Izin Kerja diperlukan khusus untuk pekerjaan non-rutin yang mengandung bahaya/resiko tinggi.

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR PELAPORAN KECELAKAAN

Identifikasi Bahaya. Oleh : Agung Wahyudi B., ST, MT

Hierarki Pengendalian

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

SISTEM MANAJEMEN K3 KULIAH 2: STATISTIK KECELAKAAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

KUISIONER PENELITIAN

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

A. KRITERIA AUDIT SMK3

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DEPARTEMEN ENGINEERING THE SUNAN HOTEL SOLO. Oleh

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja juga tinggi (Ramli, 2013). terjadi kecelakaan kasus kecelakaan kerja, 9 pekerja meninggal

STANDARD OPERATING PROCEDURE INVESTIGASI INSIDEN, KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN PERBAIKAN & PENCEGAHAN

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

ANALISIS STATISTIK KECELAKAAN KERJA

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA & ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN SERTA PMT

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TINGKAT KECELAKAAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT ABC. Benny Winandri, M.

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

Kuliah 11 DASAR-DASAR K3

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero)

OCCUPATIONAL HEALTH MANAGEMENT PROGRAM. Yusmardiansah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan


RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

KUISIONER PENELITIAN

- 5 - BAB I PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB III LANDASAN TEORI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi kecelakaan di tempat kerja yang mengakibatkan pekerja sementara tidak

PT MDM DASAR DASAR K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

LAPORAN TUGAS AKHIR EVALUASI PELAKSANAAN SMK3 DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR: PER.05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill. Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari ( )

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

II. TI JAUA PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum)

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

Mir. N Disetuiui oleh: u

MEMPELAJARI KESELAMATAN KERJA RUANG PLATTING MENGGUNAKAN FREQUENCY RATE & SEVERITY RATE

Teknik Identifikasi Hazard (Survey Jalan Lintas, Job Safety Analysis, Job Safety Observation)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FORMAT DAN ISI

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR NON REAKTOR

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

Transkripsi:

Izin Kerja diperlukan khusus untuk pekerjaan non-rutin yang mengandung bahaya/resiko tinggi. Tujuan dari izin kerja ialah untuk memantau seluruh potensi bahaya dari area/situasi/aktivitas operasional di tempat kerja serta untuk memastikan segala area/situasi/aktivitas pekerjaan berbahaya/beresiko tinggi sudah terdapat pengendalian sehingga aman untuk dilangsungkan perkerjaan bersangkutan.

Pengurusan izin kerja dilaksanakan oleh tenaga kerja bersangkutan (ataupun kontraktor, pemasok, dsb) dengan ditujukan ke petugas/pengawas K3 serta Manajer Area bersangkutan. Pekerjaan yang termasuk diatur dalam izin kerja antara lain : 1. Izin Kerja Pekerjaan Panas (Las, Gerinda, dsb). 2. Izin Kerja bekerja di ketinggian ekstrim (Pekerjaan Konstruksi/Perbaikan di atas 2m). 3. Izin Kerja Pekerjaan Listrik Tegangan Tinggi (Arus Besar). 4. Izin Kerja bekerja di ruang terbatas (terkurung). 5. Izin Kerja Pekerjaan Tangki dan Perpipaan. 6. Izin Kerja Pekerjaan dengan Alat Berat (Crane, Excavator, Backhoe, Shovel, dsj). 7. Izin Kerja Pekerjaan Galian.

FORM IZIN KERJA RESIKO TINGGI DETIL FORM SEBAGAI BERIKUT

Form Laporan Statistik Kecelakaan Kerja Form Statistik Kecelakaan Kerja digunakan untuk mengukur kinerja K3 di tempat kerja yang berkaitan dengan tingkat kecelakaan kerja / insiden kerja serta keparahannya. Form tersebut diperlukan untuk menentukan (merencanakan) langkahlangkah perbaikan untuk mengurangi angka kecelakaan kerja / insiden kerja dan keparahannya.

