Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 531

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

Oleh: Tita Yulianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

APLIKASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

Oleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki.

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 4 TEJAKULA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. puisi dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas 3 di MI Wachid Hasyim

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN DISKUSI SISWA KELAS X SMAN 1 PLERET, BANTUL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).

RINGKASAN LAPORAN LESSON STUDY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

Aprillya Mondhita Sari* Drs. Purbo Suwasono, M.Si** Dr. Parno, M.Si***

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

616 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL TSTS SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 24 PURWOREJO

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian di SMP Nurul Iman Palembang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penguasaan siswa tentang materi menulis bisa dikatakan sudah cukup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki multi peran sehingga menciptakan kondisi belajar mengajar yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

A. Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 2014 MATERI PENDAMPINGAN IMPLEMENTAS KURIKULUM 2013 DIKMEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Transkripsi:

PENERAPAN METODE ONE STAY ONE STRAY UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA KRITIS MAHASISWA AKUNTANSI UNESA Prima Vidya Asteria Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya Abstrak Terdapat permasalahan dalam pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia di Jurusan Akuntansi Unesa. Hal ini tampak dari sikap sering datang terlambat, tidak fokus pada pembelajaran, rendahnya nilai-nilai pretes tentang bahasa dan berbahasa Indonesia. Penggunaan metode one stay one stray yang merupakan adaptasi metode two stay two stray diterapkan untuk mengatasi masalah hasil dan proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode PTK diaksanakan dengan dua siklus dengan 22 mahasiswa. Hasil kemampuan membaca kritis melalui metode one stay one stray nilai rata-rata mahasiswa pada siklus I sebesar 73,2 menjadi 86,4 pada siklus II. Hal ini menunjukkan peningkatan sebanyak 13,2%. Proses kemampuan membaca kritis melalui metode one stay one stray bagi mahasiswa Akuntansi II lebih banyak dan bervariasi, sedangkan perilaku negatif mahasiswa pada siklus II juga berkurang, tinggal mahasiswa banyak bicara dan bergurau dengan temannya dan mahasiswa sering melihat pekerjaan temannya saat mengerjakan tugas. Kata kunci: Bahasa Indonesia, one stay one stray, akuntansi, membaca kritis. A. Pendahuluan Bahasa Indonesia merupakan mata kuliah wajib di lembaga pendidikan, sejak Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT). Kompetensi matakuliah Bahasa rambu pelaksanaan kelompok matakuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi. Hal ini mengukuhkan salah satu fungsi bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan. Matakuliah tersebut diajarkan dengan 2 SKS dan 2 JS. Salah satu jurusan yang menyelenggarakan matakuliah tersebut adalah Akuntansi Unesa. Mahasiswa Akuntansi adalah mahasiswa yang memiliki ketajaman analisis dan perhitungan numerik. Mahasiswa Akuntansi bergelut dengan angka-angka. Bidang tersebut sedikit menggunakan paparan verbal. Oleh karena itu, paparan verbal menjadi kurang penting untuk mereka kuasai. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan mahasiswa Akuntansi diketahui bahwa mereka umumnya kurang meminati matakuliah Bahasa Indonesia. Hal yang menunjukkan ketidakminatan tersebut tampak pada beberapa sikap. Sikap tersebut di antaranya, yaitu datang terlambat, tidak fokus pada pembelajaran, rendahnya nilai-nilai pretes tentang bahasa dan berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa Akuntansi belum menyadari pentingnya Bahasa Indonesia yang diajarkan oleh pengajar dan dibutuhkan metode yang menarik agar mereka antusias mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia. Dananjaya (2010:27) menyampaikan bahwa dalam pembelajaran peserta didik dilibatkan dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru melalui aktivitas yang dikemas dalam metode yang menarik pada pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan PTK dengan judul Peningkatan Terkait dengan judul di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana peningkatan hasil kemampuan membaca kritis melalui metode one stay one stray peningkatan proses kemampuan membaca kritis melalui metode one stay one stray bagi B. Pembahasan Membaca kritis adalah kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan. Untuk mengolah bahan bacaan secara kritis. (Tarigan, 1988:89). Keterampilan yang perlu dikuasai adalah menafsirkan isi bacaan berupa ide pokok dan gagasan utama, mampu menilai ketepatan Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 531

