkebunan. Untuk memberi fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas antara visi, misi dan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang ada maka disusun faktor-faktor penentu keberhasilan yang dikembangkan dari stratejik terhadap visi, misi dan nilai-nilai dan diurutkan sesuai rangking, maka diperoleh faktor pendorong keberhasilan sebagai berikut : 1. Peningkatan komoditas sektor perkebunan unggulan, andalan dan rintisan Kabupaten Garut guna pemenuhan kebutuhan dan permintaan pasar; 2. Peningkatan pembangunan perkebunan melalui program pusat (KEMENTAN) sesuai dengan perturan perundang-undangan sektor perkebunan/pertanian; 3. Peningkatan industri bahan baku produksi perkebunan melalui SDM aparatur perkebunan yang proporsional; 4. Peningkatan dana dan akses terhadap sumber permodalan dalam mengatasi permintaan pasar terhadap produk perkebunan cenderung meningkat; 5. Peningkatan kuantitas dan percepatan penambahan SDM Dinas Perkebunan melalui dukungan program pengangkatan calon pegawai negeri sipil melalui Pusat; 6. Peningkatan SDM aparatur perkebunan yang proporsional dalam mengatasi produk lain sebagai substitusi produk perkebunan yang mempunyai mutu lebih baik; 7. Peningkatan kualitas komoditas sektor perkebunan Kabupaten Garut guna menjaga harga produk perkebunan yang fluktuatif; 8. Peningkatan pemahaman peraturan perundang-undangan bidang perkebunan/pertanian khususnya mengenai konservasi dalam mengatasi degradasi lahan; Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 30

9. Pengembangan dan pemanfaatan kelembagaan/kelompok usaha bersama sektor perkebunan untuk menjaga harga produk; 10. Optimalisasi sarana dan prasarana yang ada untuk meningkatkan dan mengembangkan komoditas perkebunan dengan jaminan mutu produk yang berkualitas; 11. Peningkatan kualitas SDM Dinas Perkebunan dalam rangka percepatan pembinaan terhadap masyarakat dalam penggunaan lahan perkebunan sesuai dengan kaidah konservasi; 12. Optimalisasi sarana yang tersedia dalam upaya peningkatan industri pengguna bahan baku produk perkebunan. Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 31

3.2 Telaahan Visi, Misi dan program Kepala daerah Wakil Kepala Daerah Terpilih. Secara Teoritik, perumusan rencana kerja terlebih dahulu diawali oleh proses analisis mendalam terhadap persoalan yang muncul atau diperkirakan terdapat dalam dinamika pencapaian visi dan misi. Oleh karenanya perumusan masalah yang telah, sedang maupun yang akan dihadapi menjadi suatu hal yang tidak boleh dihindari, agar senantiasa dapat terjaga korelasi yang positif antara visi, misi serta kebijakan yang tepat untuk mencapai sasaran yang diharapkan. Demikian juga, visi, misi, kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas harus selaras dan sesuai dengan visi, misi strategi dan kebijakan pemerintah kabupaten dalam hal ini Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada maka Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Garut adalah Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera. Memperhatikan visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Kabupaten Garut dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di lingkup regional maupun nasional. Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut: Bermartabat : Memiliki wibawa, harga diri serta diperhitungkan baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional. Nyaman : Memiliki suasana yang tenang dan damai, sehingga setiap program pembangunan bisa dilaksanakan dengan optimal dan kondusif. Sejahtera : Hasil pembangunan dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat, sehingga bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka dalam pemenuhan kebutuhannya. Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 32

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 4 (empat) misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis; 2. Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal; 3. Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat, aman dan nyaman; 4. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan amanah serta membangun kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur. Dikaitkan dengan Visi dan Misi kepala daerah dan Wakil, maka Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan arah kebijakan yang ditetapkan Dinas Perkebunan didasarkan pada Misi kedua yaitu Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal, yang dijabarkan pada tujuan ke 1 yaitu meningkatkan Kesejahteraan Petani sasaran yang ingin dicapai Meningkatkan Produksi, Produktivitas dan nilai tambah hasil tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta tujuan ke 2 yaitu Meningkatkan Kompetensi SDM Pertanian/Perkebunan sasaran yang ingin dicapai Meningkatkan Profesionalisme SDM Perkebunan dan kelembagaannya. Strategi yang digunakan adalah Meningkatkan produksi, inovasi dan nilai tambah hasil pertanian/perkebunan dengan arah kebijakan: i. Meningkatkan Pemahaman SDM Perkebunan dalam berbagai aspek agribisnis. ii. Meningkatkan Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas produk perkebunan. iii. Meningkatkan kawasan perkebunan yang berbasis konservasi. Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 33

