RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5 Rumah kaca Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB (koleksi pribadi)

PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI BAHAN REKLAMASI TAILING PADA TAMBANG EMAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

Nur Rahmah Fithriyah

Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes)

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

BAB I PENDAHULUAN. buangan sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan (Fahruddin, 2010). Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 1999

Konservasi Tanah & Remediasi. Angga Yuhistira

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis Awal Contoh Tanah Inceptisol Kwala Bekala. Lampiran 2. Hasil Analisis Limbah Pabrik Industri Tempe

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

IV. HASIL PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

leguminosa sangat bervariasi, tergantung pada jenis leguminosanya, kultivarnya, spesies dan galur (strain) bakterinya (Gardner et al. (1991).

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

Lampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang terletak km di utara kota Yogyakarta. Gunungapi Merapi

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Mikrobia dan Tanah KULIAH 1 PENDAHULUAN 9/5/2013 BIOLOGI TANAH BIOLOGI TANAH TANAH. Tanah merupakan habitat yang sangat heterogen. Penghuninya beragam

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

Transkripsi:

[April ] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME EDISI RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN arborea Roxb DAN Paraserianthes falcataria L. Nielsen DENGAN PENGGUNAAN Thiobacillus thioparus dan KOMPOS DALAM UPAYA BIODEGRADASI SIANIDA YANG TERKANDUNG DALAM TAILING EMAS Ina Rosdiana Lesmanawati ABSTRAK Tailing merupakan bahan sisa (residu) tambang berupa batuan yang telah digerus dan telah diambil mineral emas, perak dan logam lainnya. Limbah tailing mengandung unsur logam mikro dan logam berat (sianida) yang dapat meracuni baik terhadap tanaman, hewan, maupun manusia. Karenanya perlu upaya pengelolaan limbah B ini sehingga sesuai fungsinya kembali.salah satu upaya pengelolaan limbah B pada unit pertambangan emas ini adalah dengan pemanfaatan bahan organik (kompos) dan mikroorganisme yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi kandungan senyawa B (sianida) yang terdapat dalam limbah tailing. Pada percobaan ini dilakukan penanaman jenis tanaman Gmellina arborea Roxb dan Paraserianthes falcataria L. Nielsen () yang merupakan tanaman cepat tumbuh (fast growing species). Tanaman-tanaman ini diharapkan dapat mengurangi kandungan senyawa B yang terdapat dalam tailing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara inokulan bakteri (Thiobacillus thioparus) dengan kompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot kering tanaman dan.pada akhir pengamatan (8 MST) tanaman tertinggi dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan pemberian inokulan bakteri ml. Sedangkan tanaman sengon tertinggi pada perlakuan kompos % dengan pemberian inokulan bakteri 5 ml. Diameter batang tanaman dan terbesar juga dihasilkan pada kompos % dengan penambahan inokulan bakteri ml. Bobot kering terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan penambahan inokulan bakteri ml untuk tanaman dan bobot kering sengon terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan penambahan inokulan bakteri 5 ml.hasil pengukuran konsentrasi sianida selama 8 MST menunjukkan adanya penurunan konsentrasi sianida dalam media tanam, baik tanpa penanaman tanaman contoh ataupun dengan penanaman tanaman contoh ( dan ), walaupun dari hasil sidik ragam tidak menunjukkan perbedaan nyata. Pada awal pengamatan konsentrasi sianida mencapai 7.9 ppm dan pada 8 MST konsentrasi sianida sudah tidak terdeteksi (ttd). A. PENDAHULUAN Emas merupakan logam mulia yang telah dikenal manusia sejak dahulu yang dipergunakan sebagai mata uang dan perhiasan. Berdasarkan sifat kimianya, emas bersifat inert dan sukar bereaksi dengan logam lain. Di alam emas dapat berasosiasi dengan logam lain, oleh karena itu diperlukan beberapa tahapan untuk mendapatkan emas murni. Salah satunya adalah proses pengolahan dan pemurnian emas. Proses pengolahan emas ini selain menghasilkan emas juga menghasilkan limbah. Limbah

