Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Kualitas Bokashi

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI DAN KUALITAS KOMPOS DARI TERNAK SAPI POTONG YANG DIBERI PAKAN LIMBAH ORGANIK PASAR. St. Chadijah

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

I. PENDAHULUAN. sejak diterapkannya revolusi hijau ( ) menimbulkan dampak negatif yang berkaitan

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut serta tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Sudiarto,

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh penambahan EM-

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. diduga tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Merkel, 1981). Limbah

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

OPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN

JENIS DAN DOSIS AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN BAKU MAKROALGA

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. jerami padi dan feses sapi perah dengan berbagai tingkat nisbah C/N disajikan pada

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PENAMBAHAN AKTIVATOR BMF BIOFAD TERHADAP KUALITAS PUPUK ORGANIK

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengaruh nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami

PERLAKUAN VARIASI PUPUK KANDANG PENGARUHNYA TERHADAP MUTU BOKASHI

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

EFEKTIFITAS MIKROORGANISME (EM) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN GELOMBANG CINTA (Anthurium Plowmanii) DENGAN MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN KOMPOS SKRIPSI

Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sifat fisik. mikroorganisme karena suhu merupakan salah satu indikator dalam mengurai

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Perubahan Fisik. mengetahui bagaimana proses dekomposisi berjalan. Temperatur juga sangat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

BAB II KAJIAN TEORI. Pupuk organik merupakan bahan yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan,

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Berat Total Limbah Kandang Ternak Marmot. Tabel 3. Pengamatan berat total limbah kandang ternak marmot

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum)

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

DWI SETYO ASTUTI A

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap 1. Pengomposan Awal. Pengomposan awal diamati setiap tiga hari sekali selama dua minggu.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

PENGARUH PENAMBAHAN EM4 DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Salak Pondoh. Menurut data dari Badan Pusat Stastistik tahun (2004) populasi tanaman

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

EFEKTIFITAS DOSIS EM4 (Effective Microorganism) DALAM PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan. Untuk meningkatkan pertumbuhan maka perlu dilakukan pemberian pupk

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan pupuk anorganik dipasaran akhir-akhir ini menjadi langka.

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

Pengaruh Beberapa Pupuk Kandang Terhadap Kualitas Bokashi The Effect of Some Kind of Manure to Bokashi Quality Maria Erviana Kusuma Fakultas Peternakan Universitas Kristen Palangka Raya E-mail : mariaerviana@ymail.co.id Diterima : 4 Agustus 2012. Disetujui : 2 November 2012 ABSTRACT The environmental friendly ranch development and base on the local resources represent the strategic step in realizing the quality and amount of ranch product. Exploiting of livestock waste as organic manure in agriculture crop longer progressively expand. One of the way of exploiting livestock waste dirt with the processing bokashi. This experiment was conducted to know the manure to quality bokashi. This experiment using Complete Random Device with the single treatment of kind of manure ( P), that are manure from cow ( p1), chicken ( p2), goat ( p3) and pig ( p4). The result of this experiment are some kind of manure have an effect on to quality bokashi among others content of element of hara P and K while from colour, smell and tekstur is not different from colour, smell and tekstur materials. All type of manure have not effect on to content of N and C/N ratio bokashi. Bokashi from pig manure have the highest content of P, and bokashi from goat manure have the highest K from the other bokashi. Key words : bokashi, manure, C/N ratio, quality. PENDAHULUAN Peningkatan populasi ternak secara nasional dan regional akan meningkatkan limbah yang dihasilkan. Apabila limbah tersebut tidak dikelola sangat berpotensi mencemari lingkungan terutama dari limbah kotoran yang dihasilkan setiap hari. Pembuangan kotoran ternak sembarangan dapat menyebabkan pencemaran pada tanah, air dan udara (bau), berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, kualitas hidup peternak dan ternaknya serta dapat memicu konflik sosial. Pengembangan peternakan ramah lingkungan dan berbasis sumberdaya lokal merupakan langkah strategis dalam mewujudkan peningkatan kualitas dan kuantitas produk peternakan. Sistem pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian semakin lama semakin berkembang. Pengelolaan limbah yang dilakukan dengan baik selain dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan juga memberikan nilai tambah terhadap usaha ternak. Menurut Sihombing (2006), limbah ternak atau peternakan adalah semua yang berasal dari ternak atau petenakan baik bahan padat maupun cair, yang belum dimanfaatkan dengan baik, yang termasuk dalam limbah ternak adalah tinja atau feses dan air kencing atau urin. Kotoran ternak merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dalam pemeliharaan ternak selain limbah yang berupa sisa pakan. Guna menghindari dan mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh kotoran ternak (feces) maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk bokashi. Pupuk bokashi sangat menguntungkan karena dapat memperbaiki produktivitas dan kesuburan tanah, selain itu juga akan memberikan keuntungan finansial karena mempunyai daya jual. Tetapi feces tidak dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk bokashi, selain itu pula kondisi merobah feces menjadi pupuk bokashi juga sangat menentukan, sehingga perlu digunakan aktivator. Aktivator merupakan bahan yang terdiri dari enzim dan mikroorganisme yang dapat mempercepat proses pengomposan. Tujuan dari digunakannya aktivator ini adalah untuk mempercepat proses pengomposan feces sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bokashi. Menurut Sutanto (2002) pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang lebih baik daripada bahan pembenah buatan, walaupun pada umumnya pupuk organik mempunyai kandungan hara makro N, P dan K yang rendah tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Pemberian bokashi yang

