Identifikasi Protein Hemaglutinin Pili Proteus Mirabilis P 355

dokumen-dokumen yang mirip
Protein Hemaglutinin 35,2 kda Pili Proteus mirabilis

Identifikasi Protein Adhesi Pili Proteus Mirabilis P355 dan Protein Reseptor pada Vesika Urinaria Kelinci

Berk. Penel. Hayati: 15 (11 16), 2009

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.

Protein Haemaglutinin Outer Membran Protein (OMP) 35 kda sebagai Protein Adhesin Proteus mirabilis pada Vesika Urinaria Kelinci

Discovering Living System Concept through Nano, Molecular and Cellular Biology. Dewan redaksi. Ketua Penyunting M. Sasmito Djati, Dr. Ir. MS.

PROTEIN HEMAGLUTININ VILI Vibrio alginolyticus SEBAGAI MOLEKUL ADHESIN PADA RESEPTOR SEL EPITEL IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis)

Respon Imunogenitas Antibodi Poliklonal IgY terhadap Protein Adhesi Pili 95 kda Shigella dysenteriae

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

KAREKTERISASI PROTEIN ADHESIN Streptococcus pneumoniae( Pneumococcus ) SEBAGAI TARGET PENGEMBANGAN VAKSIN BERBASIS PROTEIN

3. METODE PENELITIAN

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

Respon Imunogenitas Protein Permukaan 19 kda Streptococcus pneumoniae. (Immunogenicity Response of Streptococcus pneumoniae 19 kda Surface Protein)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. Tujuan Menentukan berat molekul protein dengan fraksinasi (NH 4 ) 2 SO 4 Teori Dasar

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

Identifikasi Molekul Adhesi Pili Pseudomonas aeruginosa pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells (HUVECs) Culture

MEKANISME INFEKSI VIBRIO PADA RESEPTOR IKAN KERAPU TIKUS Cromileptes altivelis

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

Patomekanisme Molekuler Faktor Virulensi Pili Vibrio alginolyticus Pada Ikan Kerapu Tikus Cromileptes altivelis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

4 Hasil dan Pembahasan

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

HAEMAGGLUTINATION ACTIVITY OF Salmonella typhi FLAGELLIN PROTEIN BASED ON ABO BLOOD GROUP

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

Lampiran 1 Rancangan penelitian

BAB 4. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

3 METODE. Bahan. Alat

BAB III BAHAN DAN METODE

DETEKSI GEN pmfa Proteus mirabilis PADA URIN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH MENGGUNAKAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI Vibrio alginolitycus PADA IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI BAKTERI PATOGEN

LAPORAN PENELITIAN KOMPETITIF DOSEN TAHUN ANGGARAN 2016

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

s - soluble fraction i - insoluble fraction p - post-ni 2+ column

Lampiran 1 Prosedur Rotofor

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN

PEMURNIAN DAN KARAKTERISAS&I&&NZIM -?G,('" INTRASEL DART Bacillus sp. BAC4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

BAB III METODE PENELITIAN

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset

Komposisi per liter: Pancreatic digest of casein Enzymatic digest of soya bean Sodium chloride

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

LAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE

PENGARUH LOGAM BERAT PB TERHADAP PROFIL PROTEIN ALGA MERAH ( (Gracillaria

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Januari 2016 di

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250

3. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

PRODUKSI, ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM DEKSTRANASE dari Arthrobacter sp. B7

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI GEN flic DENGAN METODE PCR UNTUK DETEKSI Salmonella typhi GALUR INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

Analisis Molekuler Profil Protein Pilli untuk Mengungkap Hubungan Similaritas 26 Strain Salmonella typhi Isolat Jawa ABSTRAK

PROTEIN FIMBRIA 16 kda BAKTERI ACINETOBACTER BAUMANNII DARI URIN PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH BERPERAN SEBAGAI PROTEIN HEMAGLUTININ DAN ADHESIN

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

LAMPIRAN 1. Pembuatan Reagen Bradford dan Larutan Standar Protein

Lampiran 1. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian aktivitas enzim (Grossowicz et al., 1950) (a). Reagen A 1. 0,2 M bufer Tris-HCl ph 6,0 12,1 gr

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

4 Hasil dan Pembahasan

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau

LAPORAN PRAKTIKUM. Bagian B Supernatan Pengendapan Jumlah /warna 7 ml / berwarna kuning 1 ml Warna merah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar infeksi saluran kemih yang terkait kateter berasal dari flora normal pasien sendiri dan

7. LAMPIRAN. Gambar 19. Kurva Standar Protein

PENGARUH INDUKSI BAKTERI Pseudomonas aeruginosa TERHADAP HUMAN UMBILICAL VEIN ENDOTHELIAL CELLS (HUVECs) CULTURE

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat

Teknik Isolasi Bakteri

ANALISIS PROTEIN SPESIFIK TEMBAKAU SRINTHIL. Disusun oleh : Nama : Slamet Haryono NIM :

Transkripsi:

Identifikasi Protein Hemaglutinin Pili Proteus Mirabilis P 355 Diana Chusna Mufida Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran,Universitas Jember, Jember Abstract Urinary tract infection represent one of nosocomial infection in hospital. One of agent nosocomial urinary tract infection is Proteus mirabilis and common occurs on patient with urinary catheter. Urinary tract infection in with caused by Proteus mirabilis was persistent, very difficult to eradicated. Futher more it caused some complication such as cystitis, acute and chronic pyelonephritis, kidney bladder stone, bacteremia and sepsis. This bacterium has same virulence factors. Fimbriae is one of it. The purpose of this research is to identify hemaglutinin protein of Proteus mirabilis P355 pili. In this study protein of pili was isolated, and than continued with the hemaglutination test. The result of this study shown that hemaglutination test was positive in protein pili with 35,2 kda, 27,9 kda, 24 kda and 22 kda molecular weight. The highest titer of hemaglutination (1/512) wa found on protein pili with 35,2 kda molecular weight. Keywords : hemaglutinin, Proteus mirabilis, pili Pendahuluan Infeksi saluran kemih merupakan salah satu infeksi nosokomial yang paling sering terjadi. Penyebab infeksi saluran kemih yang didapat di rumah sakit ini sebagian besar adalah E. coli, kemudian diikuti oleh Proteus mirabilis, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas dan Enterococcus. Tetapi pada pasien yang menggunakan kateter Proteus mirabilis merupakan penyebab tersering dari ISK. 1 Proteus mirabilis termasuk dalam tribe Proteae, famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini sering ditemukan di tanah dan air serta merupakan flora normal pada saluran pencernaan manusia dan mamalia. 2 Bakteri ini memiliki karakteristik batang, gram negatif, mempunyai kemampuan swarming pada medium agar. 3 Proteus mirabilis merupakan salah satu penyebab terpenting infeksi saluran kemih, karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini bersifat persisten, sulit diterapi dan dapat berakibat fatal. Bakteri ini dapat menimbulkan komplikasi antara lain pyelonephritis akut dan kronik, cystitis, serta pembentukan batu di ginjal dan vesica urinaria, bakteremia dan sepsis. 2,4 Proteus mirabilis mempunyai beberapa faktor virulensi, yaitu fimbria atau pili, hemolisin, flagella, immunoglobulin A protease, deaminase serta urease. Untuk dapat menyebabkan infeksi, mikroorganisme melibatkan beberapa tahap, yaitu dimulai dengan pelekatan/adhesi pada permukaan sel inang, dan selanjutnya dapat terjadi invasi dan menyebar secara lokal atau sistemik. Kemampuan bakteri untuk melekat pada sel inang diperantai oleh molekul adhesi yang terdapat pada bakteri dan reseptor yang terdapat pada sel inang. Molekul adhesi pada bakteri 1

