PENGENDALIAN CACAT AKUSTIK GEDUNG SULTAN SURIANSYAH DITINJAU DARI ASPEK PERANCANGAN ARSITEKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
AKUSTIKA RUANG KULIAH

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK AKUSTIK RUANG PADA GEDUNG INDOOR DAGO TEA HOUSE BANDUNG OLEH: NAMA : SITI WINNY ADYA M NIM:

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA

REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN

Analisis Kualitatif Ruang Kuliah TVST B dan TVST A

STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK

TAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA. oleh: FAHRY ADHITYA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Kekerasan (loudness) yang cukup Kekerasan menjadi masalah karena ukuran ruang yang besar Energi yang hilang saat perambatan bunyi karena penyerapan da

OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DAN DIFFUSOR TERHADAP KINERJA AKUSTIK PADA DINDING AUDITORIUM (KU )

Desain Plafon pada Auditorium Gedung Kesenian Jakarta

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

[ANALISIS JUDGMENT SUBJEKTIF KUALITAS AKUSTIK GEDUNG TEATER TERTUTUP DAGO TEA HOUSE]

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

BAGIAN III : AKUSTIK

BAB V KAJIAN TEORI. yang dipadukan dengan sentuhan arsitektur modern yang. dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara alam, bangunan, dan

Perbaikan Kualitas Akustik Lapangan Futsal Indoor Pertamina ITS Menggunakan Panel Akustik Gantung

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Take Home Test Akustik TF3204 Laporan Kondisi Ruangan Aula Barat ITB

Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau

Rencana Pembelajaran

Evaluasi Subjektif Kondisi Akustik Ruangan Utama Gedung Merdeka

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

PENATAAN RUANG BIOSKOP TERHADAP KUALITAS AKUSTIK DI BIOSKOP 21 AMBARUKMO PLAZA YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB V HASIL RANCANGAN

Pengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Acoustics Design dan Soundproofing pada Sound Stage, Scoring Stage, dan Foley Stage di Studio Film

(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan

STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK...

BAB 5 KAJIAN TEORI Uraian Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain. a. Pengertian Arsitektur Neo- Vernacular

UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji

BAB I PENDAHULUAN. 1 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL...x

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Pengendalian Kebisingan pada Fasilitas Pendidikan Studi Kasus Gedung Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta

BAB VI KONSEP. Gambar 6.2 Penempatan Akses Masuk Sumber : Gregorius,

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS

UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Penyerapan Bunyi

Akustik ruang tertutup mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks, perambatan dan sifat bunyi dalam ruang tertutup lebih sulit daripada ruang

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

Kondisi akustik ruangan 9231 GKU Timur ITB

TAKE HOME TEST TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK RUANG KULIAH 9212 GEDUNG KULIAH UMUM ITB

Penilaian Subjektif Kondisi Akustik di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN AKUSTIKA RUANG DALAM PADA PERANCANGAN AUDITORIUM MONO-FUNGSI, SIDOARJO - JAWA TIMUR

RADIO SHOW DI MANOKWARI PAPUA BARAT Kualitas Kenyamanan Termal, Akustik dan Pencahayaan Dengan Aplikasi Arsitektur Rumah Kaki Seribu DAFTAR ISI

Aspek Desain Akustik pada Sound Stage Studio, Scoring Stage Studio, dan Foley Stage Studio

TF4041- TOPIK KHUSUS A

Dapat dipasang di dinding, langit-langit dengan cara disemen pada penunjang padat, dibor atau dipaku seusai petunjuk pabrik

ABSTRAK. 1 Stella Mailoa, Bravacassa Indonesia

LATAR BELAKANG UTS TF AKUSTIK [NARENDRA PRATAKSITA ]

Analisis Akustik Ruangan Aula Barat ITB

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

THE INFLUENCE OF FORM AND MATERIALS ON THE PROPER ACOUSTIC FUNCTION OF THEATRICAL PERFORMANCES AND MUSIC CONCERTS AT GEDUNG KESENIAN IN JAKARTA

Resonator Rongga Individual Resonator rongga individual yang dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran-ukuran berbeda digunakan di gereja- ge

BAB IV LANDASAN TEORI

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Candra Budi S : Andi Rahmadiansah, ST. MT Pembimbing II : Dyah Sawitri. ST. MT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB 5 HASIL RANCANGAN

PENGARUH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK SKRIPSI

PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pengaruh Variasi Jenis Bahan terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequence) Dua Dimensi

PENILAIAN KUALITATIF AKUSTIK GEDUNG TEATER TERTUTUP TAMAN BUDAYA JAWA BARAT (DAGO TEA HOUSE)

Ujian Tengah Semester - Desain Akustik Ruang AULA BARAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

ANALISIS WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME) PADA RUANG KULIAH B III.01 A FMIPA UNS SURAKARTA

PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN PLAFON VENTILASI BERDASARKAN WAKTU DENGUNG STUDI KASUS RUANG KELUARGA PADA RUMAH TIPE 70

Keadaan Akustik Ruang TVST 82

STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

Kata kunci: Transmission Loss

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

TINJAUAN PERANCANGAN AKUSTIK INTERIOR AUDITORIUM TOWER MERCUBUANA

ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI (STUDI KASUS RUANG JELANTIK JURUSAN ARSITEKTUR ITS)

TUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN

Daftar Isi. Judul Kata Pengantar. Daftar Foto

RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB

GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK DI YOGYAKARTA

Transkripsi:

INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (89-96) PENGENDALIAN CACAT AKUSTIK GEDUNG SULTAN SURIANSYAH DITINJAU DARI ASPEK PERANCANGAN ARSITEKTUR Akbar Rahman 1 Abstrack - Acoustic factor in building is one of main factor in room design. this consist of listening and communication between room user. Special building like Opera House, Cinema, meeting room need a special treatment in sound positioning. A distorsion noise will created a bad sound for listener in a room. This conditions call a devective acousting (cacat akustik). For building with this problem need a redesign for a better sound. Redesign need to think for quality of building materials, typology of structure and design. Sultan Suriansyah building the biggest hall in Kalimantan selatan have a problem with this acoustic. This problem created because of unstable sound diffraction on floor, wall and top side of the building. Keywords - acoustic, devective acoustic, hall, redesign Latar Belakang PENDAHULUAN Unsur akustik dalam desain pada hakekatnya merupakan perpaduan antara seni dengan ilmu pengetahuan, situasi gedung, fungsi ruang, kualitas material, dimensi ruang, kekerasan suara dan kejelasan pendengaran yang semuanya ikut menentukan keberhasilan sistem akustik. Penggunaan sistem akustik yang tepat dan benar, mampu memberikan rasa nyaman bagi penggunan ruang atau gedung. Sehingga acara-acara yang diselenggarakan di dalam ruang dapat berjalan dengan lancar. Permasalahan akustik erat kaitannya dengan faktor eksterior dan interior bangunan. Oleh karena itu seorang perancang harus mempertimbangkan kondisi-kondisi tapak, lingkungan, pengguna dan fungsi bangunan. Demikian juga dengan kondisi budaya masyarakat setempat juga menjadi bahan pertimbangan sehingga dapat mencegah kebiasaan atau perilaku yang bisa menimbulkan kegaduhan, kebisingan dan deru suara yang mengagetkan yang pada akhirnya dapat mengganggu aktivitas dan ketengan kerja. Gambar 1. Tampak depan Gedung Sultan Suriansyah yang berdiri megah dan monumental 1 ) Staf pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin

90 INFO TEKNIK, Volume 7 No. 2, Desember 2006 Kajian Teoritis Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, permasalahan-permasalahan dalam berbagai segi kehidupan dapat terpecahkan. Demikian pula pada pengetahuan tentang akustik telah banyak temuan-temuan tentang pengendalian akustik dalam suatu ruang atau gedung. Oleh karena itulah penulis mencoba untuk mengkaji aspek akustik pada bangunan yang memiliki fungsi khusus yang mengedepankan kualitas akustik bangunannya. Bangunan yang dipilih adalah gedung pertemuan yakni Gedung Sultan Suriansyah di Banjarmasin. Pilihan ini didasari atas pertimbangan: - Fungsi gedung yang membutuhkan akustik yang baik sebagai gedung pertemuan. - Tingginya intensitas penggunaan bangunan sebagai tempat pertemuan massal di Kota Banjarmasin khususnya dan Kalimantan Selatan pada umumnya. - Identitas gedung merupakan pencerminan karakter rumah tradisional Banjar sehingga keberadaannya merupakan aset budaya daerah. - Adanya hipotesis awal tentang rendahnya kualitas akustik pada gedung tersebut, hal ini didasari oleh pengalaman pengunjung yang mengungkapkan terjadinya dengung, gema dan keterlambatan bunyi sampai kependengar pada area duduk tertentu. - Tipologi bentuk pada eksterior dan interior bangunan yang merupakan bentuk lingkaran sangat monoton dan jika ditinjau dari ilmu akustik bangunan hal ini tidak sejalan. Gambar 2. Kondisi interior gedung bidang dinding, foto diambil di samping panggung utama Gambar 3. Kondisi interior gedung dengan material terbuat dari batu marmer, foto diambil di depan panggung utama

