APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

MATERI DAN METODE PENELITIAN

1 atm selama 15 menit

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

3. METODOLOGI PENELITIAN

UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

Lampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung. Kadar Air (%) = (W1-W2) x 100% W1. Kadar Abu (%) = (C-A) x 100% B

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Pertanian, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, dan Laboratorium

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada bulan Juli 2009 Oktober 2010.

Lampiran 1 Lay out penelitian I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

III. METODE PENELITIAN

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2015 di

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

STUDI BAHAN BAKU BERLIGNOSELULOSA DARI LIMBAH PERTANIAN UNTUK PRODUKSI GULA XILOSA MURAH DIIKUTI PROSES FERMENTASI MENGHASILKAN ETANOL

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LATAR BELAKANG. Bahan bakar Fosil - Persediannya menipis - Tidak ramah lingkungan. Indonesia

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

Transkripsi:

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA 1. Pembuatan sodium Sitrat (C 6 H 5 Na 3 O 7 2H 2 O) 0,1 M 1. Mengambil dan menimbang sodium sitrat seberat 29.4 gr. 2. Melarutkan dengan aquades hingga volume 1000 ml. 2. Pembuatan asam sitrat (C 6 H 8 O 7 ) 0,1 M 1. Mengambil dan menimbang asam sitrat seberat 19.2 gr. 2. Melarutkan dengan aquades hingga volume 1000 ml. 3. Prosedur pembuatan larutan buffer sitrat 0,1 M ph 5,5 1. Mencampurkan 152 ml larutan asam sitrat 0,1 M dengan 848 ml larutan sodium sitrat 0,1 M. 2. Mengecek ph dengan ph universal untuk mendapatkan ph 5,5 dengan menambahkan larutan asam sulfat (1N) atau larutan sodium hidroksida (1N). 4. Prosedur pembuatan media pertumbuhan untuk Trichoderma reseei 1. Menimbang 1.95 gr PDA dan melarutkan dalam 50 ml aquades. 2. Memanaskan dan mengaduk larutan hingga jernih seperti minyak 3. Menuangkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml 4. Mensterilisasi dalam autoclave pada T=121 o C selama 10 menit 5. Mendinginkan tabung reaksi dalam posisi miring 5. Prosedur regenerasi bakteri Trichoderma reseei 1. Mengambil tabung reaksi yang berisi media agar miring PDA 2. Menginokulasikan bakteri Trichoderma reseei dengan kawat ose ke dalam media agar tersebut. 3. Menginkubasi dalam inkubator pada T=32 o C selama 7 hari

6. Prosedur Persiapan dedak gandum 1. Memilih dedak gandum yang berwarna coklat terang 2. Menghaluskan menggunakan mortar 3. Mengayak menggunakan screener 40 mesh 7. Prosedur pembuatan media fermentasi enzim 1. Menimbang 1 gram MgSO 4.7H 2 O, 1.5 gram KH 2 PO 4, 0.15 gram CaCl 2, 0.2 gram FeSO 4, 0.2 gram MnSO 4, 2 gram yeasts ekstrak dan 5 gr xilan oat spelt. 2. Menambahkan larutan buffer sitrat ph 5,5 hingga volume 1 liter. 3. Mengaduk dengan pengaduk magnet hingga homogen. 4. Melakukan sterilisasi menggunakan autoclave pada T=121 o C selama 10 menit. 8. Membuat enzim kasar 1. Menimbang 10 gr dedak gandum 40 mesh dan memasukannya kedalam erlenmeyer 500 ml 2. Menambahkan 25-30 ml media fermentasi 3. Mensterilisasi dengan autoclave pada T=121 o C selama 10 menit 4. Menginokulasi T.reseei sebanyak 2 cm 2 dalam erlenmeyer yang berisi dedak gandum dan media fermentasi. 5. Menginkubasikan substrat dedak gandum dan larutan garam mineral yang berisi suspensi jamur pada inkubator pada suhu suhu 32 C selama 7 hari 6. Media fermentasi yang telah ditumbuhi jamur ditambahkan dengan 100 ml larutan Buffer sitrat ph 5,5 yang mengandung 0,1 % Tween-80 kemudian mengocok pada orbital shaker pada 175 rpm selama 135 menit A-2

