Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

MILK PRODUCTION CURVE MODEL ON FIRST AND SECOND LACTATION IN FRIESIAN HOLSTEIN COWS AT PT.ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

PERFORMA REPRODUKSI SAPI DARA FRIESIAN-HOLSTEIN PADAPETERNAKAN RAKYAT KPSBU DAN BPPT SP CIKOLE DI LEMBANG

PENDAHULUAN. dari sapi betina yang telah melahirkan. Produksi susu merupakan salah satu aspek

E. Kurnianto, I. Sumeidiana, dan R. Yuniara Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Moch. Makin, dan Dwi Suharwanto Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

EVALUASI PRODUKSI SUSU BULANAN SAPI PERAH FRIES HOLLAND DAN KORELASINYA DENGAN PRODUKSI TOTAL SELAMA 305 HARI DI BBPTU-HPT BATURRADEN

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitan ini menggunakan catatan produksi susu 305 hari dari

EVALUASI PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESHOLLAND (FH) KETURUNAN SAPI IMPOR (Studi Kasus di PT. UPBS, Pangalengan, Jawa Barat)

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

Faktor Koreksi Lama Laktasi Untuk Standarisasi Produksi Susu Sapi Perah

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

PERFORMANS PERTUMBUHAN DAN BOBOT BADAN SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND UMUR 0-18 Bulan

ABSTRAK. ix Universitas Kristen Maranatha

UJI PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIEN HOLSTEIN KETURUNAN PEJANTAN IMPOR DI BBPTU-HPT BATURRADEN

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan)

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

PENDUGAAN NILAI RIPITABILITAS DAN DAYA PRODUKSI SUSU 305 HARI SAPI PERAH FRIES HOLLAND DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS)

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN

Dugaan Produksi Susu 305 Hari pada Sapi Perah FH.Herman

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong

Model Kurva Produksi dan korelasinya...kurniawan

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANDI IRWAN ( ) UNDER GUIDANCE : SYAMARUDDIN SIREGAR AND BAMBANG KUNTORO ABSTRACT

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan

ANALISIS PEMBIAYAAN PENGADAAN CALON INDUK SAPI PERAH ANTAR WILAYAH SENTRA PENGEMBANGAN SAPI PERAH

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor

Korelasi Genetik dan Fenotipik Produksi Susu Laktasi Pertama dengan Daya Produksi Susu Sapi Fries Holland

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, performance. Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR. kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul. Ripitabilitas dan MPPA Produksi Susu 305 Hari Sapi Perah Friesian

PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, employee performance. viii. Universitas Kristen Maranatha

KORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung

KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut)

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

IV HASIL dan PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI

NILAI PEMULIAAN. Bapak. Induk. Anak

EFISIENSI SELEKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND BERDASARKAN LINGKAR DADA, BOBOT BADAN DAN UMUR. Dwi Wahyu Setyaningsih

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan. Hasil estimasi heritabilitas calving interval dengan menggunakan korelasi

Gambar 1. Produksi Susu Nasional ( ) Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2011)

PROGRAM EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH UNTUK TINGKAT PETERNAK DAN KOPERASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS SKRIPSI AKRAMUZZEIN

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

Keywords: Cost of Promotion, income level. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key Words: similarity, reputation, perceived risk, innovativeness, brand extension, brand image

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

ABSTRACT. Key words: Manufacturing budget, Production Financial Control. Universitas Kristen Maranatha

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL

Manfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci : Tax compliance cost, tax service quality, tindakan tax evasion. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Perkembangan Sapi Perah Menurut Sudono et al. (2003), sapi Fries Holland (FH) berasal dari

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

Penyusunan Faktor Koreksi Produksi Susu Sapi Perah

Kata Kunci : sapi perah, bobot lahir, BCS (Body Condition Score) periode kering, produksi susu

BAB I PENDAHULUAN. Dan dari sekian banyak para pengusaha budidaya sapi di indonesia, hanya sedikit. penulis ingin mengangkat tema tentang sapi perah.