April, [JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA] merupakan komponen penting yang harus diperhatikan kalangan industri. Limbah yang dihasilkan oleh industri pertambangan emas dapat berupa limbah padat,cair, dan gas, yang dapat merupakan kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B). Menurut Peraturan Pemerintah No. 8/999, limbah B adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifatnya dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan/atau mencemarkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan kesehatan manusia. Apabila limbah B ini dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan bahaya/kerusakan terhadap lingkungan dan kesehatan lingkungan serta makhluk hidup lainnya. Kerusakan lingkungan menjadi perhatian di seluruh dunia. Hal ini menjadi isu lingkungan serius yang berakibat terancamnya kelangsungan makhluk hidup. PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor merupakan industri pertambangan emas di Indonesia pertama yang menerapkan metode tambang bawah tanah. Perusahaan 7 memiliki izin selama tahun untuk melakukan kegiatan penambangan, peleburan, pemurnian, dan pemasaran. Kegiatan pertambangan dan pengolahan bijih (ore) ini memiliki potensi menghasilkan limbah B. Limbah B yang dihasilkan dari proses pengolahan bijih (ore) ini berupa limbah tailing(siregar, 999). Tailing merupakan bahan sisa (residu) tambang berupa batuan yang telah digerus dan telah diambil mineral emas, perak dan logam lainnya. Limbah tailing mengandung unsur logam mikro dan logam berat serta senyawa beracun sianida yang dapat meracuni baik terhadap tanaman, hewan, maupun manusia. Karenanya perlu upaya pengelolaan limbah B ini serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali (Kusnoto dan Kusumodidjo, 995). Pengelolaan limbah B PT. ANTAM ini dilakukan untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dan dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan. Salah satu upaya pengelolaan limbah B pada unit pertambangan emas ini adalah dengan pemanfaatan bahan organik (kompos) dan

[April ] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME EDISI mikroorganisme yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi kandungan senyawa B (khususnya sianida) yang terdapat dalam limbah tailing. Pencampuran tailing dengan bahan organik ini dapat memperbaiki sifat tailing sebagai media pertumbuhan tanaman (Suryanto,Susetyo 997). Pada percobaan ini dilakukan penanaman jenis tanaman yang merupakan spesies alami lokasi pertambangan emas ini. Jenis tanaman yang digunakan adalah Gmellina arborea Roxb () dan Paraserianthes falcataria L. Nielsen () yang merupakan tanaman cepat tumbuh (fast growing species). Tanaman-tanaman ini diharapkan dapat mengurangi kandungan senyawa B yang terdapat dalam limbah tailing sehingga dapat memperbaiki ekosistem yang rusak terdegradasi oleh aktivitas penambangan (untuk kegiatan pasca penambangan). Tujuan : ). mengukur respon pertumbuhan tanaman dengan perlakuan campuran tailing dengan kompos dan bakteri. ). Mengukur penurunan/degradasi sianida karena pengaruh bakteri, kompos dan tanaman. Hipotesis:). Pertumbuhan Tanaman dipengaruhi oleh komposisi media (tailing, bakteri, dan kompos). ). Terjadi penurunan/degradasi sianida oleh aktivitas bakteri, peningkatan penambahan kompos, dan pertumbuhan tanaman. B. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan selama 7 bulan di rumah kaca Program Studi Analisis Lingkungan, Departemen Biologi. FMIPA - IPB. Bahan Limbah tailing berasal dari PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor. Bakteri Thiobacillus thioparus hasil isolasi dari areal tailing PT Antam( Handayani, 4). Metode. Persiapan Media Tanam Pada awal percobaan dilakukan penyemaian bibit tanaman contoh, yaitu dan selama kurang lebih tiga bulan. Media tanan dalam penelitian ini merupakan perlakuan-perlakuan dimana komposisi media terdiri dari