iv. Meningkatkan mutu hasil, nilai tambah dan pemasaran produk perkebunan. Visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi tersebut akan diperjelas dan difokuskan dengan Visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Dinas yang akan dijelaskan pada Bab IV dan akan dicapai melalui program kegiatan pembangunan pada setiap tahunnya yang akan dijelaskan pada Bab. V Renstra ini. 3.3 Telaahan Renstra Untuk menentukan tujuan pembangunan perkebunan Kabupaten Garut tahun 2014-2019 perlu dilakukan pencermatan lingkungan dengan mengidentifikasi lingkungan stratejik, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yaitu sebagai berikut : 1) Pencermatan Lingkungan (a) Pencermatan Lingkungan Internal (PLI) Lingkungan Internal Dinas Perkebunan Kabupaten Garut meliputi kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakness) yaitu : potensi wilayah perkebunan pada tahun 2013 seluas 55.253,0247 Ha, yang terdiri dari : 1. Kebun Besar Swasta : 12.231,1615 Ha 2. PTPN : 12.739,8632 Ha 3. Kebun Rakyat : 30.282,0000 Ha 1. Kekuatan (Strength)/S a) Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) aparatur Dinas Perkebunan yang ada cukup proporsional dibidangnya; b) Sumberdaya Alam (SDA) perkebunan cukup luas, yang terdiri Perkebunan Rakyat 30.282,0000 Ha, Perkebunan Besar Swasta 12.231,1615 Ha dan Perkebunan Negara 12.739,8632 Ha; Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 34

c) Adanya peraturan perundang-undangan bidang yang mendasari kegiatan pembangunan perkebunan yaitu : - Undang-undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman; - Undang-undang No. 18 tahun 2004 tentang Perkebunan; - Undang-undang No. 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani; - Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perkebunan; - Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 7 tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut; - Keputusan Bupati Garut No. 535 tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Garut. d) Adanya dukungan anggaran dan sarana. 2. Kelemahan (Weakness)/W a) Kuantitas SDM Aparatur Dinas Perkebunan masih kurang memadai; b) Terbatasnya prasarana; (b) Pencermatan Lingkungan Eksternal (PLE) Lingkungan eksternal Dinas Perkebunan Kabupaten Garut meliputi Peluang (Opportunities) dan Tantangan (Threats) sebagai berikut : 1. Peluang (Opportunities)/O a) Adanya dukungan program pembangunan perkebunan dari pemerintah provinsi dan pusat; b) Berkembangnya industri pengguna bahan baku produk perkebunan; Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 35

c) Permintaan pasar terhadap produk perkebunan cenderung meningkat; d) Potensi komoditi sektor Perkebunan Kabupaten Garut sangat beragam yang terdiri dari : - Komoditi unggulan : T e h, Akarwangi, Tembakau, Karet dan Kopi; - Komoditi andalan : Nilam, Obat-obatan, Lada, Panili, Aren, Kina, Kemiri, Kapuk, Kapolaga, Jarak, dan Sereh Wangi; - Komoditi rintisan : Tanaman Serat, Kayu Manis, Pinang, Perca, Kenanga, jambu Mete dan Kumis Kucing. 2. Ancaman (Threats)/T a) Semakin meningkatnya degradasi lahan; b) Adanya Alih fungsi lahan; c) Adanya produk lain sebagai substitusi produk perkebunan dengan mutu yang lebih baik; d) Gangguan Usaha Perkebunan; e) Lemahnya kapasitas SDM petani; f) Akses terhadap pemasaran hasil masih terbatas. 2) Analisis Pilihan Asumsi Stratejik Dalam menentukan asumsi-asumsi stratejik, digunakan matriks analisis SWOT sebagai berikut : Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 36

Tabel 3.1. Matriks analisis SWOT dalam menentukan Analisis Pilihan Asumsi Stratejik (APAS) AFI AFE Peluang (Opportunities)/O 1) Potensi komoditi perkebunan Kab.Garut sangat beragam 2) Permintaan pasar terhadap produk perkebunan cenderung meningkat Kekuatan (Strengths)/S 1) Adanya peraturan perundang-undangan bidang perkebunan; 2) Sumberdaya Alam (SDA) perkebunan cukup luas, yang terdiri Perkebunan Rakyat 30.282 Ha, Perkebunan Besar Swasta 12.231,1615 Ha dan Perkebunan Negara 12.739,8632 Ha; Asumsi strategi SO Menggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang 1). Peningkatan pengembangan potensi komoditi perkebunan melalui program dan kegiatan yg sesuai peraturan perundang-undangan; 2). Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Alam (SDA) perkebunan guna pemenuhan permintaan pasar produk perkebunan yang cenderung meningkat. Kelemahan (Weaknesses)/W 1) Kuantitas SDM Dinas Perkebunan kurang memadai; 2) Terbatasnya prasarana; Asumsi strategi WO tanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang 1). Peningkatan kuantitas SDM Dinas perkebunan untuk mengoptimalkan potensi komoditi perkebunan dan untuk pemenuhan permintaan pasar 2) Peningkatan penyediaan prasarana untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi komoditi perkebunan serta meraih peluang pasar Ancaman (Threats)/T 1) Lemahnya kapasitas SDM petani 2) Adanya alih fungsi lahan Asumsi strategi ST Menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman/mengubahnya jadi peluang 1). Peningkatan pemahaman Peraturan Perundangundangan bidang perkebunan untuk meningkatkan kapasitas SDM petani dan mengatasi adanya alih fungsi lahan 2). Peningkatan pengelolaan SDA perkebunan secara optimal untuk menghindari penambahan alih fungsi lahan Asumsi strategi WT memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman 1). Peningkatan Kuantitas SDM Dinas Perkebunan dalam rangka peningkatan kapasitas SDM petani; 2). Peningkatan prasarana untuk mengendalikan adanya alih fungsi lahan Rencana Strategis Dinas Perkebunan 2014-2019 37