Dugaan Produksi Susu 305 Hari pada Sapi Perah FH.Herman
|
|
- Hamdani Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DUGAAN PRODUKSI SUSU 305 HARI PADA SAPI PERAH FH (FRIESIAN HOLSTEIN) BERDASARKAN CATATAN TEST DAY DENGAN MENGGUNAKAN MODEL REGRESI KURVA ALI SCHAEFFER (Studi Kasus di PT UPBS Pangalengan) ESTIMATED MILK PRODUCTION OF 305 DAYS IN FRIESIAN HOLSTEIN DAIRY CATTLE BASED ON TEST DAY RECORDS BY USING REGRESSION MODEL OF ALI SCHAEFFER (Cased Study at PT UPBS Pangalengan) Herman Suherman*, Heni Indrijani, Asep Anang Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun ABSTRAK Penelitian mengenai Dugaan Produksi Susu 305 Hari pada Sapi Perah FH (Friesian Holstein) Berdasarkan Catatan Test Day dengan Menggunakan Model Regresi Kurva Ali Schaeffer telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 di PT UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan) Pangalengan, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kurva produksi susu berdasarkan catatan Test Day (TD), mengetahui keakuratan dugaan produksi susu 305 hari dengan menggunakan model regresi Ali-Schaeffer dan korelasinya dengan produksi susu sebenarnya. Jumlah catatan TD yang digunakan sebanyak 275 catatan dari sapi perah FH periode laktasi 1 tahun Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurva produksi susu laktasi 1 dari model persamaan regresi Ali- Schaeffer mendekati bentuk kurva produksi susu sebenarnya. Nilai korelasi antara produksi susu dugaan Ali-Schaeffer dengan produksi susu 305 hari sebenarnya yaitu sebesar 0,96, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Ali-Schaeffer dapat digunakan untuk menduga produksi susu selama 305 hari. Kata Kunci: Kurva Produksi Susu, Model Regresi Ali-Schaeffer, Sapi Perah, Produksi Susu 305 hari, Test Day. ABSTRACT The reasearch in Estimating Milk Production of 305 Days in Friesian Holstein Dairy Cattle based on Test Day Records by Using Regression Model of Ali-Schaeffer was conducted in August 2015 at PT UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan) Pangalengan, West Java. The purpose of this research was to study the curve of milk production using Test Day (TD) records, the accuracy of estimated milk production of 305 days by using regresion model of Ali-Schaeffer, and the correlation between predicted an actual milk production of 305 days. 275 TD records at first lactation from were analysed. The result showed that the lactation curve of Ali-Schaeffer regression model was on the line that the curve of estimated milk production. The correlation between estimated milk yield of Ali- Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 1
2 Schaeffer and actual milk yield of 305 days was 0,96, therefore Ali-Schaeffer regression model can be used to estimation of milk yield at 305 days. Keyword: Lactation Curve, Ali-Schaeffer Regression Model, Dairy Cattle, Milk Production of 305 days, Test Day. Pendahuluan Sapi perah merupakan salah satu ternak penghasil susu. Tingginya produksi susu yang dihasilkan mampu menyuplai sebagian besar kebutuhan susu di Indonesia dibanding jenis ternak penghasil susu yang lain seperti kambing, domba dan kerbau, maka dari itu sapi perah mempunyai kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan susu di Indonesia. Susu yang dihasilkan oleh sapi perah merupakan salah satu sumber protein dalam memenuhi kebutuhan hidup. Produksi susu merupakan salah satu prioritas terpenting pada usaha peternakan sapi perah. Produksi susu sapi perah umumnya diukur pada satu kali masa laktasi selama 305 hari dan dibutuhkan pencatatan produksi susu harian untuk menggambarkan kemampuan daya produksi yang lebih tepat. Sapi perah memiliki beberapa catatan diantaranya adalah identitas sapi, produksi susu, data reproduksi, dan kesehatan ternak. Catatan produksi susu merupakan salah satu faktor penting pada usaha peternakan sapi perah. Pencatatan yang digunakan saat ini adalah total selama 305 hari. Metode pencatatan ini cukup akurat jika dilakukan sesuai prosedur di lapangan, namun kurang fleksibel. Terbukti di lapangan sering terjadi catatan yang tidak lengkap karena kurangnya kesadaran peternak akan pentingnya catatan produksi susu, terlalu menyita waktu, dan biaya yang mahal, oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pencatatan yang lebih mudah dan fleksibel. Pencatatan produksi susu yang lebih sederhana adalah menggunakan Test Day (TD). Catatan produksi susu Test day (TD) atau catatan produksi susu Hari Uji adalah catatan produksi susu total selama 24 jam yang diambil pada hari-hari pengujian tertentu saja (Indrijani, 2008). Persamaan kurva produksi susu yang banyak digunakan yaitu persamaan kurva Ali- Schaeffer. Penggunaan catatan TD dalam catatan produksi susu masih harus dibuktikan korelasinya dengan produksi susu sebenarnya. Pendugaan catatan produksi susu 305 hari ini terus dikembangkan dan disempurnakan agar diperoleh hasil pendugaan produksi susu yang akurat. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 2
3 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jamrozik, at al. (1997), koefisien korelasi untuk model kurva Wood, model kurva Ali dan Schaeffer dan model kurva Wilmink masing-masing adalah 0,951; 0,975; 0,95. Penelitian lain menyebutkan bahwa nilai koefisien korelasi model kurva Ali dan Schaeffer untuk laktasi I dan laktasi II masing-masing adalah 0,995 dan 0,998 (Indrijani, 2001). Bahan dan Metode Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak sapi perah yang memiliki catatan produksi susu periode laktasi 1. Data yang digunakan yaitu data produksi susu dari tahun di PT UPBS Pangalengan. Jumlah catatan Test Day (TD) yang digunakan yaitu sebanyak 275 catatan. Prosedur pengambilan data berupa: 1. Pengumpulan Data 2. Pemilahan Data 3. Tabulasi Data 4. Deskripsi Data 5. Analisis Data Persamaan pendugaan produksi susu yang digunakan adalah model regresi kurva Ali dan Schaeffer. Rumus model regresi kurva Ali dan Schaeffer: 2 t t y t a b c d ln f ln t t Dimana: y t = Produksi susu Test Day (TD) t = Waktu interval test (interval 30 hari) a,b,c,d,f = Koefisien regresi yang akan dicari Koefisien regresi diperoleh dengan menggunakan program Curve Expert, dan koefisien tersebut dimasukkan kedalam persamaan Ali-Schaeffer. Hasil produksi susu harian maupun 305 hari, bentuk kurva produksi susu, dan deskripsi satatistik diperoleh dengan menggunakan program Excel. Hasil perhitungan dengan menggunakan program Curve Expert, menghasilkan nilai R 2 (Koefisien Determinasi) dan nilai SE (Standard Error). Nilai R 2 dan SE menunjukkan keakuratan nilai dugaan produksi susu dan digunakan sebagai uji keakuratan kurva produksi susu. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui berapa nilai koefisien korelasi antara dugaan produksi susu 305 hari dengan produksi susu 305 hari sebenarnya. Analisis korelasi dihitung dengan menggunakan rumus: Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 3