. T% 5. T9%K% 9. T85%K5%. T8%K. T%B 6. T9%K%B. T85%K5%B 4. T8%K%B. T%B5 7. T9%K%B5. T85%K5%B5 5. T8%K%B5 4. T%B 8.T9%K%B. T85%K5%B 6. T8%K%B Keterangan : T: Tailing K: Kompos (%,5%,%) B: Bakteri (ml, 5 ml, ml) Setiap polibag ditanami dengan bibit tanaman contoh yang berumur tiga bulan selama kurang lebih dua bulan.. Analisis limbah tailing Analisis limbah tailing ini dilakukan pada awal dan akhir penelitian meliputi ph, KTK, KB, kandungan C,N,P,K, Ca, Mg, Al, Fe, Zn di Laboratorium tanah, Faperta IPB. Sianida dan logam berat Pb, dan As di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Bogor.. Penanaman Berbagai Jenis Tanaman dan pengamatan tanaman Tanaman contoh hasil persemaian tersebut dipindahkan ke dalam polibag yang sudah diisi media tanam (tailing) dengan kombinasi perlakuan kompos dan inokulan bakteri (Thiobacillus thioparus) selama 8 minggu setelah tanam (8 MST) Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman (TT), diameter batang (DB), dan bobot kering (BK) tanaman serta konsentrasi sianida. Pengukuran tinggi tanaman dan diameter batang tanaman dilakukan pada MST, 4MST, 6 MST,dan 8 MST. Sedangkan pengukuran bobot kering tanaman dilakukan pada akhir penelitian (8MST) Pengukuran konsentrasi sianida yang terdapat dalam tailing dilakukan pada MST, 4MST, 6 MST, dan 8 MST untuk melihat tingkat degradasi sianida oleh mikroorganisme. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Percobaan Faktorial dengan Pengamatan Berulang (Factorial in Time) menggunakan paket program SAS.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan pertumbuhan tanaman arborea Roxb () dan Paraserianthes falcataria L. Nielsen () dilakukan selama delapan minggu setelah tanam (8 MST). Pada minggu ke- setelah tanam ( MST), keadaan kedua jenis tanaman menunjukkan penampakkan yang seragam dengan warna daun hijau normal. Namun pada tailing % (T%) tampak pertumbuhan kedua jenis tanaman lambat dan daun mulai berwarna hijau pucat dibandingkan dengan pada media yang mengandung kompos. Sedangkan pada 4 MST terlihat ada perubahan warna daun pada kedua jenis tanaman, dimana warna daun yang semula hijau normal menjadi hijau kekuning-kuningan. Pada beberapa perlakuan terutama pada tailing % terlihat daun pada kedua jenis tanaman menunjukkan gejala daun berubah warna menjadi kuning (klorosis), mengering dan berguguran/rontok (absisi daun). Namun pada 6 MST, pada beberapa perlakuan tanaman yang mengalami kerontokkan pada daunnya, mulai menunjukkan gejala pertumbuhan kembali, dimana mulai terlihat daundaun baru kembali tumbuh menggantikan daun-daun tua pada batangnya walaupun tidak banyak (muncul tunas baru), kecuali pada perlakuan tailing % kedua jenis tanaman semakin mengering sehingga hampir semua tanaman dalam polibag ini tampak seperti tanaman yang akan mati. Pada 8 MST, tanaman pada perlakuan tailing % baik arborea Roxb maupun Paraserianthes falcataria L. Nielsen mati, sedangkan pada beberapa perlakuan yang lain tanaman secara umum memperlihatkan pertumbuhan yang lebih baik setelah mengalami kerontokkan daun pada 4 MST. ). Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam, menunjukkan bahwa interaksi antara inokulan bakteri (Thiobacillus thioparus) dengan kompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan pada umur 8 MST.

April, [JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA] Gambar. Respon Pertumbuhan Tinggi Tanaman arborea Roxb dan Paraserianthes falcataria L. Nielsen dg kombinasi perlakuan pd &4 MST Respon Pertumbuhan pada MST Respon Pertumbuhan pada 4 MST 6 6 TT (cm) gmelina sengon 5 4 TT (cm) 5 4 Keterangan :. T% 5. T9%K% 9. T85%K5%. T8%K. T%B 6. T9%K%B. T85%K5%B 4. T8%K%B. T%B5 7. T9%K%B5. T85%K5%B5 5. T8%K%B5 4. T%B 8. T9%K%B. T85%K5%B 6. T8%K%B Berdasarkan rataan tinggi tanaman pada MST tanaman tertinggi dihasilkan pada perlakuan kompos 5% tanpa pemberian bakteri inokulan (T85%K5%). Sedangkan tanaman tertinggi dihasilkan pada kombinasi perlakuan kompos % dengan inokulan bakteri 5 ml (T8%K%B5)(Gambar ). Pada 4 MST tertinggi dihasilkan pada perlakuan kompos 5% tanpa pemberian bakteri inokulan (T85%K5%). Tanaman tertinggi dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan inokulan bakteri 5 ml (T8%K %B5) (Gambar ). Pada 6 MST dan tertinggi dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan pemberian inokulan bakteri 5 ml (T8%K%B5) (Gambar ).

