Laporan. Wilingness to Pay Study Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan. Wilingness to Pay Study Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

Business Plan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Nusa Penida. Marthen Welly/CTC

PERAN UNDANG UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DALAM PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN OBJEK WISATA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA AKSI PENGELOLAAN TNP LAUT SAWU DAN TWP GILI MATRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan devisa untuk membiayai pembangunan Nasional. Amanat

Gambar 1. Pintu masuk obyek wisata alam Resort Balik Bukit.

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10. Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: (a)

Partisipasi Kelompok Nelayan Pesisir Karya Segaradalam Konservasi Terumbu Karang di Pantai Serangan Denpasar

Oleh. Marthen Welly - Wira Sanjaya (CTC) Dita Primaoktasa - Indra Pramana Putra - Maz Junia Tatas (Universitas Brawijaya)

MENCARI INVESTOR UNTUK ECO LODGE DI NUSA PENIDA

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.2

PENYEDIA. Makanan. Penginapan. Cinderamata. Pelayanan. Masyarakat. Distribusi. Transport lokl. Pemerintahan KONSUMEN PENYEDIA. Makanan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2018 TENTANG

Questionnaire: Individual Retirement Fund

Laporan Tugas Akhir Periode Ganjil 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nations Convention on the Law of the sea/ Konvensi Perserikatan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Ni Nyoman Triari Puri I Ketut Markeling. Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

SOSIALISASI SUBAK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA KEPADA SISWA SMU DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xvi


MELALUI PEMBERDAYAAN SEKEHE TERUNA-TERUNI (STT) DALAM UPAYA KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP) NUSA PENIDA

* ANY CHANGE OF SCHEDULE AND LOCATION SHOULD BE SUBMITTED THROUGH THE INDONESIAN CONSULATE GENERAL IN LOS ANGELES

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

AUDIO VISUAL EDUKASI PEMELIHARAAN TERUMBU KARANG STUDI KASUS TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

POTENSI DAYA TARIK DAN PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP EKOWISATA LAUT DI PULAU HARAPAN, TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS)

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kompleks dan produktif (Odum dan Odum, 1955). Secara alami, terumbu karang

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau

Population And Manpower

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

Kahar - fishers (pers.comm, 2014)

APPENDIX A : QUESTIONNAIRE. Introduction

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

PRICE. CHILD Name Of Hotel

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

English for Tourism Lesson 14 The Tour Guide (continued)

ABSTRAK PERANCANGAN BUKU DOKUMENTASI TENTANG LANDSCAPE DI KAWASAN TAMAN NASIONAL UJUNG KULON. Oleh FREDERIKUS ANGGIORIUS NRP

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT

Penduduk dan Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TESIS. Oleh : INON BEYDHA / PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2000

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

ABSTRAK STRATEGI PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG CIKIDANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

English for Tourism Lesson 25 A job interview

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Oleh: MOHAMAD NURIMAN I Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai. Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

ABSTRAK PERANCANGAN BRANDING WISATA KEPULAUAN BENGKULU

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

Kelompok Ekowisata DA KKAYU AKKAL MARATUA

Population And Manpower

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DALAM MENGENDALIKAN PEMBANGUNAN VILLA

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

PENGELOLAAN TAMAN MELALUI KERJASAMA PEMERINTAH-SWASTA. (Studi Kasus: Kota Bandung)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA


Hauraki Gulf Marine Park, Selandia Baru KATA PENGANTAR

Tiba di Bali dan transfer menuju hotel. Sarapan pagi di Hotel. Acara bebas. Sarapan pagi dihotel. Transfer out. Harga Paket : PAX

Diterima : 5 Juni 2012 : ABSTRAK

Conventional vs Sustainable Tourisms WISATA KONVENSIONAL 1. Satu tujuan: Keuntungan 2. Tak terencana 3. Berorientasi pada wisatawan 4. Kontrol oleh pi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata TREND WISATA BAHARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

Population And Manpower

How does Ecotourism impact the construction industry? Monang B Putranto,ST.IAI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Pesisir dan Pantai

POLICY BRIEF: MENINGKATKAN MANFAAT EKONOMI DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN. Andie Wibianto/MPAG

11/15/2016 Djoko Wijono

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

Pengelolaan Site Penyelaman Manta Paling Sibuk di Raja Ampat. Dipresentasikan Oleh: Meidiarti Kasmidi Dalam Simposium Hiu dan Pari Manta Ke

Transkripsi:

Laporan Wilingness to Pay Study Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali Oleh Casandra Tania Marthen Welly Andreas Hari Muljadi 2011 1

Laporan Willingness to Pay Study Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung Coral Triangle Center (CTC) Didukung oleh 2

Laporan : Willingness to Pay Study Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali Penulis : Casandra Tania (MSc dan CTC volunteer) Marthen Welly Learning Site Manager (CTC) Andreas Hari Muljadi Conservation Coordinator (CTC) Referensi/daftar pustaka : C, Tania., M, Welly., AH, Muljadi. 2011. Wilingness to Pay Study, Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Coral Triangle Center (CTC). vii + 27 hal. Coral Triangle Center (CTC) Jalan Danau Tamblingan No.78, Sanur, Bali Indonesia (80228) Telephone (+62 361) 289338 ; Facsimile (+62-361) 289338 Photo and layout : CTC 3