penggunaan diksi atau pilihan kata, mampu menilai kebenaran fakta atau membedakan fakta dan opini, pembaca mampu memahami tujuan pengarang dalam menulis bacaan, mampu membuat ringkasan dan penilaian terhadap kesesuaian isi dan topik yang ditulis oleh penulis. Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca kritis adalah membaca pemahaman yang dilakukan dengan strategi untuk memperoleh pemahaman dari tulisan penulis, maksud penulis menuliskan argumen atau gagasan, dan apa yang menyebabkan tulisan itu ditulis, serta bagaimana pembaca mampu memberikan kritikan atau penilaian terhadap bacaan yang telah dibaca. Kegiatan membaca penulis dalam bacaan. Kegiatan membaca kritis ini dapat diketahui hasilnya ketika pembaca terhadap bacaan yang telah dibaca dengan menulis ulasan kritis. 1. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Matakuliah Bahasa Indonesia Keilmuan diajarkan di tiap jurusan yang terdapat di Unesa. Matakuliah tersebut diajarkan dengan fokus yang sama pada tiap jurusan. Fokus pengajaran tersebut adalah keterampilan menulis. Kegiatan menulis yang diajarkan pada matakuliah Bahasa Indonesia Keilmuan adalah menulis dalam lingkup akademis. Fungsi pembaca melalui kata, istilah, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana secara lugas dan jelas sebagai penanda citra diri sebagai masyarakat intelektual dalam hal gagasan, pemikiran, dan informasi (Suwignyo dan Santoso, 2008:6 7). Pengguna Bahasa Indonesia Keilmuan adalah masyarakat terpelajar termasuk di dalamnya masyarakat perguruan tinggi (Suwignyo dan Santoso, 2008:3). Masyarakat terpelajar tersebut membutuhkan alat komunikasi. Alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat terpelajar yaitu bahasa Indonesia standar. Oleh karena itu, bahasa Indonesia Keilmuan penting untuk kalangan masyarakat perguruan tinggi. Setiap mahasiswa menghasilkan karya sesuai dengan jurusan mereka. Karya tersebut membutuhkan presentasi agar penikmat karya mereka lebih memahami karya tersebut. Dalam presentasi, mahasiswa membutuhkan media tulis yang pada umumnya berupa tulisan ilmiah sebelum dipresentasikan secara lisan. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia merupakan media pemaparan berbagai gagasan keilmuan baik berupa konsep, fakta, prinsip, prosedur, maupun teori (Santoso dan Suwignyo, 2008:11). 2. Metode One Stay One Stray Metode one stay one stray merupakan metode pembelajaran yang diadaptasi dari metode Metode two stay two stray dikembangkan oleh Spencer Kagan (Suprijono, 2009:94). Metode ini biasa digunakan pada semua pelajaran dari semua tingkatan usia anak didik. Struktur two stay two stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi untuk kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergatung satu dengan yang lainnya (Lie, 2008: 61-62). Sementara itu, metode one stay one stray yang diadaptasi dalam penelitian ini memiliki alur sebagai berikut. 1. Mahasiswa membentuk kelompok (tiap kelompok 2 orang). 2. Mahasiswa memilih bacaan yang hendak dibaca dengan menerapkan membaca kritis. 3. Mahasiswa secara berkelompok membaca bacaan yang telah dipilih. 4. Mahasiswa secara berkelompok menyusun daftar pertanyaan terkait dengan karakteristik membaca kritis. 5. Mahasiswa menyimak penguatan yang diberikan oleh dosen tentang aspek-aspek yang akan dicari dari bacaan. 6. Mahasiswa secara berkelompok mencari informasi dari berbagai sumber tentang informasi tentang isi bacaan. 532 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