difermentasikan dengan EM-4 merupakan salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta dapat menekan hama dan penyakit serta meningkatkan mutu dan jumlah produksi tanaman (Nasir, 2008). Menurut Tata (2000) pupuk bokashi merupakan bahan-bahan organik yang difermentasikan menggunakan EM-4 dapat meningkatkan tanah yang miskin unsur hara menjadi tanah yang produktif melalui proses alamiah. Sedangkan menurut Sutanto (2002) mikroorganisme efektif (EM) merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, actinomycetes dan jamur peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikrobia tanah. Pupuk organik bokashi dibuat dari bahan-bahan organi seperti jerami, sampah organik, pupuk kandang, sekam padi, rumput dan limbah jamur merang yang telah difermentasikan oleh Effective Microorganisme (EM) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pupuk kandang yang terbaik terhadap kualitas bokashi. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi peternak dalam menggunakan pupuk kandang sebagai bahan dalam pembuatan bokashi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah jenis pupuk kandang memberikan pengaruh terhadap kualitas bokashi dan terdapat satu jenis pupuk kandang yang memiliki kualitas bokashi yang terbaik. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Ampah, Kabupaten Barito Timur selama 2 minggu, selanjutnya bokashi yang dihasilkan dianalisis di Laboratoriun Tanah Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Ballitra) Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing dan pupuk kandang babi. Bio aktivator yang digunakan yaitu EM 4 dengan tambahan bahan organik berupa sekam padi, dedak dan air serta gula pasir sebagai bahan campuran EM 4. Alat yang digunakan adalah sekop, cangkul, ember, karung pakan ternak, timbangan, sarung tangan, masker, dan alat tulis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan tunggal yaitu jenis pupuk kandang (P), yaitu : p1 = pupuk kandang kotoran sapi p2 = pupuk kandang kotoran ayam p3 = pupuk kandang kotoran kambing p4 = pupuk kandang kotoran babi Masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Membuat larutan EM 4 dengan tingkat konsentrasi 1 ml EM 4 per 1 kg bahan, karena dalam penelitian ini tiap satuan percobaan memerlukan 3 kg bahan, maka tiap satuan percobaan memerlukan larutan EM4 dengan komposisi 3 ml EM 4 dicampur dengan 3 ml larutan gula dan 3 liter air 2. Mencampur dan mengaduk kotoran ternak, sekam padi dan dedak dengan perbandingan 4 : 1 : 1 atau 2 kg kotoran ternak dicampur dengan 0,5 kg sekam padi dan 0,5 kg dedak sehingga total berat tiap satuan percobaan sebesar 3 kg. 3. Kemudian diberikan larutan EM-4 sambil diaduk sedikit demi sedikit sampai rata pada tiap wadah dengan kandungan air 30-40%, kandungan air dapat diuji dengan menggenggam bahan, apabila tidak menetes dan akan mekar bila genggaman dilepaskan maka kandungan airnya sudah sesuai. 4. Campuran tersebut kemudian ditutup dan didiamkan untuk mengalami proses dekomposisi selama 7 hari. Untuk pembalikan dilakukan setiap hari. Penyiraman dilakukan bila bokashi terlihat terlalu kering. Peubah yang diamati meliputi warna, bau dan tekstur, serta kadar unsur hara makro yaitu Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalium ( K). HASIL DAN PEMBAHASAN Warna Pengamatan terhadap warna bokashi dapat ditunjukkan pada Tabel 1. Dari tabel 1, warna bokashi memang tidak banyak mengalami perubahan dari warna asal bahan bokashi tersebut, hal ini disebabkan karena waktu inkubasi bokashi yang hanya berlangsung selama satu minggu, sehingga mikroorganisme pengurai yang berasal dari EM 4 belum bekerja secara maksimal. Di samping itu penggunaan EM 4 yang hanya sedikit (tingkat konsentrasi 0,05 %) membuat kuantitas mikroba yang bekerja juga

