BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

Definisi Umum Enzim yg berfungsi sbg biokatalisator

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1. Pengertian Enzim. Makalah Baru Amilase I. PENDAHULUAN

SMA Negeri 1 Nunukan Selatan METABOLISME. Pertemuan 2. Oleh. SUPARMUJI, S.Pd

Enzim dan koenzim - 3

Enzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

ENZIM IKA PUSPITA DEWI

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SMA Negeri 1 Nunukan Selatan METABOLISME. Pertemuan 1. Oleh. SUPARMUJI, S.Pd

Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik

II. KARAKTERISTIK ENZIM

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

AKTIVITAS ENZIM AMILASE

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu

VI. KONSEP DASAR ENZIM DR. EDY MEIYANTO MSI APT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

Metabolisme : Enzim & Respirasi

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

MAKALAH BIOKIMIA TANAMAN ENZIM SECARA UMUM. Oleh : Kelompok 1 / Kelas D

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

Mengkur Kecepatan Reaksi. enzimatik

REAKSI KIMIA : ENZIM BAGIAN ENZIM 7 ENZIM MENGHASILKAN ENERGI (EKSERGONIK) MEMBUTUHKAN ENERGI (ENERGONIK) KEDUANYA MEMERLUKAN ENERGI PENGAKTIF

Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. ENZIM MIKROBA. Keterangan: E : Enzim, S: Substrat (reaktan), ES: ikatan sementara, P: Hasil reaksi

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3)

PERCOBAAN VII PENGARUH ph TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM : RR. DYAH RORO ARIWULAN NIM : H

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Enzim adalah produk protein sel hidup yang berperan sebagai biokatalisator

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup

LAPORAN PRAKTIKUM PERANAN ENZIM KATALASE

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Reaksi Perubahan Warna Uji Protein)

Biokimia Materi Enzim

ENZIM I GEDE SUDIRGAYASA

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.

Bakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90

ENZIM 1. Nomenklatur Enzim 2. Struktur Enzim

Katalis 1. Pengertian Katalis 2. Jenis Katalis a. Katalis Homogen

Bismillahirrohmaanirrohiim

PERANAN TEMPAT KATALITIK PADA ENZIM DALAM REAKSI ENZIMATIS

ENZIM. Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

Enzim-enzim Yang Terlibat Dalam Bioteknologi ( Kuliah S2)

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi.

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

06/01/2012 ENZIM ADALAH BIOKATALISATOR. Tiga sifat utama enzim : ENZIM SEBAGAI BIOKATALISATOR SIFAT-SIFAT ENZIM SEBAGAI BIOKATALISATOR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

KARAKTERISASI BEBERAPA ION LOGAM TERHADAP AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN (THE CHARACTERIZATION OF SEVERAL METAL IONS TOWARDS THE ENZYME TRYPSIN ACTIVITY)

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae

ldentlflkasl ENZIM EIPOKSIGENASE DARl BEBERAPW VARlETAS KACANG TANAW (Arachis hypogaea)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Bab 10 Kinetika Kimia

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

PENENTUAN V maks DAN K M ENZIM TRIPSIN DALAM MENGKATALISIS HIDROLISIS KASEIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam sistem biologis makhluk hidup. Menurut deman (1989) enzim merupakan

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

BAB 9 PENGANTAR TENTANG ENZIM Oleh: SUHARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

wanibesak.wordpress.com

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 2 Penurunan viskositas intrinsik kitosan setelah hidrolisis dengan papain.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. enzim selulase dari campuran kapang Trichoderma sp., Gliocladium sp. dan Botrytis

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

I. PENDAHULUAN. Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim

BAB I PENDAHULUAN. kandungan isoprene yang berikatan dengan konfigurasi cis 1,4. Isoprene tersusun

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

PENGARUH PENAMBAHAN ZnSO 4 TERHADAP AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organik, yang dilakukan dalam laboratorium memrlukan suatu kondisi yang ditentukan oleh beberapa faktor, speerti suhu, tekanan, waktu, dll. Apabila salah satu kondisi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dibutuhkan, maka reaksi tidak akan berlangsung dengan baik. Enzim merupakan polimer biologik yang mengkatalisis lebih dari satu proses dinamik yang memungkinkan terjadinya kehidupan. Enzim berperan sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya berbagai peristiwa fisiologik. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui definisi enzim; Untuk mengetahui sifat dan karakteristik enzim; Untuk mengethaui cara kerja enzim; Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja enzim; Untuk mengetahui definisi energi aktivasi; dan Untuk mengetahui hubungan antara enzim-laju reaksi, enzim-energi aktivasi, dan enzim-substrat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Enzim Enzim adalah biokatalisis yang diproduksi oleh jaringan hidup dan enzim meningkatkan laju rekasi yang mungkin terjadi dalam jaringan. (Montgomery, 1993) Enzim adalah protein yang dikususkan untuk mengkatalisis reaksi metabolik tertentu. (Lehninger, 1994) Enzymes are catalysis or a sbutance that increase the rate or velocity of a chemical reaction without itself being changed in the overall process. Enim adalah suatu katalis atau substansi yang dapat meningkatkan kecepatan dari reaksi kimia, tanpa dirinya (enzim) akan merubah secara keseluruhan. (Mathews, 2000) Enzymes are catalyst peculiar to living matter, but catalysis itself is a familiar chemical phenomenon. Enzim adalah katalis yang khas dari bahan kehidupan, tetapi katalisis pada dirinya (enzim) adalah fenomena kimia yang familiar. (Smith, 1959) 2.2 Sifat dan Karakteristik Enzim 2.2.1 Sifat Enzim Enzim bersifat spesifik, hanya dapat bekerja pada substratnya Enzim sebagai biokatalisator Enzim bersifat termolabil Enzim dipengaruhi oleh ph Enzim bekerja secara bolak-balik/ reversible Enzim sebagai protein (Montgomery, 1993) 2.2.2 Karakteristik Enzim Setiap rekasi metabolisme di dalam sel, maupun di luar sel akan berperan enzimenzim tertentu yang akan menjalankan tugasnya, artinya enzim bersifat spesifik dalam

