BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Banyak perusahaan yang mulai beralih untuk mendesain produk-produk hijau

BAB I PENDAHULUAN. Masalah lingkungan global sudah mencuri perhatian dunia sejak tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Green product atau juga dikenal dengan istilah ecological product atau environmental

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dalam (Sumarsono dan Giyatno, 2012). Tuntutan konsumen akan produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

PENGARUH PENGETAHUAN LINGKUNGAN TERHADAP NIAT MEMBELI PRODUK HIJAU PADA MEREK ATTACK DENGAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri.

PERAN KEPEDULIAN PADA LINGKUNGAN DALAM MEMEDIASI PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG LINGKUNGAN TERHADAP NIAT PEMBELIAN PRODUK HIJAU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Mereka berusaha melakukan berbagai cara untuk tetap sehat serta

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang aman, menggunakan kemasan yang ramah lingkungan serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk

Q1 ( Apakah konsumen pernah mendengar istilah Green Product ) Pernyataan Frekuensi % Pernah 61 61% Belum Pernah 39 39% Total %

BAB I PENDAHULUAN. Isu pemanasan global (global warming) mulai dikenal oleh masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi

BAB V PENUTUP. yang terdiri dari dimensi pengetahuan lingkungan dan sikap terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. menentukan faktor faktor yang mempengaruhi pada perilaku pilihan konsumen mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan hijau seperti didefinisikan oleh Banerjee et. al. dalam Tariq (2014)

BAB I PENDAHULUAN. penting oleh banyak kalangan. Banyak faktor yang dinilai menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim terjadi akibat dari pemanasan global dan kerusakan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kendaraan pribadi, oleh karena itu perusahaan otomotif menawarkan

/ telp: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. (Chlorofluorocarbon). CFC inilah yang merusak lapisan ozon, memungkinkan sinar ultraviolet yang membahayakan menembus bumi.

PENGARUH ENVIRONMENTAL BEHAVIOR TERHADAP GREEN PURCHASING BEHAVIOR (Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Kabupaten Purworejo)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membahas tentang pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan. green consumerism. Green consumerism (konsumen hijau) adalah sebuah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hijau, dan kepercayaan hijau pada ekuitas merek hijau produk elektronik di

TINJAUAN PUSTAKA Remaja Karakteristik Remaja Kepribadian Remaja dalam Sudut Pandang Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. ini menyatakan telah terjadi pemanasan udara secara global. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. pihak (Grillo et al., 2008). Permasalahan lingkungan menjadi isu global bagi banyak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh green perceived

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHUUAN. produk yang ramah lingkungan (environment friendly). Sejak beberapa dekade

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Asal usul TPB dapat ditelusuri kembali ke Theory of Reasoned Action

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisnis dalam melakukan aktivitas bisnis. kesehatan telah dikenal pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian masyarakat. Parahnya kerusakan lingkungan seperti pencemaran air,

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada permasalahan sosial dan lingkungan hidup. Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesehatan. Subjek penelitian ini adalah konsumen produk hijau. Pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global (global warming) adalah suatu tahap peningkatan suhu rata-rata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menimbulkan rasa bersalah konsumen terhadap iklan hijau dan perasaan yang

PERAN SIKAP DALAM MEMEDIASI PENGARUH PENGETAHUAN DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN TERHADAP NIAT BELI PRODUK HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Pustaka. 1. Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB 1BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan semakin parah dalam satu abad terakhir. World Risk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi limbah yang efeknya pasti berdampak pada alam atau lingkungan ini,

ABSTRAK. Kata kunci : pemasaran hijau, sikap, niat beli

Judul : Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value dan Green Perceived Risk terhadap Green Repurchase Intention (Studi Produk The Face Shop

BAB I PENDAHULUAN. kelestarian lingkungan. Hal ini menunjukkan isu lingkungan saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. beragam dimulai dari isu-isu lingkungan di bumi yang semakin merebak,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan lingkungan menjadi fenomena penting yang menjadi fokus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. involvement. Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan diperkirakan menyebabkan terjadinya peningkatan pemanasan global.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara keseluruhan bab ini menjelaskan tentang teori yang digunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. buah-buahan dan sayur-sayuran adalah cara yang baik dalam mewujudkan gaya

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. IRCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), menggambarkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembelian dengan menggunakan dua variabel yaitu Green packaging dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus mampu memikirkan, membuat dan menetapkan merek yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Polonsky (dalam Wu and Chen, 2014) mendefinisikan green marketing