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

Evaluasi Atas Keberhasilan Pelaksanaan Kawin... Afghan Arif Arandi

KETERANDALAN PITA DALTON UNTUK MENDUGA BOBOT HIDUP KERBAU LUMPUR, SAPI BALI DAN BABI PERSILANGAN LANDRACE

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

ABSTRACT. Keywords: Import Duty Income, Inflation, Exchange Rate. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Kinerja Karyawan

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

The Influence of The Quality Cost to The Level of Defective Goods at PT. Daya Mekar Tekstindo

ABSTRACT. Key Word: Management Control Systems, Effectiveness Sales, Sales Targets. vii. Universitas Kristen Maranatha

Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan...risyad Sidqi

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

ABSTRAK. Kata Kunci : return on asset, earning per share, ukuran perusahaan, financial leverage, initial return. viii. Universitas Kristen Maranatha

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara

Hubungan Umur, Bobot dan Karkas Sapi Bali Betina yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Temesi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

PENDUGAAN BOBOT BADAN SAPI PASUNDAN MENGGUNAKAN RUMUS WINTER PADA BERBAGAI SKOR KONDISI TUBUH DI KECAMATAN TEGAL BULEUD KABUPATEN SUKABUMI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BOBOT BADAN KAWIN PERTAMA SAPI PERAH FRIES HOLLAND DENGAN PRODUKSI SUSU HARIAN LAKTASI PERTAMA DAN LAKTASI KEDUA DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN JAWA BARAT CORRELATION BETWEEN AGE AND BODY WEIGHT OF FIRST FERTILIZATION FRIES HOLLAND DAIRY CATTLE TOWARD TO DAILY MILK PRODUCTION ON FIRST LACTATION AND SECOND LACTATION IN PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN WEST JAVA Firdha Cryptana Morga*, Moch. Makin**, dan Dwi Suharwanto** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail: fir.dha_tata@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian Mengenai Hubungan antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama Sapi Perah Fries Holland dengan Produksi Susu Harian Laktasi Pertama dan Laktasi Kedua di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan Jawa Barat telah dilaksanakan pada bulan Maret 2014. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan bobot badan kawin pertama sapi perah Fries Holland terhadap produksi susu di PT. UPBS. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Ternak yang digunakan sebanyak 226 ekor sapi perah laktasi pertama dan 64 ekor sapi laktasi kedua. Hasil penelitian diperoleh bahwa korelasi antara umur dan bobot badan dengan produksi susu laktasi pertama adalah 0,001; 0,096 dan 0,496; 0,076 (p<0,05) dan laktasi kedua adalah 0,171; 0,405 dan 0,089; 0,000 (p<0,05). Hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan regresi antara umur dan bobot badan terhadap produksi susu laktasi pertama y=13,479+ 0,007X1+0,015X2 dengan koefisien determinasi 0,009 dan laktasi kedua y=-22,480+0,337x1+0,097x2 dengan koefisien determinasi 0,182. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara umur dan bobot badan terhadap produksi susu. Kata Kunci: Umur, Bobot Badan Kawin Pertama, Produksi Susu Harian, Sapi Perah Fries Holland ABSTRACT The research about Correlation Between Age and Body Weight of First Fertilization Fries Holland Dairy Cattle Toward to Daily Milk Production on First Lactation and Second Lactation in PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan West Java has been conducted on March 2014. The purpose of this study is to determine Correlation between age and body weight of first fertilization fries holland dairy cattle toward milk production in PT. UPBS. This research used descriptive method. As an object for this research used as many as 226 first lactation dairy cattles and 64 second lactation dairy cattles.

