MODEL ESTIMASI BIAYA KONSEPTUAL BANGUNAN JEMBATAN BETON PRATEGANG (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah dan D.I.Y)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENGEMBANGAN MODEL HARGA SATUAN TERTINGGI BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ruko atau rumah toko adalah suatu proyek konstruksi yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lizna Gustiana Rahmi, 2015

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN

PERBANDINGAN ANALISA BIAYA PENGGUNAAN PELAT LANTAI BERONGGA DENGAN PELAT LANTAI KONVENSIONAL

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

3.2. PENGUMPULAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

Bimtek Masyarakat Jasa Konstruksi- Kab. Bantul 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berkembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gane, V (2004) dalam tulisannya Parametrik Design a Paradigm

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

APPROXIMATE COST ESTIMATE BERDASARKAN KANDUNGAN BESI DAN KEBUTUHAN BEKISTING PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN TINGGI

ANALISIS PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK RUMAH TINGGAL BERDASARKAN ANALISA BOW DAN SNI 2007

DAFTAR PUSTAKA. xiv

PRIYANTO D

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Materi laporan yang disampaikan:

SISTEM INFORMASI MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari dunia kontruksi berkembang makin pesat. Kita sebagai pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

Tujuan Instruksional khusus

KAJIAN PENGGUNAAN PONDASI DANGKAL PADA JEMBATAN (Studi Kasus Proyek Penggantian Jembatan Secang Kecil)

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan material di lapangan perlu dijaga pasokannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan Sloof dari Beton Bertulang ukuran 30*40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan. Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI. Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai

Kata Kunci: Rekayasa Nilai, Biaya, Alternatif

PENENTUAN KEAKURATAN INDEKS TUKANG BESI DAN PEKERJA PADA PEKERJAAN BALOK, KOLOM, PELAT LANTAI ANTARA BOW/SNI

PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BLANG KUTA KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Studi perbandingan tingkat..., Firmansyah, FT UI, 2008

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

Dhani Mardhika, S.T., Ir. Endang Larasati Suryaningrum, M.T.

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

ANALISA PENGGUNAAN PONDASI STROUSS DAN PONDASI TELAPAK DITINJAU DARI BIAYA PELAKSANAANNYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DUA LANTAI

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DI KOTA SRAGEN)

PERNYATAAN ANTI PLAGIAT..

Revisi SNI T C. Daftar isi

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

STUDI PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PADA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN SIMPANG RAJA BAKONG - TANAH PASIR DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP NILAI HASIL

Lampiran A...15 Bibliografi...16

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung II Dan Bangunan Penghubung FISIP, Universitas Brawijaya Malang)

ANALISIS KOMPOSISI BIAYA DOMINAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN

ANALISIS STRUKTUR CULVERT LENGKUNG DI BAWAH LINTASAN LANDAS PACU BANDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

SKRIPSI. Oleh FIRMANSYAH SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

3.2. TAHAP PERANCANGAN DESAIN

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN DENGAN METODE ANALISA VARIAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

STUDI MEDAN POLITEK. Oleh

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

ESTIMASI BIAYA PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya. E

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CARA PENDEKATAN PERHITUNGAN KUANTITAS PEMBESIAN PADA KOLOM STRUKTUR BETON BERTULANG

Revisi SNI Daftar isi

ADDENDUM I. Nomor : 02/Pokja-KK.2/DPKP/2017 Tanggal : 12 Mei atas STANDAR DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APPROXIMATE COST ESTIMATE

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan

Transkripsi:

MODEL ESTIMASI BIAYA KONSEPTUAL BANGUNAN JEMBATAN BETON PRATEGANG (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah dan D.I.Y) Bagyo Mulyono 1 dan Arwan Apriyono 2 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Prof. Dr. H.R. Boenyamin No.708 Grendeng Purwokerto. Email : bagyo_mulyono@yahoo.com 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Prof. Dr. H.R. Boenyamin No.708 Grendeng Purwokerto. Email : arwan.unsoed@gmail.com ABSTRAK Pemilik proyek (owner), perencana dan pelaksana bidang konstruksi memiliki kepentingan melakukan estimasi awal untuk mengetahui anggaran yang akan dibutuhkan dalam menyelenggarakan suatu proyek konstruksi. Kekurangan yang mendasar pada estimasi biaya konseptual adalah anggaran yang didapat kurang akurat, dikarenakan terbatasnya informasi, keakuratan data, waktu dan metode estimasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model estimasi biaya konseptual jembatan dengan menggunakan metode indeks biaya bangunan. Indeks biaya bangunan jembatan merupakan angka yang menunjukan perbandingan biaya per m 2 per komponen jembatan pada kurun waktu tertentu. Indeks biaya didapatkan dari hasi analisis harga satuan suatu pekerjaan jembatan sejenis dengan mempertimbangkan komponen pekerjaan dominan dan waktu pelaksanaan proyek. Data didapatkan dari dokumen kontrak dan gambar rencana jembatan dengan fondasi sumuran yang dibangun pada tahun 2012 2015 di Provinsi Jateng dan D.I.Y. pada instansi Bina Marga D.I.Y., Bina Marga Jawa Tengah dan P2JN Jawa Tengah. Dari hasil analisis didapat model estimasi biaya konseptual harga per m 2 per komponen pekerjaan jembatan, yaitu: komponen pekerjaan struktur atas adalah HJ(SA) i = 724,186.56T 2-1,869,040.60T + 4,652,373.19, komponen pekerjaan struktur bawah adalah HJ(SB) i = -41,106.12T 2 + 1,689,781.12T + 16,295,200.08, dan untuk komponen pekerjaan oprit adalah HJ(O) i = - 403,868.32T 2 + 2,687,276.18T + 1,322,851.43, dengan T = (T i -2011). persentase error hasil pengujian validasi model ini adalah 16.83%. Kata kunci: Estimasi Biaya Konseptual, Indeks Biaya Jembatan, Jembatan Beton Prategang, Fondasi Sumuran 1. PENDAHULUAN Estimasi merupakan proses yang mendasar dalam pembangunan sebuah fasilitas fisik karena seberapa besar biaya akan digunakan harus bisa dijawab oleh estimator sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, pihak pemilik (owner) dan pengambil keputusan lainnya dalam proyek konstruksi, bisa mengetahui jumlah biaya yang akan dianggarkan untuk sebuah proyek. Jelas, bahwa kemampuan untuk melakukan estimasi biaya awal yang baik (akurat) menjadi kunci untuk bisa melangkah pada tahapan proyek berikutnya. Pada tahap awal pembangunan, informasi yang tersedia mengenai fasilitas fisik masih sangat terbatas, maka estimasi biaya pada tahap awal ini memiliki tingkat akurasi yang rendah. Namun demikian, estimasi biaya harus tetap dilakukan untuk pengambilan keputusan yang sangat strategis, misalnya dalam studi kelayakan, penganggaran, dan pemilihan disain yang optimal, mengingat pengambilan keputusan pada tahap-tahap awal akan sangat berpengaruh pada tahapan selanjutnya. Agar estimasi biaya yang dibuat lebih baik, pada tahap awal ini faktor sumber informasi, keakuratan data, dan metode estimasi, memegang peranan untuk peningkatan akurasi tersebut. Permasalahan tersebut timbul ketika pemilik proyek tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam mengerjakan proyek jembatan, sehingga belum adanya harga acuan awal yang akurat dalam mengestimasi biaya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model matematis yang dapatdigunakan dalam melakukan estimasi biaya konseptual yang diharapkan dapat memberikan hasil estimasi yang cukup akurat. 2. TINJAUAN PUSTAKA Jembatan Beton prategang dan Fondasi sumuran Salah satu jenis jembatan yang banyak digunakan saat ini adalah jembatan beton. Kemajuan teknologi beton dimungkinkan untuk memperoleh bentuk penampang beton yang beragam. Bahkan dalam kenyataan sekarang 567

jembatan beton ini tidak hanya berupa beton bertulang saja, tetapi tela dikembangkan berupa jembatan prategang ( Supriyadi dan Muntohar, 2007). Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60-80 cm dengan kedalaman 1 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya, di antaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati (Matondang dan Mulyana, 2012). Estimasi biaya Estimasi biaya merupakan salah satu komponen penting pada tahap perencanaan proyek. Terdapat beberapa jenis estimasi biaya yang dilakukan sesuai tahapan proyek, masing masing jenis estimasi memiliki tingkat keakurasian yang berbeda beda. Keakurasian estimasi semakin meningkat seiring dengan berjalanya tahapan proyek yang bertambahnya detail informasi yang tersedia (Suharto, 1998). Terdapat enam jenis estimasi biaya berdasarkan jenis dan tingkat akurasinya: Tabel 1. Jenis estimasi biaya dan akurasinya Jenis estimasi Akurasi Estimasi untuk perencanaan konseptual ± 15 20%. Estimasi untuk studi kelayakan ± 10-15%. Estimasi untuk engineering design ± 5-10% Estimasi untuk konstruksi ± 5%. Estimasi untuk change order - Pemodelan estimasi biaya konseptual Estimasi biaya konseptual dapat dilakukan dengan menggunakan data masa lalu yang diperbarui dengan dasar pemikiran bahwa diantara beberapa proyek sejenis namun besar dan kapasitasnya berbeda terdapat suatu korelasi. Pendekatan yang dipakai dalam metode ini adalah mencoba meletakkan dasar hubungan matematis yang mengaitkan biaya dengan kapasitas tertentu dari objek. Indeks biaya sendiri menunjukkan perubahan biaya bangunan per satuan luas dimana biaya yang digunakan merupakan hasil perkalian dari kuantitas tertimbang komponen dominan dengan harga pada periode tertentu (Black dan Jelen, 1983). 3. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data merupakan data sekunder yang diperoleh dari Satker Perencana dan Pengawas Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Jawa Tengah, Satker Perencana dan Pengawas Jalan Nasional Provinsi D.I.Y., Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, dan Dinas Bina Marga Provinsi D.I.Y. Sampel berupa jembatan dengan struktur utama jenis beton prategang dan fondasi sumuran dengan bentang 15-50 meter dan lebar 6 11 meter, dengan periode pembangunan tahun 2012-2015. Metode Analisis Tahapan analisis data dilakukan sebagai berikut: a. Pemisahan jenis pekerjaan Data-data RAB diidentifikasi berdasarkan jenis pekerjaanya. Jenis pekerjaan tersebut dibagi menjadi pekerjaan struktur, pekerjaan non struktur dan pekerjaan umum. b. Menghitung Volume Kebutuhan dan Harga Total Perhitungan ini dilakukan dengan menganalis kebutuhan komponen material, upah dan alat dari data RAB dengan data AHS yang telah tersedia. Setelah itu setiap item dihitung harga totalnya dengan mengalikan harga satuan item dengan volume kebutuhan item. c. Menghitung bobot biaya item Mencari bobot biaya item dengan cara membagi nilai biaya item dengan total biaya RAB. d. Menghitung luasan komponen jembatan Untuk perhitungan IBJK (indek biaya jembatan per komponen) dengan membagi komponen pekerjaan utama dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: struktur atas, struktur bawah dan oprit. 568

Gambar 1. Bagian bagian jembatan. e. Menghitung quantitas tertimbang Yaitu dengan mencari kebutuhan item dominan per m 2 luas komponen jembatan. f. Menentukan item dominan Untuk menentukan item dominan digunakan konsep pareto. Setiap item diurutkan berdasarkan nilai bobot biayanya dari besar ke kecil. Kemudian mengakumulasikan setiap bobot biaya item pekerjaan dari atas kebawah sampai nilainya mencapai angka 0,8 atau 80%. Kemudian setiap item ikut terakumulasikan mencapai angka 80% ini dikategorikan sebagai item dominan. g. Menghitung harga jembatan per m 2 dan IBJK h. Desain model matematis 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengumpulan data Data yang didapatkan yaitu data RAB, AHS dan gambar rencana jembatan, yang dapat dilihat dari tipe konstruksinya dan tipe pondasinya. Tabel 2. Ringkasan data-data dan biaya jembatan No Nama T.A. Panjang Lebar RAB Sumber Data 1 Wonosobo 2012 30 10 2,818,181,817.40 Bina Marga D.I.Y. 2 Balirejo 2013 30 8 3,525,928,180.44 Bina Marga D.I.Y. 3 Kali selanegara 2014 16.6 10.6 2,039,354,793.53 P2JN Jateng 4 Kali reja 2014 31.6 10.6 3,642,842,023.71 P2JN Jateng 5 Kali angina 2014 25.6 10.6 3,474,782,073.61 P2JN Jateng 6 Kali gumelar 2014 31.6 10.6 3,889,952,052.73 P2JN Jateng 7 Kedung agung 2015 40.8 10 9,924,944,494.00 Bina Marga Jateng 8 Solotiang 2015 40.8 10 9,924,876,094.00 Bina Marga Jateng Kelompok jembatan ini memiliki panjang bentang di antara 16.6 m sampai dengan 40.8 meter dengan lebar jembatan 8.0 sampai dengan 10.6 meter. Semua jembatan menggunakan fondasi sumuran. Untuk jembatan Kali Gumelar tidak dimasukan dalam perhitungan, karena akan dijadikan perbandingan pada saat uji validasi model. Berdasarkan data pada Tabel 2, kelompok pekerjaan struktur dan non struktur memiliki bobot 74.43% dan 22,40%. Sedangkan pekerjaan umum memiliki bobot 3,17%. Hal ini menunjukan kelompok pekerjaan struktur dan non struktur memiliki bobot yang cukup besar bila dibandingkan dengan bobot pekerjaan umum. Oleh sebab itu pekerjaan struktur dan non struktur saja yang akan diidentifikasi item dominannya. Sebelum mengidentifikasi item dominannya, perlu diketahui bahwa dalam jembatan untuk pekerjaan struktur terdiri dari pekerjaan struktur bagian atas dan pekerjaan struktur bagian bawah. Sedangkan non struktur berupa pekerjaan pengaspalan dan oprit dimasukan ke dalam pekerjaan oprit. Tabel 3. berikut memperlihatkan persentase bobot biaya pekerjaan utama jembatan yaitu pekerjaan untuk struktur atas, struktur bawah dan oprit pada setiap bangunan, serta dan bobot biaya rata-rata untuk seluruh bangunan jembatan terhadap nilai proyek. 569

Tabel 3. Persentase Bobot Biaya Komponen Pekerjaan Utama Jembatan Dari data tabel 3. memperlihatkan bahwa ketiga komponen pekerjaan utama pada bangunan jembatan memiliki persentase bobot yang cukup besar, sehingga ketiganya memang perlu diketahui item dominan masing-masing untuk dilakukan perhitungan angka indeksnya. Dari sini selanjutnya akan diidentifikasi persentase bobot biaya item dominan pada masing-masing komponen pekerjaan utama. Indeks biaya jembatan prategang per komponen (IBJK) Hasil perhitungan IBJ dapat dilihat: Tabel 4. Harga per m 2 dan nilai IBJK No T.A. Harga per m 2 IBJK SA SB O SA SB O 1 2012 3,491,189.75 18,118,815.20 3,872,636.43 100.00 100.00 100.00 2 2013 3,860,026.46 18,985,517.44 4,282,799.15 110.56 104.78 110.59 3 2014 5,513,942.25 21,519,408.68 6,548,996.54 157.94 118.77 169.11 4 2015 8,779,525.22 22,221,686.42 5,343,686.00 251.48 122.64 137.99 Dari tabel 4 dicari model persamaanya Gambar 2. Grafik hubungan HJ Struktru Atas dengan Waktu (Tahun Anggaran). Berdasarkan Gambar 2. model trendline dengan nilai R 2 terbesar adalah jenis polynomial, yaitu sebesar 0.99. Maka model estimasi biaya konseptual per m 2 komponen struktur atas jembatan beton prategang dengan fondasi sumuran adalah HJ(SA) i = 724,186.56T 2-1,869,040.60T + 4,652,373.19, dengan T = (T i -2011). Grafik untuk komponen struktur bawah dapat: 570

Gambar 3. Grafik hubungan HJ Struktur Bawah dengan Waktu (Tahun Anggaran). Berdasarkan Gambar 3. model trendline dengan nilai R 2 terbesar adalah jenis polynomial, yaitu sebesar 0.95. Maka model estimasi biaya konseptual per m 2 komponen struktur bawah jembatan beton prategang dengan fondasi sumuran adalah HJ(SB) i = -41,106.12T 2 + 1,689,781.12T + 16,295,200.08, dengan T = (T i -2011). Grafik untuk komponen oprit didapat: Gambar 4. Grafik hubungan HJ Oprit dengan Waktu (Tahun Anggaran) Berdasarkan Gambar 4. model trendline dengan nilai R 2 terbesar adalah jenis polynomial, yaitu sebesar 0.67. Maka model estimasi biaya konseptual per m 2 komponen oprit jembatan beton prategang dengan fondasi sumuran adalah HJ(O) i = -403,868.32T 2 + 2,687,276.18T + 1,322,851.43, dengan T = (T i -2011). Pengujian validasi Uji validasi digunakan untuk mengetahu seberapa besar percentase error. Uji validitas dengan menggunakan data RAB proyek Jembatan Kali Gumelar Tahun Anggaran 2014, yang didapatkan nilai percentase error sebesar 16.83%. 5. KESIMPULAN Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: Model estimasi biaya konseptual harga per m 2 per komponen pekerjaan jembatan beton prategang dengan fondasi sumuran untuk struktur atas adalah HJ(SA) i = 724,186.56T 2-1,869,040.60T + 4,652,373.19, komponen pekerjaan struktur bawah adalah HJ(SB) i = -41,106.12T 2 + 1,689,781.12T + 16,295,200.08, dan untuk komponen pekerjaan oprit adalah HJ(O) I = -403,868.32T 2 + 2,687,276.18T + 1,322,851.43, dengan T = (T i -2011). Persamaan ini telah divalidasi dengan percentase error 16.83%. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih dan perhargaan yang tinggi kepada LPPM Unsoed atas pendanaan dan juga kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian terkait. Terutama mahasiwa yang terlibat langsung: Fazal Aulia Permana. DAFTAR PUSTAKA Black, J.H., and Jelen, F.C., (1983), Cost and Optimization Engineering, McGraw-Hill Book Company, USA. Matondang dan Mulyana. (2012). Konstruksi Bangunan Gedung. Unimed Press. Medan. Supriyadi, B. dan Muntohar, A.S. (2007). Jembatan. Edisi Pertama. Beta Offset. Yogyakarta. Suharto, I. (1998). Manajemen Proyek (Dari Konseptual Samapai Operasional). Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta 571