melaksanakan fungsinya. Enzim akan bekerja pada kisara suhu tertentu. (Anonymous a, 2012) 2.3 Cara Kerja Enzim Lock and Key (Gembok dan Kunci) Setiap enzim memiliki sifat aktif yang tersusun darai asam amino. Bentuk dari sisi aktif enzim ini sangat spesifik, sehingga hanya substrat dengan bentuk tertentu saja yang dapat cocok dan bergabung lalu bereaksi dengan enzim. (Anonymous b, 2012) Teori Kecocokan Terinduksi (Induced Fit Theory) Sisi aktif enzim berbentuk fleksibel atau dapat berubah ketika substrat memasuki sisi aktif ini, bentuk sisi aktif berubah sesuai dengan bentuk substrat. Kemudian terbentuk kompleks enzim-substrat untuk memluia reaksi kimia yang lebih cepat. Setelah proses tersebut menghasilkan produk yang diinginkan, enzim tersebut melepaskan diri dan kembali ke bentuk semula. (Anonymous b, 2012) 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim Konsentrasi Enzim Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Semakin banyak/ semakin besar konsentrasi enzimnya, semakin cepat suatu reaksi bereaksi. (Poedjiadi, 2005) Konsentrasi Substrat Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak, maka reaksi akan berjalan lambat dan bahkan ada substrat yang tidak terkatalisai. Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim hanya menampung substrat dalam jumlah sedikit. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat berhubungan dengan bagian aktif enzim tersebut. Dengan demikian, konsentrasi kompleks enzim-substrat makin besar, sehingga hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Pada suatu batas konsentrasi substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi atau telah jenuh dengan substrat. Dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi substrat tidak menyebabkan bertambah besarnya

konsentrasi kompleks enzim-substrat, sehinggan jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar. (Poedjiadi, 2005) Suhu Pada suhu rendah, reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu akan mengakibatkan proses denaturasi atau kerusakan enzim. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun menurun. Suhu optimum untuk enzim adalah 24-30 C. (Poedjiadi, 2005) ph atau Derajat Keasaman ph atau derjat keasaman dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya kativitas enzim. ph suatu enzim bervariasi tergantung pada jenis enzimnya. Beriku ini adalah contoh enzim dengan ph optimumnya. Enzim Substrat ph optimum Amilase Amilum 5,6 7,2 Lipase Etil butirat 7,0 Pepsin Albumin 1,5 2,5 Tripsin Kasein 8 11 (Poedjiadi, 2005) Pengaruh Inhibitor Hambatan reversible : berlomba dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. a. Hambatan bersaing : disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan substrat yang dapat pula membentuk komplek, yaitu kompleks enzim inhibitor (EI). b. Hambatan tidak bersaing : tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor dapat bergabung dengan enzim pada bagian luar sisi aktif. Hambatan irreversible : yang bereaksi dengan merusak gugus fungsional pada suatu enzim

Hambatan alosterik : inhibitor alosterik berikatan enzim dengan tempat di luat bagian aktif enzim. Dengan demikian, hambatan ini tidak dapat diatasi dengan penambahan sejumlah besar substrat. Terbentuklah ikatan antara enzim dengan inhibitor, mempengaruhi konformasi enzim, sehingga bagian aktif mengalami perubahan bentuk, akibatnya penggabungan pada bagian aktif enzim terhambat. (Poedjiadi, 2005) 2.6 Hubungan Enzim-Laju Reaksi Hubungan antara enzim dengan laju reaksi terhubung oleh garis linear. Laju reaksi meningkat secara linear dengan bertambahnya konsentrasi enzim, sementara konsentrasi substrat dianggap tetap. (Poedjiadi, 2005) 2.7 Hubungan Enzim-Energi Aktivasi Enzim mengkatalisis reaksi dengan meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Penurunan energi aktivasi dengan cara membentuk kompleks enzim-substrat. Setelah produk dihasilkan dari hasil reaksi, enzim kemudian dilepaskan, enzim bebas utnuk membentuk kompleks yang baru dengan substrat yang lain. (Poedjiadi, 2005) 2.8 Hubungan Enzim Substrat Semakin banyak substrat, semakin banyak pula sisi aktif enzim yang turut bereaksi. Namun, setelah enzim dan substrat pada kondisi penuh, maka kecepatan enzim tidak bertambah. Pada kondisi konstan akan terjadi apabila titik jenuh tidak pernah mencapai maksimal. (Poedjiadi, 2005)