[April ] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME EDISI Gambar. Respon Pertumbuhan Tinggi Tanaman arborea Roxb dan Paraserianthes falcataria L. Nielsen dg kombinasi perlakuan pd 6&8 MST Respon Pertumbuhan pada 6 MST 6 5 TT (cm) 4 TT(cm) sengon Respon Pertumbuhan 8 MST 6 5 4 Pada akhir pengamatan (8 MST) tanaman tertinggi dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan pemberian inokulan bakteri ml(t8%k %B ). Sedangkan tanaman tertinggi dihasilkan pada kombinasi perlakuan kompos % dengan pemberian inokulan bakteri 5 ml (T8%K%B5) (Gambar ).. Diameter Batang Seperti halnya pada tinggi tanaman, menunjukkan bahwa interaksi antara inokulan bakteri dengan kompos berpengaruh nyata terhadap diameter batang arborea Roxb dan Paraserianthes falcataria L. Nielsen pada 8 MST. Berdasarkan rataan diameter batang, pada tanaman umur MST diameter batang tanaman terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos 5% tanpa pemberian inokulan bakteri (T85%K5%). Sedangkan diameter batang tanaman terbesar dihasilkan pada kombinasi kompos % dengan penambahan inokulan bakteri 5 ml (T8%K%B5) (Gambar ).

April, [JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA] Gambar. Respon pertumbuhan diameter batang arborea dan Paraserianthes falcataria dengan berbagai kombinasi perlakuan pd & 4 MST. DB (mm) 4,5 4,5,5,5,5 Respon Pertumbuhan pada MST (DB) (mm) gmelina sengon 4,5 4,5,5,5,5 Respon Pertumbuhan pada 4 MST Pada tanaman umur 4 MST diameter batang terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos 5% tanpa pemberian inokulan bakteri batang terbesar dihasilkan pada kombinasi kompos % dengan inokulan bakteri 5 ml (T8%K%B5) (Gambar ). (T85%K5%). Sedangkan diameter Gambar 4. Respon Pertumbuhan Diameter Batang arborea dan Paraserianthes falcataria dg kombinasi perlakuan pd 6 & 8 MST. DB (mm) 4,5 4,5,5,5,5 Respon Pertumbuhan pada 6 MST DB (mm) 4,5 4,5,5,5,5 Respon Pertumbuhan pada 8 MST Pada 6 MST diameter batang dan terbesar dihasilkan pada kompos % dengan penambahan bakteri ml (T8%K%B) (Gambar 4). Pada akhir pengamatan (8 MST) diameter batang dan terbesar juga dihasilkan pada kompos % dengan penambahan

[April ] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME EDISI inokulan bakteri ml (T8%K% B) (Gambar 4).. Bobot Kering Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara inokulan bakteri dengan kompos berpengaruh nyata terhadap bobot kering tanaman dan setelah pertumbuhan 8 MST. Bobot kering tanaman terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan penambahan inokulan bakteri ml (T8%K%B). Pada bobot kering terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan penambahan bakteri 5 ml (T8%K%B5) (Gambar 5.) Gambar 5 Bobot Kering Tanaman arborea dan Paraserianthes falcataria dengan berbagai kombinasi perlakuan pada 8 MST. Bobot Kering pada 8 MST 9 8 7 BK (g) 6 5 4 5. Degradasi sianida Laju degradasi sianida dapat diketahui dengan mengukur konsentrasi sianida dari media tanam tanpa penanaman tanaman contoh (sebagai kontrol) dan dengan penanaman tanaman contoh ( dan ). Hasil pengukuran konsentrasi sianida selama 8 MST menunjukkan adanya penurunan konsentrasi sianida dalam media tanam, baik tanpa penanaman tanaman contoh ataupun dengan penanaman tanaman contoh ( dan ).

April, [JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA] Gambar 6. Degradasi Sianida pada perlakuan tanpa tanaman, dan dengan berbagai perlakuan pada dan 4 MST Degradasi CN Pada MST Degradasi CN pada 4 MST [CN] (ppm) Tanpa Tanaman,5,5,5 [CN] (ppm) Tanpa Tanaman,5,5,5 Pada gambar 6, dapat dilihat dimana pada MST pada media tanam tanpa tanaman contoh, pada media yang ditanami dan konsentrasi sianida masih tinggi dengan konsentrasi tertinggi.77 ppm, sedangkan pada 4 MST pada media tanam tanpa tanaman contoh konsentrasi sianida tertinggi menjadi.584 ppm, sedangkan pada media yang konsentrasi sianida tertinggi menjadi.88 ppm. Konsentrasi sianida pada 6 MST pada media tanam tanpa tanaman contoh dan dengan ditanami konsentrasi sianida tertinggi menjadi.96 ppm, sedangkan pada media yang ditanami konsentrasi sianida tertinggi menjadi.79 ppm. (Gambar 7). ditanami dan Gambar 7. Degradasi Sianida pada perlakuan tanpa tanaman, dan dengan berbagai perlakuan pada 6 MST [CN] (ppm) Tanpa Tanaman,5,5,5 Degradasi Cn pada 6 MST 5