91 INFO TEKNIK, Volume 7 No. 2, Desember 2006 Permasalahan Masalah yang dikupas pada penelitian ini adalah bagaimana mengendalikan cacat akustik di Gedung Sultan Suriansyah, sehingga kenyamanan akustik dapat dicapai. Hal ini dilakukan berdasarkan telaah terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya cacat akustik dan bagaimana mengendalikannya. Kaidai-kaidah Akustik Pengertian Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos, artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi bunyi. Akustik bertujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu: murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan. Permasalahan akustik dianalisis berdasarkan 5 faktor, yaitu: 1) sumber suara, 2) perambatan suara, 3) penerimaan suara, 4) intensitas suara, dan 5) frekuensi suara. Gejala Akustik dalam Ruang Gambar 4. Kelakuan bunyi dalam ruang tertutup: (1) bunyi datang atau bunyi langsung; (2) bunyi pantul; (3) bunyi yang diserap lapisan permukaan; (4) bunyi difusi atau bunyi yang disebarkan; (5) bunyi difraksi atau bunyi yang dibelokkan; (6) bunyi yang ditransmisi; (7) bunyi yang hilang dalam struktur bangunan; (8) bunyi yang dirambatkan oleh struktur bangunan. - Pemantulan bunyi Gejala pemantulan banyi sama dengan pemantulan cahaya. Sesuai dengan hukum pantul yaitu gelombang bunyi datang sama dengan sudut gelombang bunyi pantul. Bentuk permukaan suatu bidang mempengaruhi hasil pantulan gelombang bunyi. Permukaan rata bersifat sebagai penghasil gelombang bunyi yang merata, permukaan cekung bersifat sebagai pengumpul gelombang bunyi dan permukaan cembung bersifat sebagai penyebar gelombang bunyi.

92 INFO TEKNIK, Volume 7 No. 2, Desember 2006 Gambar 5. Pemantulan bunyi dari permukaan-permukaan dengan bentuk berbeda; (1) pemantulan merata; (2) penyebaran bunyi; (3) pemusatan bunyi - Penyerapan bunyi Merupakan perubahan energi bunyi menjadi satu bentuk lain. Penyerapan bunyi dipengaruhi oleh: lapisan permukaan dinding atau bidang, isi ruang seperti manusia, perabot dan sebagainya, serta udara dalam ruangan. - Difusi bunyi Difusi bunyi yang cukup adalah ciri akustik untuk jenis ruang tertentu misalnya gedung pertemuan. - Difraksi bunyi Yaitu, gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar penghalang, seperti: sudut, kolom, tembok dan balok. - Dengung Merupakan bunyi yang berkepanjangan sebagai akibat pemantulan yang berturut-turut dalam ruang tertutup setelah sumber bunyi dihentikan. - Resonansi ruang Bahan dan Konstruksi Penyerap Bunyi Bahan-bahan dan konstruksi penyerap bunyi yang digunakan dalam rancangan akustik suatu gedung pertemuan adalah: - bahan berpori-pori - penyerap panel atau penyerap selaput - resonator dan panel berlubang

Akbar Rahman, Pengendalian Cacat Akustik 93 Gambar 6. kondisi A; penyerap yang baik diletakkan pada isulator bunyi yang jelek, seperti plywood, tidak akan mencegah transmisi bunyi lewat dinding semacam itu. Sebagai ganti plywood, penghalang insulasi bunyi yang efektif, seperti bahan batu-batuan, harus digunakan untuk mengurangi transmisi bising lewat struktur tersebut Pengendalian Akustik Perancangan dari Aspek Tipologi dari Gedung Sultan Suriansyah menggunakan bentuk-bentuk melingkar. Kondisi demikian mempengaruhi aspek akustik bangunan, yakni bentuk-bentuk malingkar memiliki kemampuan pantul suara yang memusat dan menyebar sangat kuat. Bentuk lingkaran inilah yang membuat gaung di dalam ruang, yakni bentuk dinding dan atap berupa cekung. Kondisi dalam ruang (interior) yang berundak-undak karena fungsi tribun untuk tempat duduk penonton juga menyebabkan pemantulan suara dari bidang lantai, dinding dan langit-langit tidak sempurna, akibatnya waktu sampai suara dari sumber bunyi kependengar tidak seragam. Bahan bangunan yang digunakan dalam ruang didominasi bahan-bahan dari batu seperti marmer, keramik pada bidang lantai dan dinding. Untuk lebih jelasnya pembahasan pengendalian cacat akustik akan dibahas berikut ini: 1. Penyelesaian akustik lantai panggung Lantai panggung yang merupakan tempat sumber bunyi berasal perlu mendapat perhatian khusus agar bunyi yang sampai ke pendengar dapat dengan baik. Lantai panggung di Gedung Sultan Suriansyah menggunakan karpet lantai biasa yang tipis. Kondisi ini kurang mendukung dalam pnyerapan bunyi yang berisik dari atas panggung, misalkan sifat acaranya kolosal. Oleh karna itu penggunaan karpet tebal cukup membantu untuk penyerapan bunyi-bunyi yang berisik agar dapat diredam. 2. Penyelesaian akustik plafond panggung Ketinggian plafond panggung sangat bermacam-macam dan biasanya bergantung pada dimensi gedung secara

94 INFO TEKNIK, Volume 7 No. 2, Desember 2006 keseluruhan. Demikian juga di Gedung Sultan Suriansyah, pada perencanaannya desain plafond tidak direncanakan secara khusus. Plafond gedung bisa dikatakan tidak ada, bagian langit-langit dalam ruang lebih mengekspos knstruksi rangka atap. Sehingga bentuk plafond hanya berupa bentuk cekung. Plafond panggung di Gedung Sultan Suriansyah sebaiknya di desain secara khusus. Sesuai dengan pungsi panggung yang menjadi sumber bunyi maka plafond panggung dibuat dengan bentuk cembung sehingga sumber bunyi dapat menyebar keseluruh ruangan. Ketinggian plafond panggung jangan terlalu rendah karena tidak mendukung untuk bunyi sampai ke pendengar yang duduk di teribun atas. Area Teribun atas Gambar 7. Penampang rencana plafond panggung. Plafond panggung dibuat dengan betuk cembung agar dapat menyebarkan bunyi keseluruh ruangan. 3. Penyelasaian akustik dinding panggung Dinding panggung di Gedung Sultan Suriansyah menggunakan batu alam yaitu marmer. Bahan batu sangat baik untuk memantulkan bunyi. Kondisi demikian seharusnya dihindari, karena akibat terjadinya pemantulan bunyi dari bagian dinding belakang panggung menyebabkan tidak meratanya waktu sampai bunyi ke pendengar sehingga dapat menyebabkan gema. Oleh karena itu perlu adanya penyerapan bunyi pada bagian belakang panggung sehingga banyi yang sampai ke dinding panggung tidak lagi dipantulkan. Penyerapan bunyi dapat menggunkan panel-panel dengan desain khusus sehingga dapat mendifusi bunyi yang mengenai dinding panggung.

Akbar Rahman, Pengendalian Cacat Akustik 95 Gambar 8. Penggunaan panel-panel yang ditempelkan pada dinding batu marmer, berfungsi sebagai penyerap bunyi. 4. Penyelesaian akustik lantai area penonton Area lantai penonton di Gedung Sultan Suriansyah semuanya ditutup dengan batu marmer. Kondisi ini menyebabkan pematulan bunyi dari sumber bunyi secara langsung ke lantai atau dari pelafond tidak merata waktu sampainya. Hal ini lah yang menyebabkan ketidak jelasan bunyi yang sampai kependengar. Agar bunyi yang sampai ke pendengar dapat dengan jelas sebaiknya lantai ditutupi oleh karpet tebal agar bunyi yang mengenai lantai tidak terpantul lagi. 5. Penyelesaian akustik plafond area penonton Plafond yang tidak didesain khusus sebaiknya direncanakan ulang di Gedung Sultan Suriansyah. Karena sumber utuma cacat akustik berada di bagian ini. Plafond sangat berperan dalam penyebaran bunyi dari sumber bunyi secara merata. Pembuatan plafond berterap akan memberikan pantulan bunyi yang secara teratur, sihingga tidak ada bunyi yang terlambat sampainya. 6. Penyelesaian akustik dinding area penonton Sama seperti area sekitar dinding panggung, dinding di Gedung Sultan Suriansyah menggunakan pasangan batu marmer. Untuk menghindari pemantulan bunyi yang terulang-ulang maka pada bagina dinding sebaiknya dipasang panelpanel yang dapat meyerap bunyi melalui proses difusi. Gambar 9. Penampang Gedung Sultan Suriansyah, bentuk plafond dibuat dengan kombinasi cembung di atas panggung dan cekung pada area penonton. Bentuk atap bertrap untuk memaksimalkan pemerataan bunyi dalam ruang. Pada bidang bidang dinding di area penonton dipasang panel-panel pnyerap, agar bunyi langsung diserap tidak lagi terpantulkan.

96 INFO TEKNIK, Volume 7 No. 2, Desember 2006 Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya cacat akustik di Gedung Sultan Suriansyah disebabkan tidak terencananya dengan baik kaidah-kaidah akustik, sehingga pemantulan bunyi beberapa kali baru sampai ke pendengar, akibatnya tidak merata waktu sampainya. Bentuk bangunan yang melingkar menyebabkan bagian dalam bangunan membentuk cekung sangat tidak mendukung penyebaran bunyi. Bahan bangunan yang diaplikasikan tidak didasari oleh pemilihan bahan yang sesuai dengan sistem akustik, menambah permasalahan akustik pada bangunan. Ada beberapa hal yang perlu dibenahi dalam perencanaan akustik, yaitu: - Desain panggung setidaknya memperhatikan fungsi panggung sebagai sumber bunyi, sehingga lantai, plafond dan dinding sebaiknya diperhatikan, yaitu: lantai menggunakan karpet tebal, plafond dibuat dengan bentuk cembung dan dinding dipasang panel-panel penyerap bunyi. - Area penonton juga memperhatikan bagian lantai, plafond dan dinding, yaitu: lantai menggunakan karpet, plafond dibuat dengan bentuk bertrap hingga membentuk cembung dan dinding dipasang panel-panel penyerap bunyi. Daftar Pustaka Budiharjo, Eko. 1997. Arsitek dan Arsitektur Indonesia. Andi. Yogyakarta. D.K. Ching, Francis. 1995. A Visual Dictionary of Architecture. Van Nostrand Reinhold. Frick, Heinz/FX. Bambang Suskiyatno. 1998. Dasar-dasar Eko-arsitektur: Konsep Arsitektur Berwawasan Lingkungan serta Kualitas Konstruksi dan Bahan Bangunan untuk Rumah Sehat dan Dampaknya atas Kesehatan Manusia. Kanisius. Yogyakarta. Ikhsan Bouty, M. 2002. Rancangan Rumah Sehat di Daerah Tropis. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Juhana. 2001. Arsitektur dalam Kehidupan Masyarakat. Penerbit Bendera. Semarang Knudsen, V.O. 1950. Acoustical Designing in Architecture L. Doelle, Leslie.1985. Akustik Lingkungan. Erlangga. Jakarta. Laseau, Paul. Berpikir Gambar Bagi Arsitek dan Perancang. ITB. Bandung. Mangunwijaya, Y.B. 1981. Fisika Bangunan. Gramedia. Jakarta., 1992. Wastu Citra. Gramedia. Jakarta Satwiko, Prasasto. 2004. Fisika Bangunan Jilid 1. Erlangga. Jakarta, 2004. Fisika Bangunan Jilid 2. Erlangga. Jakarta Schueller, Wolfgang.1989. Struktur Bangunan Tinggi. PT. Eresco. Bandung. Seman, Syamsiar/Irhamna. 2000. Rumah Tradisional Banjar Kalimantan Selatan. Ikatan Arsitek Indonesia. Banjarmasin. Van de Ven, Cornelis. 1995. Ruang dalam Arsitektur. Gramedia. Jakarta.