terbatas sehingga perubahan warna bokashi menjadi lebih gelap seperti yang diharapkan tidak terjadi. Warna yang dihasilkan dalam pembuatan bokashi diduga terkait erat dengan adanya aktivitas mikroba yang berhubungan dengan waktu inkubasi, dimana aktivitas mikroba akan mempercepat dekomposisi bahan organik. Tabel 1. Warna bokashi setelah inkubasi Warna Bokashi 1 2 3 4 P1 Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hitam tanah Coklat P2 Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hitam tanah Coklat P3 Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hitam tanah Coklat P4 Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hitam tanah Coklat Tabel 2. Bau bokashi setelah inkubasi Bau Bokashi 1 2 3 4 P1 Agak berbau tanah Berbau tanah Agak berbau tanah Agak berbau tanah P2 Agak berbau tanah Berbau tanah Agak berbau tanah Agak berbau tanah P3 Agak berbau tanah Berbau tanah Agak berbau tanah Agak berbau tanah P4 Agak berbau tanah Berbau tanah Agak berbau tanah Agak berbau tanah Sumardi (1999) menyatakan bahwa EM4 merupakan larutan yang mengandung beberapa kelompok organisme, dimana mikroorganisme ini akan mempercepat proses dekomposisi bahan-bahan organik. Kelompok organisme tersebut antara lain : 1. Bakteri fotosintetik bebas yang dapat mensintesis senyawa nitrogen, gula dan substansi bioaktif lain. Hasil metabolik yang diproduksi dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang menguntungkan. 2. Bakteri asam laktat (Lactobasillus. sp), memproduksi asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat lainnya yang bekerja sama dengan bakteri fotosintesis dan ragi. 3. Bakteri Streptomyces, sp. Mengeluarkan enzim streptomycin yang bersifat racun terhadap hama penyakit yang merugikan. 4. Ragi, memproduksi substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara fermentasi. 5. Actynomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur yang mengambil asam amino dan zat serupa yang diproduksi oleh bakteri fotosintesis dan mengubahnya menjadi antibiotik untuk mengendalikan patogen. Bau Pengamatan terhadap bau bokashi dapat ditunjukkan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa masing-masing bokashi, baik itu yang berasal dari kotoran sapi, ayam, kambing maupun babi berbau menyerupai bau tanah. Terutama pada bokashi yang berasal dari kotoran ayam bau tanahnya lebih dominan daripada jenis bokashi lainnya. Hal ini disebabkan karena kadar protein yang tinggi yang berasal dari ransum makanan ayam pedaging. Bau menyerupai bau tanah pada pupuk bokashi menunjukkan bahwa bokashi telah matang dan siap digunakan. Menurut Isroi (2008) pupuk yang telah matang akan berbau seperti tanah, bila tercium bau tidak sedap berarti terjadi fermentasi anaerobik dan kompos belum matang. Sementara Sutanto (2002) menyatakan bahwa pupuk yang telah matang akan berbau seperti humus atau tanah, bila kompos berbau busuk menandakan bahwa proses dekomposisi belum selesai dan proses penguraian masih berlangsung. Tekstur Pengamatan tekstur bokashi dapat ditunjukkan pada Tabel 3. Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa tekstur bokashi dari kotoran sapi dan kambing cenderung kasar sedangkan bokashi dari kotoran ayam dan babi cenderung halus.

Tabel 3. Tekstur bokashi setelah inkubasi Tekstur Bokashi 1 2 3 4 P1 Sangat kasar Agak halus Kasar Agak halus P2 Sangat kasar Agak halus Kasar Agak halus P3 Sangat kasar Agak halus Kasar Agak halus P4 Sangat kasar Agak halus Kasar Agak halus Hal ini berhubungan dengan jenis pakan keempat jenis ternak tersebut dimana sapi banyak mengkonsumsi rumput sehingga kotorannya cenderung masih banyak mengandung rumput. Ayam yang pakannya didominasi oleh ransum olahan/jadi yang cenderung halus shinnga kotorannya juga halus. Kambing juga mengkonsumsi rumput-rumputan sehingga kotorannya juga kasar. Sedangkan babi pakannya berupa kombinasi dari berbagai bahan namun dalam pemberiannya, pakan babi biasanya dimasak terlebih dahulu sehingga kotoran babi cenderung halus. Di samping itu susunan bahan mentah yang digunakan sebagai bahan dasar pupuk bokashi terdiri dari kotoran ternak, dedak dan sekam padi, dimana sekam padi sendiri teksturnya cenderung kasar sehingga ketika dijadikan sebagai bahan penyusun pupuk maka akan menghasilkan pupuk dengan tekstur yang kasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Murbandono (1994) yang menyatakan bahwa agar pembuatan pupuk organik dapat berhasil maka perlu diperhatikan susunan bahan mentah, dimana semakin kecil ukuran potongan bahan mentah maka akan semakin cepat pula pembusukannya. Karena semakin banyak permukaan yang tersedia untuk bakteri pembusuk untuk menghancurkan material tersebut. Hal ini dikuatkan pula oleh pendapat Yulipriyanto (2010) yang menyatakan bahwa makin kecil ukuran partikel bahan organik, makin luas permukaan yang dapat diserang oleh mikroorganisme, tetapi ukuran yang terlalu kecil akan menghambat gerakan air ke dalam tumpukan kompos dan pergerakan CO2 keluar. Jika ukuran partikel terlalu besar, luas permukaan yang diserang mikroorganisme menjadi berkurang sehingga reaksi dan proses pengomposan berjalan lambat. Sutanto (2002) menyatakan bahwa aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menetukan besarnya ruang antara bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut. Kandungan Nitrogen (N) Bokashi Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis pupuk kandang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap kandungan N bokashi. Kandungan N dalam tiga jenis bokashi telah memenuhi standar yaitu > 1,2 % (Haga, 1990 dalam Yulipriyanto, 2010). Kandungan N dalam tiap bokashi rata rata berkisar antara 1,4 % sampai dengan 1,9 % kecuali pada bokashi dari kotoran ayam kandungan N nya paling kecil yaitu 1,194. Hal ini diduga karena komposisi bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan pupuk bokashi mempunyai nilai C/N rasio yang rendah. Nilai dari rasio C/N merupakan faktor penting yang mempengaruhi kinerja bakteri. Karbon dan Nitrogen merupakan unsur yang penting. Unsur Karbon dimanfaatkan sebagain sumber energi di dalam proses metabolisme dan perbanyakan sel oleh bakteri, sementara unsur Nitrogen digunakan untuk sintesa protein dan pembentukan protoplasma. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuwono (2005) bahwa bahan organik yang mempunyai kandungan C terlalu tinggi memyebabkan proses penguraian terlalu lama, sementara jika kandungan C terlalu rendah maka sisa Nitrogen akan berlebihan sehingga menyebabkan terbentuknya amoniak (NH 3 ), kandungan amoniak yang berebihan dapat meracuni bakteri dan menyebabkan Nitrogen yang diperlukan hilang. Selain itu ditambahkan pula oleh Stevenson (1982) dalam Hartatik (2010) bahwa hasil penelitian pembuatan kompos dari kotoran hewan menunjukkan bahwa 10 25 % N dalam bahan asal kompos akan hilang sebagai gas NH 3 selama proses pengomposan. Selain itu dihasilkan pula 5 % CH 4 dan sekitar 30 % N 2 0 yang berpotensi untuk mencemari lingkungan sekitarnya. Kandungan Phospor (P) Bokashi Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap kualitas bokashi. Rata-rata pengaruh jenis pupuk kandang terhadap kualitas bokashi disajikan pada Tabel 4. Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa masing-masing bokashi yang berasal dari beberapa jenis pupuk kandang menunjukkan perbedaan yang nyata dan bokashi yang berasal dari pupuk kandang kotoran babi

memiliki kandungan P yang tertinggi dibandingkan dengan bokashi yang berasal dari pupuk kandang kotoran sapi, ayam maupun kambing. Tabel 4. Rata-rata pengaruh jenis pupuk kandang terhadap kandungan unsur hara P dan K Bokashi Unsur hara P Unsur hara K P1 1,905 b 0,072 c P2 2,490 c 0,033 b P3 1,634 a 0,091d P4 3,225d 0,011 a Keterangan : Nilai rata-rata tiap kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji BNJ pada taraf 0,05 Hal ini dikarenakan bokashi yang berasal dari beberapa pupuk kandang mengandung unsur hara yang berbeda pula tergantung dari jenis pupuk kandang asal bokashi tersebut. Menurut Hakim et al (1986) bahwa kadar rata-rata unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sangatlah bervariasi. Keadaan keragaman ini disebabkan beberapa faktor, yaitu macam atau jenis hewan, makanan yang dimakan hewan, bahan hamparan dan cara pengelolaan pupuk kandang sebelum dipakai. Bokashi yang berasal dari kotoran babi memiliki kandungan P yang paling tinggi hal ini dikarenakan pakan hewan ternak tersebut, yang mana sangat kompleks dan bervariasi mulai dari sayur sayuran, dedak, ampas tahu, limbah rumah tangga dan konsentrat sehingga kotoran yang dihasilkan juga banyak mengandung unsur hara. Hal ini dikuatkan pula oleh pendapat Hartatik (2010) yang menyatakan bahwa secara umum pupuk kandang babi mengandung unsur hara P yang cukup tinggi. Di samping itu kotoran babi yang dipakai sebagai bahan pembuatan bokashi berasal dari ternak babi yang sudah tua sehingga kotorannya banyak mengandung unsur hara. Syahruddin (1999) menyatakan bahwa umur hewan ternak berpengaruh terhadap jumlah unsur hara yang terkandung dalam kotorannya. Hewan ternak muda yang sedang membentuk urat dan tulang membutuhkan Fosfor, Nitrogen, Kalium dan unsur-unsur lainnya dalam jumlah yang besar daripada ternak dewasa. Akibatnya kotoran yang dihasilkannya mengandung unsur hara yang lebih rendah. Kandungan Kalium (K) Bokashi Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan K bokashi. Rata-rata pengaruh jenis pupuk kandang terhadap kandungan unsur hara K bokashi disajikan pada Tabel 4. Pada Tabel 4 terlihat bahwa masingmasing bokashi yang berasal dari beberapa jenis pupuk kandang menunjukkan perbedaan yang nyata dan bokashi yang berasal dari pupuk kandang kotoran kambing memiliki kandungan P yang tertinggi dibandingkan dengan bokashi yang berasal dari pupuk kandang kotoran sapi, ayam maupun babi. Hal ini diduga karena tekstur dari kotoran kambing yang khas berbentuk butiran-butiran yang agak sukar dipecah dimana nilai rasio C/N nya di atas 30 sehingga harus dikomposkan terlebih dahulu agar pemanfaatanya optimal, kadar airnya juga relatif sedang tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah sehingga kadar P nya juga relatif tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartatik (2010) yang menyatakan bahwa pupuk kandang kambing mengandung Kalium yang relatif lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya. Sementara kadar hara Ndan P hampir sama dengan pupuk kandang lainnya. Kandungan C/N Rasio Bokashi Dari hasil analisis ragam terlihat bahwa perlakuan jenis pupuk kandang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap kandungan C/N bokashi. Hal ini dikarenakan kandungan N tiap-tiap jenis bokashi sama dan tidak ada perbedaan berdasarkan hasil analisis ragamnya, begitu pula dengan kandungan C nya yang juga relatif sama sehingga mengakibatkan nilai C/N rasionya juga relatif sama. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini adalah beberapa jenis pupuk kandang berpengaruh terhadap kualitas bokashi diantaranya kandungan unsur hara P dan K, sedangkan dari segi warna, bau dan tekstur tidak jauh berbeda dari warna, bau dan tekstur bahan asalnya. Semua jenis pupuk kandang tidak berpengaruh terhadap kandungan N dan C/N bokashi, bokashi yang berasal dari pupuk kandang babi memiliki kandungan N tertinggi dibandingkan bokashi dati pupuk kandang sapi, ayam dan kambing, sedangkan bokashi yang berasal dari pupuk kandang kambing memliki kandungan unsur hara K yang

paling tinggi dibandingan bokashi yang berasal dari pupuk kandang sapi, ayam maupun babi. Penelitian lanjutan disarankan dengan lama inkubasi yang lebih dari satu minggu sehingga terjadi perubahan dalam hal warna, bau dan tekstur bokashi. DAFTAR PUSTAKA Hakim, N., M.Y Nyakpa., A.M Lubis, S.G Nugroho., M.R Saul., M.A Diha., G.B Hong dan H.H Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Hanafiah, K. A. 1993. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada Jakarta. Jakarta. Hartatik, W dan L.R Widowati. 2010. Pupuk Kandang. http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 2 Juli 2012. Isroi. 2008. Manfaat Kompos. Link :http://isroi.wordpress.com/2008/11/1...nah/#more -1140U (diakses tanggal, 11-12-2009). Murbandono, H. S. 1998. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta Nasir. 2008. Pengaruh Penggunaan Pupuk Bokashi pada Pertumbuhan dan Produksi Palawija dan Sayuran. www.distperternakpandeglang.go.id. Sihombing, D T H. 2000. Tekhnik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Lembaga Penelitian. Institut Pertanian Bogor. Sumardi, 1999. Pengaruh Penambahan Bahan Percepat Pada Proses Pengomposan Sampah terhadap hasil Kompos. Duta Farming. Vol. 17. No. 1, Semarang. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius.Yogyakarta. Tata. 2000. Menggugat Revolusi Hijau Generasi Pertama. Yayasan Tirta Karangsari. Pestisida Action Network (PAN-Indonesia) dan Yayasan Kehati. Yulipriyanto, H. 2010. Pengomposan Fase Thermofilik Limbah Organik Kotoran Ayam Pada Lingkungan Artifisial Menggunakan Indore Heap Methode. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pertanian. Yuwono, D. 2005. Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta. Sihombing, D T H. 2000. Tekhnik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Lembaga Penelitian. Institut Pertanian Bogor. Sumardi, 1999. Pengaruh Penambahan Bahan Percepat Pada Proses Pengomposan Sampah terhadap hasil Kompos. Duta Farming. Vol. 17. No. 1, Semarang. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius.Yogyakarta. Tata. 2000. Menggugat Revolusi Hijau Generasi Pertama. Yayasan Tirta Karangsari. Pestisida Action Network (PAN-Indonesia) dan Yayasan Kehati. Yulipriyanto, H. 2010. Pengomposan Fase Thermofilik Limbah Organik Kotoran Ayam Pada Lingkungan Artifisial Menggunakan Indore Heap Methode. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pertanian. Yuwono, D. 2005. Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.