BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL

KATA PENGANTAR DEPUTI BIDANG POTENSI SAR SUKARTO MARSEKAL MUDA TNI

Rencana Strategis

RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 20 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN SAR NASIONAL

2016, No Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 36

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Ringkasan Eksekutif... iii

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 06 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 7 TAHUN 2015 TENTANG INSPEKTUR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA BADAN SAR NASIONAL

LAPORAN KINERJA BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN POTENSI SAR BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 18 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 30 TAHUN 2001

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 23 TAHUN 2009 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL,

RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL KANTOR SAR SEMARANG

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN SAR NASIONAL

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN,

LAKIP DIREKTORAT KOMUNIKASI 2014 KATA PENGANTAR

2014, No Menetapkan 2. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional; 3. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor PER.KBSN.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RINGKASAN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 5 TAHUN 2014 TENTANG BASARNAS SPECIAL GROUP (BSG) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. dalam rangka kesiap-siagaan dan kelancaran penanggulangan terhadap

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE

WALIKOTA TEBING TINGGI

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA P USAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN22014 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

CARA PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG


PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

No.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman.

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

LAPORAN KINERJA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

2 atasannya, rekan kerjanya maupun bawahannya. Organisasi harus memenuhi dan mendukung tumbuhnya, sense of belonging didalam diri anggota karena sense

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum Bidang kedeputian di lingkungan Badan SAR Nasional (BASARNAS) terbentuk seiring dengan reorganisasi lembaga ini menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Terdapat dua deputi dalam struktural BASARNAS, yaitu Deputi Bidang Operasi SAR dan Deputi Bidang Potensi SAR. Kedeputian dipimpin oleh seorang Deputi. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor: PER.KBSN-01 /2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor: PK.18 Tahun 2012, Deputi Bidang Operasi SAR merupakan unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BASARNAS di Bidang Operasi SAR yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan SAR Nasional. Deputi Bidang Operasi SAR mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan siaga SAR, tindak awal dan operasi SAR. Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Deputi Bidang Operasi SAR menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pemberian bimbingan di bidang operasi SAR; b. pelaksanaan siaga SAR; c. pelaksanaan dan pengendalian tindak awal dan operasi SAR; d. perencanaan pengembangan dan pembangunan kemampuan operasi SAR; e. penyusun petunjuk latihan operasi SAR; f. pembinaan, perencanaan dan pelaksanaan latihan operasi SAR; g. pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang operasi SAR; R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 1

h. pemeliharaan dan penyusunan petunjuk operasi alat komunikasi; i. evaluasi pelaksanaan operasi SAR dan latihan operasi SAR. Dengan melaksanakan tugas dan fungsi secara maksimal, maka Deputi Bidang Operasi SAR diharapkan mampu mendukung perkembangan dan peningkatan kinerja Badan SAR Nasional sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Perencanaan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Operasi SAR yang berlaku untuk periode Tahun 2010 s.d. 2014, merupakan acuan dalam pelaksanaan tugas Deputi Bidang Operasi SAR untuk kurun waktu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 tersebut. I.2. Potensi dan Permasalahan Identifikasi potensi dan permasalahan merupakan suatu langkah bagi Deputi Bidang Operasi SAR untuk menganalisa segala potensi dan permasalahan yang akan timbul dan dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Operasi SAR seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jarak Menengah Nasional/ RPJMN (Renstra Lembaga). Selanjutnya permasalahan tersebut dijabarkan sebagai berikut : I.1.1. Kelembagaan Dengan adanya perubahan status organisasi BASARNAS menjadi LPNK, maka organisasi Badan SAR Nasional semakin berkembang dan mempunyai beban tugas yang semakin kompleks. Khusus dalam bidang operasi SAR, dipandang perlu disusun suatu panduan dalam bentuk rumusan pelaksanaan siaga SAR, tindak awal dan Operasi SAR, yang ditindaklanjuti dengan supervisi atau asistensi pelaksanaan siaga SAR dan tindak awal dan operasi SAR bagi Unit Pelaksana Tugas (UPT)/ Kantor SAR. I.1.2. Sumber Daya Dengan adanya peningkatan Badan SAR Nasional menjadi LPNK, maka diperlukan penambahan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM). R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 2

