BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Gaya Drag dan Lift pada Blade Profile NACA 0018 Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal

BAB I PENDAHULUAN. pikiran terlintas mengenai ilmu mekanika fluida, dimana disitu terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Adanya Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang bisa diaplikasikan di daerah pemukiman tersebut tanpa melalui taman nasional

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang kecil sampai bagian yang besar sebelum semua. bagian tersebut dirangkai menjadi sebuah pesawat.

Studi Gaya Drag dan Lift pada Blade Profile NACA 0018 Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Bentuk Profile dan Jumlah Blade Vertical Axis Wind Turbine terhadap Putaran Rotor untuk Menghasilkan Energi Listrik

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

BAB I PENDAHULUAN. aerodinamika pesawat terbang adalah mengenai airfoil sayap. pesawat. Fenomena pada airfoil yaitu adanya gerakan fluida yang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembanggan dalam kedirgantaraan banyak. kasus yang menyebabkan pesawat terbang tidak efisien

BAB II LANDASAN TEORI

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN TIPE-H DENGAN BENTUK AIRFOIL NACA MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kendaraan. truk dengan penambahan pada bagian atap kabin truk berupa

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL TIGA SUDU BERDIAMETER 3,5 METER. Adi Andriyanto

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

ANALISIS DESAIN VERTIKAL WIND TURBIN DENGAN AIR FOIL NACA 0016 MODIFIED MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

Desain Blade Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Banyuwangi Berbasis CFD

Bab IV Analisis dan Pengujian

STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB) DI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum. Strata Satu (S1) Teknik Mesin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TORI

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Moch. Arif Afifuddin Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST., MT. Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2010

TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua fenomena aerodinamis yang terjadi pada. kendaraan mobil disebabkan adanya gerakan relative dari udara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potesi energi terbarukan saat ini semakin banyak

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS CFD PADA TURBIN ANGIN HYBRID SAVONIUS-DARRIEUS

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, menyebabkan peningkatan konsumsi jumlah energi yang. cukup besar pula. Salah satunya yaitu konsumsi energi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkiraan penyedian energi listrik di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

Available online at Website

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SEDERHANA UNTUK PENGHASIL LISTRIK

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

Jurnal Mechanical, Volume 2, Nomor 2, September 2011

BAB I PENDAHULUAN. mobil dan alat transportasi lainnya disebabkan adanya gerakan. relatif dari udara disepanjang bentuk body kendaraan.

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

BAB III METODOLOGI PERHITUNGAN

PERANCANGAN TURBIN ANGIN UNTUK SKALA RUMAH TANGGA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.

MODEL TURBIN ANGIN PENGGERAK POMPA AIR

STUDI SIMULASI TENTANG PENGARUH RASIO DIAMETER DAN JUMLAH SUDU TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS FLUENT

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

Kaji Numerik Optimasi Kinerja Rotor Savonius Dua Bilah dan Tiga Bilah

EDISI 8 NO 1 AGUSTUS 2016 ITEKS ISSN Intuisi Teknologi Dan Seni

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

ecofirm SIMULASI MEKANISME PASSIVE PITCH DENGAN FLAPPING WING PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS STRAIGHT-BLADED BERBASIS CFD

Bab 2 Dasar Teori Prinsip Konversi Energi Angin Energi kinetik dalam benda bergerak dirumuskan dengan persamaan (2.1)

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

PERANCANGAN BILAH TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLT-ANGIN) KAPASITAS 100 KW MENGGUNAKAN STUDI AERODINAMIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA EFEKTIFITAS WIND TURBINE