JKM. Vol.7 No.2 Februari 2008: - bisa terletak di pili atau di outer membrane protein (OMP). Pelekatan bakteri ke sel inang ini bersifat spesifik. Spesifitas ini berhubungan dengan ketersediaan reseptor yang sesuai dan hal ini akan menentukan bagian tubuh yang akan diinfeksi oleh bakteri. 5 Karakteristik molekul adhesi diketahui melalui adanya kemampuan untuk menggumpalkan sel darah merah. Protein hemaglutinin menggumpalkan sel darah merah digolongkan menjadi dua yaitu mannose sensitive hemaglutinin (MSHA) dan mannose resistant hemaglutinin (MRHA). Protein hemaglutinin pada outer membrane protein Vibrio cholera 01 classical (OMP) yang mempunyai berat molekul 38 kda dan merupakan molekul adhesi. 6 Protein hemaglutinin Vibrio cholerae 01 M094V mempunyai berat molekul 50,3 kda, 37,8 kda, 35,9 kda dan 21,3 kda berasal dari pili dan dari outer membrane protein mempunyai berat molekul 37,8 kda dan protein hemaglutinin tersebut juga merupakan protein adhesin. 7 Oleh sebab itu utama penelitian ini adalah melakukan identifikasi protein hemaglutinasi Proteus mirabilis. Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi laboratorium yang bertujuan mengidentifikasi protein hemaglutinin pili Proteus mirabilis P335. Bahan-bahan yang digunakan adalah media broth heart infusion (BHI), TCG, gel acrilamid 12%, running buffer, staining, destaining, PBS steril, EDTA. Alat yang dipakai yaitu omnimixer, seperangkat alat elektroferesis, seperangkat alat dialisis, pipet V dengan 96 sumuran. Bakteri Proteus mirabilis diambil dari pasien infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dan diidentifikasi dengan metode Microbact. Bakteri yang akan dilakukan penelitian ditumbuhkan pada media BHI selama 24 jam. Metode kultur Proteus mirabilis Bakteri yang akan digunakan adalah Proteus mirabilis galur lokal yang berasal dari urin pasien bakteriuria, Metode yang digunakan menurut petunjuk Ehara yaitu media TCG yang memperkaya pertumbuhan pili Proteus mirabilis. Media ini megandung 0,02% thioproline, 0,3% NaHCO3, 0,l5 bactotryptonr, 0,2% yeast extract, 0,5% NaCl, 2% bacto agar dan 1mM EGTA. Media agar dibuat dalam botol kapasitas 250 ml secara miring sebanyak 50 ml agar. Proteus mirabilis yang dipilih ditanam pada media Brain Heart Infusion ( BHI) yang diinkubasi pada suhu 37 C selama 4 jam. Kemudian suspensi bakteri sebanyak l0 ml dimasukkan dalam setiap botol yang mengandung media TCG. Selanjutnya dilakukan inkubasi pada suhu 37 C selama 2x24 jam. 8 Metode Isolasi Pili Proteus mirabilis Pili dipanen dari 50 botol biakan bakteri. Hasil koleksi bakteri ditambahkan tri klor acetat acid (TCA) sampai konsentrasi 3%. Setelah dikocok rata diletakkan pada suhu kamar selama 1 jam dan tiap 15 menit di kocok. Selanjutnya disentrifugasi 6000 rpm selama 10 menit pada suhu 4 C. Pelet diambil dan diresuspensi dengan cairan PBS ph 7,4 dengan perbandingan 1 : 10. Bakteri dicukur dengan menggunakan mixer sendiri. Bakteri dicukur dengan kecepatan penuh selama 1 menit, diulang sampai 5 kali dengan masa istirahat 1 menit. Hasilnya dilakukan sentrifugasi selama 30 menit dengan 2