7. Melakukan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 1 jam untuk mendapatkan cairan enzim (supernatant). 8. Melakukan filtrasi dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan filtrat dengan mycelia beserta endapan media di dalamnya. 9. Membuat larutan Xilan 0,5% 1. Menimbang 0,5 gr xilan oat spelt dan melarutkan dalam 80 ml aquades 2. Memanaskan dan mengaduk pada suhu 60 o C 3. Mengaduk larutan selama 24 jam hingga homogen 10. Membuat reagen DNS (Miller, 1959) 1. Larutkan 8 gr NaOH dalam 100 ml aquades, dan stirrer hingga benar-benar terlarut sempurna. 2. Larutkan 15 gr sodium potassium tartrate dan 4 gr sodium metabisulfit ke dalam 250 ml aquades. 3. Campurkan kedua larutan, 5 gr DNS dan aquades dengan penambahan keseluruhan komponen harus sedikit demi sedikit hingga volume 500 ml. 11. Membuat larutan Xilose 0.03 M 1. Menimbang 0.45 gr D-Xylose 2. Mengencerkan dalam 100 ml buffer sitrat 3. Mengaduk dengan stirer hingga homogen 12. Prosedur pembuatan kurva larutan standar xilosa untuk uji aktifitas enzim xilanase 1. Mengambil 100 ml larutan substrat xilosa 0,03 M. 2. Mengencerkan larutan standar xilose pada berbagai macam konsentrasi (1 :2, 1 :3, 1 :4, 1 :5, dst) dengan penambahan buffer sitrat ph 5,5 A-3

3. Mencampurkan 0,2 ml larutan standar xilose pada berbagai macam pengenceran dengan 1,8 ml larutan xilan 0,5% 4. Menginkubasi larutan pada T 35 o C selama 10 menit 5. Memanaskan dalam air mendidih selama 10 menit 6. Mendinginkan dalam es batu 7. Menambahkan 1 ml aquades 8. Mengukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm 13. Prosedur pretreatment mekanik Bahan baku (Douglas,1988) 1. Mengeringkan bahan baku selama 24 jam pada sinar matahari hingga kering. 2. Mengoven bahan baku pada suhu 100 o C selama 2 jam 3. Memotong-motong dengan ukuran 1 cm. 4. Menggiling hingga halus menggunakan mortar atau milling. 5. Mengayak dengan screener lolos ukuran 100 mesh. 14. Pembuatan larutan NaOH 1 %. 1. Menimbang 1 gr NaOH ke dalam aquades sampai volume 100 ml. 2. Mengaduk hingga homogen. 15. Prosedur alakaline pretreatment (pretreatment kimiawi) (Mosier, 2005) 1. Menimbang 5 gram bahan baku 100 mesh 2. Menambahkan larutan NaOH 1 % sebanyak 100 ml 3. Memanaskan larutan pada 70-80 o C selama 6 jam disertai pengadukan dan disertai pendingin (condenser). 4. Menyaring dan mencuci larutan substrat bahan baku dengan aquades hingga larutan substrat mencapai ph 7 5. Mengeringkan dengan oven suhu 100 o C selama 3 jam A-4

16. Pembuatan larutan kalium dikromat 0,5 N 1. Menimbang padatan kalium dikromat sebanyak 24,54 g. 2. Melarutkan padatan kalium dikromat dengan aquades sampai 1 L. 17. Pembuatan larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,1 N 1. Menimbang padatan Fe(NH 4 ) 2 (SO 4 ) 2.6H 2 O sebanyak 40,5 gram. 2. Melarutkan padatan FAS dengan aquades dan ditambahkan 10 ml larutan asam sulfat pekat sampai volume total 1 L. 18. Pembuatan larutan asam sulfat 3 N 1. Memipet larutan asam sulfat pekat sebanyak 83,5 ml. 2. Mengencerkan larutan asam sulfat pekat sampai mencapai volume total 1 L. 19. Analisa kadar Hemiselulosa (Ramirez,1988) 1. Menimbang sebanyak 1,5 gr Bahan Baku dan memasukkan dalam beaker glass 300 ml. 2. Menambahkan 75 ml larutan NaOH 17,5%, dan langsung mencatat waktu penambahan NaOH 17,5% tersebut. 3. Mengaduk dengan stirrer hingga Bahan Baku terdispersi dalam larutan. 4. Ketika Bahan Baku telah terdispersi seluruhnya, dilanjutkan dengan mengangkat stirrer lalu membilasnya dengan 17,5% NaOH sehingga volume reagen NaOH total yang ditambahkan tepat 100 ml. 5. Setelah 30 menit dari waktu penambahan 17,5% NaOH awal, menambahkan 100 ml aquades lalu mengaduk dengan batang pangaduk. 6. Membiarkan larutan dalam beaker glass selama 30 menit, sehingga didapat total waktu ekstraksi adalah 60 menit. 7. Di akhir waktu 60 menit, mengaduk larutan lalu menyaring dengan kertas saring, membuang 10-20 ml A-5