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan energi angin di Indonesia masih sangat kecil, baik yang dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik ataupun untuk menggerakkan peralatan mekanis seperti pompa ataupun mesin penggiling biji bijian. Ini dikarenakan kecepatan angin yang terdapat di Indonesia umumnya relatif kecil yaitu lebih kecil dari 10 m/s. Selain kecepatan angin yang rendah, angin yang tersedia di alam tidak selalu ada sepanjang waktu[13]. Nilai kecepatan angin yang kecil dan ketersediaannya yang tidak menentu ini tidak cukup mampu untuk menggerakkan turbin angin untuk mendapatkan daya dalam jumlah yang besar. Namun pemanfaatan energi angin dalam skala kecil untuk membangkitkan energi listrik untuk peralatan rumah tangga masih memiliki potensi yang cukup besar, apalagi Indonesia sedang mengalami krisis energi yang ditandai dengan pemadaman listrik yang sering terjadi. Selain itu, beberapa daerah tertentu seperti daerah pantai memiliki potensi yang cukup besar untuk memanfaatkan turbin angin sebagi pembangkit listrik dalam skala kecil mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang cukup panjang. Selain untuk membangkitkan listrik, energi angin juga dapat dimanfaatkan sebagi penggerak aerator di tambak ikan. Aerator merupakan alat yang berfungsi untuk membuat oksigen terlarut ke dalam air. Menurut fungsinya, terdapat perbedaan antara turbin angin dan kincir angin. Turbin angin merupakan peralatan pengkonversi energi angin yang terhubung ke generator dimana energi hasil keluarannya berupa energi listrik. Kincir angin merupakan peralatan pengkonversi energi angin yang terhubung ke mesin mekanis seperti pompa,mesin pemecah biji,atau juga aerator, dimana hasil keluaran dari turbin angin digunakan untuk menggerakkan mesin mesin tersebut. Pengelompokkan turbin angin dibedakan atas dua macam yaitu turbin angin sumbu horizontal dan turbin angin sumbu vertical. Untuk pemilihan turbin angin sebagai penggerak aerator, jenis turbin angin yang akan dipakai adalah

turbin angin sumbu vertikal. Alasan pemilihan jenis turbin angin ini adalah karena turbin angin jenis ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya kemampuan turbin angin ini menangkap energi angin dari segala arah sehingga tidak perlu mekanisme untuk mengarahkan rotor ke arah datangnya angin, tidak memerlukan konstruksi menara yang terlalu tinggi sehingga lebih murah serta mampu mentransmisikan putaran dari rotor ke aerator secara langsung bila digunakan untuk menggerakkan aerator. Salah satu faktor yang mempengaruhi unjuk kerja dari turbin angin adalah bentuk sudu dan tipe konstruksi turbin angin. Berdasarkan bentuk sudu dan konstruksi turbin angin yang digunakan, turbin angin sumbu vertikal dapat dibedakan lagi seperti tipe Savonius, tipe Darrieus, tipe Darrieus-H(disebut juga sebagai Giromill) dan lainnya. Salah satu perbedaan ini terletak pada bentuk sudu. Sudu merupakan komponen utama pada peralatan turbin angin karena komponen ini lah yang berfungsi untuk mengekstrak energi yang tersedia di angin. Untuk mendapatkan daya yang besar,kemampuan sudu dalam mengekstrak energi angin yang tersedia wajib diperhatikan. Beragam penelitian telah dilakukan dengan berbagai macam tipe turbin angin dan bentuk sudu yang bertujuan untuk mendapatkan kinerja turbin angin yang paling maksimal. Hal yang menjadi pembahasan di penelitian ini adalah analisa pengaruh panjang chord sudu dan tip speed ratio turbin angin sumbu vertical tipe Darrieus- H terhadap kinerja turbin angin dengan bantuan software Computational Fluid Dynamic(disingkat CFD). Beberapa peneliti di seluruh dunia telah merancang berbagai tipe turbin angin lalu diuji dan dianalisa dengan bantuan terowongan angin. Pengujian ini membutuhkan seperangkat peralatan dan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Dengan bantuan software CFD, para peneliti dapat menganalisa dan merancang turbin angin yang lebih baik dan lebih murah dari segi biaya perancangan dengan hasil yang hampir sama bila dibandingkan dengan menggunakan terowongan angin. Perancangan dengan menggunakan software CFD merupakan tolak ukur sebagai perkiraan dalam merancang dan membuat turbin angin yang sebenarnya. Atas pertimbangan inilah, akan dilakukan analisa turbin angin sumbu vertical tipe Darrieus-H dengan variasi panjang chord dan tip speed ratio dalam