Identifikasi Protein Hemaglutinin Pili Proteus Mirabilis P 355 (Diana Chusna Mufida) kecepatan 12000 rpm suhu 4 C, Pili yang terletak dibagian atas diambil. Endapan disuspensi dengan larutan dan cara yng sama seperti di atas dan dikumpulkan dengan cara mencukur ulang sampai beberapa kali, sampai dihasilkan supernatant yang menunjukkan tes aglutinasi negatif. 7 Metode Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrilamide Gel Electroforesis (SDS-PAGE) Monitoring berat molekul dikerjakan menggunakan SDS-PAGE. Sampel protein dipanaskan l00 o C selama 5 menit dalam larutan penyangga yang mengandung 5mM Tris HCl ph 6,8, 2- mercapto ethanol 5%, w/v sodium dodecyl sulfate 2,5%, v/v gliserol 10% dengan warna pelacak bromophenol blue. Dipilih mini slab gel l2,5% dengan tracking gel 4%. Voltase yang digunakan 125 mv. Bahan yang digunakan adalah cromasive brilliant blue dan molekul standart sigma low range marker. 9 Metode Pemurnian Protein Hemaglutinin Pili Proteus mirabilis Metode yang dilakukan seperti yang telah dikerjakan oleh Ehara dengan modifikasi. Hasil SDS-PAGE koleksi pili gel, gelnya dipotong lurus pada bobot molekul yang diinginkan dan potongan pita tersebut dikumpulkan dan dimasukkan dalam membran dialisis memakai cairan penyangga elektroforesis, running buffer. Selanjutnya dilakukan elektroelusi menggunakan elektroforesis frontal apparatus aliran 125 mv selama 25 menit. Hasil elektroforesis dilakukan dialisis dengan cairan penyangga PBS ph 7,4 selama 2x24 jam @ 1 liter dan diganti 2 kali. Cairan dialisat tersebut dilakukan uji hemaglutinasi. 7 Uji hemaglutinasi dikerjakan menurut petunjuk dari Li. Pengenceran sampel dibuat konsentrasi 1/2 pada mikroplat V, dimana tiap sumur volumenya 50 µl. Tiap sumur ditambahkan suspensi darah merah mencit konsentrasi 0,5% volume sama. Kemudian digoyang dengan rotator plate selama 1 menit. Selanjutnya diletakkan dalam suhu kamar selama 1 jam. Besarnya titer ditentukan dengan pengamatan adanya agglutinasi darah merah pada pengenceran yang terendah. Sampel yang diuji adalah crude pili dan protein pili Proteus mirabilis. Darah yang dipakai adalah darah mencit. 10 Hasil dan Pembahasan Hasil Proteus mirabilis P355 diambil dari pasien infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Syaiful Anwar dibiakkan pada media Mac Conkey, kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam, setelah itu bakteri dipindahkan ke media Brain Heart Infusion (BHI) kemudian dibiakkan lagi ke media TCG dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 48 jam. Bakteri Proteus mirabilis P355 yang sudah diperbanyak pada media TCG dipanen dan dilakukan pemotongan pili sebanyak 4 kali. Uji Hemaglutinasi Selanjutnya potongan pili tersebut dilakukan uji hemaglutinasi, untuk melihat pili potongan yang mana yang mengandung protein hemaglutinin. Hasil uji hemaglutinasi terdapat pada tabel 1. Hasil uji hemaglutinasi ini menunjukkan bahwa pada potongan pili yang ke-2 menunjukkan titer tertinggi yaitu 1/16. Selanjutnya potongan pili dilakukan SDS-PAGE 3

JKM. Vol.7 No.2 Februari 2008: - untuk memprediksi berat molekul protein, dengan hasil seperti pada gambar 1. Tabel 1. Uji hemaglutinasi pili Proteus mirabilis P355 pada eritrosit mencit Pengenceran Materi 1/2 1/4 1/8 1/16 1/32 1/64 1/12 8 1/25 6 1/51 2 1/102 4 P1 + + - - - - - - - - P2 + + + + - - - - - - P3 + - - - - - - - - - P4 - - - - - - - - - - Keterangan : 1. P1 : pili potongan pertama 2. P2 : pili potongan kedua 3. P3 : pili potongan ketiga 4. P4 : pili potongan keempat 66 kda 45 kda 36 kda 29 kda 24 kda 20,1 kda 35,2 kda 27,9 kda 24 kda 22 kda 1 2 3 4 5 6 Gambar 1. Hasil SDS-PAGE whole cell dan potongan pili Proteus mirabilis P355. Keterangan : Sumur 1 : protein perunut Sumur 2 : whole cell 4

Identifikasi Protein Hemaglutinin Pili Proteus Mirabilis P 355 (Diana Chusna Mufida) Sumur 3: potongan pili 1 Sumur 4: potongan pili 2 Sumur 5: potongan pili 3 Sumur 6: potongan pili 4 5

