BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TEORI ELEVATOR

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan.

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Antiremed Kelas 10 Fisika

Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat. Ahmad Arifin

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB II LANDASAN TEORI

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki. Fungsi rem selanjutnya?

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal

Perhitungan Roda Gigi Transmisi

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

POROS dengan BEBAN PUNTIR

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN. KAPASITAS 1150 kg

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II LANDASAN TIORI

BAB VI POROS DAN PASAK

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

SOAL DINAMIKA ROTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

GMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

PERANCANGAN OVERHEAD CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN METODE VDI 2221

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

BAB III PERANCANGAN MEKANISME PENGANGKAT

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER

BAB IV PERHITUNGAN DESAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

Transkripsi:

IV PERHITUNGN KOMPONEN UTM ELEVTOR RNG 4.1 Perhitungan obot Pengimbang. obot pengimbang berfungsi meringkankan kerja mesin hoist pada saat mengangkat box. obot pengimbang yang akan kita buat disini adalah berupa balokan besi cor dengan ρ = 7.8 kg/dm 3. Tentunya kita tentukan bahwa : a. Grafitasi : 10 m/s 2 b. eban angkut : 3.000 kg c. Jumlah lantai : 3 lantai, 3.5 m/lantai = 10.5m d. Jumlah shaft : lebar = 1.75 m Dalam = 2.75 m Teknik Mesin 28

1.75 2.75m Gambar. 4.1 Ukuran shaft/lorong tempat jalannya lift e. Ukuran kereta : Lebar = 1.5 m : Panjang = 2 m : tinggi = 1.5 m 1.5 m 1.5 m 2 m Gambar 4.2 Ukuran ox obot pengimbang ini bergerak melalui sling tambahan pada box dan bobot pengimbang yang terhubung melelui pulley yang diletakkan di bawah ruang mesin. Perkiraan bobot kereta sangkar : G kereta = 300 + 250.L.. (2.1) untuk beban + 3000 kg Dimana F = luas lantai box dalam m 2 F = p x l Teknik Mesin 29

= 2 x 1.5 = 3 m 2 G kereta = 300 + 250.3 = 1050 kg G pengimbang = G kereta + (0.4 s/d 0.5). Q. (2.2) = 1050 + 0.4. 3000 = 2250 kg Dimana Q adalah kapasitas beban yang akan diangkat yaitu 3000 kg. Maka didesain bobot pengimbang yang terbuat dari beberapa balokan besi cor dengan ρ = 7.8 kg/dm 3. Tiap balokan berukuran 1000mm x 1000mm x 200mm rangka samping bobot pengimbang tersebut adalah : Tinggi pengimbang = ρ =. = 144.42 dm = 1442 mm Maka diambil tinggi bobot pengimbang 1442 mm.. (2.3) alokan tersebut dibagi menjadi beberapa bagian di dua sisi. Maka terdapat 14 balokan yang akan diletakkan di dua sisi, masing masing sisi diisi 7 balok. 1000 200 1000 Gambar. 4.3 Dimensi obot Pengimbang Teknik Mesin 30

4.2 Perhitungan Komponen Pengangkat (Hoist) 4.2.1 Perhitungan Wire Rope (Sling) Sling pengangkat elevator yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan kereta adalah wire rope yang dibuat dari inti baja dan mempunyai tegangan tarik (σ t ) 1960 N/mm 2. Gambar 4.4 Gaya yang terjadi pada box elevator Massa angkat (m H ) adalah massa kereta dengan kapasitas angkat m H = G kereta + Q (2.4) m H = 1050 + 3000 = 4050 kg Sehingga : F H = m H. g (2.5) F H = 4050. 10 = 40500 N Dimana : F H = Gaya angkat g = Percepatan grafitasi 10 m/s 2 Gaya kabel maksimum (F S ) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : F =. (2.6) Dimana : F H = gaya angkat = 40500N Teknik Mesin 31

Sehingga : η R = efisiensi puli = 0.98 (diasumsikan bantalan F =.. gelinding F s = 10438.144 N Dari gaya kabel maksimum tersebut dapat kita cari diameter kabel (d) : d = 1.38. σ. (2.7) = 1.38. = 1.38. 4.456 = 6.273 mm Sedangkan dari mesin Hoist yang kita pakai memiliki diameter sling 10 mm. Gaya kabel yang diizinkan : F. σ.. (2.8) σ =. (2.9) Dimana = σ = kekuatan tarik yang diijinkan σ t = kekuatan tarik yang terjadi = 1960 N/mm 2 SF = factor keamanan = 7 Dari nilai nilai di atas maka kekuatan tarik yang diijinkan dapaat dihitung : σ = = 280 N/mm Teknik Mesin 32

Table 3. safety factor Keterangan Penggunaannya Menggunakan Untuk Faktor Keamanan Pada sumuran utama (main hole) - Untuk kecepatan rendah < 3,5 m/det Tromol Pulley Orang arang Orang arang 8 6 9.5 7 Gaya kabel yang diijinkan : F. (10). 280 σ t = 21980 N erdasarkan perhitungan diperoleh gaya kabel maksimum yaitu 10438.44 N yang lebih kecil dari gaya kabel yang diijinkan 21980 N sehingga kabel cukup aman. Gambar 4.5 Wire Rope 4.2.2 Perhitungan Drum Untuk mencari diameter drum (D), digunakan rumus : D drum = h 1. h 2. k drum. (2.10) Di mana = h 1 = kabel/sling yang digunakan, dalam hal ini termasuk kabel netral (sesuai table maka h 1 = 18 karena teromol termasuk golongan 1 m ). Teknik Mesin 33

h 2 = 1 untuk teromol dan pulley pengimbang atau 1.25 untuk pulley biasa maka h 2 diambil 1.25 maka dapat dihitung : h 1 = 18 ( kabel yang netral) h 2 = 1 untuk drum atau teromol maka : D drum = 18 x 1 x 10 D drum = 180 mm Dari mesin STHL Z 412-20.4/1.L3 yang kita pakai diameter drum (D) diperoleh 244 mm dan lebar drum 865 mm (dari pengukuran actual). Maka pemilihan mesin dengan diameter 244 mm dianggap cukup aman. Table 4 Harga harga h 1 TEROMOL PULLEY IS PULLEY PENGIMNG PEMENN KEL YNG KEL KEL YNG KEL KEL YNG KEL CENDERUNG YNG CENDERUNG YNG CENDERUNG YNG ERPUTR NETRL ERPUTR NETRL ERPUTR NETRL 1 E m 10 11.2 11.2 12.5 10 12.5 1 D m 11.2 12.5 12.5 14 10 12.5 1 C m 12.5 14 14 16 12.5 14 1 m 14 16 16 18 12.5 14 1 m 16 18 18 20 14 16 2 m 18 20 20 22.4 14 16 3 m 20 22.4 22.4 25 16 18 4 m 22.4 25 25 28 16 18 5 m 25 28 28 31.5 18 20 4.2.3 Perhitungan Pulley Untuk menghitung diameter puli (D pulley ) digunakan rumus: Dpuli = h 1. h 2. K pulli.. (2.11) Maka dari table 4 didapat nilai : h 1 = 20 (golongan 1 m pulley biasa) h 2 = 1.25 Untuk pulley biasa Teknik Mesin 34