4 dimana: r = Koefisien korelasi pearson = Produksi 305 hari sebenarnya = Produksi 305 hari dugaan dengan regresi Ali-Scaeffer Hasil dan Pembahasan 1. Keadaan Umum PT UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan) PT UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan) atau masyarakat sekitar sering menyebutnya PT. Almanak merupakan Perusahaan yang bergerak di bidang Peternakan Sapi perah yang berlokasi di Dusun Cieurih, Desa Marga Mekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Perusahaan ini berada pada ketinggian kurang lebih m dpl dengan luas ±60 hektar dengan rincian ±40 hektar untuk kebun rumput, dan ±20 hektar untuk sarana dan prasarana kantor, kandang, dan gudang pakan. Lokasi Peternakan ini awalnya perkebunan teh yang berbukit-bukit, namun dengan kondisi cuaca yang ideal untuk Peternakan sapi perah maka lokasi ini dipilih untuk pembangunan Perusahaan PT UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan). Adapun batas-batas wilayah PT. UPBS adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kebun Teh Rius Gunung dan Desa Pulosari. Sebelah Barat : Rancabolang dan Perkebunan Teh Dewata. Sebelah Timur : Gunung Merapi Wayang Windu dan Desa Marga Mekar. Sebelah Selatan : Kebun Teh Malabar Pengalengan dan Desa Marga Leyu. Jenis kegiatan yang dilakukan di PT UPBS ini adalah memproduksi susu segar yang selanjutnya dikirimkan ke PT Ultra Jaya tbk yang sesuai dengan keamanan pangan. Keberadaan PT UPBS ini tentu akan menggerakan dan meningkatkan industri persusuan nasional dan mempunyai kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan susu di Indonesia. Berdasarkan letak geografis dan topografinya, tempat ini merupakan dataran tinggi dengan temperatur C, sehingga tempat ini ideal untuk peternakan sapi perah. Pada kondisi tersebut, sapi perah berada di lingkungan yang nyaman dan tidak berpotensi mengalami stres panas. Ensminger & Tyler (2006) menyatakan bahwa temperatur optimum sapi perah asal eropa antara C. (Bath et al. 1985) menyatakan bahwa suhu 15,5 0 C merupakan suhu optimal yang diperlukan agar sapi berproduksi maksimal. Sapi perah akan mengalami penurunan produksi susu jika dipelihara pada suhu lingkungan kritis yaitu sebesar 27%. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 4
5 2. Deskripsi Data Produksi Susu Data yang dianalisis berasal dari 25 ekor sapi perah betina Friesian Holstein pada periode laktasi 1 dari tahun Catatan produksi susu berdasarkan TD dimulai dari hari laktasi ke-5 dan selanjutnya dengan interval 30 hari, maka diperoleh 11 catatan TD, sehingga total dari 25 ekor tersebut diperoleh sebanyak 275 catatan. Produksi susu pada laktasi 1 TD 1-11 dari setiap ternak bervariasi, untuk lebih jelasnya deskripsi produksi susu tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Produksi Susu berdasarkan Catatan Test Day Laktasi 1 TD Produksi n Std.Deviasi Minimum Maksimum Rata-rata (kg) (ekor) (SD) (kg) (kg) 1 15, ,16 11,56 19, , ,56 17,25 23, , ,87 15,75 22, , ,20 15,67 20, , ,37 14,42 19, , ,49 12,58 20, , ,06 10,18 18, , ,70 10,63 18, , ,16 11,00 19, , ,68 9,10 17, , ,98 6,20 17,17 Keterangan: n = Jumlah Sampel TD KV = Koefisien Variasi KV (%) 13,82 7,73 9,81 6,63 7,88 9,01 12,68 11,09 14,73 20,15 24,80 Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa produksi susu bervariasi dari TD 1 sampai TD 11. Produksi susu bervariasi dapat dilihat dari rata-ratanya antara 12,03 kg 20,21 kg. Peningkatan susu terjadi pada TD 1 ke TD 2 yaitu dari 15,60 kg menjadi 20,21 kg. Puncak produksi terjadi pada TD 2 atau hari ke 35 yaitu sebesar 20,21 kg. Pada TD 2 ke TD 3 terjadi penurunan produksi yaitu dari 20,21 kg menjadi 19,05 kg. Mulai dari TD 3 sampai TD 11 produksi susu terus mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (1995) bahwa sapi perah sejak beranak memiliki produksi susu yang cepat meningkat sampai mencapai puncak pada masa produksi susu hari setelah beranak. Setelah mencapai puncak produksi akan mengalami penurunan rata-rata 2,5% per minggu. Berdasarkan Tabel 1. juga dapat dilihat bahwa Koefisien Variasi (KV) sangat beragam, yakni antara 6,63 % sampai 24,80 %. Koefisien Variasi merupakan suatu gambaran keragaman dari suatu sifat yang diukur, biasanya digunakan untuk membandingkan keragaman sifat-sifat yang diukur dengan satuan berbeda, dan akan mudah bila simpangan baku dinyatakan dengan persentase dari rata-rata (Warwick et al. 1995). Sesuai dengan Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 5
6 pendapat Hasan (2004) yang menyatakan bahwa data dikatakan seragam yaitu KV 10% dan tidak efektif apabila dilakukan seleksi, sedangkan data dikatakan beragam yaitu KV 10% dan efektif apabila dilakukan seleksi. Oleh karena itu, data produksi susu tersebut dapat dikatakan beragam dan efektif untuk dilakukan seleksi. 3. Bentuk Kurva Produksi Susu Laktasi 1 Berdasarkan Catatan Test Day Secara umum bentuk kurva produksi susu akan naik mulai dari setelah beranak menuju puncak produksi pada awal laktasi yang kemudian berangsur-angsur akan turun sampai akhir laktasi. Bentuk kurva produksi susu dapat diperoleh dari rata-rata TD sebenarnya dan TD Ali-Schaeffer. Model umum persmaan regresi Ali-Schaeffer adalah: y t = a + b (t/305) + c (t/305) 2 + d ln(305/t) + f ln(305/t) 2, dengan memasukkan nilai koefisien regresi a,b,c,d,f yang telah didapatkan melalui program Curve Expert, dan nilai t yang merupakan waktu interval test, maka diperoleh produksi susu dugaan berdasarkan persamaan Ali-Schaeffer. Data catatan produksi susu sebenarnya pada masing-masing TD 1-11 dibuat nilai rata-ratanya, hal yang sama juga dilakukan pada produksi dugaan Ali-Schaeffer. Perbandingan hasil rata-rata dari TD 1-11 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Rata-rata Produksi Susu Test Day Laktasi 1 Produksi dugaan TD Produksi Sebenarnya (kg) Ali-Schaeffer (kg) 1 15,60 15, ,21 20, ,05 18, ,02 18, ,36 17, ,49 16, ,24 16, ,37 15, ,69 14, ,30 13, ,03 12,04 Selisih 0,00-0,06 0,45 0,01 0,03-0,25 0,11-0,03 0,18-0,09-0,02 Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa perbedaan TD sebenarnya dengan TD dugaan berdasarkan persamaan Ali-Schaeffer lebih rendah. Misalnya pada TD 4, TD sebenarnya sebesar 18,02 kg, dan TD Ali-Schaeffer sebesar 18,01 kg, sehingga selisihnya hanya sebesar 0,01 kg, bahkan pada TD 1 nilai dugaan tepat sama dengan nilai sebenarnya. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan Ali-Schaeffer memiliki keakuratan yang sangat Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 6
7 Produksi Susu (kg) Dugaan Produksi Susu 305 Hari pada Sapi Perah FH.Herman tinggi. Keakuratannya dapat dilihat dari korelasi antara TD sebenarnya dengan TD dugaan berdasarkan persamaan Ali-Schaeffer yaitu sebesar 0,96. Berdasarkan Tabel 2. juga dapat dilihat bahwa pada TD sebenarnya dan TD Ali- Schaeffer puncak produksi susu terjadi pada TD 2 atau pada hari ke 35, pada TD 2 ke TD 3 terjadi penurunan produksi susu yaitu dari 20,21 kg menjadi 19,05 kg pada TD sebenarnya dan dari 20,27 kg menjadi 18,60 kg pada TD dugaan Ali-Schaeffer. Mulai dari TD 3 sampai TD 11 produksi susu terus mengalami penurunan. Hasil dari perbandingan antara rata-rata TD sebenarnya dengan rata-rata TD Ali-Schaeffer dapat dibuat suatu kurva produksi susu yang dapat dilihat pada Ilustrasi 1. Kurva Produksi Susu TD Sebenarnya dan TD Dugaan Ali-Schaeffer TD Sebenarnya TD Dugaan Ali-Schaeffer TD (Hari Ke-) Ilustrasi 1. Kurva Produksi Susu Test Day Berdasarkan Ilustrasi 1. dapat dilihat bahwa kurva produksi susu TD Ali-Schaeffer mendekati kurva produksi susu TD sebenarnya. Peningkatan produksi susu terjadi pada TD 2 atau hari ke 35, kemudian produksi menurun mulai dari TD 3 atau hari ke 65 dan seterusnya sampai TD 11. Hal ini berbeda dengan pendapat (Kurniawan et al. 2012) yang menyatakan bahwa kurva produksi susu pada awal laktasi akan mengalami kenaikan menuju puncak laktasi yang kemudian berangsur-angsur menurun sampai akhir laktasi. Produksi susu mengalami peningkatan pada bulan pertama sampai bulan ketiga, kemudian menurun bertahap sampai masa kering. Perbedaan masa puncak laktasi ini dapat disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Sesuai dengan pendapat Atmadilaga (1979), Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 7
8 menyatakan bahwa produksi susu merupakan performans produksi dari ternak yang memiliki potensi genetik untuk memproduksi susu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. 4. Perhitungan Nilai Koefisien Regresi, Nilai R 2 (Koefisien Determinasi), Nilai r (Koefisien Korelasi), dan Nilai SE (Standard Error) Perhitungan untuk nilai koefisien regresi, nilai R 2 (Koefisien Determinasi), nilai r (Koefisien Korelasi), dan nilai SE (Standard Error) dapat diketahui dari hasil analisis dengan menggunakan program Curve Expert. Koefsien regresi yang didapatkan berdasarkan analisis tersebut kemudian dimasukkan kedalam persamaan regresi Ali-Schaeffer untuk mencari hasil dugaan produksi susu harian, dan kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan dugaan produksi susu 305 hari. Misalnya pada sapi dengan nomor ternak /JUSTIN memiliki nilai a = - 32,753, nilai b = 68,860, nilai c = -24,322, nilai d = 29,760, dan nilai f = -4,396, sehingga persamaan produksi susu dugaannya pada t = 5 adalah y 5 = -32, ,860 (5/305) + (- 24,322) (5/305) ,760 ln(305/5) + (-4,396) ln(305/5) 2, dan seterusnya sampai t = 305. Nilai R 2 (Koefisien Determinasi), nilai r (Koefisien Korelasi), dan nilai SE (Standard Error) digunakan untuk menunjukkan keakuratan data individu dalam menggunaan persamaan Ali-Schaeffer. Keakuratan tersebut ditunjukkan oleh nilai R 2 dan nilai r. Semakin besar nilai R 2 dan nilai r, maka persamaan akan semakin akurat, sedangkan nilai SE kebalikannya, yaitu semakin kecil maka persamaan akan semakin akurat. Nilai rata-rata dari data keseluruhan R 2 yaitu sebesar 0,92, nilai r rata-ratanya sebesar 0,96; dan nilai SE rata-ratanya sebesar 0,81. Hal ini sesuai dengan pendapat sugiyono (2004) bahwa nilai r = 0,80 1,000 adalah korelasi yang sangat tinggi, maka dapat dikatakan bahwa model regresi kurva Ali-Schaeffer memiliki keakuratan yang sangat tinggi pada semua ternak. 5. Perhitungan Produksi Susu Dugaan 305 Hari Berdasarkan hasil penelitian dan setelah data dianalisis menggunakan program Curve Expert dan program Excel maka diperoleh data produksi susu total selama 305 hari sebenarnya, dan produksi susu dugaan 305 hari persamaan Ali-Schaeffer. Produksi susu tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa perbandingan antara produksi susu 305 hari sebenarnya dengan rata-ratanya sebesar kg, dan produksi susu dugaan Ali-Schaeffer dengan rata-ratanya sebesar kg memiliki selisih sebesar 64 kg, seperti yang terlihat pada Tabel 3. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 8
9 Tabel 3. Produksi Susu Laktasi 1 (dalam satuan kg) No Nomor Ternak Produksi Susu Produksi Susu dugaan 305 Hari Sebenarnya Ali-Schaeffer /JIAYA /HALEY /MILA /YOTA /DEWIQ /FREIS /MARIE /YUMA /ASHA /SHAKI /JUSTIN /RIKA /IKEU /DEEP /CINTA /CECE /MEARA /KIMI /JAGER /NADA /LETTO /FIFE /LUCKY /TRINAS /CHESTER Rata-rata Berdasarkan Tabel 3. juga dapat dicari nilai tingkat keeratan hubungan atau korelasi antara produksi susu 305 hari sebenarnya dengan produksi susu dugaan 305 hari berdasarkan persamaan Ali-Schaeffer. Perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi pearson dan bantuan program Excel maka didapatkan hasil korelasinya sebesar 0,96. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa produksi susu dugaan 305 hari dengan menggunakan persamaan Ali- Schaeffer memiliki korelasi yang sangat tinggi dengan produksi susu 305 hari sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2004) yang menyatakan bahwa nilai korelasi 0,80-1,00 memiliki korelasi yang sangat tinggi, sehingga persamaan Ali-Schaeffer sangat akurat digunakan untuk mencari produksi susu selama 305 hari. Berdasarkan korelasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa dugaan produksi susu 305 hari dengan menggunakan model regresi Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 9
10 kurva Ali-Schaeffer sangat memungkinkan digunakan untuk menghitung produksi susu harian maupun menduga produksi susu selama 305 hari. Penggunaan metode TD dalam pencatatan produksi susu diharapkan sistem pencatatan produksi susu akan lebih efektif, efisien, dan murah. Peternak hanya cukup melakukan pencatatan pada waktu-waktu tertentu misalnya sebulan sekali, namun yang perlu diperhatikan yaitu pencatatan harus konsisten dan teratur. Sesuai pendapat Wood (1967) bahwa pencatatan produksi susu yang dilakukan setiap hari selama masa laktasi akan memerlukan banyak biaya, tenaga kerja, dan waktu. Pengambilan sampel berkala seluruh interval laktasi akan memberikan alternatif terhadap efisiensi waktu dan biaya, sebab dari sampel tersebut dapat digunakan untuk menduga produksi total selama 305 hari. Simpulan 1. Bentuk kurva produksi susu laktasi 1 TD dugaan 305 hari berdasarkan model regresi kurva Ali-Schaeffer mendekati kurva produksi susu TD 305 hari sebenarnya. Peningkatan produksi susu terjadi pada TD 1 ke TD 2, selanjutnya produksi susu baik TD sebenarnya maupun TD dugaan Ali-Schaeffer menurun perlahan-lahan mulai dari TD 3 sampai dengan TD Model regresi kurva Ali-Schaeffer dapat digunakan untuk menduga produksi susu selama 305 hari karena memiliki korelasi yang sangat tinggi, yaitu sebesar 0,96 antara produksi susu dugaan 305 hari persamaan Ali-Schaeffer dengan produksi susu 305 hari sebenarnya. Saran 1. Peternakan seharusnya memiliki recording (pencatatan) yang lengkap mulai dari pencatatan nomor induk, tanggal lahir, tanggal kawin, tanggal bunting, tanggal beranak, tanggal dikeringkan, produksi susu harian, dan produksi susu total selama 305 hari, karena dengan adanya catatan lengkap akan mempermudah peternak dalam proses seleksi maupun perbaikan manajemen peternakan sapi perah. 2. Keuntungan menggunakan metode pencatatan berdasarkan Test Day (TD) yaitu lebih fleksibel dalam membantu pencatatan pada pola pengumpulan data yang berbeda, dan pencatatan pada populasi ternak yang besar. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk para peternak yang selalu mengalami kendala kurang fleksibelnya suatu sistem pencatatan harian lengkap selama 305 hari. Persamaan regresi Ali-Schaeffer dapat digunakan untuk menduga produksi susu selama 305 hari, sehingga lebih mengefisienkan waktu peternak untuk melakukan pencatatan produksi susu. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 10
11 Ucapan Terimakasih Penulis dengan rasa hormat dan bangga mengucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada PT UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan) Pangalengan yang telah membantu dan memfasilitasi dalam menyelesaikan penelitian ini. Daftar Pustaka Atmadilaga, D Cattle Breeding in Indonesia with Special Reference to Meat Tolerance. Disertasi Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bath, D. L., F. N. Dickinson, H. A. Lucker, & R. D Appleman Dairy Cattle: Principle, Practica Problems and Profit. 2 th Ed., Lea Febringer, Philadelphia , Ensminger, M. E. & H. D. Tyler Dairy Cattle Science. 4th Ed., The Interstate Printers and Publisher, Danville. Hardjosubroto, W Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Gramedia Widiasarana. Jakarta. Hasan, M. I Aplikasi Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara. Jakarta Indrijani, H Penggunaan Catatan Test Day untuk Mengevaluasi Mutu Genetik Sapi Perah. Tesis Institut Pertanian Bogor. Bogor Penggunaan Catatan Produksi Susu 305 Hari dan Catatan Produksi Susu Test Day (Hari Uji) untuk Menduga Nilai Pemuliaan Produksi Susu Sapi Perah. Disertasi Program Pascasarjana UNPAD. Bandung. Jamrozik, J., G.J. Kistemaker, J.C.M. Dekkers, & L.R. Schaeffer Comparison of Posible Covariates for Use in a Random Regression Model for Analysis of Test Day Yields. Dairy Sci. 80: Kurniawan, H. Indrijani, & D. S. Tasripin Model Kurva Produksi Susu Sapi Perah dan Korelasinya pada Pemerahan Pagi dan Siang Periode Laktasi Susu. e-journal. Vol.2. No.1. Siregar, S Sapi Perah Jenis, Tehnik Pemeliharaan dan Analisis Usaha. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung. Warwick, E. J., M. Astuti, & W. Hardjosubroto Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Universitas Wood, P. D. P Algebratic Model Of The Lactation Curve In Cattle. Nature. 216: Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 11
MILK PRODUCTION CURVE MODEL ON FIRST AND SECOND LACTATION IN FRIESIAN HOLSTEIN COWS AT PT.ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN
MODEL KURVA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN PERIODE LAKTASI 1 DAN 2 DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN MILK PRODUCTION CURVE MODEL ON FIRST AND SECOND LACTATION IN FRIESIAN HOLSTEIN COWS
Lebih terperinciModel Kurva Produksi dan korelasinya...kurniawan
MODEL KURVA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DAN KORELASINYA PADA PEMERAHAN PAGI DAN SIANG PERIODE LAKTASI SATU DAIRY COWS LACTATION CURVE MODELS AND ITS CORRELATIONS AT EARLY AND AFTERNOON MILKING IN FIRST LACTATION
Lebih terperinciPERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI
PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI (Comparison of Two Methods for Estimating Milk Yield in Dairy Cattle Based on Monthly Record) E. Kurnianto
Lebih terperinciHubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BOBOT BADAN KAWIN PERTAMA SAPI PERAH FRIES HOLLAND DENGAN PRODUKSI SUSU HARIAN LAKTASI PERTAMA DAN LAKTASI KEDUA DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN JAWA
Lebih terperinciE. Kurnianto, I. Sumeidiana, dan R. Yuniara Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK
PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI (Comparison of Two Methods for Estimating Milk Yield in Dairy Cattle Based on Monthly Record) E. Kurnianto,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dari sapi betina yang telah melahirkan. Produksi susu merupakan salah satu aspek
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber kebutuhan protein hewani yang berasal dari sapi betina yang telah melahirkan. Produksi susu merupakan salah satu aspek penting dalam usaha
Lebih terperinciEVALUASI PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESHOLLAND (FH) KETURUNAN SAPI IMPOR (Studi Kasus di PT. UPBS, Pangalengan, Jawa Barat)
EVALUASI PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESHOLLAND (FH) KETURUNAN SAPI IMPOR (Studi Kasus di PT. UPBS, Pangalengan, Jawa Barat) EVALUATION OF THE PERFORMANCE PRODUCTION OF PROGENY IMPORTED HOLSTEIN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada
Lebih terperinciPENDUGAAN NILAI RIPITABILITAS DAN DAYA PRODUKSI SUSU 305 HARI SAPI PERAH FRIES HOLLAND DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS)
PENDUGAAN NILAI RIPITABILITAS DAN DAYA PRODUKSI SUSU 305 HARI SAPI PERAH FRIES HOLLAND DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) REPEATABILITY ESTIMATES AND MOST PROBABLE PRODUCTION ABILITY OF FRIES
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Perah Baturraden, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah. Penelitian
Lebih terperinciFIXED REGRESSION TEST DAY MODEL SEBAGAI SOLUSI PADA PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN SAPI PERAH. HENI INDRIJANI dan ASEP ANANG
FIXED REGRESSION TEST DAY MODEL SEBAGAI SOLUSI PADA PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN SAPI PERAH HENI INDRIJANI dan ASEP ANANG Fakultas Peternakan UNPAD Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Sumedang ABSTRAK Evaluasi
Lebih terperinciFixed Regression Test Day Model Sebagai Solusi pada Pendugaan Nilai Pemuliaan Sapi Perah
JITV Vol. 14 No. 3 Th. 2009: 216-221 Fixed Regression Test Day Model Sebagai Solusi pada Pendugaan Nilai Pemuliaan Sapi Perah HENI INDRIJANI dan ASEP ANANG Fakultas Peternakan Universitas Pajajaran Jl.
Lebih terperinciPERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI
PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN
Lebih terperinciEVALUASI PRODUKSI SUSU BULANAN SAPI PERAH FRIES HOLLAND DAN KORELASINYA DENGAN PRODUKSI TOTAL SELAMA 305 HARI DI BBPTU-HPT BATURRADEN
Produksi Susu Bulanan Sapi Perah FH.... Sefyandy Adi Putra EVALUASI PRODUKSI SUSU BULANAN SAPI PERAH FRIES HOLLAND DAN KORELASINYA DENGAN PRODUKSI TOTAL SELAMA 305 HARI DI BBPTU-HPT BATURRADEN EVALUATION
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ketersediaan susu sebagai salah satu bahan pangan untuk manusia menjadi hal
Lebih terperinciMoch. Makin, dan Dwi Suharwanto Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Makin, M. Dan Suharwanto, D., Performa Sifat Produksi dan Reproduksi Performa Sifat-Sifat Produksi Susu dan Reproduksi Sapi Perah Fries Holland Di Jawa Barat (Milk Production and Reproduction Performance
Lebih terperinciESTIMATED MILK PRODUCTION OF 305 DAYS USING TEST DAY RECORDS AT BBPTU-SP BATURRADEN. Heni Indrijani Fakultas Peternakan UNPAD ABSTRACT
ESTIMATED MILK PRODUCTION OF 305 DAYS USING TEST DAY RECORDS AT BBPTU-SP BATURRADEN Heni Indrijani Fakultas Peternakan UNPAD ABSTRACT The research addressed to know the shape of lactation curve and correlation
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan)
PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan) COMPARISON OF PRODUCTION PERFORMANCE OF IMPORTED HOLSTEIN DAIRY COWS WITH THEIR PROGENY
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Lokasi BBPTU-SP Baturraden, Purwokerto
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul-Sapi Perah (BBPTU-SP) Baturraden, Purwokerto, lebih tepatnya di Farm Tegalsari. BBPTU-SP Baturraden
Lebih terperinciPenyusunan Faktor Koreksi Produksi Susu Sapi Perah
Penyusunan Faktor Koreksi Produksi Susu Sapi Perah (Creating milk production correction factors of dairy cattle) Setya Agus Santosa 1, Anjang Taruno Ari Sudewo 1 dan Agus Susanto 1 1 Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. laktasi 2 sebanyak 100 ekor, laktasi 3 sebanyak 50 ekor, dan laktasi 4 sebanyak 40
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah data catatan produksi susu harian pagi, sore, dan total periode laktasi 1, 2, 3, dan 4 dari tahun 2009
Lebih terperinciPENGGUNAAN TAKSIRAN PRODUKSI SUSU DENGAN TEST INTERVAL METHOD (TIM) PADA EVALUASI MUTU GENETIK SAPI PERAH DI BBPTU SAPI PERAH BATURRADEN
Nurul Pratiwi dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):267-275, April 2013 PENGGUNAAN TAKSIRAN PRODUKSI SUSU DENGAN TEST INTERVAL METHOD (TIM) PADA EVALUASI MUTU GENETIK SAPI PERAH DI BBPTU SAPI PERAH BATURRADEN
Lebih terperinciPEMANFAATAN CATATAN TEST DAY (HARI UJI) PADA EVALUASI MUTU GENETIK SAPI PERAH DI PT. TAURUS DAIRY FARM. Universitas Padjadjaran
PEMANFAATAN CATATAN TEST DAY (HARI UJI) PADA EVALUASI MUTU GENETIK SAPI PERAH DI PT. TAURUS DAIRY FARM Heni Indrijani (*), Paggi, Moch. Makin, Chalid Talib, Asep Anang Universitas Padjadjaran USED OF TEST
Lebih terperinciKORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung
GENETIC AND PHENOTYPIC CORRELATION BETWEEN BIRTH WEIGHT AND WEANING WEIGHT ON MADURA CATTLE Karnaen Fakulty of Animal Husbandry Padjadjaran University, Bandung ABSTRACT A research on estimation of genetic
Lebih terperinciPERFORMANS PERTUMBUHAN DAN BOBOT BADAN SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND UMUR 0-18 Bulan
PERFORMANS PERTUMBUHAN DAN BOBOT BADAN SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND UMUR 0-18 Bulan Didin S. Tasripin ; Asep Anang ; Heni Indrijani Fakultas Peternakan Universitas Padjadjarani Disampaikan pada Ruminant
Lebih terperinciJURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2015, VOL. 15, NO. 1
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2015, VOL. 15, NO. 1 Perbandingan Model Kurva Produksi Susu pada Periode Laktasi 1 dan 2 Sapi Friesian Holstein Berdasarkan Catatan Harian (The Comparison of Milk Production Curve
Lebih terperinciRipitabilitas dan MPPA Sapi Perah FH di BBPTU HPT Baturraden...Deriany Novienara
RIPITABILITAS DAN MPPA PRODUKSI SUSU 305 HARI SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN (FH) YANG DIHASILKAN DARI KETURUNAN PEJANTAN IMPOR DI BBPTU HPT BATURRADEN REPEATABILITY AND MPPA 305 DAYS MILK YIELD ON CATTLE
Lebih terperinciFaktor Koreksi Lama Laktasi Untuk Standarisasi Produksi Susu Sapi Perah
Faktor Koreksi Lama Laktasi Untuk Standarisasi Produksi Susu Sapi Perah Edy Kurnianto, Sutopo, Seno Johari dan Irene Sumeidiana Fakultas Peternakan Univesitas Diponegoro Kampus Tembalang-Semarang 50275
Lebih terperinciIII MATERI DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitan ini menggunakan catatan produksi susu 305 hari dari
III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitan ini menggunakan catatan produksi susu 305 hari dari ternak sapi perah yang terdapat di BBPTU HPT Baturraden.
Lebih terperinciKANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA
Animal Agriculture Journal 5(1): 195-199, Juli 2015 On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL
Lebih terperinciRespon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT
RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT Erwin Jatnika Priyadi*, Sri Bandiati Komar Prajoga, dan Deni Andrian Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan balai pusat pembibitan sapi perah di bawah
24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan balai pusat pembibitan sapi perah di bawah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan bagian penting dari sektor pertanian dalam sistem pangan nasional. Industri peternakan memiliki peran sebagai penyedia komoditas pangan hewani. Sapi
Lebih terperinciUJI PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIEN HOLSTEIN KETURUNAN PEJANTAN IMPOR DI BBPTU-HPT BATURRADEN
Produksi Susu Sapi Keturunan Pejantan Impor....Deden Dzul Fadil UJI PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIEN HOLSTEIN KETURUNAN PEJANTAN IMPOR DI BBPTU-HPT BATURRADEN MILK PRODUCTION TEST OF FRIESIEN HOLSTEIN DAIRY
Lebih terperinciGambar 1. Produksi Susu Nasional ( ) Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2011)
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Sapi Perah di Indonesia Usaha peternakan sapi perah yang diusahakan oleh pribumi diperkirakan berdiri sekitar tahun 1925. Usaha ini berlanjut secara bertahap sampai saat ini.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul. Ripitabilitas dan MPPA Produksi Susu 305 Hari Sapi Perah Friesian
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Allah SWT penulis panjatkan atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, yang telah memberikan kekuatan, kemampuan, dan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan
Lebih terperinciPengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein
Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Mardalena 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas susu hasil pemerahan pagi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS CATATAN TEST DAY UNTUK EVALUASI GENETIK PRODUKSI SUSU PADA SAPI PERAH
EFEKTIVITAS CATATAN TEST DAY UNTUK EVALUASI GENETIK PRODUKSI SUSU PADA SAPI PERAH (EFFECTIVITY OF TEST DAY RECORDS ON GENETIC EVALUATION OF DAIRY CATTLE) H. Indrijani 1), A.Anang 1), R.R. Noor ), dan C.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu
HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak hingga masa kering kandang. Biasanya peternak akan mengoptimalkan reproduksi
Lebih terperinciEVALUASI PEJANTAN FRIES HOLLAND DENGAN METODE CONTEMPORARY COMPARISON DAN BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION
EVALUASI PEJANTAN FRIES HOLLAND DENGAN METODE CONTEMPORARY COMPARISON DAN BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION Dwi Wahyu Setyaningsih 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian Unsoer Ngawi Abstract Progeny test a study
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani karena hampir 100% dapat dicerna.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi Perah Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang mempunyai tanduk berongga. Sapi perah Fries Holland atau juga disebut Friesian Holstein
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi susu sangat menentukan bagi perkembangan industri susu sapi perah nasional. Susu segar yang dihasilkan oleh sapi perah di dalam negeri sampai saat ini baru memenuhi
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENDUGAAN KEUNGGULAN PEJANTAN KAMBING PERANAKAN ETTAWA BERDASARKAN BOBOT LAHIR DAN BOBOT SAPIH CEMPE DI SATKER SUMBEREJO KENDAL (Estimation of
Lebih terperinciPENGGUNAAN CATATAN TEST DAY UNTUK MENGEVALUASI MLTTU GENETIK SAP1 PERAH OLEH : HEN1 INDRIJANI
PENGGUNAAN CATATAN TEST DAY UNTUK MENGEVALUASI MLTTU GENETIK SAP1 PERAH OLEH : HEN1 INDRIJANI PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2001 ABSTRAK HEM INDRIJANI. Penggunaan Catatan Test Day untuk
Lebih terperinciEvaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong
ISSN 1978 3000 Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong Evaluation of Application of Technical Management on Small Holder
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Bangsa sapi perah Fries Holland berasal dari North Holland dan West Friesland yaitu dua propinsi yang ada di Belanda. Kedua propinsi tersebut merupakan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Berasal dari Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625 (Makin, 2011). Sapi FH memiliki karakteristik sebagai berikut :
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi Perah FH Sapi perah Fries Holland (FH) sering dikenal dengan nama Holstein Friesian. Berasal dari Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625 (Makin, 2011).
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang
12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh dan telur yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan Kondisi Lingkungan Fisik Perusahaan. PT. UPBS Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah dan Kondisi Lingkungan Fisik Perusahaan PT. UPBS Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan merupakan sebuah perusahaan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT PADA PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI Oleh : 060810228 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 839 844 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN PERILAKU DENGAN MOTIVASI PARA PETERNAK DI PAGUYUBAN KAMBING PERAH PERANAKAN
Lebih terperinciAnalisis Efek Tetap dalam Evaluasi Genetik Produksi Susu pada Sapi Perah Menggunakan Catatan Test Day di Indonesia
Analisis Efek Tetap dalam Evaluasi Genetik Produksi Susu pada Sapi Perah Menggunakan Catatan Test Day di Indonesia ASEP ANANG, HENI INDRIJANI dan DIDIN TASRIPIN Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Salah satu bangsa sapi bangsa sapi perah yang dikenal oleh masyarakat adalah sapi perah Fries Holland (FH), di Amerika disebut juga Holstein Friesian disingkat Holstein, sedangkan
Lebih terperinciKorelasi Genetik dan Fenotipik Produksi Susu Laktasi Pertama dengan Daya Produksi Susu Sapi Fries Holland
ISSN 1978-3000 Korelasi Genetik dan Fenotipik Produksi Susu Laktasi Pertama dengan Daya Produksi Susu Sapi Fries Holland Genetic and phenotypic correlation between first lactating milk production and milk
Lebih terperinciEVALUASI GENETIK PRODUKSI SUSU SAPI FRIES HOLLAND DI PT CIJANGGEL-LEMBANG
EVALUASI GENETIK PRODUKSI SUSU SAPI FRIES HOLLAND DI PT CIJANGGEL-LEMBANG NANIK RAIImAm1, PALLAwARuKKA 1, dan A 4NEKE ANGGRAENI2 Fakultas Peternakan JPB, Jalan Rasamala, Darmaga, Bogor a Balai Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah FH berasal dari Belanda bagian utara, tepatnya di Provinsi Friesland,
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Sapi Perah FH Sapi perah FH berasal dari Belanda bagian utara, tepatnya di Provinsi Friesland, Belanda. Sapi tersebut di Amerika Serikat disebut Holstein Friesian atau
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan. Hasil estimasi heritabilitas calving interval dengan menggunakan korelasi
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil estimasi heritabilitas calving interval dengan menggunakan korelasi saudara tiri dan regresi anak-induk berturut turut 0,60±0,54 dan 0,28±0,52. Nilai estimasi heritabilitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN SKRIPSI NUR HAFIZAH TRISTY DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciNena Hilmia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2005, VOLUME 5 NOMOR 2, (80 87) Pendugaan Nilai Pemuliaan Produksi Susu Sapi Fries Holland Berdasarkan Catatan Bulanan Tunggal dan Kumulatif di Taurus Dairy Farm (Estimated
Lebih terperinciIV HASIL dan PEMBAHASAN
IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum 4.1.1. Lokasi Penelitian Desa Sumber Lor merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Cirebon. Keadaan geografis Desa Sumber Lor berada di dataran rendah pada ketinggian
Lebih terperinciPEMULIABIAKAN PADA SAPI PERAH
PEMULIABIAKAN PADA SAPI PERAH SYARAT UTAMA : HARUS ADA PENCATATAN (RECORDING). RECORDING DALAM HAL :. 1. PRODUKSI SUSU, 2. IDENTITAS SAPI, 3. DATA REPRODUKSI 4. KESEHATAN TERNAK KEGUNAAN RECORDING ADALAH
Lebih terperinciJURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016
JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 Volume 14, Nomor 1, Juni 2016 FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SAPI PERAH DI DESA GEGER KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG
Lebih terperinciAnimal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :
Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK
Lebih terperinciEvaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi
EVALUASI KECUKUPAN NUTRIEN PADA SAPI PERAH LAKTASI PRODUKSI SEDANG MILIK ANGGOTA KOPERASI DI KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (KPBS) PANGALENGAN Refi Rinaldi*, Iman Hernaman**, Budi Ayuningsih** Fakultas
Lebih terperinciKAJI KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK DI KABUPATEN REJANG LEBONG
KAJI KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK DI KABUPATEN REJANG LEBONG (Comparative Assessment of the Income of Dairy Cattle Farming Based on Ownership Scale in
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek dan Peralatan Penelitian 2.1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor periode pertama tahun 2009. Sapi yang diamati
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA
SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA THE QUANTITATIVE OF LOCAL GOAT FEMALE AS A SOURCE OF BREED AT KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang diikuti dengan kemajuan ilmu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan dan kemajuan teknologi yang diikuti dengan kemajuan ilmu pengetahuan mendorong meningkatnya taraf hidup masyarakat yang ditandai dengan peningkatan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah secara umum merupakan penghasil susu yang sangat dominan
8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN.1. Sapi Perah Sapi perah secara umum merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR CHARASTERISTIC AND BODY SIZE IDENTIFICATION OF FRIES HOLLAND DAIRY COW IN KAWASAN USAHA PETERNAKAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dan dikenal sebagai Holstein di Amerika dan di Eropa terkenal dengan
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Sapi Perah Fries Holland Sapi Fries Holland (FH) merupakan sapi yang berasal dari negeri Belanda dan dikenal sebagai Holstein di Amerika dan di Eropa terkenal dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano
23 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 4.1.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat sebelah selatan, di antara 6
Lebih terperinciPERFORMA REPRODUKSI SAPI DARA FRIESIAN-HOLSTEIN PADAPETERNAKAN RAKYAT KPSBU DAN BPPT SP CIKOLE DI LEMBANG
PERFORMA REPRODUKSI SAPI DARA FRIESIAN-HOLSTEIN PADAPETERNAKAN RAKYAT KPSBU DAN BPPT SP CIKOLE DI LEMBANG Peternakan sebagai salah satu subsektorpertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional,
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini yaitu catatan kadar lemak susu sapi perah FH laktasi 1
19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini yaitu catatan kadar lemak susu sapi perah FH laktasi 1 dan laktasi tahun 016 dan 017 di
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol Institut Pertanian Bogor (UP3J-IPB) Desa Singasari Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TAMPILAN PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI YANG DIPRODUKSI DI DATARAN TINGGI DAN RENDAH DI KABUPATEN SEMARANG (Performans of Milk Production and
Lebih terperinciGambar 1. Grafik Populasi Sapi Perah Nasional Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2011)
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Produksi Susu Sapi Perah Nasional Industri persusuan sapi perah nasional mulai berkembang pesat sejak awal tahun 1980. Saat itu, pemerintah mulai melakukan berbagai usaha
Lebih terperinciESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH
ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH (The Estimation of Beef Cattle Output in Sukoharjo Central Java) SUMADI, N. NGADIYONO dan E. SULASTRI Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Lebih terperinciEFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA
EFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA (The Effect of Feed Supplement on Peak Milk Yield on Dairy Cows in First Lactation) SUHARYoNo l, LAiLATuL FARIDA 2, ASIH
Lebih terperinciPerforma Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar
PERFORMA PRODUKSI PUYUH PETELUR (Coturnix-coturnix Japonica) HASIL PERSILANGAN WARNA BULU HITAM DAN COKLAT THE PRODUCTION PERFORMANCE OF LAYING QUAIL (Coturnix-coturnix Japonica) COME FROM BLACK AND BROWN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Setiap peternakan memiliki karakteristik tersendiri baik dari segi sejarah pendirian dan tujuan dari pendirian peternakan serta topografi dan letak koordinat. Perincian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet
4 TINJAUAN PUSTAKA Pemeliharaan Sapi Pedet Umur 1-8 bulan sapi masih digolongkan pedet. Pada fase sapi pedet pertumbuhan mulai memasuki fase percepatan, dimana fase ini sapi akan tumbuh dengan maskimal
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut)
KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut) CHARACTERISTICS OF LACTATION DAIRY CATTLE FRIES HOLLAND (A Case at Koperasi Peternak Garut
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 541 556 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN SAPI BALI BETINA PADA BERBAGAI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada peningkatan pendapatan, taraf hidup, dan tingkat pendidikan masyarakat yang pada akhirnya
Lebih terperinciL a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1
L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1 PERSAMAAN LAJU PERTUMBUHAN DOMBA LOKAL JANTAN DAN BETINA UMUR 1-12 BULAN YANG DITINJAU DARI PANJANG BADAN DAN TINGGI PUNDAK (Kasus Peternakan Domba Di
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH UNSUR CUACA TERHADAP RESPON FISIOLOGIS DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PFH DI DESA DESA CIBOGO DAN LANGENSARI, LEMBANG, BANDUNG BARAT
STUDI PENGARUH UNSUR CUACA TERHADAP RESPON FISIOLOGIS DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PFH DI DESA DESA CIBOGO DAN LANGENSARI, LEMBANG, BANDUNG BARAT SKRIPSI ADI RAKHMAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK
Lebih terperinciKorelasi Nilai Pemuliaan Produksi Susu Sapi Perah Berdasarkan Test Day Laktasi 1, Laktasi 2, Laktasi 3, dengan Gabungannya
Karnaen dan J Arifin/Animal Production 11 () 135 14 Korelasi Nilai Pemuliaan Produksi Susu Sapi Perah Berdasarkan Test Day Laktasi 1, Laktasi, Laktasi 3, dengan Gabungannya (Correlation of Breeding Values
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam pemeliharaannya selalu diarahkan pada peningkatan produksi susu. Sapi perah bangsa Fries Holland (FH)
Lebih terperinciPenyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual
Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual Deviation of Local Sumba Horse Body Weight Between Actual Body Weight Based on Lambourne Formula Nurjannah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Mekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum PT. UPBS Pangalengan 4.1.1. Kondisi Lingkungan Perusahaan PT. UPBS (Ultra Peternakan Bandung Selatan) berlokasi di Desa Marga Mekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Keadaan Umum Balai Pengembangan Ternak Domba Margawati merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI PROTEIN PAKAN DENGAN PRODUKSI, KANDUNGAN PROTEIN DAN LAKTOSA SUSU SAPI PERAH DI KOTA SALATIGA (Relationship Between Crude
Lebih terperinciRini Ramdhiani Muchtar, Bandiati, S K P, Tita D. Lestari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK
EVALUASI PRODUKTIVITAS ANAK DOMBA LOKAL MENGGUNAKAN RUMUS PRODUKTIVITAS MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI REPRODUKSI (Kasus di Peternakan Rakyat Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta) Rini
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Potong atau BPPT merupakan salah satu UPTD lingkup Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sesuai dengan
Lebih terperinciKECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI
KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh : SITI SARAH PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS
Lebih terperinci