JKM. Vol.7 No.2 Februari 2008: - Berat molekul protein (kda) Tabel 2. Hasil uji hemaglutinasi protein pili Proteus mirabilis P355 dengan menggunakan eritrosit mencit. Pengenceran 1/2 1/4 1/8 1/16 1/32 1/64 1/128 1/256 1/512 1/1024 35,2 + + + + + + + + + - 27,9 + + + + - - - - - - 24 + - - - - - - - - - 22 + - - - - - - - - - Profil protein pada SDS-PAGE dari beberapa potongan pili Proteus mirabilis P355 menunjukkan protein yang menonjol yaitu protein dengan berat molekul 35,2 kda, 27,9 kda, 24kDa dan 22 kda. Selanjutnya protein yang menonjol tersebut dipotong dan dilakukan elektroelusi dan dialisis, sehingga diperoleh protein larutan. Dari hasil elektro elusi dan dialisis protein pili tersebut dilakukan uji hemaglutinasi pada eritrosit mencit, dengan hasil seperti pada tabel 2. Dari tabel terlihat bahwa pada protein dengan berat molekul 35,2 kda, 27,9 kda, 24 kda dan 22 kda mampu menghemaglutinasi eritrosit mencit dan merupakan protein hemaglutinin. Tetapi titer hemaglutinasi tertinggi ditunjukkan oleh protein pili dengan berat molekul 35,2 kda. Pembahasan Untuk menentukan adanya protein hemaglutinin, langkah awal dari penelitian ini adalah pemisahan fraksi pili dengan menggunakan mixer buatan sendiri dengan memotong pili secara bertingkat. Selanjutnya dilakukan uji hemaglutinasi dari potongan pili tersebut dengan sel darah merah mencit, dan diperoleh titer pada potongan pertama 1/8 pemotongan pili kedua 1/16, pemotongan pili ketiga dengan titer 1/2 dan pemotongan pili keempat tidak terjadi aglutinasi, seperti tampak pada tabel 1. Selanjutnya untuk mengetahui berat molekul dari fraksi pili, dilakukan SDS-PAGE, seperti tampak pada gambar 1, dimana pada lajur kedua terdapat satu pita protein, sedangkan pada lajur berikutnya terdapat lebih dari satu pita protein. Hasil perhitungan berat molekul, pada lajur kedua (potongan pili pertama) mempunyai berat molekul 35,2 kda. Pada lajur ketiga (potongan pili kedua) berat molekul fraksinasi pili adalah 35,2 kda 27,9 kda 24kDa dan 22kDa. Fraksinasi dari potongan pili kedua dimurnikan dengan memotong pita protein tersebut dan dilakukan elektoelusi dan dialisis, kemudian dilakukan uji hemagutinasi dengan menggunakan eritrosit mencit, dengan hasil seperti pada tabel 2. Dari tabel tersebut tampak bahwa semua fraksi protein pili memberikan hasil uji hamaglutinasi yang positif, maka protein dengan berat molekul 35,2 kda, 27,9 kda, 24kDa dan 22kDa disebut dengan protein hemaglutinin. Dari uji hemaglutinasi ini dapat menjawab 6

Identifikasi Protein Hemaglutinin Pili Proteus Mirabilis P 355 (Diana Chusna Mufida) masalah penelitian, bahwa Proteus mirabilis mempunyai protein hemaglutinin pili dengan berat molekul 35,2 kda, 27,9 kda, 24kDa dan 22kDa. Kemampuan pili dalam menggumpalkan sel darah merah ada dua tipe, yaitu mannose sensitive hemaglutinin (MSHA) dan mannose resistant hemaglutinin (MRHA). MRHA akan berubah menjadi MSHA apabila sel darah merah diberi asam tannat 0,01%. Penelitian yang dilakukan oleh Sareneva menunjukkan bahwa Proteus mirabilis mempunyai pili yang bersifat manosa resisten (MR/P) dengan berat molekul 21 kda. 11 Pada penelitian kami didapatkan protein hemaglutinin pili dengan berat molekul 22 kda. Kemungkinan protein hemaglutinin dengan berat molekul 22 kda tersebut, sama dengan MR/P yang ditemukan oleh Sareneva dengan berat molekul 21 kda. 11 Namun hal ini perlu pembuktian lebih lanjut. Proteus mirabilis juga mempunyai protein hemaglutinin pili yang hanya mampu mengaglutinasi eritrosit, setelah diberi asam tannat, dan disebut dengan MR/K. Subunit pili ini mempunyai berat molekul 19,5 kda. 12 Sedangkan protein hemaglutinin dengan berat molekul 35,2 kda, 27,9 kda dan 24 kda, belum ada yang melaporkan. Simpulan dan Saran Proteus mirabilis mempunyai molekul hemaglutinin pili dengan berat 35,2 kda, 27,9 kda dan 24 kda. Dari hasil meneliti ini diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai sifat molekul hemaglutinin merupakan molekul hemaglutinin manosa resisten atau manosa sentitif serta kemampuannya melakukan adhesi. Disamping itu perlu dilakukan identifikasi N-asam amino terminal dan gen penyandinya. Daftar Pustaka 1. Gales CA, Jones NR, Gordon AK, Sader SH, Wilke WW, Beach LM, Pfaller AM, Doern VG. Activity and Spectrum of 22 Antimicrobial Agent Tested Againts Urinary Tract Infection Pathogens in Hospitalized patient in Latin America: report form the second year of the Sentry Antimicrobial Sueveillance Program. Journal of Antimicrobial Chemotherapy 2000; 45 : 295-303. 2. Wassif C, Cheek D, BelasR. Molecular Analysis of a Metalloproteae from Proteus mirabilis. Journal of Bacteriology 1995; 177 : 5790-5798. 3. Pfaller MA., Mujeeb I, Hollis RJ, Jones RN, Doern GV. Evaluation of the Discriminatory Powers of Dienes Test and Ribotyping Methodsfor Proteus mirabilis. Journal of Clinical Microbiology 2000; 36 : 1077-1080. 4. Perepelov, Ujazda E, Senchenkova NS, Shashkov A., Kaca W. Strukctural and serological studies on the O-antigen of Proteus mirabilis O14, a new polysaccharide containing 2-[(R)-1- carboxyethylamino] ethyl phosphate. European Journal of Biochemistry 1999; 261: 347-353. 5. Salyers AA, Whitt D. Bacterial Pathogenesis: bacterial strategies for envanding or surviving the defense systems of the human body.2 th ed. Washington DC: ASM Press 2002; 115-127. 6. Sperandio V, Giron JA, Siveira WD, Kaper JB. The Omp U membrane protein, potensial ahereance factor of Vibrio Cholera. Infect Immun 1995; 63: 4433-4438. 7. Sumarno. Karakterisasi Molekuler Protein Adhesi Vibrio cholerae 01 M094V dan Protein Reseptornya pada Sel Epitel Usus Halus Tikus Putih, Studi Patogenitas V. cholerae 01 M094V. Surabaya: Universitas Airlangga, 2000: 95, Disertasi. 7

JKM. Vol.7 No.2 Februari 2008: - 8. Ehara, M., Ishibashi,M., Ichinose, Y., Iwanaga, M., Schimotori, S., Naito, T., 1986. Purification and Partial Characterisationmaf Fimbriae of Vibrio cholera 0-1. Vaccine; 5: 283-286. 9. Smeds A, Hemmann K, Jakava-Viljanen M, Pelkonen S, Imberechts H, Palva A. Characterization of the Adhesin of Eschariciae coli F18 Fimbriae. Infection and Immunity 2001; 69 : 7941-7945 10. Li Xin, Johnson ED, Mobley TLH. Requirement of MrpH for Mannosa- Resistent Proteus Like fimbriae Mediated Hemaglutination by Proteus mirabilis, Infection and Immunity 1999; 67: 2822-2833. 11. Sareneva T, Holtthofer H, Cotran RS. Tissue binding affinity of Proteus mirabilis fimbriae in thr humn urinary tract. Infect and Immun. 1990; 58: 3330-3336. 12. Rozalski, A, Sidorczyk, Z, Kotelko K. Potential Virulence Factors of Proteus bacilli. Microbiology and Molecular Biology Review 1997; 61: 65-89. 8

9