Pati ubi kayu (tapioka)

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. diantaranya adalah umbi-umbian. Pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia belum

2. Karakteristik Pasta Selama Pemanasan (Pasting Properties)

I. PENDAHULUAN. Permintaan tapioka di Indonesia cenderung terus meningkat. Peningkatan

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat

2 TINJAUAN PUSTAKA. Umbi Iles-iles. Umbi Walur

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

PENDAHULUAN. penduduk sehingga terjadi masalah hal ketersediaan pangan. Ketergantungan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAGU B. AREN

PENGARUH KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA TAPIOKA HMT YANG DIHASILKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Walur (Amorphophallus campanulatus var sylvestris)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak hanya menginginkan makanan yang enak dengan mouthfeel yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Lama Modifikasi Heat-Moisture Treatment (HMT) Terhadap Sifat Fungsional dan Sifat Amilografi Pati Talas Banten (Xanthosoma undipes K.

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI

Heat Moisture Treated (HMT) Influence on Corn Flour Gelatinization Profiles

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

POLISAKARIDA. Shinta Rosalia Dewi

PENGARUH HEAT MOISTURE TREATED (HMT) TERHADAP PROFIL GELATINISASI TEPUNG JAGUNG

LOGO. Karakterisasi Beras Buatan (Artificial Rice) Dari Campuran Tepung Sagu dan Tepung Kacang Hijau. Mitha Fitriyanto

FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PATI ALAMI. Pati adalah salah suatu bahan penyusunan yang paling banyak dan luas terdapat di alam,sebagai karbohidrat cadangan pangan pada tanaman.

Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat baik. Kandungan betakarotennya lebih tinggi dibandingkan ubi jalar

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Pilot. Plant, dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung.

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai alternatif makanan pokok memerlukan

TUGAS AKHIR RISKA FITRIAWATI PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar ungu (Ipomea batatas L. Poir) mengandung antosianin yang bermanfaat

KARAKTER FISIKOKIMIA DAN KADAR PATI RESISTEN TAPIOKA HASIL PERLAKUAN HEAT MOISTURE TREATMENT (HMT) MENGGUNAKAN OVEN TRI FERDIANI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebesar ton

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. EKSTRAKSI PATI GARUT (Marantha arundinacea L.)

TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 200 kuintal per hektar luas pertanaman kuintal per hektar luas pertanaman.

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kadar Air

Diagram Sifat-sifat Pati

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

TINJAUAN PUSTAKA Sagu

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kolagen alami hewan yang terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, dan

Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung Jln. Soekarno Hatta no.10, Rajabasa Bandar Lampung. Telp. (0721) ) ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. UBI JALAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYIAPAN DAN KARAKTERISASI PATI NANOKRISTALIN DARI SAGU DAN TAPIOKA KARTIKA WULANDARI

Optimisasi Suhu Pemanasan dan Kadar Air pada Produksi Pati Talas Kimpul Termodifikasi dengan Teknik Heat Moisture Treatment (HMT)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. TEPUNG BERAS B. TEPUNG BERAS KETAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. PEMBAHASAN Analisa Sensori

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

KARAKTERISASI SIFAT FISIKOKIMIA DAN SIFAT FUNGSIONAL PATI SUWEG (Amorphophallus campanulatus var. hortensis) DENGAN METODE HEAT MOISTURE TREATMENT

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

Kata kunci : profil gelatinisasi, pasta pati, biji palado, modifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. empat di dunia. Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat dan memiliki

SIFAT FUNGSIONAL DAN SIFAT PASTA PATI SAGU BANGKA [FUNCTIONAL AND PASTA PROPERTIES OF BANGKA SAGO STARCH] MERYNDA INDRIYANI SYAFUTRI *)

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Santoso (2009) menyatakan bahwa yoghurt merupakan produk susu. yang difermentasi. Fermentasi susu merupakan bentuk pengolahan susu

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT

PENGARUH PROSES HMT TERHADAP KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN KRISTALINITAS TAPIOKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Pati Singkong

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp.

Karakterisasi Tepung Ubi Kayu Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai ton, beras ketan diimpor dari Thailand dan Vietnam, sedangkan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

KARAKTERISTIK FISIK PATI SAGU (Metroxylon sp) YANG DIMODIFIKASI DENGAN TEKNIK HEAT MOISTURE TREATMENT (HMT) DIAN WULANSARI

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada konsumen (Silalahi, 2006). Salah satu produk yang. makanan ringan, jajanan atau cemilan. Makanan ringan, jajanan atau

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH FERMENTASI SPONTAN SELAMA PERENDAMAN GRITS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

PRODUKSI CASSAVA SOUR STARCH DENGAN VARIASI MEDIA STARTER BAKTERI ASAM LAKTAT DAN LAMA FERMENTASI

A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan... 3 D. Manfaat Penelitian... 3

PEMBAHASAN 4.1.Karakteristik Fisik Mi Jagung Cooking loss

PENDAHULUAN. Sumber utama karbohidrat, diantaranya adalah serealia (contoh gandum, jagung,

A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

Transkripsi:

Pengaruh Heat Moisture Treatment (HMT) Pada Karakteristik Fisikokimia Tapioka Lima Varietas Ubi Kayu Berasal dari Daerah Lampung Elvira Syamsir, Purwiyatno Hariyadi, Dedi Fardiaz, Nuri Andarwulan, Feri Kusnandar disampaikan pada Seminar Nasional PATPI 2011 Manado, 15 18 September 2011 Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Seafast Center Institut Pertanian Bogor Pati ubi kayu (tapioka) Potensial sebagai bahan pengental Viskositas pasta tinggi warna dan flavor netral Viskositas pasta tinggi, warna dan flavor netral Masalah: granula tidak tahan panas Tidak bisa digunakan pada suhu tinggi Pengembangan tapioka modifikasi tahan panas Memperluas aplikasi di industri pangan 1

Produksi pati tahan panas Teknik komersial dengan metode kimia Konsumen butuh produk bebas aditif kimia Butuh inggridien dan aditif pangan alami Teknik modifikasi secara HMT perlu dikaji lebih intensif Heat Moisture Treatment (HMT) Pemanasan pati kadar air terbatas pada suhu tinggi selama waktu tertentu (Jacobs dan Delcour, 1998; Collado dan Corke, 1999). Kadar air kurang dari 35% (w/w) T transisi gelas < T HMT < T gelatinisasi Meningkatkan ketahanan pati terhadap panas, g p p p perlakuan mekanis dan ph asam (Taggart, 2004) 2

Heat Moisture Treatment (HMT) Pemanasan Fase amorfous jadi rubbery Mobilitas percabangan amilopektin meningkat Interaksi molekuler pati meningkat Heat Moisture Treatment (HMT) Pati HMT Pengaturan ulang molekuler pati Interaksi molekuler meningkat Perub. daerah amorfous & kristalin AMI AMI AMI AMP AMP AMI LEM 3

Karakteristik pati HMT sangat beragam Proses Pati Karakterisasi tapioka HMT Telah dilaporkan dengan karakteristik berbeda Bd Beda kond. proses & varietas it Perbedaan varietas belum pernah dilaporkan Beragamnya var. ubi kayu l di l j i h i t t h d perlu dipelajari pengaruh varietas terhadap karakteristik tapioka HMT. 4

Tujuan Penelitian Mempelajari pengaruh Heat Moisture Treatment (HMT) pada karakteristik fisikokimia tapioka lima varietas ubi kayu dari daerah Lampung Metode penelitian 5

Ekstraksi tapioka Umbi Pengumpulan pati Tapioka basah Pengupasan & pencucian Pengendapan Pengeringan Pemarutan Dipress dlm air mengalir Tapioka Pembuatan tapioka HMT Tapioka Pengaturan kadar air (20%, bb) Pengemasan dalamtabung HMT Retorting (110C, 4 jam) Pendinginan Pengeringan (40C, semalam) Pengecilan ukuran (100 mesh) Tapioka HMT 6

Analisis Morfologi (mikroskop polarisasi cahaya) Karakteristik kristal pati (difraksi sinar X) Kapasitas pembengkakan & solubilitas Sineresis Karakteristik pasting (RVA) Karakteristik tiktkt tekstur (texture t analyzer) Daya cerna pati tergelatinisasi Hasil dan Pembahasan 7

Native Morfologi HMT Kristalinitas Tipe kristalit tidak berubah (tipe A) Kristalinitas turun (1,17 4,80%) Intensitas 4 peak utama turun Peak AMI LEM menguat Kristalinitas turun jika Solubilitas native tinggi (signifikan) SP native tinggi (kecenderungan) Pengaturan ulang struktur semikristalin Mendifraksikan k sinar X tidak sekuat native kristalinitas turun 8

Kapasitas pembengkakan & solubilitas 9

Kapasitas pembengkakan & solubilitas HMT kondisi basah dalam granula meningkat solubilitas rantai pati meningkat interaksi antar rantai pati meningkat SP dan solubilitas menurun Peningkatan solubilitas setelah HMT??? diduga karena meningkatnya fraksi linier b BM rendah m fasilitasi solubilitas dlm air panas Sineresis (satu siklus freeze thaw) HMT meningkatkan kecend. retrogradasi kecend. sineresis naik Peningkatan sineresis, karena: Peningkatan kelarutan Penurunan SP 10

Karakteristik pasting Karakteristik pasting 11

Karakteristik pasting Karakteristik pasting 12

Karakteristik tekstur Diagram analisis profil tekstur gel tapioka dari lima varietas ubi kayu (keterangan gambar: Thailand : ungu; Kasetsar : hijau; Pucuk biru : merah; Faroka: biru; Adira : hitam). Grafik dengan puncak yang lebih rendah adalah yang berasal dari tapioka native (pengecualian varietas pucuk biru, kurva sebelum dan setelah HMT relatif mirip) Karakteristik tekstur 13

Daya cerna pati gelatinisasi HMT menurunkan DC bbrp interaksi yg terbentuk slm HMT tetap bertahan stl gelatinisasi m.hambat akses antara enzim & pati Anal. korelasi: tidak ada hub. intensitas perub DC dgn kadar amilosa, amilopektin & kristalinitas. perbedaan bd penurunan DC dipeng. oleh perbedaan rasio panjang rantai samping amilopektinnya. Güzet dan Sayar (2008): struktur kristal & sifat permukaan granula dapat mempengaruhi DC pati pasca HMT Kesimpulan Perbedaan varietas ubi kayu dapat menyebabkan perbedaan karakteristik fisikokimia tapioka HMT. Perbedaan kristalinitas, kadar amilosa dan lemak serta perbedaan dari karakteristik SP dan solubilitas tapioka native merupakan faktor utama penyebab perbedaan karakteristik fisikokimia tapioka selama proses HMT. Pengaruh amilopektin terutama distribusi rantai sampingnya terhadap perubahan karakteristik fisiko kimia selama proses HMT tapioka perlu dianalisis lebih lanjut. 14

Terimakasih 15