BAB 1 PENDAHULUAN. di seluruh dunia (Barber, 2009). Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Swidi(2012) Sikap konsumen berdasarkan teori perilaku yang direncanakan

Bab I Pendahuluan 1.1 Kesadaran Masyarakat Terhadap Isu Lingkungan

Judul : Pengaruh Green Packaging Terhadap Repurchase Intention dengan Green Promotion

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. lingkungan. Uraian dalam bab ini mengulas teori green marketing, iklan ramah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat. Hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan merupakan salah satu dari pelopor dari green marketing. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. tempatnya tinggal menjadi semakin rusak karena ulah mereka sendiri. Salah

Kata kunci: green brand image, green perceived value, green trust, green brand equity

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Produk Hijau (Green Product) Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk hijau (green product) atau juga dikenal dengan istilah ecological product atau environmental friendly product adalah produk yang mengandung komponen yang aman, tidak beracun, dapat didaur ulang, serta menggunakan kemasan yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif konsumsi produk pada lingkungan. Secara keseluruhan, produk hijau adalah produk organik atau modifikasi genetik organisme yang mampu didaur ulang, tidak melakukan tes terhadap hewan, dan merupakan hasil dari proses produksi bersih. Produk hijau diklasifikasikan menjadi produk hijau yang umum, produk kertas daur ulang, produk yang tidak diuji pada hewan, deterjen ramah lingkungan, buah dan sayuran organik, aerosol ramah ozon dan produk hemat energi Schlegelmilch et al., (dalam Noor et al., 2012). Mishra dan Sharma (2010) mengatakan bahwa produk hijau memiliki karakteristik berdasarkan dari beberapa fitur-fitur baru, termasuk tumbuh secara alami, dapat didaur ulang/digunakan kembali, mengandung bahan-bahan alami, berisi konten daur ulang, tidak mencemari lingkungan. Produk hijau tidak mengandung bahan kimia atau uap yang berbahaya, sehingga mereka akan baik untuk konsumen (Dharmendra et al., 2011). 14

2.1.2 Pengetahuan Lingkungan Pengetahuan dalam penelitian perilaku konsumen dapat diartikan sebagai karakteristik yang dapat mempengaruhi proses keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Secara spesifik, pengetahuan merupakan konstruk yang tepat untuk mengetahui bagaimana konsumen mengumpulkan dan mengolah informasi, bagaimana konsumen mengevaluasi produk yang akan dibelinya setelah mendapatkan informasi tersebut, berapa banyak informasi yang didapat kemudian digunakan dalam keputusan pembelian suatu produk. Apabila konsumen memiliki pengetahuan tentang isu-isu lingkungan, maka tingkat kesadaran mereka akan meningkat dan hal tersebut berpotensi meningkatkan sikap kesukaan terhadap produk hijau (Aman et al., 2012). Menurut Fryxell dan Lo (dalam Huang dan Shih, 2009), pengetahuan lingkungan adalah suatu pengetahuan umum yang di dalamnya mencakup tentang konsep lingkungan alam, perlindungan lingkungan, dan ekosistem. Lee (2011) menjelaskan bahwa pengetahuan lingkungan adalah pengetahuan dasar seseorang tentang sesuatu yang dapat dilakukan untuk membantu melindungi lingkungan. Orang yang sadar akan lingkungan atau memiliki pengetahuan lingkungan akan memproses informasi menggunakan pengetahuan ini (sistem pengetahuan), tahu apa yang harus dilakukan tentang isu-isu lingkungan (pengetahuan yang berkaitan dengan tindakan) dan memahami manfaat dari tindakan bertanggungjawab terhadap lingkungan (Frick et al., dalam Huang dan Shih, 2009). Informasi lingkungan dapat mempengaruhi dan mengarahkan konsumen untuk memilih melakukan pembelian yang berpengetahuan (Leire dan Thidell 15