filtrat awal, mengumpulkan kira-kira 100 ml filtrat awal dalam erlenmeyer, dan jangan membilas Bahan Baku dengan air. 8. Memipet 50 ml filtrat Bahan Baku dan menambahkan 50 ml H 2 SO 4 3 N. 9. Memanaskan larutan dalam waterbath bersuhu 70-90 o C selama beberapa menit untuk mengkoagulasi betaselulosa, lalu membiarkan endapan dalam larutan mengendap selama semalam (24 jam). 10. Memipet 50 ml larutan jernih hasil presipitasi pada langkah 2, dan menambahkan 10 ml K 2 Cr 2 O 7 0,5 N lalu menambahkan secara hati-hati 90 ml H 2 SO 4 98%. Membiarkan larutan menjadi panas selama 15 menit. 11. Menambahkan 50 ml aquades dan mendinginkan hingga mencapai temperatur ruangan. Menambahkan 2-4 tetes indikator ferroin lalu menitrasi dengan larutan ferrous ammonium sulfat hingga larutan berubah warna menjadi ungu kecoklatan. 12. Melakukan titrasi blanko dengan mengganti filtrate dengan 12,5 ml NaOH 17,5% ; 12,5 ml aquades dan 25 ml H 2 SO 4 3 N. 13. Menghitung Kadar Hemiselulosa dengan rumus: % Hemiselulosa = Dimana : V 4 : volume titrasi filtrat jerami padi setelah presipitasi (ml). V 3 : volume titrasi blanko (ml). N : normalitas dari larutan ferrous ammonium sulfat. W : berat dari jerami padi yang digunakan (gram). A : volume filtrat jerami padi yang digunakan (ml). 6,85 : 1 miliequivalent selulosa A-6

20. Prosedur pembuatan kurva larutan standar xilosa untuk pengukuran konsentrasi xilosa 1. Mengambil 100 ml larutan substrat xilosa 0.03 M. 2. Mengencerkan larutan standar xilose pada berbagai macam konsentrasi (1 :2, 1 :3, 1 :4, 1 :5, dst) dengan penambahan buffer sitrat ph 5.5 hingga volume total 2ml 3. Menginkubasi larutan pada T 35 o C selama 10 menit 4. Memanaskan dalam air mendidih selama 10 menit 5. Mendinginkan dalam es batu 6. Menambahkan 1 ml aquades 7. Mengukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm 21. Prosedur degradasi enzimatis 1. Menyiapkan 5 gr bahan baku 100 mesh dari prosedur 14. 2. Menambahkan enzim xilanase sebanyak 2.66 ml/gr (4.177 IU/ml). 3. Menambahkan larutan buffer ph 5.5 sebanyak 100 ml hingga substrat bahan baku terendam. 4. Memanaskan hingga suhu 50 o C selama 120 menit. 5. Mengambil larutan sebanyak 2 ml dan melakukan analisa DNS 6. Menghitung gula yang terbentuk melalui harga absorbansi larutan. 22. Prosedur pembiakan strain Pichia stipitis pada agar miring. 1. Menyiapkan media agar miring dengan melarutkan yeast ekstrak 5 gram, pepton 10 gram, glukosa 20 gram dan bacto agar 16 gram ke dalam 1 L aquades. 2. Menuangkan ke dalam tabung reaksi 5 ml. 3. Mensterilisasi larutan kedalam autoclave, kemudian mendinginkan dengan posisi miring. 4. Menginokulasikan strain Pichia stipitis dan menginkubasikan pada suhu 35 0 C selama 5 hari. A-7