7. Mahasiswa secara berkelompok mencari jawaban dari aspek-aspek yang dicari. 8. Dosen berkeliling membimbing tiap kelompok. 9. Mahasiswa secara berkelompok membuat simpulan tentang karakteristik membaca kritis yang diterapkan dalam membaca kritis artikel ilmiah tersebut. 10. Tiap kelompok berdiskusi untuk meneliti jawaban yang telah ditulis. 11. Mahasiswa berkumpul dengan kelompoknya. 12. Tiap anggota kelompok membagi peran (siapa yang menjadi tuan rumah dan siapa yang menjadi tamu) 13. Mahasiswa memasang nomor dada. 14. Dosen memberitahu mahasiswa agar memilih strategi permainan yang tepat dan sesuai dengan kelopok masing-masing. 15. Mahasiswa yang bertindak sebagai tuan rumah berpencar mencari tempat sebagai rumahnya. 16. Mahasiswa tuan rumah menyimak penjelasan teman tamu yang berbeda kelompok tentang hasil membaca kritis bacaan. 17. Mahasiswa tuan rumah menanyakan hal-hal yang kurang dipahami atau berbeda pendapat. 18. Mahasiswa tuan rumah menjawab pertanyaan atau hasil diskusi berdasarkan informasi yang diperolehnya. 19. Mahasiswa tuan rumah dan tamu bersatu kembali ke kelompok asal untuk berbagi informasi dan menyimpulkan. 20. Mahasiswa memajang hasil pekerjaannya di kelas. No. TSTS Tabel 1 Perbedaan antara metode TSTS dengan OSOS OSOS 1 Satu kelompok 4 orang Satu kelompok 2 orang 2 Cocok untuk kelas yang jumlah mahasiswa banyak. 3 Yang membagi informasi hanya yang menerima tamu. Cocok untuk kelas yang jumlah mahasiswa sedikit. Yang membagi informasi tuan rumah dan yang bertamu. 4 Tidak ada strategi khusus. Membutuhkan strategi tertentu. 5 Tidak terlalu membutuhkan komunikasi antaranggota kelompok saat bermain. 6 Memungkinkan ada anggota yang tidak berperan aktif. Sangat membutuhkan komunikasi antaranggota kelompok saat bermain. Setiap anggota pasti berperan aktif. 3. Peningkatan Hasil Kemampuan Membaca Kritis melalui Metode One Stay One Stray Peningkatan kemampuan membaca kritis melalui metode one stay one stray bagi dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 29 September dan 6 Oktober 2014. Sementara itu, siklus kedua juga dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 13 dan 20 Oktober 2014. Penilaian hasil keterampilan membaca kritis pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari nilai tes tulis membaca kritis melalui metode Hasil tes tulis ini diolah dengan berpedoman pada rubrik kriteria penilaian. Rubrik penilaian ini dibagi menjadi lima aspek antara lain: ketepatan isi ringkasan, ketepatan penentuan topik tulisan, ketepatan alasan pemilihan sikap, kuantitas hasil membaca kritis yang diperoleh, dan penggunaan kebahasaan dalam jawaban. Pada setiap aspek terdiri dari empat kategori penilaian yaitu: sangat baik, baik, cukup dan kurang. Perolehan skor pada hasil menulis membaca kritis pada siklus I memperoleh jumlah dilakukan dengan menetapkan 5 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Berdasarkan tabel hasil menulis diperoleh hasil persentase terbesar 42,2 % dengan kategori baik rentang 75-84, frekuensi sebanyak 12 dan bobot skor 42,2. Pada kategori cukup Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 533

rentang 60-74, memperoleh persentase sebesar 57,8 % dengan jumlah frekuensi sebanyak 10 dan julmah bobot skor sebanyak 57,8. Jadi tidak ada mahasiswa yang memperoleh kategori dengan bobot skor keseluruhan sebanyak 1900. Pada peninaian Hasil Menulis Membaca Kritis pada Siklus II ditentukan 5 kategori yaitu, sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kutang. Berdasarkan tabel Hasil Menulis Membaca Kritis pada Siklus II. Kategori sangat baik rentang 85-100 memperoleh persentase sebesar 68,4% dengan jumlah frekuensi 14 dan bobot skor sebanyak 1300. Pada kategori baik rentang nilai 75-84 sebanyak 4 frekuensi dengan p ersentase sebesar 16,8 % d an bobot skor sebanyak 320. Kategori cu ku p rentang nilai 60-74 memperoleh persentase sebesar 14,8 % dengan frekuensi sebanyak 4 dan bobot skor 280. Mahasiswa akuntansi tidak ada yang memperoleh kategori kurang dan sangat kurang pada siklus II. perbaikan untuk memperbaiki kualitas proses perkuliahan dan hasil tes yang terdapat pada siklus I. Pada tahap perencanaan siklus II ini, peneliti menyusun SAP. Mahasiswa harus dipahamkan terlebih dahulu tentang pentingnya dan manfaat membaca kritis pada kegiatan penahuluan. Kemudian, dibebaskan kepada masing-masing kelompok untuk menentukan bacaannya sendiri, yang penting masih dalam konteks ilmiah. Selain itu, dosen memberikan bimbingan keliling ketika mahasiswa berdiskusi mengerjakan tugas, dan mengingatkan mahasiswa agar mempertimbangkan strategi yang digunakan ketika berbagi informasi hasil mebaca kritis dengan metode Terakhir, dosen memberikan penegasan yang detail tentang prosedur pelaksanaan kegiatan berbagi informasi hasil mebaca kritis dengan metode 4. Peningkatan Proses Kemampuan Membaca Kritis melalui Metode One Stay One Stray Pada siklus I, pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin, 29 September 2014. Kegiatan membaca kritis ini dilaksanakan pada jam pelajaran ke 3-4 yang dimulai pukul mencakup apersepsi berupa tanya jawab tentang skemata mahasiswa seputar membaca kritis, lalu mahasiswa menyimak penjelasan dosen tentang tujuan perkuliahan. Selanjutnya, mahasiswa mengumpulkan artikel ilmiah yang telah ditugaskan dosen sebelumnya. Pada saat apersepsi, dosen menyampaikan salam, mempresensi mahasiswa, dan mengecek suasana kelas. Ketika ditanya tentang konsep dan karakteristik membaca kritis, hanya beberapa mahasiswa saja yang pernah mendengar istilah membaca kritis. Mahasiswa tampak kurang antusias tentang konsep membaca kritis karena umumnya mahasiswa belum mengetahui pentingnya membaca kritis. Pada kegiatan inti selama 90 menit terdiri atas pembentukan kelompok (tiap kelompok 2 orang). Selanjutnya, perwakilan kelompok mengambil sebuah artikel ilmiah dari dosen. Pada tahap mengamati, mahasiswa secara berkelompok membaca artikel ilmiah yang dibagi dosen. Pada tahap menanya, mahasiswa secara berkelompok menyusun daftar pertanyaan terkait dengan karakteristik membaca kritis. Kemudian, bentuk dari kegiatan mengasosiasi adalah mahasiswa secara berkelompok mencari informasi dari berbagai sumber tentang karakteristik membaca kritis dan informasi tentang isi artikel. Pada tahap mengeksplorasi, mahasiswa secara berkelompok membuat simpulan tentang karakteristik membaca kritis yang diterapkan dalam membaca kritis artikel ilmiah tersebut, dan pada tahap mengomunikasikan, tiap kelompok berdiskusi untuk meneliti jawaban yang telah ditulis. Sebagai kegiatan penutup, mahasiswa dan dosen bertanya jawab tentang kesulitan yang dialami oleh mahasiswa. Mahasiswa menyimak penjelasan dosen tentang tugas yang diberikan yakni menggandakan hasil diskusi kelompok dan membuat nomor dada pada pertemuan selanjutnya. Hal ini dilakukan selama 10 menit. Pada pertemuan kedua, kegiatan awal berupa apersepsi yaitu mahasiswa dan dosen bertanya jawab tentang kegiatan membaca kritis pada pertemuan sebelumnya. Lalu, mahasiswa menyimak penjelasan dosen tentang tujuan perkuliahan yaitu berbagi informasi hasil membaca kritis dengan metode one stay one stray. Kegiatan Inti berupa (1) mahasiswa berkumpul dengan kelompoknya. (4) tiap anggota kelompok membagi peran (siapa yang menjadi tuan rumah dan siapa yang menjadi tamu) (5) Mahasiswa memasang nomor dada. (6) 534 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