Semakin luas dan kompleks beban tugas yang diemban oleh Deputi Bidang Operasi SAR, maka diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM yang memadai. Kualitas SDM yang dimaksud adalah SDM dengan kompetensi dan dedikasi kinerja yang tinggi, serta memahami benar tugas dan fungsi SAR. I.1.3. Anggaran dan Biaya Kegiatan di Lingkungan Deputi Bidang Operasi SAR akan dapat dilaksanakan dengan baik yang ditunjang oleh pendanaan yang sesuai. Dukungan penganggaran di Bidang Operasi SAR saat ini relatif cukup dan perlu optimalisasi penggunaan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan Operasi SAR di lapangan. Namun, peraturan di bidang keuangan sedikit menjadi kendala dalam upaya mendukung pelaksanaan kegiatan di bidang Operasi SAR. Potensi dan permasalahan di atas merupakan kemampuan organisasi dari keadaan lingkungan internal dan eksternal organisasi. Informasi tersebut selanjutnya diidentifikasi untuk dianalisa guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan fakta kemampuan riil organisasi, yaitu strenghts (kekuatan), weaknesses (kelemahan), oppurtunities (peluang) dan threats (ancaman) yang disingkat SWOT. I.1.4. Strengths (Kekuatan) Badan SAR Nasional telah berpengalaman dalam melaksanakan tugas di bidang pencarian dan pertolongan sejak tahun 1972 dan kini telah berkembang menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Bidang Operasi SAR mempunyai kekuatan dalam struktur organisasi menjadi setingkat eselon I. Kekuatan lain adalah bahwa peraturan perundang-undangan menempatkan Badan SAR Nasional sebagai organisasi resmi di bidang pencarian dan pertolongan. R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 3

I.1.5. Weaknesses (Kelemahan) Untuk mendukung peningkatan kinerja Badan SAR Nasional sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), kondisi kualitas dan kuantitas SDM serta sarana dan prasarana SAR belum memadai. I.1.6. Opportunities (Peluang) Peningkatan status Badan SAR Nasional menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) memperluas bidang tugas dan kewenangan Badan SAR Nasional, tidak hanya melaksanakan penanganan SAR terhadap musibah pelayaran dan penerbangan, tetapi dalam bencana dan musibah lainnya. I.1.7. Threats (Ancaman) Munculnya organisasi lain di bidang kemanusiaan, khususnya pencarian dan pertolongan, serta belum optimalnya koordinasi dan integrasi dengan oganisasi tersebut, maka akan memperlemah pelaksanaan operasi SAR di lapangan. R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 4

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN II.1. Visi dan Misi a. Visi Deputi Bidang Operasi SAR mempunyai visi yang mengacu pada visi Badan SAR Nasional yaitu Berhasilnya pelaksanaan operasi SAR pada setiap waktu dan tempat dengan cepat, handal, dan aman. b. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, Deputi Bidang Operasi SAR mempunyai misi yaitu Merumuskan kebijakan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan operasi SAR yang efisien dan efektif melalui tindak awal yang optimal dengan pengerahan potensi SAR yang didukung oleh prosedur kerja yang terstandardisasi. II.2. Tujuan dan Sasaran Strategis Dalam rangka mencapai visi dan misi Deputi Bidang Operasi SAR, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi. Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Perumusan tujuan strategis dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki akan membantu Deputi Bidang Operasi SAR untuk mengetahui dengan tepat hal-hal yang harus dilaksanakan guna mencapai visi dan misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan. Selain itu, perumusan ini ditujukan untuk mengukur pencapaian visi dan misi organisasi, mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 5

a. Meningkatnya kualitas pelayanan operasi SAR; b. Meningkatkan keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR; c. Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana; d. Meningkatnya peran serta instansi/ organisasi potensi SAR dalam pelaksanaan operasi SAR. Untuk dapat mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya, setiap sasaran strategis yang ditetapkan harus mendukung Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indikator). Sasaran strategis harus memiliki indikator Kinerja yang terukur. Tujuan yang akan dicapai pada tahun 2014 tersebut selanjutnya dirinci pencapaiannya setiap tahun. Berikut dijelaskan target indikator kinerja utama beserta sasaran strategis yang mendukung: Indikator Kinerja Utama Target 2010 2011 2012 2013 2014 1. Kecepatan tanggap 5,5 4,5 3,5 2,5 1,5 Jam (response time) pada Jam Jam Jam Jam operasi SAR dalam penanganan musibah/ bencana Didukung oleh Sasaran strategis : - meningkatnya kualitas pelayaran SAR. 2. Keberhasilan evakuasi 100% 100% 100% 100% 100% korban pada penanganan operasi SAR dalam musibah/ bencana Didukung oleh sasaran strategis : - Meningkatkan keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 6