Perhitungan statistik kecelakaan kerja meliputi : Frequency Rate (Tingkat Keseringan) Menentukan tingkat keseringan kecelakaan kerja / insiden kerja per 1.000.000 (satu juta) jam kerja orang. FR = (Total Kasus Kecelakaan Kerja/Total Jam Kerja Orang) X 1.000.000 Severity Rate (Tingkat Keparahan) Menentukan tingkat hari kerja yang hilang karena kecelakaan kerja / insiden kerja per 1.000.000 (satu juta) jam kerja orang. SR = (Total Hari Kerja Hilang karena Kecelakaan Kerja/Total Jam Kerja Orang) X 1.000.000

Perhitungan statistik kecelakaan kerja : Incident Rate (Tingkat Kejadian) Menentukan prosentase tingkat terjadinya kecelakaan kerja untuk tiap tenaga kerja. IR = (Total Kasus Kecelakaan Kerja/Total Tenaga Kerja) X 100% Average Time Lost Rate (Rata-rata Hilang Hari Kerja karena Kecelakaan Kerja) Menentukan rata-rata hilangnya hari kerja karena kecelakaan kerja untuk tiap kasus kecelakaan kerja. ATLR = (Total Hari Hilang karena Kecelakaan Kerja/Total Kasus Kecelakaan Kerja)

Perhitungan statistik kecelakaan kerja : Safe-T Score (Nilai Keselamatan Kerja) Menunjukkan tingkat perubahan (peningkatan/perubahan) kinerja K3 yang berkaitan dengan kecelakaan kerja / insiden kerja. Safe-T Score = (FR(n) - FR(n-1))/FR (n-1) Keterangan: FR(n) = Nilai FR saat ini. FR(n-1) = Nilai FR waktu yang lalu. STS antara +2,00 dan -2,00 tidak menunjukkan perubahan berarti. STS diatas +2,00 menunjukkan keadaan memburuk. STS dibawah -2,00 menunjukkan keadaan yang membaik.

Berikut adalah contoh sederhana form laporan statistik kecelakaan kerja : Form Laporan Statistik Kecelakaan Kerja

Form Laporan Kecelakaan Kerja / Insiden Kerja Insiden, kecelakaan kerja dan nearmiss merupakan tolak ukur utama dalam mengukur kinerja K3 secara umum. Semua kejadian yang berkaitan dengan ketiga hal di atas perlu dicatat dan diselidiki (investigasi) guna menentukan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja. Form laporan insiden/kecelakaan kerja digunakan sebagai alat untuk mencatat kejadian (kronologi) insiden, kecelakaan kerja maupun nearmiss baik itu terhadap tempat, waktu, pekerjaan, alat/mesin, bahan, serta hal-hal terkait insiden/kecelakaan kerja. Form laporan kecelakaan kerja/insiden kerja juga digunakan untuk mencatat kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat insiden, kecelakaan kerja ataupun nearmiss.

Form Laporan Kecelakaan Kerja / Insiden Kerja Form insiden/kecelakaan kerja juga digunakan untuk mencatat korban-koban insiden, kecelakaan kerja ataupun nearmiss beserta tindakan penanganannya serta keparahan yang diderita juga banyaknya hari hilang akibat insiden kerja / kecelakaan kerja. Selanjutnya form laporan insiden/kecelakaan kerja digunakan untuk mencatat seluruh hasil penyelidikan (investigasi) berkaitan dengan sebab-sebab kecelakaan kerja / insiden kerja baik penyebab langsung, penyebab tidak langsung maupun penyebab dasarnya.

Form Laporan Kecelakaan Kerja / Insiden Kerja Catatan paling akhir dari laporan insiden/kecelakaan kerja ialah mencatat hasil-hasil tindakan perbaikan dan pencegahan yang direncanakan berdasarkan hasil investigasi insiden/kecelakaan kerja berikut dengan jadwal pelaksanaan, wewenang pelaksanaan serta perkembangan pelaksanaannya. Form laporan insiden/kecelakaan kerja divalidasi oleh saksi-saksi, korban, petugas/pengawas K3, manajer area bersangkutan juga manajemen atas. Bagian paling akhir dari laporan insiden/kecelakaan kerja dapat diisi gambar-gambar (foto) dokumentasi kecelakaan kerja serta catatan-catatan penting lainnya yang diperlukan (dibutuhkan) di dalam laporan. Selanjutnya laporan tersebut dicatat dalam laporan statistik kecelakaan kerja untuk mengetahui faktor-faktor lain yang berkaitan (berhubungan) dengan kinerja K3 di tempat kerja

Form Laporan Kecelakaan Kerja Detil Form nya Sebagai berikut

Form Laporan Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko K3 Form Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko digunakan untuk mengidentifikasi semua potensi bahaya dalam aktivitas operasional tempat kerja, menilai resiko dari potensi bahaya tersebut serta menentukan rekomendasi pengendalian resiko di tempat kerja. Form identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko diperlukan untuk menentukan perencanaan penerapan K3 yang diperlukan di tempat kerja.

Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko meliputi : Aktivitas rutin maupun non-rutin. Aktivitas siapa saja yang mendapat akses ke tempat kerja (tamu, pengunjung, kontraktor dan suplier). Faktor budaya manusia. Bahaya dari luar tempat kerja yang dapat mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja. Bahaya aspek lingkungan di tempat kerja (tanah, air, udara, flora dan fauna). Infrastruktur, perlatan, permesinan, bahan dan material yang digunakan dalam aktivitas operasional pekerjaan. Dampak perubahan organisasi, aktivitas dan material yang digunakan. Dampak perubahan sistem manajemen. Pemenuhan perundangan-undangan dan peraturan yang berlaku. Desain tempat kerja, proses, instalasi, prosedur, struktur organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan perorangan.

Detail Pencatatan : 1. Prioritas pengendalian. 2. Wewenang pengendalian. 3. Jadwal penyelesaian pengendalian. 4. Dokumentasi (gambar/foto). Pengendalian resiko didasarkan pada hierarki : 1. Eliminasi (Menghilangkan sumber bahaya). 2. Substitusi (Mengganti proses/aktivitas/area/mesin/alat/bahan yang lebih aman). 3. Perancangan (Modifikasi proses/aktivitas/area/mesin/alat/bahan yang lebih aman). 4. Administrasi (Prosedur, Aturan, Rambu dan Tanda Bahaya). 5. APD (Alat Pelindung Diri).

Berikut adalah contoh sederhana Form Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko : Form Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko

Form Laporan Pemantauan dan Pengendalian Bahaya K3 Di Tempat Kerja Form Pemantauan dan Pengendalian Bahaya digunakan untuk mencatat semua bahaya yang ditemukan selama aktivitas kerja berlangsung di tempat kerja baik itu dari kondisi bahaya maupun tindakan bahaya beserta tindakan pengendalian yang diperlukan. Form tersebut juga diperlukan untuk mengukur kinerja K3 di tempat kerja apakah tempat kerja telah aman dari bahaya serta apakah semua bahaya di tempat kerja telah dilakukan upaya pengendalian bahaya yang diperlukan.

Form Laporan Pemantauan dan Pengendalian Bahaya K3 Di Tempat Kerja Pencatatan dan pemantauan pengendalian bahaya dapat dilaksanakan setiap hari ataupun setiap shift. Pencatatan bahaya didokumentasikan dengan gambar (foto) berikut detail tanggal dan waktu, area/lokasi/tempat, pekerjaan yang dilakukan, potensi bahaya, resiko & tingkat resiko (prioritas), rekomendasi, wewenang, jadwal penyelesaian, status dan keterangan lainnya. Pengendalian yang sudah diterapkan atau yang belum bisa diterapkan dicatat dan didokumentasikan berupa gambar (foto) berikut keterangan lainnya.

Berikut adalah contoh sederhana Form Pemantauan dan Pengendalian Bahaya di tempat kerja

Pada ahirnya Write DOKUMENTASIKAN!