sehingga diameter puli (D puli ) menjadi : D pulley = 20 x 1.25 x 7 D pulley = 156.825 Menggunakan D pulley dari STHL memiliki diameter 200 mm maka pemilihan mesin dianggap cukup aman. D mm 150 200 250 375 400 450 Rope cable P Max Table 5. diameter pulley hoist STHL mm Kg b1 b2 c1 c2 h1 h2 b c l d1 d2 l1 α 0 5+10 3200 170 210 120 150 145 10+12 5000 170 210 120 150 170 12+15 8000 170 210 120 150 200 15+20 12500 130 180 210 250 270 15+20 12500 130 180 210 250 280 15+20 12500 130 180 210 250 320 250 255 300 305 360 365 503 508 520 525 503 508 (mm) 55 108 20 45 22 216 Kg 5-35 0 15.5 65 115 20 45 22 258 30 0 21.3 75 130 20 50 22 326 30 0 30.5 95 153 20 70 28 471 30 0 95 155 20 90 28 496 25 0 62.0 95 155 20 90 28 571 30 0 80.0 4.2.4 Perhitungan Rem Gambar. 4.6 Rem dalam Motor Hoist Untuk perhitungan rem dalam motor hoist ini pada awalnya kita cari daya static rotor terlebih dahulu, NR =... =.... = 4.444 HP. (2.12) Kemudian kita cari momen statis dan dinamik dari pada rotor : Teknik Mesin 35

a. M statik = 71620. = 71620., (2.13) b. M dynamik = = 114.902 N +... (2.14). GD 2 lihat table 6 - medium - Lintasan pengereman diambil 90 mm - Koefesien pengereman β = 2.0 Diameter luar Ø 200 mm GD 2 = 0,01 kgm/s 2 T brake = 1 detik (karena V = 5 rpm < 12 rpm) N brake = daya static rotor = 4.444 Hp G V = bobot penuh muatan pada mesin pengangkat = 500 kg = 5 rpm = 0.0833 m/s η = efisien total = 0.8 n = putaran motor = 2770 rpm M dynamik =..... +... (. )... = 0.089 + 0.0098 = 0.0988 N M brake = momen gaya untuk pengereman = M statik + M dynamik Mstatik. β = 114.902 x 2 = 229.8 N jadi untuk gaya pengereman Mbrake dipilih nilai yang terbesar : M brake = 22980 N Teknik Mesin 36

Tabel 6. Lintasan dan Koefesien pengereman Lintasan dan Koefesien Pengereman Jenis Ringan... Medium... erat... Lintasan Pengereman, mm s/120 s/100 s/80 Koefesien Pengereman β 1,75 2,00 2,5 Catatan: s-lintasan dalam m yang ditempuh beban permenit Koefesien dhesi Selanjutnya, kita tentukan gaya untuk mengerem adalah F R dimana, F =. (2.15) Dimana η = 0.6 seperti kita lihat pada table 7 : Tabel 7 Koefesien Gesek dan Tekanan Rem ahan Drum ahan Gesek Koefesien gesek Tekanan permukaan (kg/mm 2 ) Keterangan esi cor 0.10 0.20 Kering 0.09 0.17 0.08 0.12 Dilumasi Perunggu 0.10 0.20 0.05 0.08 Kering dilumasi esi Cor Kayu 0.10 0.35 0.02 0.03 Dilumasi Tenunan 0.35 0.60 0.007 0.07 Kapas sbes Cetakan (pasta) 0.30 0.60 0.003 0.18 Damar, asbes, setengah logam Paduan Silinder 0.20 0.50 0.0003 0.10 Logam 0,15 0,12 Lintasan dan Koefesien Pengereman Jumlah Roda Yang Direm Semua 50% 25% v 100.000 v 8.000 v 5.000 v 4.000 v 2.500 v 2.000 D disk Lebar disc Tebal disc = 210 mm = 21cm = b = 25 mm = 2.5 cm = t = 5 mm α = 23 0 maka, F = 22980 21. 0.6 = 1823.8 kg atau 18238 N Gaya normal untuk pengereman pada rem kerucut (Hoist ini termasuk yang memiliki jenis rem kerucut): F = (2.16) Teknik Mesin 37

Gaya gesek rem = F gr = = 18238 = 23383 N 2. 0.39 F gr = μ. F N.. (2.17) = 0.6. 23383 = 14030 N Untuk mencari tekanan kontak permukaan (p) disc rem adalah : p = Dimana :. (2.18) = luas permukaan kontak disc rem tersebut Maka = π. D disc. b Sehingga = π. 21. 2.5 = 164.85 cm 2 p = F = 14030 164.85 = 85.11 N/cm 2 = 8.511 kg/cm 2 Tekanan permukaan baja cor/cetakan asbes ferodo yaitu 0.8 18 kg/cm 2 Teknik Mesin 38

4.3 Perhitungan Motor Penggerak Motor penggerak ini langsung menggerakkan drum yang dihubungkan pasangan roda gigi lurus. Transmisi ini meneruskan gaya motor ke pasangan pasangan roda gigi lurus yang berfungsi memutar drum pengangkat. 4.3.1 Perhitungan Kecepatan Pengangkatan. Dapat kita hitung denagn mencari putaran drum terlebih dahulu. Dimana dari mesin pilihan kita diketahui : n motor = putaran motor (rpm) = 2770 rpm Z 1 = jumlah roda gigi di motor = 17 Z 2 = jumlah roda gigi = 92 Z 3 = jumlah pasangan roda gigi = 18 Z 4 = Jumah roda gigi = 69 Z 5 = Jumlah pasangan roda gigi = 14 Z 6 = Jumlah roda gigi C = 75 maka, n Z Z x Z Z x Z Z x n = 17 92 x 18 69 = 24.93 rpm dimana n2 = putaran drum = 25 rpm 14 x x 2770 75 untuk menghitung kecepatan drum diketahui : ω = 2π. n.. (2.19) = 2π. 25 = 157 rad/menit Teknik Mesin 39

V R = kecepatan linear drum Maka V R = ω. R. (2.20) = 157 rad/menit. 122 mm = 19.154 m/menit maka V dianggap = 20 m/menit (sesuai dengan mesin yang dipakai) 4.3.2 Perhitungan Daya Motor Penggerak Untuk menghitung daaya motor data data yang diperlukan adalah sebagai berikut : Gaya angkat (F H ) = 40500 N Massa angkat (M H ) = = 4050 kg Kecepatan angkat untuk satu tali = kecepatan linear drum V R = 20 m/menit = 0.333 m/detik Daya motor untuk beban penuh (P v ) = P =.. (2.21).. Dimana V R = 5 m/menit (karena untuk 4 fall berarti 1 tali menjadi 20 mpm dibagi 4 = 5 m/menit) Dimana : η = efisiensi total mekanisme (0.8 s/d 0.9) = diasumsikan 0.8 Sehingga : P = /. = 5.625 kw Motor dari mesin pilihan kita memiliki input 5 kw, yang sebenarnya memiliki 15 20% dari output power. Teknik Mesin 40

(120% x 5 6 kw), maka pemilihan motor sesuaai. 4.3.3 Perhitungan Gaya kibat Gesekan. Jika suatu benda bergerak maka terjadilah gaya gesek sehingga daya yang seharusnya cukup untuk menggerakkan suatu benda menjadi berlebih. dapun perhitungannya adalah sebagai berikut: Pm Ps Pd OX = 5000 Kg Pe Pm = Pe Ps Gambar 4.7 Prinsip kerja elevator x Ps Pd x Pd Pm Di mana : Pe = 5 kw Pe Ps = 0,95 Ps = = 5.26 kw, Teknik Mesin 41

Ps Pd = 0,98 Pd =, = 5,36 kw, Pd Pm = 0,97 Pm =, = 5,53 kw, Dari perhitungan diatas, maka kita mendapatkan daya efektifitas dari motor, yaitu sebesar 5,53 kw, sedangkan motor yang kita miliki mempunyai daya sebesar 6 kw. Teknik Mesin 42