The result showed that the correlation between age and body weight on first lactation milk yield was 0,001; 0,096 and 0,496; 0,076 (p <0.05) and second lactation was 0,171; 0,405 and 0,089; 0,000 (p <0.05). The results of multiple linear regression analysis was obtained through a regression equation between age and body weight on first lactation milk yield y=13,479+ 0,007X1+0,015X2 with a coefficient of determination of 0.009 and second lactation y=-22,480+0,337x1+0,097x2 with 0,182 coefficient of determination. It can be concluded that there is a weak correlation between age and body weight on milk production. Key Words: Age, Body Weight of First Fertilization, Daily Milk Production, Fries Holland Dairy Cattle PENDAHULUAN Susu merupakan bahan makanan asal hewani yang memiliki nilai gizi tinggi dan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Kebutuhan bahan baku susu di Indonesia hingga saat ini sebagian berasal dari import dan sebagian lagi dari peternakan sapi perah rakyat di pedesaan yang dipelihara dengan cara tradisional. Kebutuhan susu dari tahun ke tahun terus meningkat disebabkan peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan data statistik peternakan (2001), permintaan produksi susu untuk tahun 2001 mencapai 1.200 ribu ton sedangkan produksi susu lokal hanya mampu memproduksi 480 ribu ton dan selebihnya didatangkan dari impor. Dengan kata lain, produksi susu dalam negeri baru mampu memenuhi permintaan sebesar 30% dan 70% berasal dari impor. Peningkatan produksi susu diupayakan dengan meningkatkan mutu genetik sapi perah dan perbaikan faktor lingkungan. Kemampuan produksi susu seekor sapi betina dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Umur dan bobot badan secara bersamaan dan tersendiri berpengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan. Ternak yang memiliki bobot badan besar pada umur tertentu akan dapat mengkonsumsi pakan yang tinggi, sehingga dapat menghasilkan produksi susu yang tinggi. Demikian pula dengan umur, ternak yang memiliki umur sampai batas tertentu (6-8 tahun) produksi susu yang dihasilkan tinggi dan setelah melewati umur tersebut produksi susu menurun. Disamping itu ternak yang besar akan mempunyai ambing yang lebih besar, sehingga menghasilkan produksi susu yang lebih banyak. PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan Jawa Barat merupakan industri dalam bidang peternakan dan perdagangan produksi susu segar sapi perah. Sebagai perusahaan yang menghasilkan susu sapi segar, maka PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) selalu berusaha menghasilkan susu yang berkualitas baik yang sesuai dengan standarisasi susu dan keamanan pangan. Pengelompokan ternak produksi dibagi atas tiga kelompok yaitu ternak berproduksi tinggi, ternak berproduksi sedang dan ternak berproduksi rendah, dengan tujuan mempermudah pemberian pakan agar ternak memperoleh pakan yang sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai hubungan antara umur dan bobot badan kawin pertama sapi perah Fries Holland terhadap produksi susu di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan, Jawa Barat. OBJEK DAN BAHAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan catatan sapi perah Fries Holland (FH) laktasi pertama dan kedua yang terdapat di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS). Data yang digunakan adalah data yang memiliki catatan lengkap meliputi: umur, bobot badan kawin pertama dan produksi susu harian sapi perah Fries Holland mulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2013.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif yaitu metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Pengambilan data dilakukan dengan sensus pada data yang lengkap. PEUBAH YANG DIAMATI Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Umur (Bulan) 2. Bobot Badan Kawin Pertama (Kilogram) 3. Produksi Susu (Kilogram/Hari) ANALISIS DATA Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier ganda dengan dua peubah (Steel dkk., 1993) Y = β 0 + β 1 x 1 + β 2 x 2 + ε Bentuk dugaan: Y = β 0 + β 1 x 1 + β 2 x 2 Keterangan: Y : Peubah tak bebas (produksi susu) β0 : Intersep β1, β2 : Koefisien regresi x 1 : Peubah bebas (umur) x 2 : Peubah bebas (bobot badan) Koefisien determinasi R 2 JK Regresi = JK Total Keputusan R 2 80% regresi menggambarkan bentuk hubungan antar variabel. Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan yang paling baik dari analisi regresi. Analisis Korelasi Untuk menggambarkan besarnya hubungan antar variabel digunakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah bentuk akar dari koefisien determinasi. JK Regresi r xy = JK Total Atau menggunakan rumus (Steel dkk., 1993) r xy = n xy ( x)( y) n x 2 ( x) 2. y 2 ( y) 2 x1,2 = Umur dan Bobot Badan y = Produksi Susu rxy = Koefisien Korelasi Keputusan: Nilai koefisien korelasi yang paling besar (dari dua variabel bebas) menunjukan adanya hubungan yang paling tinggi antara salah satu variabel bebas dengan variabel terikat. Semua perhitungan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi akan menggunakan piranti lunak SPSS 16.

HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Tabel 1. Hasil Analisis Umur Sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Nilai Umur laktasi 1 Umur laktasi 2 Rata-rata (Bulan) Simpangan Baku (Bulan) Koefisien Variasi (%) Minimum (Bulan) Maximum (Bulan) 30,54 1,76 5,78 25,3 39,4 41,12 1,60 3,89 38 44,2 Keterangan: n laktasi 1 = 226 ekor; n laktasi 2 = 64 ekor Berdasarkan Tabel 1 rata-rata umur sapi perah Fries Holland di PT Ultra Peternakan Bandung Selatan pada laktasi pertama sebesar 30,54 ± 1,76 bulan dan laktasi kedua sebesar 41,12 ± 1,60 bulan, ini menunjukkan bahwa umur laktasi pertama kali beranak (30,54 bulan) dan umur laktasi kedua (41,12 bulan), berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umur laktasi pertama sapi perah Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) sesuai dengan pendapat Folley dkk., (1973), sapi yang telah dewasa pertama laktasi pada umur 30 bulan, tetapi berbeda dengan pernyataan Schmidt dkk., (1988) yang menyatakan bahwa umur sapi perah pada laktasi pertama adalah umur 24 bulan dan sapi perah pada laktasi kedua adalah umur 36 bulan, hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti musim, pengamatan birahi yang terlambat, adanya kawin berulang serta inseminasi buatan. Menurut Pirlo et al. (2000) bahwa fakor-faktor yang menyebabkan penundaan umur kawin pertama adalah birahi yang terlambat, kesalahan deteksi birahi, kurangnya bobot badan, dan faktor lingkungan. Umur saat beranak dan ukuran tubuh sangat berpengaruh terhadap produksi susu. Sapi yang telah dewasa akan memproduksi susu 25% lebih banyak dari sapi yang beranak pertama pada umur 24 bulan sebab peningkatan bobot badan dan bertambahnya umur akan berpengaruh baik terhadap perkembangan dan pertumbuhan ambing, (Folley dkk, 1973). Bobot Badan Kawin Pertama Tabel 2. Hasil Analisis Bobot Badan Kawin Pertama Sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Bobot Badan (kilogram) N (ekor) Range (kilogram) Rata-rata ± SD <275 6 270-274 271,5±1,38 275-300 91 275-300 290,1±7,76 >300 193 301-396 317,9±16,11 Keterangan: N total = 290 ekor Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata bobot badan kawin pertama sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS), berdasarkan kelompok bobot badan kurang dari 275 kilogram dengan jumlah sapi perah sebanyak 6 ekor sebesar 271,5 ± 1,38 kilogram, bobot badan 275-300 kilogram dengan jumlah sapi perah sebanyak 91 ekor sebesar 290,1 ± 7,76 kilogram dan bobot badan lebih dari 300 kilogram dengan jumlah sapi perah sebanyak 193 ekor sebesar 317,9 ± 16,11 kilogram. Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa terjadi variasi bobot badan kawin pertama, hal ini diduga bahwa terdapat variasi yang disebabkan oleh variasi bobot lahir atau bobot sapih.

Produksi Susu Harian Tabel 3. Hasil Analisis Produksi Susu Harian Sapi Perah Fries Holland pada Laktasi Pertama Berdasarkan Hari Laktasi dalam Kelompok Bobot Badan Kawin Pertama di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Hari Laktasi Produksi Susu Berdasarkan Bobot Badan Kawin Pertama N (ekor) <275 N (ekor) 275-300 N (ekor) >300 ----------------------------------kilogram/hari------------------------------------ 90-120 2 13,0 ± 1,5 10 17,4 ± 2,9 12 18,4 ± 2,7 121-150 - - 9 19,5 ± 3,8 30 18,9 ± 2,8 151-180 - - 14 17,6 ± 2,8 35 18,4 ± 2,1 181-210 1 13,9 ± 0 18 18,2 ± 2,9 35 18,3 ± 3,1 211-240 1 12,8 ± 0 13 18,6 ± 3,1 36 17,8 ± 3,1 241-270 - - - - 5 19,0 ± 1,5 271-300 - - - - 3 15,4 ± 2,4 301-330 - - - - - - 331-360 - - - - - - 361-390 - - - - 1 30,6 ± 0 391-420 - - - - - - 421-450 - - 1 10,1±0 - - Keterangan: N Total = 226 ekor Tabel 3 menunjukkan rata-rata produksi susu harian sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) berdasarkan hari laktasi dalam kelompok bobot badan kawin pertama dengan produksi susu harian terendah adalah 10,1 ± 0 kilogram/ekor/hari pada bobot badan diantara 275 sampai dengan 300 kilogram dan produksi susu harian tertinggi adalah 30,6 ± 0 kilogram/ekor/hari pada bobot badan lebih dari 300 kilogram. Berdasarkan data di atas diketahui produksi susu harian di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) beragam, hal ini dapat disebabkan oleh hari laktasi dan kemampuan individu ternak dalam memproduksi susu. Tabel 4. Hasil Analisis Produksi Susu Harian Sapi Perah Fries Holland pada Laktasi Kedua Berdasarkan Hari Laktasi dalam Kelompok Bobot Badan Kawin Pertama di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Hari Laktasi Produksi Susu Berdasarkan Bobot Badan Kawin Pertama N (ekor) <275 N (ekor) 275-300 N (ekor) >300 ----------------------------------kilogram/hari------------------------------------ 90-120 - - 3 22,3 ± 2,6 18 21,8 ± 3,01 121-150 - - 11 18,5 ± 3,3 5 23,5 ± 3,4 151-180 - - 5 20,9 ± 2,7 10 21,3 ± 3,5 181-210 2 14,4 ± 4,4 5 17,6 ± 1,7 1 18,8 ± 0 211-240 - - 2 26,9 ± 2,9 1 23 ± 0 241-270 - - - - 1 23,6 ± 0 Keterangan: N Total = 64 ekor Tabel 4 menunjukkan rata-rata produksi susu harian sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) berdasarkan hari laktasi dalam kelompok bobot badan kawin pertama dengan produksi susu harian terendah adalah 14,4 ± 4,4 kilogram/ekor/hari pada bobot badan kurang dari 275 kilogram dan produksi susu harian tertinggi adalah 26,9 ± 2,9 kilogram/ekor/hari pada bobot badan diantara 275 sampai dengan 300 kilogram. Berdasarkan data di atas diketahui produksi susu harian di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) beragam, hal ini dapat disebabkan oleh hari laktasi dan kemampuan individu ternak dalam memproduksi susu.

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama terhadap Produk Susu Harian Hasil analisis regresi linear berganda hubungan antara umur dan bobot badan terhadap produksi susu harian pada laktasi pertama diperoleh persamaan regresi dugaan sebagai berikut: Ŷ = 13,479 + 0,007X1 + 0,015X2 dengan koefisien determinasi sebesar 0,009, dimana X1 dan X2 berturut-turut adalah umur dan bobot badan. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,9% dengan standar error sebesar 3,14%. Berdasarkan hasil analis regresi linear menunjukkan bahwa persamaan regresi di atas tidak bisa dijadikan sebagai model dalam menggambarkan hubungan antara umur, bobot badan dan produksi susu (p>0,05), oleh karena itu untuk menggambarkan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antar variabel di atas diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencari bentuk kurva yang sebenarnya. Hasil analisis regresi linear berganda hubungan antara umur dan bobot badan terhadap produksi susu harian pada laktasi kedua diperoleh persamaan regresi dugaan sebagai berikut: Ŷ = -22,480 + 0,337X1 + 0,097X2 dengan koefisien determinasi sebesar 0,182, dimana X1 dan X2 berturut-turut adalah umur dan bobot badan. Nilai koefisien determinasi sebesar 18,2% dengan standar error sebesar 3,73%. Berdasarkan hasil analis regresi linear menunjukkan bahwa persamaan regresi di atas bisa dijadikan sebagai model dalam menggambarkan hubungan antara umur, bobot badan dan produksi susu (p<0,05), oleh karena itu untuk menggambarkan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antar variabel di atas diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencari bentuk kurva yang sebenarnya. Namun apabila dengan variabel tunggal yaitu umur tidak bisa digunakan untuk menduga produksi susu (p>0,05). Analisis Korelasi Antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama dengan Produksi Susu Harian Tabel 5. Korelasi antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama dengan Produksi Susu Harian pada Laktasi Pertama Korelasi Prod Susu Umur Bobot Badan Koefisien Korelasi Signifikasi (1 arah) Prod. Susu 1,000 0,001 0,096 Umur 0,001 1,000-0,036 Bobot Badan 0,096-0,036 1,000 Prod. Susu. 0,496 0,076 Umur 0,496. 0,296 Bobot Badan 0,076 0,296. N Prod. Susu 226 226 226 Umur 226 226 226 Bobot Badan 226 226 226 Keterangan: BB = Bobot Badan; PS= Produksi Susu; Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara umur dengan produksi susu harian pada laktasi pertama adalah 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara umur dan produksi susu sangat rendah (0,1%). Sedangkan koefisien korelasi antara bobot badan kawin pertama dengan produksi susu harian pada laktasi pertama adalah 0,096. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan bobot badan dengan produksi susu lebih tinggi dibandingkan dengan umur yaitu (9,6%).