dalam Basgoze dan Tektas, 2012). Sejalan dengan hal itu, Ishaswini dan Datta (2011) juga berpendapat bahwa faktor ekologi atau isu-isu lingkungan penting bagi para konsumen dalam melakukan pembelian. Aman et al., (2012) juga menjelaskan bahwa konsumen yang memiliki pengetahuan tentang isu-isu lingkungan akan meningkatkan kepedulian konsumen pada lingkungan, hal ini dapat berpengaruh terhadap sikap positif atau menguntungkan terhadap adanya produk hijau. Jadi, pengetahuan lingkungan adalah pengetahuan umum masyarakat tentang isu-isu lingkungan yang mengarahkan masyarakat dalam melakukan pembelian yang bertanggungjawab terhadap lingkungan. 2.1.3 Kepedulian Lingkungan Kepedulian lingkungan menunjukkan orientasi umum individu terhadap lingkungan dan tingkat kepedulian seseorang atas isu-isu lingkungan, telah terbukti menjadi prediktor yang berguna bagi perilaku sadar lingkungan mulai dari perilaku daur ulang hingga perilaku pembelian hijau (Chan, 1996; Donaton dan Fitzgerald, 1992; Kerr, 1990; Ottman, 1993; Schlossberg, 1992). Misalnya, konsumen yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan lebih mungkin untuk membeli produk sebagai akibat dari klaim lingkungan mereka (Mainieri et al., 1997) daripada mereka yang kurang peduli terhadap isu-isu lingkungan (Kim dan Choi, 2005). Kepedulian lingkungan telah menjadi faktor penting kedua yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian hijau. Maksud kepedulian lingkungan disini, mengacu pada tingkat keterlibatan emosional dalam isu-isu lingkungan, yang merupakan respon afektif individu terhadap perlindungan lingkungan (Lee, 2008). 16

Suprapti (2010) dalam bukunya menjelaskan bahwa komponen afektif merupakan emosi atau perasaan konsumen yang mencerminkan evaluasi keseluruhan konsumen terhadap suatu objek, seberapa jauh konsumen merasa suka atau tidak suka terhadap objek itu. Menurut Yeung (dalam Andrew dan Slamet, 2013), kepedulian terhadap lingkungan dapat didefinisikan menjadi sebuah karakteristik afektif terhadap kepedulian, pemikiran, kesukaan dan ketidaksukaan individu terhadap lingkungan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Mostafa (2007) menyebutkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan merupakan suatu faktor penting bagi pemasar karena mereka dapat dengan mudah memilih konsumen yang peduli terhadap lingkungan. Kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan diperkirakan karena terkait masalah kesehatan. Jadi, kepedulian lingkungan adalah tingkat keterlibatan emosional seseorang atas isu-isu lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku daur ulang hingga perilaku pembelian hijau mereka sebagai akibat dari perilaku peduli lingkungan. 2.1.4 Niat Beli Hijau (Green Purchase Intention) Kotler (2005:174) menjelaskan bahwa niat beli mengarah kepada tujuan atau niat dan kecenderungan konsumen untuk membeli merek yang paling disukainya. Niat beli konsumen adalah tahap konsumen dalam membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu altenatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan (Sukmawati dan Suyono 17

dalam Putra dan Giantari, 2014). Hansudoh (2012) menyatakan bahwa niat beli dapat diartikan sebagai keinginan untuk membeli yang merupakan bagian dari proses menuju kearah tindakan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen, sebelum melakukan pembelian konsumen mulai dengan mengumpulkan informasi tentang produk berdasarkan pengalaman pribadi dan lingkungan eksternal, ketika jumlah informasi tersebut telah mencapai tingkat tertentu konsumen melakukan penilaian dan proses evaluasi, dan kemudian membuat keputusan pembelian setelah perbandingan dan penilaian. Niat beli hijau adalah jenis dari perilaku sadar lingkungan dimana konsumen menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Rashid (2009), mendefinisikan niat beli hijau sebagai probabilitas dan kesediaan seseorang untuk memberikan preferensi untuk produk hijau atas produk konvensional dalam pertimbangan pembelian mereka. Niat beli hijau dikonseptualisasikan sebagai probabilitas dan kesediaan seseorang untuk memberikan preferensi untuk produk yang memiliki fitur-fitur ramah lingkungan melalui produk tradisional lainnya dalam pertimbangan pembelian mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Beckford et al., (2010), niat pembelian hijau adalah prediktor signifikan dari perilaku pembelian hijau, yang berarti bahwa niat beli secara positif mempengaruhi probabilitas keputusan pelanggan bahwa ia akan membeli produk hijau. Ini berarti bahwa dengan meningkatnya niat untuk membeli produk hijau, terjadi peningkatan kemungkinan bahwa konsumen benar-benar akan melakukan pembelian. Jadi, niat membeli hijau adalah kesediaan seseorang untuk memberikan preferensi atas produk hijau, 18

yaitu produk yang memiliki fitur-fitur ramah lingkungan, dalam pertimbangan pembelian sebagai akibat dari perilaku ramah lingkungan mereka. 2.2 Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2012:93), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. 2.2.1 Pengaruh Pengetahuan Lingkungan terhadap Niat Membeli Produk Hijau Pengetahuan konsumen tentang isu-isu lingkungan telah diidentifikasikan sebagai prediktor yang signifikan dari perilaku ramah lingkungan (Vining dan Ebreo dalam Tan, 2011). Mei et al., (2012) menemukan bahwa pengetahuan lingkungan, sikap lingkungan, inisiatif pemerintah, dan tekanan teman sebaya secara positif berkaitan dengan niat membeli produk hijau para konsumen di Malaysia. Kanchanapibul et al. (2013) juga menemukan hasil bahwa konsumen generasi muda dengan pengetahuan yang lebih banyak tentang isu-isu lingkungan memiliki niat yang lebih kuat untuk terlibat dalam pembelian produk hijau. Hasil serupa juga ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan oleh Aman et al., (2012) yang menemukan bahwa pengetahuan tentang lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian hijau. Mengkonfirmasi hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Syaidatina Akila dan Norazah (2013) menunjukkan bahwa pengetahuan atas isu-isu dasar yang berkaitan dengan masalah lingkungan memberikan pengaruh yang signifikan 19

terhadap niat konsumen dalam membeli produk ramah lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah: H1: Pengetahuan lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli produk hijau. 2.2.2 Pengaruh Pengetahuan Lingkungan terhadap Kepedulian Lingkungan Pengetahuan lingkungan merupakan variabel prediktor penting yang dapat mempengaruhi sikap dan kepedulian pada lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Brosdahl dan Carpenter (2010) menemukan bahwa pengetahuan tentang masalah lingkungan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kepedulian pada lingkungan. Penelitian ini menguji variabel kepedulian pada lingkungan sebagai variabel mediasi dalam pengaruh pengetahuan tentang dampak lingkungan terhadap perilaku konsumsi ramah lingkungan. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Aman et al., (2012) menemukan bahwa pengetahuan lingkungan memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap kepedulian lingkungan para konsumen Sabahan di Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah: H2: Pengetahuan lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepedulian lingkungan. 2.2.3 Pengaruh Kepedulian Lingkungan terhadap Niat Membeli Produk Hijau Kepedulian lingkungan merupakan suatu tingkatan dari keterlibatan secara emosional dalam isu-isu lingkungan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ramayah et al., (2010), menemukan bahwa kepedulian lingkungan memberikan 20

dampak yang tidak signifikan terhadap niat membeli produk hijau popok bayi di Malaysia. Hasil yang berbeda diungkapkan oleh Aman et al., (2012) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepedulian lingkungan dan niat membeli produk hijau. Penelitian tersebut sekaligus memperkuat hasil penelitian dari Chan dan Lau (2000) yang juga menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara kepedulian lingkungan dan niat membeli hijau. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah: H3: Kepedulian lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli produk hijau. 2.2.4 Peran Kepedulian Lingkungan dalam Memediasi Pengaruh Pengetahuan Lingkungan terhadap Niat Membeli Produk Hijau Brosdahl dan Carpenter (2010) menyatakan kepedulian pada lingkungan memiliki mediasi penuh dalam pengaruh pengetahuan tentang dampak lingkungan terhadap perilaku konsumsi produk ramah lingkungan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pengetahuan tentang dampak lingkungan berpengaruh positif terhadap kepedulian pada lingkungan dan kepedulian pada lingkungan berpengaruh positif terhadap perilaku konsumsi produk ramah lingkungan. Hasil berbeda diungkapkan oleh Usadi (2015) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa kepedulian lingkungan tidak memediasi pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap niat membeli produk hijau TV LED merek Samsung dikarenakan sebagian besar responden tidak mengetahui tentang teknologi hemat energi listrik pada produk produk elektronik. Berdasarkan hasil 21

penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah: H4: Kepedulian lingkungan memediasi pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap niat membeli produk hijau. 2.3 Model Penelitian Berdasarkan pemaparan hipotesis tersebut maka diperoleh model penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Model Penelitian Kepedulian Lingkungan (M) H 2 H 3 H 4 Pengetahuan Lingkungan (X) H 1 Niat Membeli Produk Hijau (Y) Sumber: Chan dan Lau (2000); Brosdahl dan Carpenter (2010); Ramayah et al., (2010); Aman et al., (2012); Mei et al., (2012); Kanchanapibul et al. (2013), Syaidatina Akila dan Norazah (2013); Usadi (2015). 22