Mahasiswa yang bertindak sebagai tuan rumah berpencar mencari tempat sebagai rumahnya (7) Mahasiswa tuan rumah menyimak penjelasan teman tamu yang berbeda kelompok tentang hasil membaca kritis bacaan. (8) Mahasiswa tuan rumah menanyakan hal-hal yang kurang dipahami atau berbeda pendapat (9) Mahasiswa tuan rumah menjawab pertanyaan atau hasil diskusi berdasarkan informasi yang diperolehnya. (10) Mahasiswa tuan rumah dan tamu bersatu kembali ke kelompok asal untuk berbagi informasi dan menyimpulkan. (11) Mahasiswa memajang hasil pekerjaannya di kelas. Setelah itu, Kegiatan Penutup berupa (1) Mahasiswa dan dosen bertanya jawab tentang kesulitan yang dialami. (2) Mahasiswa bersama Berdasarkan observasi pada siklus I ditemukan perilaku positif dan negatif yang ditampilkan mahasiswa. Perilaku positif dan perilaku negatif yang dilakukan mahasiswa akuntansi dalam pembelajaran. Perilaku positif yang ditermukan antara lain: a. Mahasiswa karakteristik membaca kritis; c. Mahasiswa merespon positif (senang) terhadap metode one stay one stray yang diberikan dosen; d. Mahasiswa membaca kritis dengan senang hati; dan e. Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan cepat. Sedangkan, perilaku negatif yang ditampilkan mahasiswa pada siklus I antara lain: a. Mahasiswa kurang merespon penjelasan dosen; b. Mahasiswa kurang bersemangat terhadap metode pembelajaran yang diberikan dosen; c. Mahasiswa banyak bicara dan bergurau dengan temannya; d. Mahasiswa pasif dalam pembelajaran; e. Mahasiswa mondar-mandir saat pembelajaran berlangsung; f. Mahasiswa sering melihat pekerjaan temannya saat mengerjakan tugas; g. Mahasiswa kurang bersemangat pada saat mengerjakan tugas; h. Mahasiswa tidak tertarik dengan metode yang digunakan dosen. Sementara itu, pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 13 dan 20 Oktober 2014. Kegiatan membaca kritis ini dilaksanakan pada jam pelajaran ke 3-4 yang dimulai pukul 08.40-10.30 WIB. Pada proses tindakan siklus II ini bacaan yang digunakan berbeda dengan siklus I. Masing-masing kelompok dibebaskan untuk menentukan bacaannya sendiri, yang penting masih dalam konteks ilmiah. Selain itu, dosen memberikan bimbingan keliling ketika mahasiswa berdiskusi mengerjakan tugas, dan mengingatkan mahasiswa agar mempertimbangkan strategi yang digunakan ketika berbagi informasi hasil mebaca kritis dengan metode Terakhir, dosen memberikan penegasan yang detail tentang prosedur pelaksanaan kegiatan berbagi informasi hasil mebaca kritis dengan metode one stay Berdasarkan observasi pada siklus II ditemukan perilaku positif dan negatif yang ditampilkan mahasiswa. Perilaku postif yang ditampilkan mahasiswa pada siklus II antara lain: a. Mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen; b. Mahasiswa banyak bertanya pada manfaat karakteristik membaca kritis; e. Mahasiswa merespon positif (senang) terhadap metode ona stay one stray yang diberikan dosen; f. Mahasiswa membaca kritis dengan senang hati; g. Mahasiswa berani memberikan sanggahan terhadap hasil membaca kritis dari kelompok lain; h. Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan cepat. Sementara itu, perilaku negatif dominan mahasiswa mencakup mahasiswa banyak bicara dan bergurau dengan temannya dan mahasiswa sering melihat pekerjaan temannya saat mengerjakan tugas. C. Penutup Hasil kemampuan membaca kritis melalui metode one stay one stray bagi mahasiswa Akuntansi mengalami peningkatan. Hal ini tampak pada nilai rata-rata mahasiswa pada siklus I sebesar 73,2 menjadi 86,4 pada siklus II. Hal ini menunjukkan peningkatan sebanyak 13,2%. Proses kemampuan membaca kritis melalui metode one stay one stray bagi mahasiswa positif mahasiswa pada siklus II lebih banyak dan bervariasi, sedangkan perilaku negatif mahasiswa pada siklus II juga berkurang, tinggal mahasiswa banyak bicara dan bergurau dengan temannya dan mahasiswa sering melihat pekerjaan temannya saat mengerjakan tugas. Mahasiswa merasa senang dengan metode one stay one stray karena dapat saling berbagi informasi, kerjasama, berkomunikasi, aktif, dan bergerak cepat, belajar sambil bermain, mengelola waktu, di luar kelas, dan menyenangkan, santai, tidak kaku, dan tidak di dalam kelas terus serta membuat strategi. Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 535

D. Daftar Pustaka Dananjaya, U. 2010. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2006.. Bandung: Nuansa. tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Jakarta: Grasindo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan Suprijono, Agus. 2009. Pelajar.. Yogyakarta: Pustaka Suwignyo, H. dan Santoso, A. 2008.. Malang: UMM Press. Tarigan, Henry Guntur. 1988. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widyartono, D. 2010. Interaktif. Tesis tidak diterbitkan: PPs UM. 536 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI