PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS DI PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

Nurul Hazmi Hamidah, Panji Deoranto, Retno Astuti

ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X

ANALISIS PENGUKURAN DAN EVALUASI PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OMAX DI BAGIAN PRODUKSI PABRIK GULA GEMPOLKEREP MOJOKERTO. Oleh: Sudiyarto dan Waskito

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

korespondensi:

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR. ABSTRACT

Analisis Produktivitas Bagian Produksi Sari Apel Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) (Studi Kasus di KSU BROSEM Batu)

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

*Penulis Korespondensi:

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI GONDORUKEM DAN TERPENTIN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN SINK AND TUTTLE MODEL (Studi Kasus Pada Pabrik Gula Rendeng, Kudus)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PRODUKSI KERIPIK KENTANG DI UKM Gizi Food KOTA BATU

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah

ANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI KOPERASI SAE PUJON)

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN

1 BAB II LANDASAN TEORI

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung)

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Keywords : Parsial Productivity, Objective Matrix (OMAX), Productivity Index

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL

ANALISA PENCAPAIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGUNAAN MESIN LAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL OMAX DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PT HAMSON INDONESIA INCREASING THE PRODUCTIVITY AT PT HAMSON INDONESIA

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI. Oleh: ALFIANA AFIFI NIM:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. data yang diperoleh pada bab ini akan digunakan untuk mengukur nilai indikator

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PENGUKURAN DAN PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OREGON PRODUCTIVITY MATRIX (OPM) DI CV. SUMBER UNTUNG PLASTIK, SIDOARJO

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX PADA BAGIAN PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT GEDONG BIARA PT MOPOLI RAYA TUGAS SARJANA

MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang)

JSIKA Vol. 5, No. 8, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP

RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP

Kata kunci: Produktivitas,APC,AHP.

Analisis Produktivitas di UKM Harum Manis Batu dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta lokasi penelitian

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PARSIAL DI PT. ANEKA CIPTA SEALINDO

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PRODUKTIFITAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus: PT. Moradon Berlian Sakti)

PENGUKURAN KINERJA SCOR PADA PERENCANAAN BAHAN BAKU DI IKM TPT ABC DAN XYZ DENGAN PENDEKATAN OBJECTIVE MATRIX

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN.

Journal of Industrial and Manufacture Engineering

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PADAINDUSTRI FABRIKASI DENGAN METODA OBJECTIVE MATRIX

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

Analisis Produktivitas menggunakan Metode Objective Matrix (Studi Kasus di Auto2000 Kenjeran)

Analisis Peningkatan Produktivitas Di Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) *

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN

PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN METODE RASIO OUTPUT/INPUT UNTUK MENINGKATKAN SUMBER DAYA DI DIVISI COLD ROLLING MILL PT.

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-493 Nama Mata Kuliah : Rekayasa Produktivitas Jumlah SKS :

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output

Didien Suhardini, Arnolt Kristian Pakpahan dan Arum Tri Astuti;

Pengukuran Produktivitas Proses Produksi Stand Assy Main dengan Metode OMAX di PT. IP Karawang

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR MESIN CNC MILLING DENGAN PRODUCTIVITY EVALUATION TREE (PET) MODEL

PENGENDALIAN KUALITAS PROSES EDIT PROGRAM PENGERJAAN MOULD: STUDI KASUS PT ASTRA HONDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB II LANDASAN TEORI

Pengendalian Kualitas dengan Metode Acceptance Sampling (Studi kasus: AMDK ADENI Pamekasan)

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Analisa Produktivitas Pada Divisi Produksi PT. XYZ Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

Transkripsi:

80 Pengukuran dan Analisis Produktivitas...(R.Faridz, dkk) PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG Raden Faridz, Burhan, dan Adelya Eny Wijayantie Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Korespondensi: Jl. Raya Telang PO BOX 2 Kamal-Bangkalan, email : burhan@trunojoyo.ac.id ABSTRACT PG. Krebet Baru Malang is a firm that produces sugar. To evaluate productivity, it is necessary to measure it in the right way and with the proper tool. The result of this measurement can be a consideration and be one of factor for adding production fasility and workforce that support the firm activity. The main problem that will be studied in this research are how to measure firm productivity and what plan that should be done so that the firm productivity will raise then. Method used in this study is Objective Matrix (OMAX). Following is the procedure of OMAX: 1) to determine criteria of how to improve productivity, 2) to determine performance ratio, productivity objective, scoring, assesment and weighting 3) evaluation, and 4) planning for the future. This study rusults productivity or PG Krebet Baru: 1,67(2006), 5,85 (2007) with index 250,28. In 2008 2,33 with index -60,17. In 2009 it raises to be 2,66 with index 14,16. The material productivity gives the largest contribution in the firm productivity measurement (2007). The decline of the firm productivity (2008) caused by the decline of the using of material and the length of the milling day. The firm productivity is rise in 2009. This increment was caused by the improvement of machine productivity. Some plannings of how to raise the firm productivity are: the usage of raw material, time of machine operated, and the length of milling day to get 5 score of productivity. Kata Kunci : Produktivitas, Objective Matrix (OMAX), Rasio, Performance PENDAHULUAN Latar Belakang PG. Krebet Baru merupakan perusahaan yang memproduksi gula. PG.Krebet Baru mengalami pasang surut dalam memproduksi gula. Kondisi ini berdampak pada penurunan produksi. Tahun 2006 jumlah produk yang dihasilkan 103.113,60 ton dengan bahan baku 1.410.000 ton, menghasilkan 107.148,48 ton gula dengan bahan baku 1.440.000 ton (2007), menghasilkan 100.872,20 ton dengan 1.380.000 ton bahan baku (2008), dan 109.838,40 ton gula dengan bahan baku 1.500.000 ton (2009). PG. Krebet Baru mempunyai tujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui hasil produknya. Untuk itu perusahaan harus menyelesaikan permasalahan, yaitu pengukuran produktivitas perusahaan PG. Krebet Baru dan mendapatkan perbaikan produktivitas di masa yang akan datang. Dalam permasalahan ini peneliti menggunakan metode pengukuran OMAX yang dapat mengatasi masalah-masalah dalam kesulitan pengukuran produktivitas sehingga dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan produktivitas perusahaan dan memberikan perbaikan yang menuju pada peningkatan produktivitas di masa datang. Tujuan penelitian yaitu mengukur dan menganalisis produktivitas perusahaan di bagian produksi dan menentukan rencana usulan perbaikan agar produktivitas perusahaan meningkat untuk masa depan. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang berjudul Pengukuran dan Analisis Produktivitas produksi dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PG. Krebet Baru di laksanakan pada bulan Oktober - November 2010 dan bertempat di PG. Krebet Baru Malang.

AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 81 Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian untuk memberikan pemecahan masalah melalui pengumpulan data berupa gambaran mengenai kondisi atau perusahaan, pengolahan dan interpretasi data. Penelitian produktivitas dari proses produksi rokok dilakukan dengan model Objective Matrix (OMAX), sehingga langkah- mengacu pada langkah dalam penelitian ini langkah-langkah OMAX, yaitu menentukan kriteria-kriteria kritis dalam peningkatan produktivitas, menentukan indikator produktivitas dalam bentuk rasio untuk masing-masing kriteria produktivitas, pengumpulan data, perhitungan nilai rasio produkrivitas aktual, perhitungan produktivitas standar perusahaan, penentuan target, penentuan bobot tiap rasio, penentuan skor aktual, penentuan nilai produktivitas tiap periode, penentuan produktivitas keseluruhan (overall productivity), evaluasi produktivitas dan perencanaan produktivitas untuk periode mendatang. Pengolahan Data Pengolahan data diperoleh dengan metode OMAX. Langkah-langkapengolahan dalam data adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan kriteria Kriteria yang akan diukur adalah 3 kriteria : a. Kriteria 1 adalah produktivitas pemakaian bahan baku b. Kriteria 2 adalah produktivitas pemakaian Jamkerja mesin c. Kriteria 3 adalah produktivitas lama hari giling 2. Perhitungan rasio performance Performance produktivitas yang dicapai perusahaan diperoleh dari rasio tiap kriteria pertahun yang akan diukur 3. Penentuan target sasaran akhir (skor 10) Skor 10 merupakan nilai produktivitas yang diharapkan atau sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Nilai dari skor 10 diperoleh dari BKA (Batas Kendali Atas) yang merupakan batas produktivitas maksimal yang mungkin dicapai perusahaan dari tiap criteria produktivitas. Rumus BKA dan rumus DA (degree of acuracy) serta CL (confident Level) adalah sebagai berikut : BKA = μ + k.σ dengan Keterangan : BKA = Batas Kendali Atas μ = Rata-rata rasio tiap kriteria yang di ukur n = Jumlah data σ = Standard Deviasi k = Konstanta k = 1 bila tingkat keyakinan (CL) terletak pada 0% < CL < 68% k = 2 bila tingkat keyakinan (CL) terletak pada 68% < CL < 95% k = 3 bila tingkat keyakinan (CL) terletak pada 95% < CL < 99,7% 4. Penentuan sasaran jangka pendek (skor 3) Skor 3 merupakan nilai produktivitas yang telah dicapai selama ini. Nilai pada skor 3 diperoleh dengan merata- Rumus untuk ratakan nilai rasio tiap kriteria. menghitung rata-rata adalah : Keterangan : μ = rata-rata rasio tiap kriteria yang diukur n = jumlah data x i = rasio tiap kriteria 5. Penentuan nilai produktivitas terburuk (skor 0) Skor 0 merupakan nilai produktivitas terburuk yang mungkin terjadi di perusahaan. Nilai pada skor 0 diperoleh dari nilai BKB (Batas Kendali Bawah) yang merupukan batas produktivitas minimal yang mungkin dicapai oleh perusahaan dari tiap kriteria produktivitas. Rumus BKB adalah : BKB = μ k.σ

82 Pengukuran dan analisis produktivitas...(r.faridz, dkk). 6. Penentuan produktivitas realistis (skor 1-2 dan skor 4-9 ) Skor 1 dan 2 didapat dari dari interpolasi nilai pada skor 0 dan 3. Hasil interpolasi tersebut dijadikan sebagai interval skor 0 sampai skor 3. Skor 4-9 didapat dari interpolasi nilai pasa skor 3 dan 10. Hasil interpolasi tersebut dijadikan sebagai interval antara skor 3 sampai skor 10. 7. Perhitungan score, weight, dan value Skor (score) adalah level yang menunjukkan keberadaan nilai pengukuran (performance) produktivitas. Nilai ini diperoleh dengan mengikuti peraturan, yaitu : bila nilai performance lebih rendah dari nilai performance pada skor tertentu, namun masih lebih tinggi dari skor sebelumnya, maka nilai performance digolongkan pada skor sebelumnya. Bobot (weight) adalah besarnya bobot kepentingan tiap kriteria produktivitas terhadap total produktivitas. Besarnya nilai bobot tiap kriteria dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuisioner kemudian diolah dengan menggunakan model analytical hierarchy process (AHP). Nilai (value) merupakan hasil perkalian antara skor dan bobot pada tiap criteria yang diukur. 8. Perhitungan performance indicator Perhitungan performance indicator terdiri dari tiga, yaitu : 1. Current adalah hasil pengukuran produkivitas periode sekarang yang diperoleh dengan menjumlahkan value tiap kriteria produktivitas yang diukur. 2. Previous adalah hasil pengukuran produktivitas periode sebelumnya. 3. Index adalah indikasi perubahan produktivitas yang terjadi pada perusahaan. Nilai index diperoleh dengan rumus : Current - Previous IP = x 100 % Previous Evaluasi Produktivitas Evaluasi produktivitas dilakukan setelah pengukuran produktivitas. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan skor yang dicapai tiap kriteria pengukuran dengan mempertimbangkan bobot tiap kriteria untuk menentukan faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan pada periode yang diukur. Setelah mengevaluasi penyebab yang mempengaruhi produktivitas, maka diusulkan perbaikan terhadap produktivitas untuk periode yang akan datang. Perbaikan produktivitas ini dilakukan dengan cara memberikan usulan berupa jumlah pemakaian bahan baku, pemakaian jam kerja mesin, pemakaian lama hari produksi yang tepat untuk mewujudkan sasaran yang ingin dicapai oleh pabrik, yaitu nilai produktivitas skor 10 tiap kriteria. Tapi pada penelitian ini, sasaran yang dicapai oleh pabrik hanya sampai pada skor 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengumpulan Data Data Jumlah Produk yang Dihasilkan dan Pemakaian Bahan Baku, Jam Kerja Mesin Serta Lama Hari Giling dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil Pengolahan Data 1. Rasio Performance Rasio performance ini menunjukkan hasil aktual produktivitas yang dicapai pabrik dari tiap kriteria per tahun yang diukur. terlihat bahwa pencapaian tertinggi rasio performance untuk ketiga kriteria adalah pada tahun 2007. Pencapaian rasio peformance tertinggi ini menunjukkan bahwa pada tahun 2007 produktivitas pabrik baik karena ketiga kriteria rasio performancenya mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 rasio performancenya turun pada ketiga kriteria dan pada tahun 2008 rasio performance turun pada ketiga kriteria dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan kembali.

AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 83 Tabel 1. Data Jumlah Produk yang dihasilkan dam Pemakain Bahan Baku, Jam Kerja Mesin serta Lama Hari Giling Jumlah Periode (Thn) Produk Yang dihasilkan (ton) Bahan Baku (ton) Jam Kerja Mesin (jam) Lama Hari Giling (hari) 2006 103.113,60 1.410.000 5490 235 2007 107.148,48 1.440.000 5634 240 2008 100.872,20 1.380.000 5310 230 2009 109.838,40 1.500.000 5760 250 Sumber: PG. Krebet Baru (2009) Tabel 2. Hasil Rasio Performance Periode Rasio 2006 2007 2008 2009 Output terhadap pemakaian bahan baku 0,0731 0,0744 0,0731 0,0732 Output terhadap pemakaian jam kerja mesin 18,7821 19,0182 18,9966 19,0692 Output terhadap lama hari giling 438,7813 446,452 438,5748 439,3536 2. Sasaran Penentuan Target Sasaran Akhir (Skor 10) Tiap Kriteria 1. Kriteria Bahan Baku Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy) = DA 100% 0.682 % Tingkat keyakinan (Confident Level) = CL 100% DA 99,32% 0,0733 3.0,0005 0,0748 2. Kriteria Jam Kerja Mesin Tingkat Ketelitian (Degree of Accuracy) = DA 100% = 0,668 % Tingkat keyakinan (Confident Level) = CL 100% DA 99,332% 18,9665 3.0,1267 = 19,3466 3. Kriteria Lama Hari Giling Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy) = DA 100% 0.86 % Tingkat keyakinan (Confident Level) = CL 100% DA 99,14% 440,7905 3.3,7887 452,1566 Skor 10 merupakan nilai produktivitas yang diharapkan (sasaran akhir yang ingin dicapai) pabrik. Nilai BKA untuk kriteria bahan baku sebesar 0,0748 mempunyai arti bahwa nilai produktivitas yang ingin dicapai pabrik untuk kriteria bahan baku sebesar 0,0748. Sedangkan untuk kriteria jam kerja mesin nilai produktivitas yang diharapkan adalah 19,3466 dan kriteria lama hari giling produktivitas yang diharapkan adalah 452,1566. Penentuan Nilai Produktivitas Realistis Terburuk (Skor 0) Tiap Kriteria Tahap pengolahan data yang dilakukan untuk memperoleh nilai BKB sama seperti tahap yang dilakukan untuk memperoleh

84 Pengukuran dan analisis produktivitas...(r.faridz, dkk). BKA, yaitu menghitung tingkat ketelitian (Degree of Acuracy = DA) dan tingkat keyakinan (Confident Level = CL) kemudian menghitung nilai BKB tiap kriteria. Nilai DA dan CL pada penentuan nilai BKA dan BKB sama sehingga nilai BKB dapat langsung dihitung, yaitu : 1. Kriteria Bahan Baku = 0,0733 0,0015 = 0,0718 2. Kriteria Jam Kerja Mesin = 18,9665 0,3801 = 18,5864 3. Kriteria Lama Hari Giling = 440,7905 11, 3661 = 429,4244 Interval antara Skor 0 sampai 3 dan Interal antara Skor 3 sampai 10 dari Tiap Kriteria 1. Interval antara skor 0 sampai 3 : a. Kriteria Bahan Baku Interval 0-3 0,0733 0,0718 = 0, 0005 3 b. Kriteria Jam Kerja Mesin Interval 0-3 18,9665 18,5864 = 0, 1267 3 c. Kriteria Lama Hari Giling Interval 0-3 440,7905 429,4244 = 3, 7887 3 2. Interval antara skor 3 sampai 10 : a. Kriteria Bahan Baku Interval 3-10 0,0748 0,0733 = 0, 0002 7 b. Kriteria Jam Kerja Mesin Interval 3-10 19,3466 18,9665 = 0, 0543 7 c. Kriteria Lama Hari Giling Interval 3-10 452,1566 440,7905 = 1, 6237 7 3. Skor, nilai dan bobot Tabel 3. Hasil Pembobotan Tiap Kriteria Produktivitas Kriteria Bobot Produktivitas Bahan Baku 0,42 Produktivitas Jam Kerja 0,33 Mesin Produktivitas Lama Hari 0,25 Giling Perhitungan score, value, dan performance indicator dilakukan sesuai aturan yang tercantum pada bab III. Evaluasi Produktivitas Evaluasi masing-masing criteria produktivitas 1. Produktivitas Pemakaian Bahan Baku Pencapaian Skor Pemakaian Bahan Baku dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pencapaian skor pemakaikan bahan baku Periode Performansi Skor 2006 0,0731 2 2007 0,0744 8 2008 0,0731 2 2009 0,0732 2 Pencapaian skor tertinggi untuk pemakaian bahan baku hanya pada skor 8, yaitu pada tahun 2007. Pada tahun 2006, 2008, dan tahun 2009 pencapaian skor untuk pemakaian bahan baku sama yaitu pada skor 2. Pencapaian skor yang masih rendah tersebut diakibatkan oleh tingkat kebersihan tebu. 2. Produktivitas pemakaian jam kerja mesin Pencapaian skor pemakaian jam kerja mesin dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Pencapaian Skor Pemakaian Jam Kerja Mesin Periode Peformansi Skor 2006 18,2826 1 2007 18,6022 3 2008 18,2739 3 2009 18,3064 4 Pencapaian skor yang dicapai dalam pemakaian jam kerja mesin menunjukkan bahwa pabrik mempunyai nilai produktivitas pada awal periode pengukuran di bawah nilai

AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 85 produktivitas yang telah dicapai saat ini (skor 3). Pada tahun berikutnya, nilai produktivitasnya naik mencapai skor 3. Pencapaian skor tersebut menunjukkan pabrik sudah melakukan usaha perbaikan agar pamakaian jam kerja mesin dapat lebih efisien dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 produktivitas pabrik konstan pada skor 3 dan pada 2009 skor pencapaian produktivitas kembali mengalami kenaikan hingga berada pada skor 4. 3. Produktivitas lama hari giling Pencapaian skor lama hari giling dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pencapaian Skor Lama Hari Giling. Periode Peformansi Skor 2006 438,7813 2 2007 446,4520 6 2008 438,5748 2 2009 439,3540 2 Pencapaian skor yang dicapai dalam pemakaian lama hari giling mempunyai nilai skor yang hampir sama seperti pada pencapaian skor pada kriteria pemakaian bahan baku. Terlihat bahwa pencapaian skor tertinggi untuk pemakaian lama hari giling hanya pada skor 6, yaitu pada tahun 2007. Pada tahun 2008 dan 2009 pencapaian produktivitas mengalami penurunan kembali yaitu berada pada skor 2. Pencapaian skor yang masih rendah tersebut dipengaruhi oleh pasokan bahan baku. Evaluasi Produktivitas total Evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat produktivitas total yang dicapai pabrik. Tabel 7.Hasil Pengukuran Produktivitas Total Periode Produktivitas Total Current Previous Index 2006 1,67 - - 2007 5,85 1,67 250,29% 2008 2,33 5,85-60,17% 2009 2,66 2,33 14,16 Usulan Perbaikan Produktivitas Perbaikan produktivitas diusulkan setelah mengetahui produktivitas yang dicapai oleh perusahaan. Perbaikan dilakukan berdasarkan pada pencapaian produktivitas periode terakhir, yaitu tahun 2009 karena usulan perbaikan diajukan untuk memperbaiki produktivitas pada tahun berikutnya. Data yang didapatkan pada tahun 2009 adalah sebagai berikut: Jumlah produk : 109.838,4 ton Jumlah bahan baku : 1.500.000 ton Jumlah jam kerja mesin : 5760 jam Lama hari giling : 250 hari Usulan perbaikan produktivitas yang dilakukan meliputi perbaikan produktivitas bahan baku, jam kerja mesin serta lama hari giling. Perbaikan produktivitas dalam pemakaian bahan baku adalah mengefisiensikan pemakaian bahan baku hingga dapat mencapai nilai produktivitas dengan skor 5. Cara tersebut adalah sebagai berikut: Jumlah bahan baku= jumlah produk (ton) Nilai skor 5 (ton/ton) = 109.838,4 0,0737 = 1.490.344,64 Berdasarkan perhitungan tersebut, maka untuk menghasilkan gula sebanyak 109.838,4 ton per tahun diperlukan 1.490.344,64 ton tebu. Berdasarkan kondisi awal tahun 2009, PG. Krebet Baru menggunakan tebu sebanyak 109.838,4 ton. Dengan demikian tebu yang tidak dimanfaatkan secara efisien sebanyak 9655,36 ton. Perbaikan produktivitas dalam pemakaian jam kerja mesin adalah mengefisiesikan pemakaian jam kerja hingga dapat mencapai nilai produktivitas dengan skor 5. Cara yang digunakan adalah menentukan jumlah jam kerja mesin yang optimal untuk menghasilkan gula. Cara tersebut sebagai berikut: Jumlah jam = kerja mesin = = 5758,21 jam Jumlah Produk (ton) Nilai skor 5 (ton/ton) 109.838,4 19,0751

86 Pengukuran dan analisis produktivitas...(r.faridz, dkk). Berdasarkan perhitungan tersebut, maka untuk menghasilkan gula sebanyak 109.838,4 ton per tahun diperlukan 5758,21 jam kerja mesin. Berdasarkan kondisi awal tahun 2009, PG. Krebet Baru menggunakan 5760 jam kerja mesin untuk menghasilkan gula sebanyak 109.838,4 ton. Dengan demikian jam kerja mesin yang tidak dimanfaatkan secara efisien sebanyak 1,79 jam. Perbaikan produktivitas dalam pemakaian lama hari giling adalah mengefisiensikan pemakaian lama hari giling hingga dapat mencapai nilai produktivitas dengan skor 5. Cara tersebut adala sebagai berikut. Lama Hari Giling = Jumlah Produk (ton) Nilai skor 5 (ton/ton) = 109.838,4 444,0379 = 247,4 = 248 hari Berdasarkan perhitungan tersebut, maka untuk menghasilkan gula sebanyak 109.838,4 ton per tahun diperlukan hari giling sebanyak 248 hari. Berdasarkan kondisi awal tahun 2009, PG. Krebet Baru menyelesaikan gling selama 250 hari. Hari giling pada tahun 2009 ini lebih sebanyak 2 hari dari teori sebenarnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil pengukuran produktivitas PG. Krebet Baru adalah sebesar 1,67 pada tahun 2006, naik menjadi 5,85 pada tahun 2007 dengan indeks 250,28. Tahun 2008 turun kembali menjadi 2,33 dengan indeks -60,17. Produktivitas tersebut naik kembali menjadi 2,66 pada tahun 2009 dengan indeks 14,16. Produktivitas PG. Krebet Baru Malang mengalami peningkatan pada tahun 2007. Produktivitas bahan baku memberikan kontribusi terbesar untuk peningkatan produktivitas. Pada tahun 2008 produktivitas pabrik turun. Penurunan ini diakibatkan oleh produktivitas bahan baku dan lama hari giling menurun. Tahun 2009 produktivitas pabrik naik. Kenaikan ini diakibatkakn oleh produktivitas jam kerja mesin mengalami peningkatan. Rencana usulan perbaikan untuk peningkatan produktivitas di PG. Krebet Baru adalah mengusulkan pemakaian bahan baku, jam kerja mesin dan lama hari giling untuk menghasilkan produktivitas dengan skor 5. Untuk menghasilkan produk sebanyak 109.838,4 ton per tahun diperlukan tebu sebanyak 5758,20 jam dan hari giling selama 248 hari. Saran 1. Perlu kriteria tambahan bila sasaran pabrik untuk meningkatkan produktivitas lebih banyak. Misalnya kriteria jumlah jam kerusakan mesin, kriteria rendemem yang didapat. 2. Pabrik perlu melakukan pengukuran produktivitas secara kontinyu tiap tahun sehingga efisiensi pemakaian input dan efektifitas dalam mencapai tujuan dapat seimbang DAFTAR PUSTAKA Gaspersz V. 2000. Manajemen Produktivitas Total: Strategi Peningkatan Produktivitas Bisnis Global. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Herjanto A. 1999. Produktivitas, dan Profitabilitas. Jakarta : Penerbit Cakrawala. Mali P.1978. Pengukuran Produktivitas Total. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Masduki H. 2004. Manajemen Produktivitas Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Rahandi 2004. Sistem Produktivitas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Rahmat A. 2003. Swasembada Gula Mungkinkah. http://www.google.com. [Tanggal akses 15 Oktober 2010]. Sadikin FX. 2005. Tip dan Trik Meningkatkan Efisiensi, Produktivitas, dan Profitabilitas. Jakarta : Andi. Saefullah A. 2007. Agar Petani Menikmati Manisnya Gula. Andreas Viclund. Blog.at Wordpress.com. Cirebon. [Tanggal akses 5 Oktober 2010]. Sinungan S. 2003. Produktivitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 87 Sumanth DJ. 2000. Productivity Engineering and Management. New York :McGraw Hill Book Company. Susila W. 2005. Peningkatan Efisiensi Industri Gula NASIONAL Melalui Perbaikan Sistem Bagi Hasil antara Petani dan PG. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Jakarrta. www.google.com. [Tanggal akses 1 Februari 2011] Wahid 2004. Peningkatan Efisiensi Produktivitas. Jakarta: Universitas Indonesia Press.