operasi SAR - meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana. - meningkatnya peran serta instansi/ organisasi potensi SAR dalam pelaksanaan operasi SAR. 3. Prosentase kesiapan 100% 100% 100% 100% 100% sarana komunikasi dalam mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang optimal Didukung oleh sasaran strategis : - Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana Comment [i1]: Besok saya tanyakan ke pak budi kom Berikut ini akan diuraikan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk mendukung Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indikator), dimana sasaran strategis ini memiliki beberapa indikator kinerja yang terukur: a. Tujuan 1: Meningkatnya kualitas pelayanan operasi SAR Peningkatan kualitas pelayanan SAR bisa dilihat dari Response Time yang semakin meningkat. Response Time adalah ukuran kecepatan upaya pencarian dan pertolongan pada tindak awal musibah pelayaran, penerbangan, bencana dan musibah lain-lain. Response Time ditentukan berdasarkan waktu informasi musibah diterima sampai dengan kesiapan SAR Rescue Unit (SRU) untuk diberangkatkan ke lokasi musibah/ bencana. Untuk mengukur keberhasilan tujuan diatas, ditetapkan Indikator kinerja seperti tercantum di dalam tabel berikut: R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 7

Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas pelayanan operasi SAR Indikator Kinerja Rata-rata response time pada penanganan musibah pelayaran Rata-rata response time pada penanganan musibah penerbangan Rata-rata response time pada penanganan bencana Rata-rata response time pada penanganan musibah lain-lain Target 2010 2011 2012 2013 2014 6 Jam 5 Jam 4 Jam 3 Jam 2 Jam 5 Jam 4 Jam 3 Jam 2 Jam 1 Jam 5 Jam 4 Jam 3 Jam 2 Jam 1 Jam 6 Jam 5 Jam 4 Jam 3 Jam 2 Jam Tabel 2.1. Indikator kinerja terhadap sasaran strategis meningkatnya kualitas pelayanan operasi SAR b. Tujuan 2: Meningkatkan keberhasilan penyelamatan korban dalam penyelenggaraan operasi SAR Keberhasilan operasi SAR adalah tindakan SAR yang pada dasarnya untuk menyelamatkan jiwa manusia. Dengan demikian, keberhasilan Operasi SAR adalah keberhasilan meminimalkan korban jiwa manusia pada pelaksanaan operasi SAR. Apabila pada kondisi musibah dimana tidak ada korban yang selamat, maka SAR harus berhasil mengevakuasi korban. Dalam pelaksanaan operasi SAR memerlukan kemampuan mencari (search) lokasi musibah dan kemampuan memberikan pertolongan (rescue) terhadap korban musibah. Operasi SAR dapat dikatakan berhasil apabila dalam penyelenggaraan operasi SAR tersebut mampu menemukan dan menyelamatkan korban seoptimal mungkin. Untuk mengukur keberhasilan tujuan diatas, ditetapkan Indikator kinerja seperti tercantum di dalam tabel berikut: R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 8

Sasaran Strategis Meningkatkan keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR Indikator Kinerja Prosentase jumlah korban terselamatkan dalam pelaksanaan operasi SAR Prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam pelaksanaan operasi SAR Target 2010 2011 2012 2013 2014 80 % 90 % 90 % 90 % 90 % 85 % 95 % 95 % 95 % 95 % Tabel 2.2. Indikator kinerja terhadap sasaran strategis meningkatkan keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR Prosentase jumlah korban terselamatkan dalam pelaksanaan operasi SAR diukur dari jumlah korban selamat baik dalam keadaan sehat, luka ringan dan luka berat dibandingkan dengan total jumlah korban baik yang selamat, meninggal, dan hilang. Sedangkan prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam pelaksanaan operasi SAR diukur dari jumlah korban yang ditemukan, baik dalam kondisi selamat dan meninggal dibandingkan dengan total jumlah korban baik yang selamat, meninggal, dan hilang. c. Tujuan 3: Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana Untuk mewujudkan keberhasilan dalam penyelenggaraan setiap operasi SAR, maka harus didukung dengan adanya kesiapsiagaan personil dan sarana SAR yang memadai. Siaga SAR adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memonitor, mengawasi, mengantisipasi, dan mengkoordinasikan kegiatan SAR dalam musibah dan bencana. Untuk mengukur keberhasilan tujuan di atas, ditetapkan Indikator kinerja seperti tercantum di dalam tabel berikut: R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 9

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Rata-rata waktu tindak awal pelaksanaan operasi SAR Target 2010 2011 2012 2013 2014 20 menit 15 menit 10 menit 10 menit 10 menit Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah / bencana Prosentase kecukupan personil Siaga Rescuer pada Kantor SAR Prosentase terlaksananya pembinaan operator dan teknisi komunikasi serta pengembangan sistem komunikasi dengan teknologi yang berkesinambungan 50 % 62,5 % 75 % 87,5 % 100 % 100% 100% 100% 100% 100% Prosentase terlaksananya pemeliharaan, inventarisasi, penyiapan dan peningkatan peralatan 100% 100% 100% 100% 100% komunikasi serta pelaksanaan siaga T komunikasi Tabel 2.3. Indikator kinerja terhadap sasaran strategis meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya musibah/ bencana Comment [i2]: Besok saya tanyakan ke pak budi kom Comment [i3]: Besok saya tanyakan ke pak budi kom d. Tujuan 4: Meningkatnya peran serta organisasi potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR Instansi/ organisasi potensi SAR adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan penyelenggaraan operasi SAR. Apabila musibah/ bencana terjadi di daerah yang jaraknya jauh dan sulit dijangkau oleh Kantor SAR dan Pos SAR, dengan adanya organisasi potensi SAR yang terlatih maka pelaksanaan operasi SAR dapat ditangani lebih maksimal. Untuk membentuk organisasi potensi SAR yang terlatih maka diperlukan pembinaan yaitu dengan mengikutsertakan Instansi/ organisasi potensi SAR dalam latihan SAR. Keterlibatan instansi/ organisasi potensi SAR pada pelaksanaan operasi SAR dikoordinasikan dan dikendalikan secara penuh oleh Badan SAR Nasional, sehingga semakin banyaknya instansi/ organisasi potensi SAR R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 10

yang terlibat dalam operasi SAR berarti semakin menunjukan keberhasilan Badan SAR Nasional dalam pelaksanaan koordinasi pada penanganan musibah/ bencana. Untuk mengukur keberhasilan tujuan diatas, ditetapkan Indikator kinerja seperti tercabtum di dalam tabel berikut: Sasaran Stategis Meningkatnya peran serta organisasi potensi SAR dalam penyelenggara an operasi SAR Indikator Kinerja Jumlah keterlibatan personil potensi SAR pada pelaksanaan latihan SAR Rata-rata prosentase keterlibatan potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR Target 2010 2011 2012 2013 2014 175 Orang 250 Orang 325 Orang 400 Orang 475 Orang 50% 60% 70% 80% 90% Tabel 2.3. Indikator kinerja terhadap sasaran strategis meningkatnya peran serta organisasi potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi SAR R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 11

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN III.1. Strategi dan Kebijakan Badan SAR Nasional Arah kebijakan dan Strategi Badan SAR Nasional disusun sebagai pendekatan dalam memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (jangka menengah) serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran Badan SAR Nasional. Kebijakan dan Strategi: 1. Peningkatan kemampuan penyelenggaraan operasi SAR, mengkoordinasikan potensi SAR agar dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia serta ditunjang oleh suatu lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) sebagai sarana untuk meningkatkan profesionalisme. 2. Penyusunan produk-produk hukum dalam bidang SAR yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan SAR. 3. Menyiapkan SDM yang cukup baik jumlah maupun kualitas, dan melakukan pembinaan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan serta melalui jabatan fungsional. 4. Meningkatkan jumlah dan jenis pendidikan SAR, serta hasil didik dan pemberlakuan STKP. 5. Penyiapan sarana utama tindak awal, prasarana, dan peralatan SAR dalam menunjang operasi SAR. 6. Menyiapkan berbagai program penyuluhan kepada masyarakat di pusat maupun di daerah. 7. Meningkatkan peran serta aktif Badan SAR Nasional pada pelaksanaan latihan dalam negeri dan negara tetangga serta kerjasama dengan organisasi internasional di bidang SAR. Kebijakan dan strategi Kementerian/ Lembaga dilaksanakan melalui program generik dan program teknis: R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 12

Program generik merupakan program-program yang digunakan oleh unit organisasi eselon I yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/ atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Program teknis merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/ masyarakat (pelayanan eksternal). Strategi dan Kebijakan Badan SAR Nasional dalam pelaksanaannya didukung dengan 2 (dua) program generik dan 1 (satu) program teknis sebagai berikut : 1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan SAR Nasional; 2. Program peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Badan SAR Nasional; 3. Program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan. III.2. Strategi dan Kebijakan Deputi Bidang Operasi SAR Strategi dan kebijakan Deputi Bidang Operasi SAR adalah sebagai berikut: 1. Menyusun program peningkatan pelayanan kualitas penyelenggaraan operasi SAR; 2. Mengevaluasi dan menganalisa kualitas penyelenggaraan operasi SAR; 3. Menyusun program peningkatan kualitas kesiapsiagaan dalam penanganan terhadap musibah/ bencana; 4. Mengevaluasi dan menganalisa kualitas kesiapsiagaan dalam penanganan terhadap musibah/ bencana; 5. Menyusun program peningkatan peran serta organisasi potensi SAR dalam pelakasanaan operasi SAR. Strategi dan Kebijakan Deputi Bidang Operasi SAR dalam pelaksanaannya didukung hanya dengan 1 (satu) program teknis, yaitu program Program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan. R E N S T R A D E P U T I B I D A N G O P E R A S I S A R 13