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmat-nya pelaksanaan survei dan penulisan laporan Studi Willingness to Pay di Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida dapat terlaksana dengan baik. Studi Willingness to Pay (WTP) dilaksanakan untuk mengetahui kerelaan atau keinginan para turis untuk mendukung pendanaan pengelolaan KKP Nusa Penida melalui pembayaran biaya masuk. Studi ini merupakan studi awal yang dapat menjadi dasar penetapan biaya masuk yang berlaku secara menyeluruh di KKP Nusa Penida. Studi yang lebih mendalam dan proses sosialisasi kepada para pelaku pariwisata dan masyarakat lokal masih dibutuhkan untuk menyusun dan menetapkan kebijakan yang dapat diterima semua pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelenggaraan studi ini. USAID-CTSP dan TNC-IMP atas bantuan pendanaan, bapak Mahmudin atas bantuannya di Nusa Penida, bapak Ketut Karya Buana atas segala bantuan dan kerja samanya di Nusa Lembongan dan Ceningan, dan Ibu Wayan Sumariati atas bantuannya di Nusa Lembongan. Terima kasih pula atas kerja sama dari para pelaku pariwisata; pemilik akomodasi, dive operator, cruise (Bali Hai, Bounty, Eka Jaya, Sea Sensation, dan Quicksilver), restoran, dan surfing center yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan survei ini serta membantu penyebaran dan pengumpulan kuesioner. Sanur, September 2011 Tim Penulis 4

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v ABSTRAK... 1 I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar belakang... 1 1.2. Tujuan... 1 II. METODE... 2 2.1. Willingness to Pay (WTP)... 2 2.2. Waktu dan lokasi penelitian... 2 2.3. Analisa data... 2 III. HASIL... 3 IV. PEMBAHASAN... 11 V. PENUTUP... 12 5.1. Kesimpulan... 12 5.2. Saran... 12 DAFTAR PUSTAKA... 13 LAMPIRAN... 14 5

DAFTAR TABEL Tabel 1. Waktu dan lokasi survei... 2 Tabel 2. Jumlah akomodasi, dive operator, mangrove tour, dan water sport di Nusa Penida dan Nusa Lembongan (Welly et al, 2011)... 2 Tabel 3. Daftar maskapai berbiaya tinggi dan rendah yang digunakan turis untuk ke Indonesia.. 5 Tabel 4. Uji khi-kuadrat (chi-square test) terhadap 4 variabel... 8 Tabel 5. Hubungan antara lokasi survei dan keputusan WTP turis... 9 Tabel 6. Hubungan antara tingkat pendapatan dan keputusan WTP turis... 9 6

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kewarganegaraan turis... 3 Gambar 2. Sebaran usia turis... 3 Gambar 3. Jenjang pendidikan turis... 4 Gambar 4. Tingkat pendapatan turis... 4 Gambar 5. Moda transportasi yang digunakan turis untuk mencapai KKP Nusa Penida... 4 Gambar 6. Tiga alasan turis mengunjungi KKP Nusa Penida... 5 Gambar 7. Durasi tinggal turis di KKP Nusa Penida... 6 Gambar 8. Frekuensi kunjungan turis ke KKP Nusa Penida... 6 Gambar 9. Tujuan wisata utama turis... 6 Gambar 10. Tujuan wisata utama turis di luar KKP Nusa Penida... 6 Gambar 11. Kepuasan turis terhadap aktivitas mereka di KKP Nusa Penida... 7 Gambar 12. Keinginan untuk kembali ke KKP Nusa Penida... 7 Gambar 13. Penting-tidaknya konservasi laut menurut turis... 7 Gambar 14. Willingness to Pay (WTP) turis... 7 Gambar 15. Metode pembayaran yang diinginkan turis... 8 Gambar 16. Sebaran biaya masuk per kedatangan dan per tahun... 8 Gambar 17. Badan pengelola dana yang dipercayai oleh turis... 9 Gambar 18. Alokasi dana untuk berbagai kepentingan di KKP Nusa Penida... 10 7

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Willingness to Pay... 14 Lampiran 2. Waktu dan lokasi survei... 18 8

ABSTRAK Keindahan alam di dan bawah laut Kawasan Konservasi Perairan (KKP) telah menarik perhatian ribuan turis dari dalam dan luar negeri. Seiring dengan perkembangan pariwisata di KKP Nusa Penida, sektor pariwisata dapat menjadi sumber pemasukan yang berkelanjutan karena sifatnya yang tidak ekstraktif. Penetapan biaya masuk terhadap para turis dapat menambah pemasukan KKP Nusa Penida yang dapat digunakan untuk peningkatan kegiatan konservasi laut dan infrastruktur desa. Survei Willingness to Pay (WTP) diselenggarakan untuk mengetahui kerelaan dan keinginan para turis untuk membantu pendanaan pengelolan KKP Nusa Penida. Hasil survei menunjukkan 83% turis bersedia untuk membayar biaya masuk. Adapun biaya masuk yang diinginkan berkisar antara Rp. 53,000/ 5,3 US$ ± Rp. 35,000/3,5 US$ per kedatangan dan Rp. 95,000/9,5 US$ ± Rp. 58,000/5,8 US$ per tahun. Walaupun demikian, penetapan biaya masuk masih menimbulkan banyak pro dan kontra. Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk menetapkan besarnya biaya masuk yang sesuai, mekanisme penarikannya, dan pembentukan badan pengelola dana yang dapt dipercaya oleh masyarakat setempat dan para turis. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali yang terdiri dari 3 pulau utama yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Berdasarkan hasil studi Allen dan Erdman (2008) ditemukan 296 jenis karang dan 576 jenis ikan (5 di antaranya spesies baru) di perairan Nusa Penida. Nusa Penida juga memiliki 3 habitat pesisir yang penting yaitu terumbu karang, hutan mangrove, dan padang lamun (Darma et al., 2010). Nusa Penida memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang pariwisata dan perikanan. Namun, potensi ini terancam oleh aktivitas manusia dengan adanya penangkapan ikan yang merusak dengan menggunakan potassium, sianida, dan bom, pariwisata yang tidak ramah lingkungan, dan polusi dari pembuangan limbah (Darma et al., 2010). Kolaborasi antara Kabupaten Klungkung, Coral Triangle Center (CTC), dan pemegang kepentingan lainnya berhasil melahirkan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida yang kemudian disahkan dengan Peraturan Bupati Klungkung No.12 tahun 2010. Keberadaan KKP Nusa Penida diharapkan dapat menjaga keanekaragaman hayati di kawasan Nusa Penida dan juga menciptakan ekowisata laut, perikanan, dan mata pencaharian masyarakat lokal yang berkelanjutan. Pariwisata dapat menjadi salah satu sumber pemasukan yang berkelanjutan karena tidak bersifat ekstraktif. Biaya masuk yang dibayar oleh para turis ketika mengunjungi Nusa Penida dapat dialokasikan untuk pengelolaan Nusa Penida. 1.2. Tujuan Untuk mengetahui kerelaan atau keinginan para turis untuk mendukung pendanaan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida melalui biaya masuk (entrance fee) ke KKP Nusa Penida. 9