23. Pembuatan kurva standar sel Pichia stipitis. 1. Menumbuhkan yeast Pichia stipitis ke dalam media agar plate yang telah disterilisasi dan mengandung 10 g/l yeast ekstrak, 20 g/l pepton, 20 g/l xilosa dan 20 g/l agar. Mikroorganisme ditumbuhkan pada suhu 35 o C selama 3 hari. 2. Koloni pada agar plate dipindahkan ke dalam media filter-sterilized yang mengandung 1,7 g/l yeast nitrogen base (tidak mengandung asam amino dan ammonium sulfat), 2,27 g/l urea, 6,56 g/l pepton dan 20 g/l xilosa. Koloni ditumbuhkan selama 1 hari. 3. Sel disentrifugasi pada 5000 rpm selama 15 menit dan supernatant dipisahkan dari sel. 4. Mensentrifugasi kembali untuk menghilangkan nutrient yang tersisa dengan menambahkan aquades pada 5000 rpm selama 15 menit. 5. Sel diambil dan dikeringkan pada suhu 100 o C selama 4 jam. 6. Melarutkan sel dengan aquades dengan konsentrasi 1 g/l sampai dengan konsentrasi 10 g/l. 7. Mengukur absorbansi larutan sel dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm terhadap larutan blanko, dimana dalam hal ini larutan blanko adalah aquades. 8. Membuat kurva standar sel Pichia stipitis antara konsentrasi sel terhadap absorbansi. 24. Penghitungan konsentrasi sel Pichia stipitis. 1. Menumbuhkan yeast Pichia stipitis ke dalam media agar plate yang telah disterilisasi dan mengandung 10 g/l yeast ekstrak, 20 g/l pepton, 20 g/l xilosa dan 20 g/l agar. Mikroorganisme ditumbuhkan pada suhu 30 o C selama 3 hari. 2. Koloni pada agar plate dipindahkan ke dalam media filter-sterilized yang mengandung 1,7 g/l yeast nitrogen base (tidak mengandung asam amino dan ammonium A-8

sulfat), 2,27 g/l urea, 6,56 g/l pepton dan 20 g/l xilosa. Koloni ditumbuhkan selama 1 hari. 3. Sel disentrifugasi pada 5000 rpm selama 15 menit dan supernatant dipisahkan dari sel. 4. Sel ditimbang dan disuspensi dengan aquades steril. 5. Mengukur konsentrasi sel dengan mengukur absorbansi larutan sel dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm terhadap larutan blanko, dimana dalam hal ini larutan blanko adalah aquades. 6. Membandingkan dengan kurva standar untuk mendapatkan konsentrasi sel. 25. Prosedur boiling & overliming pretreatment (Nigam,2001) 1. Menyiapkan 100 ml larutan hasil degradasi pada prosedur no.21 pada erlenmeyer 250 ml. 2. Menambahkan beberapa tetes larutan Ca(OH) 2 2 N hingga larutan mencapai ph 10. 3. Memanaskan hingga mendidih selama 15 menit. 4. Menyaring endapan yang terbentuk menggunakan kertas saring. 5. Menambahkan beberapa tetes larutan asam sulfat 2 N hingga larutan mencapai ph 5.5. 26. Prosedur pembuatan nutrient untuk fermentasi 1. Menimbang 1.7 gr yeast extract, 2.27 gr urea, dan 6.56 gr pepton. 2. Melarutkan dalam 20 ml aquades. 3. Mengaduk larutan hingga homogen 27. Prosedur fermentasi xilosa dengan Pichia stipitis (Agbogbo, 2007) 1. Mengambil 100 ml larutan substrat yang mengandung xilosa kedalam erlenmeyer 250 ml. 2. Menambahkan 2 ml nutrient ke dalam larutan substrat A-9

3. Melakukan sterilisasi alat dan bahan di dalam autoclave 4. Menambahkan 14 ml inokulum strain Pichia stipitis dengan berat sel tertentu ke dalam substrat 5. Menginkubasi pada suhu 35 0 C selama 8 hari pada inkubator air shaker dengan kecepatan 100 rpm. 6. Setelah fermentasi selesai, cairan disentrifuge dan disaring untuk mendapatkan filtratnya. Cairan dianalisa kadar etanol dan xilosanya. A-10