mengekstrak energi angin agar turbin angin yang dibuat dapat berfungsi seoptimal mungkin. 1.2 Perumusan Masalah Didalam perancangan turbin angin untuk mampu mendapatkan daya yang maksimal, ada beberapa masalah yang timbul untuk selanjutnya dianalisa melalui simulasi turbin angin dengan bantuan software CFD. Beberapa masalah yang timbul diantaranya: 1. Penentuan sudut serang yang paling optimal dari airfoil dalam mengekstrak energi angin berupa perbandingan nilai koefisien lift dan koefisien drag yang paling optimal. Penentuan nilai ini penting untuk mengetahui karakteristik airfoil yang akan digunakan sebagai rotor pada turbin angin. 2. Penentuan panjang chord dari airfoil yang mampu mengekstrak energi yang tersedia di angin secara optimal. 3. Menganalisa pola aliran udara yang terjadi pada susunan turbin angin apakah menghambat pergerakan rotor turbin angin. 4. Penentuan daya turbin angin yang mampu didapatkan turbin angin melalui simulasi dengan software CFD. Penentuan ini sangat penting sebagai tolak ukur dalam membangun turbin angin yang sebenarnya. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan turbin angin sumbu vertikal tipe Darrieus-H dengan bantuan software CFD untuk mengetahui performansi paling optimal. Hasil simulasi ini berupa plot kontur kecepatan angin, perbandingan nilai koefisien lift dan koefisien drag yang maksimal dan panjang chord yang paling optimal.

1.3.2 Tujuan Khusus Secara terperinci, penelitian ini memiliki tujuan khusus yang terdiri atas beberapa poin yaitu; 1. mendapatkan nilai koefisien lift, koefisien drag, serta perbandingan koefisien lift dengan koefisien drag(glide ratio) yang paling maksimal pada variasi sudut serang untuk airfoil NACA 4415. 2. mengetahui pengaruh variasi panjang chord dan tip speed ratio terhadap performansi turbin angin. 3. Memberikan data berupa daya yang dihasilkan oleh turbin angin dari nilai kecepatan angin yang didapat dari simulasi. 1.4 Batasan Masalah Dengan melihat begitu banyaknya faktor yang terdapat dalam simulasi turbin angin ini, penulis membuat batasan masalah agar tujuan dan target penelitian dapat dicapai sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Batasan masalah penelitian ini adalah: 1. Airfoil yang akan dianalisa adalah tipe NACA 4415 untuk mendapatkan koefisien lift, koefisien drag dimana analisa dilakukan secara 2D. 2. Pemodelan dan simulasi secara 2D turbin angin untuk mengetahui pengaruh panjang chord dan variasi tip speed ratio terhadap kinerja turbin angin. 3. Simulasi dilakukan secara numerik dengan bantuan software Computational Fluid Dynamic dimana pembentukan geometri dilakukan dengan bantuan preprocessor Gambit dan Solidwork dan analisa fluidanya dengan menggunakan Fluent dan Ansys Workbench. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disajikan dalam tulisan yang terdiri dari 5 bab. Adapun rincian dari penulisan ini disajikan sebagai berikut:

- Bab I Pendahuluan Bab ini memberikan gambaran keseluruhan mengenai tugas akhir yang meliputi pembahasan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan. - Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan landasan teori dan studi literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan serta metode pendekatan yang digunakan untuk menganalisa persoalan. - Bab III Metode penelitian Bab ini berisikan metode dari pengerjaan meliputi langkah langkah pengolahan dan analisa data serta mensimulasikannya dengan bantuan software CFD. - Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab ini berisikan hasil simulasi berupa koefisien lift, koefisien drag,koefisien lift/koefisien drag dari airfoil yang dianalisis dan koefisien daya yang dihasilkan oleh variasi panjang chord dan tip speed ratio. - Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian ini. Ringkasan lengkap tentang isi penelitian ini terdapat di bagian ini. Beberapa saran juga dituliskan kepada para pembaca agar terdapat perbaikan di masa yang akan datang.