II. METODE 2.1. Willingness to Pay (WTP) Willingness to Pay (WTP) adalah kerelaan/kemampuan dari pengguna produk/jasa untuk membayar produk/jasa yang telah dinikmati (Wedgwood and Sansom, 2003). WTP juga dapat digunakan untuk menentukan harga dari suatu produk/jasa. Survei WTP telah banyak dilaksanakan untuk menentukan biaya masuk kawasan di kawasan ekowisata; seperti di Taman Nasional Komodo, Indonesia (Walpole et al., 2001), Taman Laut St. Eustatius, Belanda (Riley et al., 2006), Marine Sanctuary di Filipina (Arin dan Kramer, 2002), air terjun Gullfoss dan Taman Nasional Skaftafell, Islandia (Reynisdottir et al., 2008). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penyusunan dan pengetesan kuesioner dilakukan di kantor Coral Triangle Center (CTC), Sanur pada tanggal 5 7 September 2011 sebelum keberangkatan ke lokasi penelitian. 2.2. Waktu dan lokasi penelitian Survei Willingness to Pay (WTP) diselenggarakan pada tanggal 8 19 September 2011 di 3 pulau di Kecamatan Nusa Penida yaitu Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan. Sebagian besar survei dilaksanakan di Nusa Lembongan (Tabel 1) karena jumlah fasilitas pariwisata; seperti akomodasi, dive operator, mangrove tour, dan cruise yang jauh lebih besar di Nusa Lembongan (Tabel 2). Tabel 1. Waktu dan lokasi survei Waktu Lokasi 8 10 dan 19 September 2011 Nusa Penida 16 September 2011 Nusa Ceningan 11 18 September 2011 Nusa Lembongan Tabel 2. Jumlah akomodasi, dive operator, mangrove tour, dan water sport di Nusa Penida dan Nusa Lembongan (Welly et al, 2011) Fasilitas pariwisata Lokasi Nusa Penida Nusa Ceningan Nusa Lembongan Akomodasi 3 1 2 Dive operator 1-7 Mangrove tour - - 3 Cruise 1 1 3 2.3. Analisa data Data dari hasil survei dianalisa dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007. Pengaruh antar perbedaan lokasi survei, jenjang pendidikan, tingkat pendapatan, dan moda transportasi yang digunakan untuk mencapai KKP Nusa Penida terhadap ya-tidaknya turis WTP diuji signifikansinya dengan menggunakan uji khi-kuadrat (chi-square test) dalam program Excel 2007. 10

III. HASIL Berdasarkan Gambar 1 mayoritas turis yang datang ke KKP Nusa Penida berasal dari Eropa (50%) dengan Prancis sebagai negara Eropa penyumbang turis terbesar (20% dari total tamu Eropa). Australia sebagai negara tetangga Indonesia menempati posisi kedua (31%). Asia menempati posisi ketiga dengan turis domestik sebagai mayoritas pengunjung (47%). Gambar 1. Kewarganegaraan turis Turis dengan usia antar 26 30 tahun mewakili persentase tertinggi dari sebaran usia tamu. Kelompok usia 21 40 mewakili 74 % dari total turis yang datang ke KKP Nusa Penida (Gambar 2). Sebaran usia ini dapat menjelaskan jenjang pendidikan tertinggi yang diselesaikan turis. Mayoritas turis memiliki gelar sarjana (53%), bahkan sebagian turis (19%) telah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti master dan doktoral (Gambar 3). 11

Gambar 2. Sebaran usia turis Gambar 3. Jenjang pendidikan turis Mayoritas turis (99%) berada di rentang usia produktif tenaga kerja (15 64 tahun). Berdasarkan Thompson dan Hickey (2005), sebagian besar turis (36%) berasal dari kelas menengah bawah dengan pendapatan berkisar antara 35,000 100, 000 US$ per tahun. Kelas menengah atas dan kelas atas hanya terwakili dengan persentase yang rendah (10 % dan 1%). Sementara itu, 14% turis berasal dari kelas pekerja dengan pendapatan 15,000 35,000 US$ dan 16% hanya memiliki pendapatan di bawah 15,000 US$ per tahun karena sebagian besar masih berstatus pelajar. Dua puluh tiga persen turis menolak untuk memberitahukan pendapatan per tahun mereka karena adalah anggapan bahwa pendapatan adalah urusan pribadi perorangan (Gambar 4). Gambar 4. Tingkat pendapatan turis Gambar 5. Moda transportasi yang digunakan turis untuk mencapai KKP Nusa Penida 12

Tabel 3. Daftar maskapai berbiaya tinggi dan rendah yang digunakan turis untuk ke Indonesia Garuda Singapore Airlines JAL China Airlines Korean Airlines Malaysia Airlines Thai Airways Maskapai berbiaya tinggi Etihad Emirates KLM Lufthansa Saudi Arabian Airlines Sky West Australia Strategic Airlines Maskapai berbiaya rendah Lion Air Air Asia Tiger Airways Qatar Jet Star Virgin Blue Pacific Blue 13

Gambar 6. Tiga alasan turis mengunjungi KKP Nusa Penida Moda transportasi utama para turis untuk sampai ke KKP Nusa Penida adalah maskapai berbiaya tinggi (52%) dan maskapai berbiaya rendah (43%). Daftar maskapai berbiaya tinggi dan rendah tercantum di Tabel 3. Empat persen turis datang ke KKP Nusa Penida dengan menggunakan kapal (Gambar 5). Turis yang datang dengan kapal adalah turis lokal yang datang dari Bali dan Lombok. Berdasarkan Gambar 6, snorkeling/scuba diving merupakan alasan utama untuk datang ke KKP Nusa Penida bagi sebagian besar turis (33%). Keindahan alam KKP Nusa Penida secara umum dengan pantai dan matahari yang selalu bersinar serta lingkungan yang santai turut mendominasi alasan kedatangan para turis. Keinginan untuk melihat pola hidup masyarakat lokal dan kebudayaan mereka juga menjadi alasan utama bagi sebagian turis (8%) terutama bagi mereka yang datang untuk menjadi relawan di bird sanctuary, Friend of National Park Foundation (FNPF), di Nusa Penida. Surfing atau berselancar menjadi alasan utama untuk datang bagi sebagian kecil turis (5%). Sebagian besar turis (61%) yang datang ke KKP Nusa Penida hanya tinggal untuk waktu yang relatif singkat yaitu 1 3 hari (Gambar 7) dan bagi mayoritas turis (79%) ini merupakan kunjungan pertama mereka ke KKP Nusa Penida (Gambar 8). Mayoritas turis yang datang hanya untuk 1 hari adalah para turis yang mengikuti kegiatan cruise seperti Quicksilver, Bali Hai, Bounty, Eka Jaya, dan Sea Sensation. Mayoritas turis datang dari Sanur dan Tanjung Benoa, menghabiskan waktu sekitar 4 jam (pukul 11.00 15.00) di ponton dengan berbagai kegiatan water sport; seperti banana boat, diving, snorkeling, water sliding (Welly et al., 2011) dan diselingi dengan village tour selama 1 jam ke sekitar Nusa Penida (Quicksilver), Nusa Lembongan (Bali Hai, Bounty, dan Sea Sensation), dan Nusa Ceningan (Eka Jaya). Gambar 7. Durasi tinggal turis di KKP Nusa Penida Gambar 8. Frekuensi kunjungan turis ke KKP Nusa Penida Gambar 10. Tujuan wisata utama turis 14

Gambar 9. Tujuan wisata utama turis di luar KKP Nusa Penida Bagi sebagian besar turis (77%) KKP Nusa Penida adalah tujuan sampingan dari perjalanan mereka (Gambar 9). Tujuan utama dari mayoritas turis (82%) adalah Bali yang dapat dicapai dalam 30 menit dengan kapal cepat (Gambar 10). Beberapa tujuan utama lainnya adalah Jawa, Flores, Sumbawa, dan Sulawesi. Mayoritas turis yang telah beraktivitas (snorkeling, diving, mangrove tour, village tour, water sports, dll) merasa sangat puas (45%) dan puas (40%) (Gambar 11). Tingginya tingkat kepuasan turis berpengaruh terhadap tingginya keinginan untuk kembali ke KKP Nusa Penida. Tujuh puluh satu persen turis menyatakan keinginannya untuk kembali ke KKP Nusa Penida (Gambar 12). Gambar 11. Kepuasan turis terhadap aktivitas mereka di KKP Nusa Penida Gambar 12. Keinginan untuk kembali ke KKP Nusa Penida Walaupun 95% turis menyatakan bahwa konservasi laut penting untuk KKP Nusa Penida (Gambar 13), hanya 83% turis yang bersedia membayar biaya masuk untuk membantu pendanaan pengelolaan KKP Nusa Penida (Gambar 14). Tiga puluh delapan persen turis mengatakan bahwa konservasi adalah tanggung jawab pemerintah, 28% tidak menginginkan adanya biaya tambahan karena mereka sudah mengeluarkan banyak uang untuk datang ke Indonesia, 20% mengatakan bahwa mereka tidak percaya uang tersebut akan digunakan untuk konservasi, dan 18% memiliki alasan lainnya; seperti mereka tidak menginginkan komersialisasi KKP Nusa Penida seperti Bali atau mereka merasa kegiatan snorkeling/diving mereka tidak memiliki dampak terhadap lingkungan. Gambar 13. Penting-tidaknya konservasi laut menurut turis Gambar 14. Willingness to Pay (WTP) turis Dari para turis yang memiliki positif WTP, 85% menyatakan keinginan untuk membayar per kedatangan dan 15% per tahun (Gambar 15). Sebaran biaya masuk per kedatangan cukup berimbang dengan persentase tertinggi (25%) untuk Rp. 20,000/2 US$. Untuk per tahun, Rp. 50,000/5 15

US$ memiliki persentase tertinggi (33%) diikuti dengan Rp. 100,000/10 US$ (27%) (Gambar 16). Rata-rata biaya masuk per kedatangan adalah Rp. 53,000/ 5,3 US$ ± Rp. 35,000/3,5 US$ sementara rata-rata biaya masuk per tahun adalah Rp. 95,000/9,5 US$ ± Rp. 58,000/5,8 US$. Gambar 15. Metode pembayaran yang diinginkan turis Gambar 16. Sebaran biaya masuk per kedatangan dan per tahun Hasil uji signifikansi dengan menggunakan uji khi-kuadrat (chi-square test) dan tingkat signifikansi 0.05 (α=0.05) disajikan dalam Tabel 4. Lokasi survei dan tingkat pendapatan berpengaruh signifikan terhadap keputusan WTP turis sementara jenjang pendidikan dan moda transportasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan WTP turis. Tabel 4. Uji khi-kuadrat (chi-square test) terhadap 4 variabel Variabel Hasil uji-khi kuadrat Keterangan Lokasi survei χ 2 =0.005 (< 0.05) Lokasi survei berpengaruh signifikan terhadap WTP turis Jenjang pendidikan χ 2 = 0.08 (> 0.05) Jenjang pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP turis Tingkat χ 2 = 0.002 (< 0.05) Tingkat pendapatan berpengaruh signifikan pendapatan terhadap WTP turis Moda transportasi χ 2 = 0.25 (> 0.25) Moda transportasi tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP turis Berdasarkan Tabel 5, para turis yang diwawancarai di tempat akomodasi, pantai, dive operator, mangrove tour, restoran, cruise, dan surfing center memiliki persentase yang cukup tinggi terhadap WTP positif (>75% menyatakan ya terhadap WTP). Turis yang ditemui di lokasi-lokasi tersebut 16

memang datang untuk berlibur. Sementara itu, sebagian besar turis di bird sanctuary (71%) memiliki WTP negatif karena mereka tidak menginginkan Nusa Penida menjadi tujuan wisata demi menjaga kualitas alam dan kebudayaan lokal masyarakat setempat. Para turis datang ke bird sanctuary untuk menjadi relawan. Tabel 5. Hubungan antara lokasi survei dan keputusan WTP turis Lokasi survei % Ya % Tidak Akomodasi 88 13 Pantai 80 20 Bird sanctuary 29 71 Cruise 76 24 Dive operator 85 15 Mangrove tour 100 0 Restoran 88 13 Surfing center 100 0 Terdapat hubungan yang signifikan antara keputusan WTP dan tingkat pendapatan para turis. Seiring dengan bertambahnya tingkat pendapatan para turis, WTP positif semakin meningkat (Tabel 6). Terdapat pengecualian untuk mereka yang berpenghasilan >500,000 US$. Hal ini dapat disebabkan jumlah responden yang terlalu kecil (4 orang) sehingga kurang mewakili kelompok tersebut. Tabel 6. Hubungan antara tingkat pendapatan dan keputusan WTP turis Tingkat pendapatan % Ya % Tidak <15,0000 US$ 78 22 15,000-35,000 US$ 85 15 35,000-100,000 US$ 89 11 100,000-500,000 US$ 93 7 >500,000 US$ 25 75 Gambar 17. Badan pengelola dana yang dipercayai oleh turis Mengenai pihak yang para turis percayai untuk mengelola dana tersebut, 29% meletakkan kepercayaan mereka terhadap komunitas lokal dan 20% percaya pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Kerja sama antar pemangku kepentingan (independent stakeholders partnership); seperti antara pemerintah dan masyarakat lokal atau antara pemerintah, sektor swasta, dan 17

masyarakat lokal menempati posisi ketiga dengan 16%. Pemerintah dan sektor swasta tidak mendapat kepercayaan yang terlalu tinggi (12% dan 8%). Gambar 18. Alokasi dana untuk berbagai kepentingan di KKP Nusa Penida 18

Apabila para turis memiliki kemampuan untuk mengalokasikan dana yang telah terkumpul untuk berbagai kepentingan, sebagian besar (28%) menyatakan pentingnya untuk mengurangi sampah sebagai prioritas utama. Pengurangan sampah (20%) dan polusi air (17%), serta meningkatkan riset dan monitoring terumbu karang (12%) menduduki posisi teratas untuk prioritas lokasi dana yang kedua. Untuk alokasi dana ketiga, riset dan monitoring terumbu karang (18%), mengurangi polusi air (14%) dan sampah (13%) kembali menduduki posisi 3 teratas (Gambar 18). IV. PEMBAHASAN Tingginya tingkat kepuasan dan keinginan untuk kembali dari para turis dapat menjadi pertanda positif untuk sektor pariwisata di KKP Nusa Penida. Keindahan bawah laut dan kehadiran ikan Mola mola yang hanya bisa diprediksi di perairan Nusa Penida merupakan daya tarik utama bagi para penyelam. Walaupun mayoritas turis menyatakan kepuasan akan keindahan bawah laut KKP Nusa Penida, meningkatnya jumlah penyelam dan tindakan tidak ramah lingkungan; seperti menyentuh biota laut, berdiri di atas atau mematahkan terumbu karang, dll, dapat mendegradasi dan mengancam lingkungan laut KKP Nusa Penida. Jumlah penyelam yang terlalu tinggi di kawasan penyelaman yang terkenal seperti di Crystal Bay telah mendatangkan keluhan dari para penyelam yang sadar lingkungan. Beberapa penyelam bahkan menyarankan untuk melakukan pembatasan jumlah kapal atau penyelam yang diperbolehkan beraktivitas di Crystal Bay per harinya supaya kondisi Crystal Bay tetap terjaga. Di darat, masalah sampah menjadi sorotan utama. Banyak turis mengeluhkan tingginya jumlah sampah yang tersebar di kawasan KKP Nusa Penida. Beberapa turis menyuarakan kekhawatiran mereka akan kemungkinan berakhirnya sampah-sampah tersebut di lautan ketika musim penghujan tiba. Diperlukan sistem pembuangan sampah yang lebih terkoordinir di KKP Nusa Penida. Penambahan tempat pembuangan sampah yang lebih tahan cuaca dan kegiatan membersihkan pantai atau daerah sekitar perlu terus digalakkan. Kesadaran untuk menjaga kebersihan perlu ditanamkan kepada masyarakat lokal. Pendidikan menjadi kunci utama. Sebagian besar turis bersikap positif terhadap WTP. Rata-rata biaya masuk per kedatangan yang Rp. 53,000/ 5,3 US$ ± Rp. 35,000/3,5 US$ dan rata-rata biaya masuk per tahun yang Rp. 95,000/9,5 US$ ± Rp. 58,000/5,8 US$ masih relatif rendah bila dibandingkan biaya masuk ke taman-taman nasional lainnya di Indonesia; seperti Rp. 50,000 per kedatangan atau Rp. 150,000 per tahun di Taman Nasional Bunaken, Rp. 75,000 per kedatangan untuk turis lokal dan 15 US$ untuk turis mancanegara di Taman Nasional Komodo, Rp. 250,000 per tahun untuk turis lokal dan Rp. 500,000 untuk turis mancanegara di Taman Nasional Raja Ampat. Walaupun demikian, sebagian kecil turis, terutama turis backpacker, menyatakan keberatan mereka terhadap penetapan biaya masuk yang dikhawatirkan dapat mengurangi jumlah turis yang datang. Sebagian turis yang datang dengan cruise juga menyatakan keberatan mereka dengan pengenaan biaya masuk karena mereka merasa hanya melakukan kunjungan singkat di KKP Nusa Penida. Menanggapi masalah tersebut, para pelaku pariwisata mengusulkan agar pengenaan biaya masuk dapat dialihkan ke semacam pajak lingkungan (eco tax) yang kemudian akan ditarik oleh masing- 19

masing perusahaan seperti yang dilakukan di Gili Trawangan (Accommodating Green Consulting Service, 2006). Untuk biaya masuk bagi tamu cruise, sebaiknya langsung dimasukkan ke dalam biaya cruise. Untuk lokasi survei yang berbeda, karakteristik tamu yang ditemui juga turut berbeda. Turis yang ditemukan di bird sanctuary FNPF yang kurang turistik lebih menginginkan agar pariwisata lebih dikontrol dan dibatasi demi menjaga kelestarian alam dan tata nilai budaya lokal. Pembangunan hotel/resor dan jumlah turis yang kurang terkontrol di Nusa Lembongan dapat menyebabkan degradasi lingkungan dan mentalitas masyarakat lokal (menjadi lebih konsumtif dan materialistis). Tingginya tingkat kepercayaan para turis terhadap masyarakat lokal menunjukkan dukungan bagi masyarakat lokal untuk membentuk badan pengelola dana. Diharapkan dengan pembentukan badan pengelola yang berasal dari masyarakat lokal, alokasi dana akan lebih tepat sasaran karena masyarakat lokal yang tentu lebih mengetahui kebutuhan internal mereka. Namun, badan pengelola ini masih harus mendapat pengawasan dari pemerintah, sektor swasta, atau LSM untuk memastikan agar dana tersebut digunakan dengan tepat dan agar tidak terjadi penyelewengan. V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Keindahan alam KKP Nusa Penida yang merupakan pesona utama yang menarik perhatian para turis harus dijaga untuk menjamin keberlangsungan KKP Nusa Penida. Sebagian besar turis setuju untuk membayar biaya masuk ke KKP Nusa Penida guna membantu pendanaan pengelolaan KKP Nusa Penida. Namun, penetapan biaya masuk di KKP Nusa Penida dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, penetapan biaya masuk dapat menambah pemasukan KKP Nusa Penida yang memungkinkan peningkatan standar hidup masyarakat dan konservasi lingkungan laut, serta perbaikan infrastruktur. Namun di sisi lain, penetapan biaya masuk juga dapat mengurangi jumlah turis yang datang ke KKP Nusa Penida. Pengurangan jumlah turis ini kembali memiliki sisi negatif dan positif. Sisi negatifnya adalah berkurangnya pemasukan KKP Nusa Penida, sementara sisi positifnya adalah pengontrolan jumlah turis yang akan memasuki KKP Nusa Penida yang dapat berujung pada lingkungan alam yang lebih sehat dan terjaga. 5.2. Saran Studi WTP ini hanya merupakan studi awal untuk memberikan gambaran kerelaan dan keinginan para turis untuk membantu pendanaan pengelolaan KKP Nusa Penida. Studi lebih lanjut dan mendalam masih harus dilakukan mengenai besarnya biaya masuk yang akan ditetapkan, mekanisme pengumpulan biaya tersebut (apakah akan tetap dinamakan biaya masuk atau diganti menjadi pajak lingkungan), dan pembentukan badan pengelola yang kiranya dapat mewakili dan dipercaya oleh masyarakat. Sosialisasi terhadap para pelaku pariwisata, permerintah lokal, dan masyarakat umum merupakan hal yang sangat penting agar tidak ada pihak yang merasa tertinggal dan agar kebijakan ini dapat berlaku secara menyeluruh di KKP Nusa Penida dan tidak tumpangtindih dengan retribusi lainnya. Pengalokasian dana perlu diberitakan kepada masyarakat umum 20

agar masyarakat tahu ke mana larinya dana tersebut dan agar para turis selaku pembayar juga merasa terlibat dalam penyelenggaraan KKP Nusa Penida. DAFTAR PUSTAKA Accommodating Green Consulting Services. 2006. Sustainable Tourism Strategy For Gili Trawangan, Indonesia. Report. 63 hal. Allen, G.R dan M.V. Erdman. 2008. Reef fish of Nusa Penida, Indonesia. Final Report to Conservation International. 22 hal. 234 Arin, T. dan R.A. Kramer. 2002. Divers willingness to pay to visit marine sanctuaries: an exploratory study. Ocean & Coastal Management (45): 171 183. Darma, I.M., R. Basuki, dan M. Welly. 2010. Profil Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali. xii + 78 hal. Reynisdottir, M., H. Song, dan J. Agrusa. Willingness to pay entrance fees to natural attractions: An Icelandic case study. Tourism Management (29): 1076 1083. Riley, E., A. Northrop, dan N. Esteban. 2006. A Willingness to Pay Study for Park Fees: Quill/Boven National Park.. St Eustatius Marine Park.. St Eustatius, Netherlands Antilles. 29 hal. Thompson, W. dan J. Hickey. 2005. Society in Focus. Boston, MA: Pearson, Allyn & Bacon. 672 hal. Walpole, M.J., H.J. Goodwin, dan K.G.R. Ward. 2001. Pricing Policy for Tourism in Protected Areas: Lessons from Komodo National Park, Indonesia. Cosnservation Biology (15): 218 227. Wedgwood, A. dan K. Sansom. 2003. Willingness-to-pay surveys - A streamlined approach: Guidance notes for small town water services. WEDC, Louborough University, UK. Welly, M., W. Sanjaya, D. Primaoktasa, I.P. Putra, dan M.J. Tatas. 2011. Profil Wisata Bahari Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali. v + 22 hal. 21

LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Willingness to Pay Willingness to Pay Study: Nusa Penida MPA, Bali Nusa Penida has high level of biodiversity. It is home for 296 species of corals and 576 species of reef fishes which 5 of them are new to science. It is the only place where the presence of Sunfish (Mola mola), the heaviest known bony fish in the world, can be predicted. Three important coastal habitats; i.e. coral reef, mangrove forest, and seagrass, can also be found here. These tremendous potencies are the main capitals for tourism and fisheries. However, this paradise faces many threats from destructive fishing, illegal fishing, irresponsible tourism, and pollution. The collaboration between Klungkung Regency, Coral Triangle Center (CTC), and other stakeholders established Nusa Penida Marine Protected Area (MPA) which was legalized by Klungkung Regency Regulation No. 12 year 2010. The goals of the establishment of Nusa Penida MPA are the protection of marine biodiversity and the creation of sustainable marine tourism, fisheries, and local livelihoods. As it is one of MPA duties to create sustainable financing systems through non extractive ways, tourism might be one of the answers. Visitor entrance fee can contribute greatly to MPA management which helps obtaining the MPA goals. The objective of this study is to give information to the local authority about the amount of fee that the tourists are willing to pay to support the continuity of Nusa Penida MPA. Your anonymity is guaranteed, and all information collected during your interview will be kept completely confidential. Your participation is completely voluntary and you should not feel like you have to answer every question. Thank you for your help with this important project. If you have any questions about this research, please do not hesitate to contact our team: Marthen Welly Andreas H. Muljadi Casandra Tania (mwelly@coraltrianglecenter.org) (amuljadi@coraltrianglecenter.org) (casandra_tania@yahoo.com) 22

No : Date: Name of the interviewer: Location: A. Interview section Q1: The three most important reasons why I came to Nusa Penida are: [Please rank from the most important (rank 1) to the least important (rank 3)] Seeing friends or relatives Rank Good food and drinks Rank Enjoying the beach and sun Snorkeling/scuba diving The natural beauty in general Other (specify): The local people and culture The relaxing environment Do not know/refused Q2: How long is your duration of stay in Nusa Penida? 1 day > 1 weeks 2-3 days Other (specify): 1 week Q3: Is Nusa Penida your main destination to come to Indonesia? Yes If you answered No, where is your main destination? Bali Lombok Jakarta No Yogyakarta Other (specify): Q4: Is this your first time to visit Nusa Penida? Yes If you answered No, how many times have you been in Nusa Penida? times. Q5: For your activities (snorkeling, diving, mangrove tour, cultural activity, temple visit, water sports, etc.) in Nusa Penida you are: No Not satisfied So-so Reason(s): Satisfied Very satisfied Q6: Do you think marine conservation is important for Nusa Penida? Yes No Do not know/refused 23

Q7: Will you be willing to pay an entrance fee to help managing Nusa Penida MPA effectively? Note: consider other expenses that you have already paid or you will pay for this trip and remember that you can also spend your money on other things such as visiting other islands nearby or spending more money on souvenirs and other activities in your whole trip. Yes No If you answered Yes, do you prefer to be charged: Per entry or Per year (annual membership) Rp/entry US$/entry Rp/year US$/year 10,000 1 20,000 2 20,000 2 50,000 5 40,000 4 100,000 10 60,000 6 150,000 15 100,000 10 200,000 20 Other amount: Other amount: If you answered No, what is your main reason? There is no need for conservation in the area Conservation is the responsibility of the government My diving/snorkeling has no impact on marine environment I do not want this additional burden for myself The conservation program will not be effective I do not trust the money will be used for conservation Other (specify): Q8: Who do you trust in collecting and allocating the funds for conservation? (Please tick one only) Government Local community Private sectors (operators) NGO Independent stakeholders partnership Do not know/refused Q9: If we ask you to allocate funds for different actions that are aimed at Nusa Penida improvement, how will you distribute these funds over different actions? Please rank from the most important (rank 1) to the least important (rank 3). Rank: Enforcing regulations (stop poaching, etc.) Reducing trash Reducing water pollution Educating divers/snorkelers/public about marine environment Supporting research and monitoring of the coral reef Improving tourism facilities (restrooms, garbage bins, etc.) 24

Improving village infrastructure (schools, roads, etc.) Improving local community welfare Improving local community level of education Improving coral reef condition Other (specify) Do not know/refused Q10: Will you come back to Nusa Penida? Yes No Do not know/refused B: Non-interview section: Personal information The remaining questions are for statistical purposes. Q1: What is your nationality? Q2: Sex: Male Female Q3: Age: years old. Q4: What is your highest level of education completed? Did not finish high school High school Few years in College/University College/University Advanced degree Do not know/refused Q5: What is your range of income per year? <15,000 US$ 100,000 500,000 US$ 15,000 35,000 US$ > 500,000 US$ 35,000 100,000 US$ Do not know/refused Q6: How did you get to Indonesia/Nusa Penida? Lion Air/Air Asia/Tiger Airways/Qatar Garuda/Singapore Airlines/JAL/China Airlines/Qantas/Cathay Pasific Other (specify) 25

Lampiran 2. Waktu dan lokasi survei Survey_ID Date Place Facility_ID Location 1 08/09/2011 MM Diving Dive operator Nusa Penida 2 09/09/2011 Crystal Bay Beach Nusa Penida 3 09/09/2011 FNPF Bird sanctuary Nusa Penida 4 10/09/2011 Mangrove Tour Mangrove Tour Nusa Lembongan 5 10/09/2011 Beach Beach Nusa Lembongan 6 10/09/2011 Bar&Cafe Bali Restaurant Nusa Lembongan 7 10/09/2011 Mushroom Beach Beach Nusa Lembongan 8 10/09/2011 Wakanusa Accommodation Nusa Lembongan 9 11/09/2011 Lembongan Dive Centre Dive Operator Nusa Lembongan 10 11/09/2011 Big Fish Dive Operator Nusa Lembongan 11 11/09/2011 Drift Diver Dive Operator Nusa Lembongan 12 12/09/2011 Monkey surfing Surfing center Nusa Lembongan 13 12/09/2011 Hero's beach warung Restaurant Nusa Lembongan 14 12/09/2011 Jungut Batu beach Beach Nusa Lembongan 15 13/09/2011 Mushroom Beach Beach Nusa Lembongan 16 14/09/2011 Lembongan Dive Centre Dive Operator Nusa Lembongan 17 14/09/2011 Lumbung Bali Accommodation Nusa Lembongan 18 14/09/2011 Tanis Villa Accommodation Nusa Lembongan 19 14/09/2011 Waka Nusa Accommodation Nusa Lembongan 20 14/09/2011 Bounty Cruise Cruise Nusa Lembongan 21 14/09/2011 Villa Wayan Accommodation Nusa Lembongan 22 14/09/2011 Hai Tide Hut Accommodation Nusa Lembongan 23 14/09/2011 Mushroom Beach Beach Nusa Lembongan 24 15/09/2011 Bali Dive Adventure Dive operator Nusa Lembongan 25 15/09/2011 Jungut Batu beach Beach Nusa Lembongan 26 15/09/2011 World Diving Lembongan Dive operator Nusa Lembongan 27 15/09/2011 Lembongan Scuba Dive operator Nusa Lembongan 28 15/09/2011 Blue Corner Dive operator Nusa Lembongan 29 15/09/2011 Bali Diving Academy Dive operator Nusa Lembongan 30 15/09/2011 Monkey surfing Surfing center Nusa Lembongan 31 15/09/2011 Bali Hai Cruise Nusa Lembongan 32 15/09/2011 Lembongan Island Beach Villa Accommodation Nusa Lembongan 33 16/09/2011 Eka Jaya Cruise Nusa Ceningan 34 16/09/2011 Dream Beach Beach Nusa Lembongan 35 16/09/2011 Point Resort Accommodation Nusa Lembongan 36 16/09/2011 Mushroom Beach Beach Nusa Lembongan 37 16/09/2011 Warung Sunrise Restaurant Nusa Lembongan 38 17/09/2011 Bali Dive Adventure Dive operator Nusa Lembongan 39 17/09/2011 Ketut Losmen Accommodation Nusa Lembongan 40 17/09/2011 Star two thousand Restaurant Nusa Lembongan 41 17/09/2011 Ware-ware Surf Cafe and Restaurant Restaurant Nusa Lembongan 26

42 17/09/2011 Mushroom Beach Beach Nusa Lembongan 43 17/09/2011 Lembongan Reef Bungalow Accommodation Nusa Lembongan 44 17/09/2011 Sea Sensation Cruise Nusa Lembongan 45 17/09/2011 Drift diver Dive operator Nusa Lembongan 46 17/09/2011 Surfer Beach Bar and Cafe/Nusa Indah Bungalow Restaurant Nusa Lembongan 47 17/09/2011 Bali Diving Academy Dive operator Nusa Lembongan 48 17/09/2011 The Point Resort Accommodation Nusa Lembongan 49 17/09/2011 Playground Accommodation Nusa Lembongan 50 17/09/2011 Nusa Lembongan Resort Accommodation Nusa Lembongan 51 18/09/2011 Blue Corner Dive operator Nusa Lembongan 52 18/09/2011 Hero's Beach Warung Restaurant Nusa Lembongan 53 18/09/2011 Lembongan Island Beach Villa Accommodation Nusa Lembongan 54 18/09/2011 World Diving Lembongan Dive operator Nusa Lembongan 55 18/09/2011 Lembongan Scuba Dive operator Nusa Lembongan 56 18/09/2011 Bungalow No.7 Accommodation Nusa Lembongan 57 18/09/2011 Scooby Doo Restaurant Nusa Lembongan 58 18/09/2011 Jungut Batu beach Beach Nusa Lembongan 59 18/09/2011 Bali Diving Academy Dive operator Nusa Lembongan 60 18/09/2011 Monkey surfing Surfing center Nusa Lembongan 61 18/09/2011 Lembongan Dive Centre Dive operator Nusa Lembongan 62 18/09/2011 Playground Accommodation Nusa Lembongan 63 19/09/2011 FNPF Bird sanctuary Nusa Penida 64 19/09/2011 Quicksilver Cruise Nusa Penida 27