Tabel 6. Korelasi antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama dengan Produksi Susu Harian pada Laktasi Kedua Koefisien Prod Susu Umur Bobot Badan Koefisein Korelasi Signifikasi (1 arah) Prod. Susu 1,000 0,171 0,405 Umur 0,171 1,000 0,094 Bobot Badan 0,405 0,094 1,000 Prod. Susu. 0,089 0,000 Umur 0,089. 0,231 Bobot Badan 0,000 0,231. N Prod. Susu 64 64 64 Umur 64 64 64 Bobot Badan 64 64 64 Keterangan: BB = Bobot Badan; PS= Produksi Susu; Tabel 6 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara umur dengan produksi susu harian pada laktasi kedua adalah 0,171. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara umur dan produksi susu sangat rendah (17,1%). Sedangkan koefisien korelasi antara bobot badan kawin pertama dengan produksi susu harian pada laktasi kedua adalah 0,405. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan bobot badan dengan produksi susu lebih tinggi dibandingkan dengan umur yaitu (40,5%). Produksi susu sapi meningkat seiring bertambahnya umur, sapi laktasi pertama pada umur 24 bulan menghasilkan produksi susu sebesar 75% dari sapi dewasa, sapi laktasi kedua pada umur 36 bulan menghasilkan produksi susu sebesar 85% dari sapi dewasa, sapi laktasi ketiga pada umur 48 bulan menghasilkan produksi susu sebesar 92% dari sapi dewasa, sapi laktasi keempat pada umur 60 bulan menghasilkan produksi susu sebesar 98% dari sapi dewasa. Pada umumnya sapi perah dapat dikatakan sapi dewasa tubuh pada umur 6 tahun. Produksi susu akan menurun pada laktasi berikutnya sampai dengan sapi tersebut mati (Schmidt dkk, 1988). KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan dengan hasil sebagai berikut: 1. Umur dan bobot badan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap produksi susu pada laktasi pertama sebesar 0,9% dan pada laktasi kedua sebesar 18,2%. 2. Umur dan bobot badan mempunyai hubungan yang lemah dengan nilai korelasi antara umur dengan bobot badan serta produksi susu pada laktasi pertama berturut-turut adalah -0,036 dan 0,001, sedangkan pada laktasi kedua 0,094 dan 0,171. DAFTAR PUSTAKA Folley, R.C., D. Bath., F. N. Dickinson dan H.A Tucker. 1973. Dairy Cattle Principle. Prctice. Problems. Profit. Lea and Fabriges. Philadelphia. 296-364. Pirlo, G, F. Miflior, dan M. Speroni. 2000. Effect of Age at First Calving on Production Traits and on Difference Between Milk Yield and Returns and Rearing Cost in Italian Holsteins. Journal of Dairy Science. 83: 603-608. Schmidt, G. H., Van Vleck, L. D., and Hutjens., M. F. 1988. Principles Of Dairy Science. Prentice-Hall. Inc. United States

Steel, R. G. D dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta