BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

Dari pengertian diatas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi. Yaitu adanya unsur :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB V PENUTUP. 1. Gambaran perjudian togel di desa Botumoito terdiri dari :

Pedoman Wawancara Pelaku Perjudian Kartu

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 07 TAHUN 2003 TENTANG PENYAKIT MASYARAKAT ( PEKAT )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PERJUDIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENAHULUHAN. norma dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Setiap perbutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya karena sejak lahir lingkungan akan membentuk kepribadian individu dan

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

P U T U S A N. Nomor : 458/Pid.B/2014/PN. Bnj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya telah menghasilkan teknologi yang berkembang sangat pesat

BAB III PERJUDIAN MENURUT HUKUM POSITIF

P U T U S A N Nomor : 140/Pid.B/2014/PN-Bj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 9 TAHUN 1981 (9/1981) 14 MARET 1981 (JAKARTA) Sumber: LN 1981/10; TLN NO.

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB I PENDAHULUAN. duduk di salah satu warung kopi. Pembicaraan pengunjung warung tersebut

P U T U S A N Nomor : 121/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB II PENGATURAN HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang

P U T U S A N Nomor :741/PID/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN MAKSIAT

BAB I PENDAHULUAN. ayat (4) dari UU No. 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian, telah

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj

JUDI KUPON TOGEL KAITANNYA DENGAN DISHARMONISASI KEHIDUPAN RUMAH TANGGA KONSUMENNYA DI JOGJAKARTA

P U T U S A N NOMOR : 409/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 185/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu

UPAYA POLISI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOTO GELAP (TOGEL) ARTIKEL. Oleh: Kukuh Iman Fahrudin NIM

ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA

P U T U S A N Nomor : 266/Pid.B/2015/PN. Bnj. Umur / Tanggal Lahir : 53 Tahun / 25 Februari 1962;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB II KETENTUAN TINDAK PIDANA JUDI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat perjudian di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. multikultural yang tidak akan sama dengan kelompok sosial lainnya yang dimana Kehidupan

P U T U S A N Nomor : 124/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : SYAFRUDIN Als UDIN Bin ABDULLAH (Alm)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I. khususnya yang cukup banyak terjadi di kabupaten Malang adalah perjudian. 1

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

P U T U S A N. Nomor : 212/ Pid. B / 2010 / PN. SKH. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA JUDI ONLINE DI INDONESIA. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang -Undang Hukum Pidana ( KUHP )

P U T U S A N NOMOR : 454 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / Tgl. Lahir : 63 tahun / 16 Agustus 1948.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

Jenis Kelamin. Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. beli dan dilanjutkan dengan menggunakan alat tukar seperti uang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 8

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum ;

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERBUATAN MAKSIAT DI KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

P U T U S A N Nomor : 282/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : FARID KASMI Als FARID Bin MANSUR.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tegas dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dan semuanya dapat tercapai apabila berpedoman pada peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginan dan hasratnya kepada orang lain merupakan pemicu untuk melakukan komunikasi baik melalui lambang-lambang isyarat (nonverbal), lisan (verbal), maupun tulisan. Komunikasi tidak hanya berbentuk pembicaraan, wawancara, surat, laporan, telegram, tetapi juga mencakup mendengarkan, melihat, merasa, dan memberi reaksi terhadap pengalaman-pengalaman dan lingkungan dimana manusia berada (Rohim, 2009:21). Berkomunikasi pun dilakukan untuk mendapatkan kebutuhan hidup. Salah satunya untuk mendapatkan uang. Mendapatkan uang bisa dengan berbagai cara dan tak sedikit yang memilih jalan pintas untuk mendapatkanya. Salah satunya dengan berjudi. Namun di Indonesia, kegiatan berjudi dilarang keras. Pada pasal 303 KUHP dan UU No. 7 tahun 1974 menjelaskan tentang pelarangan segala macam jenis kegiatan judi untuk alasan apapun. Pasal 1 ayat (1) PP 9/1981 menjelaskan lebih rinci lagi tentang permainan-permainan judi yang dilarang, diantaranya yakni perjudian di kasino (judi kartu dan dadu), perjudian di tempat ramai (judi lempar-bola dan adu hewan), dan perjudian yang dikaitkan dengan 1

suatu kebiasaan (karapan sapi, adu ayam, pacuan kuda) yang mengandung pertaruhan dengan sengaja (Azania, 2013: 176-177). Pada undang-undang hukum pidana pasal 303 ayat 3 perjudian dinyatakan sebagai permainan yang kemungkinan akan menang, pada umumnya tergantung pada untung-untungan saja, juga kalau kemungkinannya bertambah besar, karena pemain lebih pandai atau lebih cakap. Berjudi mengandung segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba demikian pula dengan pertaruhan lainnya (Kartono, 1981:58). Salah satu perjudian yang kerap dijumpai di Payakumbuh adalah Togel atau biasa dikenal dengan sebutan bete. Kata bete mempunyai makna yakni togel. Togel sendiri merupakan jenis judi menebak angka. Togel merupakan singkatan dari kata Toto dan Gelap. Toto atau totoan berasal dari bahasa Jawa yang berarti taruh, taruhan, atau pertaruhan (Azania, 2013: 177). Menurut observasi awal, pejudi di Kota Payakumbuh hanya menganggap judi merupakan kegiatan iseng-iseng saja. Mereka tidak merasa rugi karena setiap hari memasang judi. Mereka percaya suatu saat akan menang dan menutupi kerugian yang telah dialaminya. Payakumbuh merupakan salah satu kota besar di Sumatera Barat. Payakumbuh terkenal dengan kota yang religius seperti salah satu misinya yakni mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama ditengah masyarakat sesuai dengan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabbullah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan di 2

masjid/mushalla seperti pengajian dari kalangan anak-anak sampai orang tua. Namun dibalik itu semua, kegiatan bete tetap terus ada. Kegiatan bete di Payakumbuh sudah berlangsung sejak lama. Masyarakatnya pun tak sungkansungkan untuk berbicara mengenai bete secara terang-terangan seakan sudah lumrah untuk melakukan kegiatan berjudi. Akan tetapi, dimanapun dan dalam kondisi apapun, perjudian itu dilakukan tetap sebagai tindakan kriminal yang diatur oleh hukum. Hasil observasi awal dapat disimpulkan bahwa para pejudi berasal dari hampir semua kalangan. Mulai dari remaja hingga para orang tua. Dari masyarakat biasa sampai tokoh masyarakat. Mayoritas laki-laki tapi tak menutup kemungkinan wanita untuk ikut serta. Dengan modal untung-untungan dan uang yang tak seberapa, bisa mendapatkan hasil yang lumayan. Misalnya dalam satu kali putaran, seseorang memasang angka dengan uang taruhan 1000 rupiah dan jika tebakan angkanya berhasil maka ia akan mendapatkan uang sebesar 60.000 rupiah. Begitu juga kelipatannya. Semakin besar uang taruhannya, semakin besar pula uang kemenangannya. Tapi jika gagal, maka uang itu akan lenyap. Hal inilah yang membuat pejudi betah bermain bete. Sebuah warung tempat peneliti observasi, didominasi oleh para lelaki dewasa. Setiap harinya delapan sampai sepuluh laki-laki dewasa berkumpul dan bermain bete dan didominasi oleh laki-laki yang sudah menikah dan menjadi kepala keluarga. Lee (1982) dalam Lestari menyebutkan bahwa keluarga inti adalah keluarga yang didalamnya terdapat tiga posisi sosial, yaitu suami-ayah, istri-ibu, dan anak-sibling. Dalam keluarga hubungan suami istri bersifat saling mendukung layaknya persahabatan (Lestari, 2013: 6). 3

Peneliti tertarik dengan fenomena ini berawal dari saat peneliti ingin membeli sesuatu disebuah kadai atau warung kopi. Disana terlihat beberapa bapak-bapak tengah duduk-duduk santai minum kopi yang asik berbicara tentang angka dan menyebut-nyebut kata bete. Mereka tak merasa canggung karena ada orang asing (peneliti) di sekitarnya. Pembicaraan mereka semakin asik disaat salah seorang diantaranya hampir benar menebak angka. Dilain kesempatan, peneliti juga sempat menyaksikan komunikasi antar ayah dan anak. Seorang anak yang masih memakai seragam sekolah menengah pertama (SMP) menghampiri salah satu pejudi yang ternyata adalah ayah dari anak tersebut. Sang anak meminta uang dan sang ayah menjawab jika nomor yang ia pasang keluar maka sang anak akan diberi uang jajan. Dari kesaksian peneliti tersebut, peneliti melihat bahwa sang ayah yang ternyata adalah pejudi bete tidak merasa malu atau canggung membicarakan bahkan mengakui kepada anaknya bahwa ia adalah seorang pejudi. Komunikasi keluarga memiliki paling tidak tiga tujuan utama bagi para anggota keluarga individual, yakni: komunikasi keluarga berkontribusi bagi pembentukan konsep diri; komunikasi keluarga memberikan pengakuan dan dukungan yang diperlukan; komunikasi keluarga menciptakan model-model (Budyatna dan Ganiem, 2011: 169-172). Semakin dalam peneliti mengetahui fenomena bete ini, peneliti semakin tertarik. Seperti yang telah peneliti jabarkan diatas, bete merupakan hal yang lumrah dibicarakan meskipun hal itu jelas dilarang hukum bahkan agama. Dan menjadi pertanyaan besar bagi peneliti tentang perilaku komunikasi seperti apa 4

yang terjadi saat seorang pejudi melakukan interaksi dengan anggota keluarganya. Dari observasi awal, mayoritas pejudi bete adalah laki-laki yang sudah berkeluarga. Mereka biasanya berkumpul untuk melakukan transaksi dan menunggu pengumuman nomor keluar di sebuah warung pada waktu-waktu tertentu. Judi kupon togel memiliki pengaruh kepada disharmonisasi kehidupan rumah tangga konsumennya. Melalui pengambilan data sosial terbukti bahwa sebelum terjadi disharmonisasi rumah tangga konsumennya, judi kupon togel juga membawa pengaruh berupa kemerosotan moral, peningkatan tindakan kriminalitas, perubahan pemikiran dan perilaku konsumen menjadi irrasional, kemunduran tingkat perekonomian atau kesejahteraan rumah tangga. Lingkungan sosial serta keluarga yang permisif, aturan perundang-undangan yang tidak tegas dan akses pembelian togel yang mudah menjadikan konsumen togel menjadi addicted. Sehingga judi kupon togel mudah menyebar di masyarakat. Alasanalasan pendukung keberadaan togel tersebut sebenarnya tidak lepas dari peran lingkungan keluarga, masyarakat dan aparat. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan tidak dapat lepas dari peran ketiga pihak tersebut (Putra, 2003: 19). Berdasarkan hasil dari penelitian ini, ditemukan bahwa salah satu keluarga yang peneliti teliti tidak mengalami disharmonisasi rumah tangga. Bahkan anggota keluarga tidak merasa keberatan dengan kebiasaan kepala keluarganya yakni berjudi. Oleh karena itu yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji perjudian bete ini adalah bagaimana perilaku komunikasi yang dilakukan oleh pejudi bete sebagai kepala keluarga terhadap anggota keluarganya yang diangkat dalam 5

sebuah karya ilmiah dengan judul Perilaku Komunikasi Pejudi Dalam Keluarga (Studi Deskriptif Judi Bete di Kalangan Masyarakat Kota Payakumbuh) 1.2 Fokus Penelitian Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada kajian perilaku komunikasi pejudi bete dalam keluarga dengan Teori Dialektika Hubungan (Relational Dialectics Theory) dan Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory). 1.3 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana perilaku komunikasi pejudi bete sebagai pemimpin dalam keluarga 2. Bagaimana perilaku komunikasi pejudi bete dalam konflik keluarga 3. Bagaimana perilaku komunikasi pejudi bete di lingkungan perjudian 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan judul dan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Perilaku komunikasi yang dilakukan oleh pejudi bete dalam komunikasi keluarga. 2. Perilaku komunikasi pejudi bete dalam konflik keluarga 3. Perilaku komunikasi pejudi bete di lingkungan perjudian 6

1.5 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dari terlaksananya penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menambah khasanah pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi dan dapat jadi acuan studi penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis Peneliti berharap hasil penelitian bisa berguna bagi para pembaca untuk dapat mengetahui tentang perilaku komunikasi yang dilakukan oleh pejudi bete dalam keluarga. Dan pembaca dapat menghindari segala macam bentuk perjudian serta dapat melindungi keluarga atau orang terdekatnya. 7