E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

dokumen-dokumen yang mirip
E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

repository.unimus.ac.id

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PENANGANAN PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI UGD RSUD POHUWATO

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

BAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan puskesmas maka pelayanan rumah sakit haruslah yang. berupaya meningkatkan mutu pelayanannya (Maturbongs, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

mendapatkan 5,7% KTD, 50% diantaranya berhubungan dengan prosedur operasi (Zegers et al., 2009). Penelitian oleh (Wilson et al.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah *

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BEDAH DI RPB RSUD TOBELO

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang sangat penting dilaksanakan oleh setiap rumah sakit, dan

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak

Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Di RSUD Kota Mataram ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu dan padat risiko,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

Partinah Innovation In Health Care It Project Reservasi Pendaftaran Pasien Rawat Jalan. Surakarta : RSKU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPCHART UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN BENCANA GEMPA BUMI PADA SISWA DI SMP N 1 CAWAS

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, maka syarat mutu makin bertambah penting. Hal tersebut mudah saja

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN PENGKAJIAN RESIKO JATUH SKALA MORSE DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 2

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DADURAT (IGD) RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KREATIVITAS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI BARISAN DAN DERET

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

Dwi Candra 1, Endang Ratnaningsih 2,Haidir Fitri 3

JURNAL PENGARUH KUALITAS CARING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 43

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

Oleh : Rahayu Setyowati

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit (RS) memiliki lima macam isu diantaranya yaitu : keselamatan

Implementasi Pembelajaran Kooperatif Ni Komang Sukertiasih 69

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INFORMED CONSENT PADA PASIEN YANG AKAN DI PASANG INFUS. Erwin Yektiningsih, Perdhana Petronila Puspita

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dipisah-pisahkan. Keselamatan pasien adalah bagian dari mutu. Diantara enam sasaran mutu,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PATIENT SAFETY DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN RISIKO PASIEN JATUH DI RUANG INTERNA RSUD MARIA WALANDA MARAMIS AIRMADIDI RELATIONS NURSES KNOWLEDGE ABOUT PATIENT SAFETY PRECAUTIONS RISK PATIENTS WITH FALL IN THE INTERNA HOSPITAL MARIA WALANDA MARAMIS AIRMADIDI Erma Wati Kilaten, Julianus Ake, Estefina Makausi Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. ABSTRAK Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman ditujukan untuk menarahkan dan membimbin perawat dalam melaksanakan tindakan penceahan risiko pasien jatuh denan baik. Sistem tersebut diharapkan dapat menceah terjadinya cedera yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yan seharusnya dilakukan. Penerapan tindakan penceahan risiko pasien jatuh berkaitan denan patient safety untuk menceah terjadinya kejadian tidak diharapkan pada pasien dirumah sakit antara lain penilaian Morse Fall Scale, memasan elan identifikasi berwarna kunin pada perelanan, tanda penceahan jatuh di papan tempat tidur, menatur tini rendahnya tempat tidur, memastikan paar penaman tempat tidur dalam keadaan terpasan. Penelitian ini bertujuan untuk menetahui penetahuan perawat tentan patient safety dalam menerapkan tindakan penceahan risiko pasien jatuh di Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Metode: Desain penelitian ini adalah pendekatan Cross Sectional. Pada penelitian ini populasinya adalah perawat di Ruan penyakit dalam Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Jumlah sampel 33 oran perawat. Penelitian ini dilakukan bulan Februari-Maret 2015. Hasil: Penetahuan perawat sebanyak 21 oran (64%) ada pada kateori Tidak dilakukan, dan tindakan penceahan risiko pasien jatuh 29 oran (88%) ada pada katerori Tidak dilakukan denan menunakan uji statistik Spearman rho denan nilai sinifikansi α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,011 berarti p < 0,05 denan koefisien korelasi r =0,439 yan berarti terdapat hubunan yan Sedan antara penetahuan perawat tentan patient safety denan tindakan penceahan risiko pasien jatuh.. Kata Kunci : perawat, patient safety, tindakan penceahan risiko pasien jatuh, penetahuan ABSTRACT Safety patient (Patient Safety) hospital is a system where hospitals make patient care safer intended to direct and uide nurses in implementin preventive measures fall with ood risk patients. The system is expected to prevent injury caused by errors due to perform an action or no action is supposed to do. The application of preventive measures related to the patient's risk of fallin patient safety to prevent the occurrence of unexpected events in hospitalized patients include Morse Fall Scale assessment, installin yellow identification bracelet on the wrist, a sin of fall prevention in bed board, set the level of the bed, make sure bed safety rail in installed state. This study aimed to determine the knowlede of nurses about patient safety by implementin preventive measures risk patient falls in hospitals Maria Space Interna Walanda Maramis Airmadidi. Methods: The study desin was cross-sectional approach. In this study population was nurses in hospital medicine Interna Mary Walanda Maramis Airmadidi. Number of samples 33 nurses. This research was conducted in February-March 2015. Results: Knowlede of nurses at least 21 people (64%) do not exist in the cateory, and risk prevention measures fell 29 patients (88%) is in the cateory Not done usin Spearman rho test with value of sinificance α = 0.05 p value = 0.011 means p <0.05 with a correlation coefficient of r = 0.439, which means that there is a relationship between knowlede Medium nurses about patient safety at risk prevention measures patient falls. Keywords: nurse, patient safety, patient's fall risk prevention measures, knowlede 96

Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko, identifikasi dan penelolaan hal yan berhubunan denan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat menceah terjadinya cedera yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yan seharusnya dilakukan. (Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006). World Health Oranization (WHO) pada Tahun 2004 mennumpulkan anka-anka penelitian rumah sakit di berbaai neara: Amerika, Inris Denmark, dan Australia, ditemukan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) denan rentan 3,2-16,6%. Nadzam (2009) melaporkan survei yan dilakukan oleh Morse pada Tahun 2008 tentan kejadian pasien jatuh di Amerika Serikat. Hasil survei menunjukan 2,3-7/1000 pasien jatuh dari tempat tidur setiap hari. Di Indonesia sendiri kejadian tentan KTD apalai nyaris cedera (near miss) masih lanka, namun dilain pihak terjadi peninkatan tuduhan malpraktik yan belum tentu sesuai denan pembuktian akhir (Depkes, 2008). Kejadian di jawa denan jumlah penduduk sebanyak 112 juta penduduk yan menalmi kejadian meruikan sebanyak 4.544.711 oran yan dapat diceah sebanyak 2.847.288 oran, cacat permanen sebanyak 337.000 oran, kematian sebanyak 121.000 oran denan beban ekonomi sebesar 495 M. Prevalensi kejadian medis yan meruikan pasien Jawa Tenah dan DIY menurut sebuah hasil penelitian adalah sebesar 1,8%-88,9% (Sunaryo, 2009). ). Dari hasil penelitian yan dilakukan oleh Hennessy, et al (2006) yan menyebutkan SULUT termasuk dalam bidan pelayanan kesehatan masih belum maksimal dimana masih minimnya petuas medis dan sarana prasarana. Hal ini yan menyebabkan terjadinya kejadian yan tidak diharapkan dalam pelayanan di rumah sakit sehina meruikan pasien sebesar 47,5%-60,88%. Laporan insiden keselamatan pasien yan diterima oleh KKP-RS dari rumah sakit di Indonesia keseluruhan berjumlah 351, yakni pada bulan September 2006 sampai denan Desember 2007 jumlah laporan 114 dan pada periode Januari sampai denan April 2010 (kuartal I). Laporan insiden keselamatan pasien yan dikirimkan oleh rumah sakit masih banyak yan belum diisi secara lenkap. Dari laporan PENDAHULUAN 97 tersebut akar masalah masih banyak ditujukan kepada faktor petuasnya bukan pada sistem (KKP-RS, 2010). Meninat resiko pasien jatuh sanat besar maka kita perlu memikirkan berbaai macam cara untuk menurani terjadinya hal tersebut. Hal ini dilakukan denan maksud untuk menceah atau menurani resiko pasien menalami cedera sehina mempercepat dari pada proses penyembuhannya. Misalnya kita dapat memberikan penambahan tempat tidur yan mempunyai penhalan disampin tempat tidur. Pemasanan penaman tempat tidur ini sanat pentin disediakan terutama pada pasien denan penurunan kesadaran dan anuan mobilitas. Contoh lain adalah penunaan bel. Anjurkanlah klien untuk menunakan bel bula membutuhkan bantuan, karna bila tidak dikhawatirkan terjadi sesuatu yan tidak terdua yan menakibatkan pasien terjatuh dan memperparah cederanya atau membuat cedera baru. Dalam upaya menurani resiko pasien cedera karna jatuh kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti usia, riwayat jatuh, aktivitas, defisit (penlihatan, pendenaran), konitif, pola BAB dan BAK, mobilitas/motori. Kita harus memperhatikan usia karena resiko jatuh oran yan lanjut usia misal 65 tahun akan lebih tini dibandin pada usia dewasa, biasanya semakin bertambah tua usia seseoran tinkat penlihatannya akan menurun, penurunan ini pun harus kita perhatikan karna penurunan penlihatan jelas dapat menanu oran tersebut beraktivitas dan dapat menyebabkan suatu cedera. Morse Fall Scale (MFS) bertujuan untuk memberikan kaselamatan pasien dewasa di RS, menceah terjadinya pasien jatuh di RS, Intevensi peceahan pasien jatuh antara lain penilaian MFS, memasan elan identifikasi pasien risiko jatuh berwarna kunin pada perelanan pasien, tanda penceahan jatuh (label seitia kunin/merah) dipapan tempat tidur, menuliskan di whiteboard pada nurse station, menatur tini rendahnya tempat tidur sesuai denan prosedur penceahan pasien jatuh, memastikan paar penaman tempat tidur dalam keadaan terpasan, pada pasien elisa menunakan restrain atau baju Apol (Sarwono, 2004). Proram patient safety tersebut diatas diharapkan dapat menceah terjadinya cedera yan disebabkan oleh kasalahan/error akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yan seharusnya dilakukan dan meninkatkan pertanun jawaban rumah sakit terhadap pelayanan yan diberikan kepada pasien

(DepKes RI, 2006). Memberikan keselamatan kepada pasien merupakan hal yan sanat pentin. Dan untuk mencapai keselamatan pasien diperlukan sasaransasaran keselamatan pasien, salah satunya adalah menurani resiko pasien cedera karena jatuh. Bila resiko pasien cedera karna jatuh ini bisa dikurani, maka proses penyembuhan klien akan lebih cepat. Tanun jawab sasaran ini terutama ada pada rumah sakit selaku penyedia fasilitas, namun seala komponen yan terkait jua punya tanun jawab yan besar terhadap keselamatan pasien. Hasil survei data awal peneliti di RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi sendiri di laporkan dalam tia bulan terakhir ini dimana pada bulan Austus sampai Oktober jumlah pasien adalah 166 pasien 26 di antaranya adalah risiko pasien jatuh dimana pada bulan Austus terdapat 6 pasien, bulan September 9 pasien dan pada bulan Oktober sampai November 11 pasien (Buku reister RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi). Dan dari data yan di dapat dari ketia ruanan Perawatan Interna denan jumlah perawat 33 sampel. Dan ada beberapa perawat yan pernah menikuti pelatihan patient safety. Diketia ruan Interna sendiri terdapat 50 tempat tidur. Berdasarkan data yan dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentan Hubunan Penetahuan Perawat Tentan Patient Safety Denan Tindakan Penceahan Resiko Pasien Jatuh di RSU Maria Walanda Maramis Airmadidi. Metode Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik, denan menunakan pendekatan Cross Sectional menenai Hubunan Penetahuan perawat tentan patient safety denan tindakan penceahan risiko pasien jatuh di RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi yan dimana variabel bebas yan terikatnya di ukur dalam waktu yan bersamaan (Nursalam, 2008). Penelitian Cross Sectional adalah jenis penelitian yan menekankan pada waktu penukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada satu saat. Pada studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) dihubunkan denan penyebab (variabel independent) (Nursalam, 2008). Untuk melakukan penumpulan data peneliti menunakan instrumen sebaai pedoman penumpulan data yan diunakan adalah kuesioner denan multiple choice dan observasi dimana, peneliti menyuruh responden untuk memberikan responden untuk memberikan tanda silan [X] pada pilihan jawaban yan tepat menurut Analisa Univariat Hasil Penelitian Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 39%13Oran Umur 98 responden untuk menisi kuesioner yan ada Namun sebelumnya, diminta persetujuan dari responden melalui informed consent. Apabila responden setuju maka dilanjutkan denan penisian kuesioner sesuai denan petunjuk penisian yan diunakan. Jawaban dari kuesioner dan obervasi yan telah dihitun secara manual, akan dilakukan uji analisis untuk menetahuai hubunan antara variabel independent dan variabel dependent denan menunakan uji statistic yan sesuai denan skala data yan tersedia. Metode yan diunakan dalam penambilan atau penumpulan data adalah denan menunakan kesioner dan observasi. Lankah-lankah yan dilakukan dalam penumpulan data, yaitu: Persiapan ditempat penelitian berupa cek ruanan, cek responden (jumlah perawat), pelaksana memperkenalkan nama dan identitas peneliti, memeriksa kembali kelenkapan kuesioner atas jawaban yan diberikan responden. Setelah di isi pastikan terisi denan lenkap, maka keiatan selanjutnya adalah tahap penolahan data dan analisa data. 36%12Oran 20-30 31-40 >40 25%8Ora n Gambar 5.1 Distribusi reponden berdasarkan umur di ketia Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi.

Di atas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan umur menunjukan bahwa yan palin banyak responden adalah berumur >40 tahun yakni 13 oran (39%) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin 15%5Oran 85%28Ora n Laki-laki Perempuan Gambar 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di ketia Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin didapatkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yakni 28 oran (85%). Karakteristik Responden Berdasarkan Tinkat Pendidikan Tinkat Pendidikan 42%14Oran 58%19Oran Tamat SMA Tamat Peruruan tini Gambar 5.3 Distribusi responden berdasarkan Tinkat pendidikan di ketia Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir responden palin banyak telah tamat peruruan tini yakni 19 Oran (58%). Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Status Perkawinan 85%28Ora n 15%5Oran Kawin Belum Kawin Gambar 5.4 Distribusi responden berdasarkan Status Perkawinan di ketia Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Karakteristik responden berdasarkan Status responden palin banyak telah kawin yakni 28 Oran (85%). 99

Karakteristik Responden Berdasarkan Tinkat Penetahuan Perawat Patient Safety Penetahuan Perawat 64%21Oran 6%2Ora n 30%10Ora n Baik Cukup Kuran Gambar 5.5 Gambaran responden Tinkat Penetahuan Perawat Tentan Patient Safety di ketia Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi Februari-Maret 2015. Dapat dilihat bahwa responden berdasarkan Penetahuan Perawat Tentan Patient Safety di Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Yan palin banyak pada tinkatan kuran yaitu sebanyak 21 oran (64%). Karakteristik Responden Berdasarkan Tindakan Penceahan Risiko Pasien Jatuh Tindakan Penceahan Risiko Pasien Jatuh 12%4Oran 88%29Oran Dilakukan Tidak Dilakukan Gambar 5.6 Gambaran responden berdasarkan Tindakan penceahan Risiko pasien Jatuh di ketia Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi Februari-Maret 2015. Dapat dilihat bahwa karakterisrik responden berdasarkan tindakan penceahan risiko pasien jatuh menunjukan berada pada tinkatan kuran yaitu sebanyak 29 oran (88%). Penetahuan Perawat Patient Safety Analisa Bivariat Tindakan Penceahan Risiko Pasien Jatuh Tidak Total Dilakukan Dilakuka n N % N % Jumlah % Baik - - 2 6 2 6 Cukup 1 3 9 27 10 30 Kuran 3 9 18 54 21 64 Total 4 12 29 88 33 100 Koefisien Korelasi Spearman Rho (r)=0,439 Sinifikansi (p) = 0,011 < (0,05) 100

Tabulasi Silan Hubunan Penetehuan Perawat Tentan Patient Safety Denan Tindakan Penceahan Risiko Pasien Jatuh Di Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Dari hasil tabulasi silan dari 33 responden yan palin banyak adalah 29 oran atau 88% penetahuan perawat tentan patient safety denan tindakan penceahan risiko pasien jatuh. Dari hasil Uji Statitik Corelations spearman rho menunjukan sinifikansi dari hubunan kedua variabel tersebut adalah (p)=0,011, koefisien korelasi ( r)=0,439, menunjukan tinkat hubunan yan Sedan antara penetahuan perawat tentan patient safety denan tindakan penceahan risiko pasien jatuh di RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Pembahasan Hubunan Penetahuan Perawat Tentan Patient Safety denan Tindakan Penceahan Risiko Pasien Jatuh di Ruan Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Dari Hasil penolahan data pada tabel tabulasi silan Hubunan penetahuan perawat tentan patient safety denan tindakan penceahan risiko pasien jatuh menunjukan palin besar prosentasinya adalah kuran yaitu 29 oran atau 88%. Analisa menunakan uji statistik Spearman Rho denan nilai sinifikansi α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,011 berarti p < 0,05 sehina ada hubunan antara variabel bebas dan terikat. Didapatkan pula koefisien korelasi (r) = 0,439 yan berarti tinkat hubunan kedua variabel memiliki hubunan yan Sedan antara penetahuan perawat tentan patient safety denan tindakan penceahan risiko pasien jatuh di RSUD M.W.Maramis Airmadidi. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait denan isu mutu dan citra rumah sakit. Tenaa perawat salah satu yan bertanun jawab untuk membantu pasien mendapatkan haknya dalam keselamatan pasien selama dirawat. Usaha untuk meninkatkan keselamatan pasien harus dimulai dari pemahaman perawat untuk bekerja sesuai denan standar operasional prosedur dalam konteks prinsip keselamatan pasien (DepKes R.I, 2008). Jatuh merupakan suatu kejadian yan menyebabkan subyek yan sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disenaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilanan kesadaran, atau kejan. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab spesifik yan jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yan dalam keadaan sadar menalami jatuh (Stanley, 2006) Jatuh dapat menakibatkan berbaai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikolois. Kerusakan fisik yan palin ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulan panul. Jenis fraktur lain yan serin terjadi akibat jatuh adalah fraktur perelanan tanan, lenan atas dan pelvis serta kerusakan jarinan lunak. Dampak psikolois adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lai dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilannya rasa percaya diri, penbatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh (Stanley, 2006). Meninat resiko pasien jatuh sanat besar maka kita perlu memikirkan berbaai macam cara untuk menurani terjadinya hal tersebut. Hal ini dilakukan denan maksud untuk menceah atau menurani resiko pasien menalami cedera sehina mempercepat daripada proses penyembuhannya. Misalnya kita dapat memberikan penambahan tempat tidur yan mempunyai penhalan disampin tempat tidur. Pemasanan penaman tempat tidur ini sanat pentin disediakan terutama pada pasien denan penurunan kesadaran dan anuan mobilitas.. (Lumbantobin, 2014) Maka sesuai hal diatas, didukun oleh teori Menurut Nursalam dan Pariani (2001). Penetahuan merupakan kemampuan seseoran untuk meninat fakta, symbol, prosedur, teknik dan teori. Penetahuan menurut The American Heritae (2004), adalah inatan material yan dipelajari, meliputi kemampuan meninat luasnya materi, dari data yan spesifik sampai teori yan lenkap. Seoran perawat dikatakan profesional, jika memiliki penetahuan, keterampilan serta sikap profesional sesuai kode etik profesi. Menurut Tim Depkes (1987) Patient Safety atau keselamatan adalah suatu system yan membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini menceah terjadinya cedera yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak menambil tindakan yan seharusnya diambil. Asumsi peneliti, hal ini disebabkan oleh: 101

Rendahnya tinkat penetahuan perawat menyebabkan kurannya penetahuan perawat tentan patient safety denan tindakan penceahan risiko pasien jatuh. Berdasarkan hasil yan didapat setelah penelitian menunjukan bahwa tinkat penetahuan perawat menyebakan kurannya penetahuan atau pemahaman perawat tentan patient safety denan tindakan penceahan risiko pasien jatuh. Denan melihat hasil data univariat sanat jelas terlihat bahwa penetahuan perawat dan tindakan penceahan risiko pasien jatuh memiliki penilaian tertini pada kateori kuran. Ini menunjukan bahwa penetahuan perawat tentan patient safety memiliki hubunan dalam melakukan tindakan penceahan risiko pasien jatuh di RSUD M.W. Maramis Airmadidi. Kesimpulan 1. Penetahuan perawat tentan patient safety di Ruan Interna A, B dan C RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi sebaian besar memiliki penetahuan kuran. 2. Tindakan penceahan risiko pasien jatuh di Ruan Interna A, B, dan C RSUD Maria Walanda Maramis adalah kuran. 3. Terdapat hubunan antara penetahuan tindakan perawat tentan patient safety denan penceahan risiko pasien jatuh di RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Saran Berdasarkan kesimpulan yan di uraikan di atas maka, saran yan dapat diberikan sebaai berikut. 1. Bai Profesi Keperawatan Diharapkan denan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan dalam penembanan ilmu keperawatan dalam menanani tentan betapa pentinnya tinkat penetahuan perawat tentan patient safety denan tindakan menceah risiko pasien jatuh. 2. Bai Institusi Pelayanan Kesehatan Diharapkan denan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan, acuan, dan pertimbanan bai institusi pelayanan kesehatan untuk meninkatkan mutu pelayanan yan ada di rumah sakit denan menyediakan ruanan khusus pasien dan alat-alat penaman di ruanan pasien untuk membantu meminimalisasi keadaan yan di alami pasien. 3. Bai Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wawasan dan data dasar untuk menembankan penelitian berikutnya terutama yan berhubunan denan patient safety yan belum di teliti. Daftar Pustaka Aryani. (200 9). Analisis penetahuan dan motivasi perawat yan mempenaruhi sikap mendukun penerapan proram patient safety di instalasi perawatan intensif di RSUD Dr. Moewardi surakarta. tesis tidak diterbitkan. semaran. Proram pascasarjana UNDIP Aus. Hary S. (2012),Penceahan pasien jatuh sebaai stratei keselamatan pasien: sebuah sistematik review. online. Adib A. (2009). Materi Seminar Nasional Keperawatan denan tema Sistem Pelayanan Keperawatan dan Manajemen Rumah Sakit untuk Mewujudkan PatientSafety Departemen kesehatan R.I.(2008). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety). Edisi 2. KKP-RS. DR. dr. Andry, M. M. (2011). Keselamatan Pasien Versi Standar Internasional IPSG (International Patient Safety Goal). Yoyakarta Gartina, T. (2003). Menceah Clinical Error dalam pelayanan keperawatan. Konres Persi. 102

Godfrey, S. (2003). Usin tools to assess and prevent inpatient falls. In:joint commission journal on Quality & safety. KARS, KKP-RS. (2011). Workshop keselamatan pasien dan Manajemen Risiko Klinis di Rumah. Jakarta : PERSI. Komariah, S. (2012). Peran keperawatan dalam menurunkan insiden keselamatan pasien. online. Lestari.Trisasi.(2006). Konteks mikro dalam implementasi patient safety. Buletin IHQN Vol II/Nomor.04/2006,1-3. Nursalam. (200 3).Konsep dan Penerapan Metodoloi Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta Nadzam, D. M. ( 2009). Celebratin nurse: Operatin at the sharp end of safe patient care. Notoatmodjo,S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Pabuti, Aumas. (2011). 7 lankah menuju keselamatan pasien (KP) Rumah sakit. Procedins of expert lecture of medical student of Block 21st of Andalas University. Indonesia. Potter & Perry.(2008). Buku ajar fundamental kaperawatan konsep, proses dan praktik. Edisi 4. ECG. Jakarta. RSA. 2013. Panduan Risiko Jatuh Rumah Sakit Advent Bandun. Bandun 103