[April ] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME EDISI Hasil analisis awal kandungan sianida dalam tailing sebesar 7.9 mg/l, termasuk dalam kategori tinggi berdasarkan PP RI No 8 tahun 999 tentang Pengelolaan Limbah B dan PP RI No 8 tahun tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pada media tailing juga terdapat logam berat walaupun konsentrasinya rendah jauh dibawah ambang batas, misalnya adalah Pb dan As. Logam Pb dan As merupakan logam yang biasa terdapat dalam tailing. Hasil analisis awal konsentrasi Pb dalam tailing adalah 8.5 ppb dan As sebesar.5 ppb. Pada akhir penelitian (8 MST) konsentrasi logam Pb menjadi.5 ppb dan logam As tidak terdeteksi (ttd). Adanya sianida dapat menghambat kerja enzim sitokrom oksidase dalam proses pengambilan oksigen untuk pernapasan (Jordan TS et al, ). Grafik penurunan sianida (Gambar 6 dan 7) menunjukkan bahwa isolat bakteri (Thiobacillus thioparus) dan bakteri indigenous (yang terdapat dalam media tanam) mampu menurunkan konsentrasi sianida dimana pada akhir minggu ke-8 didapat konsentrasi sianida sudah tidak terdeteksi (ttd). Penurunan kandungan sianida kemungkinan terserap oleh tanaman serta terdegradasi oleh inokulan bakteri dan bakteri indigenous yang terdapat dalam media tanam. Pada percobaan ini juga dapat dilihat bahwa penggunaan tanaman contoh mampu menurunkan konsentrasi sianida lebih cepat dibandingkan dengan media tanpa penanaman. Dapat dilihat pada 4 MST (Gambar 6), konsentrasi sianida pada beberapa perlakuan sudah tidak terdeteksi (ttd) pada media dengan penanaman tanaman contoh, sedangkan pada media tanpa penanaman konsentrasi sianida masih ada pada semua perlakuan walaupun menurun konsentrasinya. Sesuai dengan pendapat Chaney et al, 997 bahwa tumbuhan memiliki kemampuan dalam menstimulasi aktivitas biodegradasi senyawa beracun oleh mikroba dan menyerapnya dari dalam tanah. Hasil analisis awal sifat fisik kimia tailing dari pertambangan emas Pongkor menunjukkan bahwa tailing memiliki ph tanah tinggi (8.8) dengan tekstur 8.85% pasir,.8% debu dan 5.7% liat. Sampel memiliki kandungan

April, [JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA] C,N.P-Bray yang sangat rendah. Selain itu kandungan basa yang dapat ditukar seperti Mg, K, dan Na tergolong pada kisaran rendah juga. Kandungan Ca (8.5 me/g) sangat tinggi. Tingginya kandungan Ca mungkin disebabkan penambahan CaO (kapur) pada unit milling dalam proses pengolahan emas. Dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa media pertumbuhan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman pada media tailing tanpa penambahan bahan organik (kompos) (T%) umumnya rendah dibandingkan pada media dengan penambahan bahan organik (kompos). Penambahan bahan organik dalam media tanam dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, memperbaiki struktur media tanam sehingga dapat terbentuk pori-pori yang mudah untuk pertumbuhan akar. (Leiwakabessy, 998). Dalam percobaan ini, dapat dikatakan dengan pemberian kombinasi inokulasi bakteri dan bakteri indigenous yang terdapat dalam media tanam sangat membantu dalam proses pertumbuhan tanaman dan serta membantu dalam proses degradasi sianida yang terkandung dalam media tailing. Tingkat pertumbuhan tanaman lebih baik bila dibandingkan pada tanaman. Hal ini kemungkinan karena adanya bakteri Rhizobium indigenous dalam media tanam. Keberadaan bakteri ini menghasilkan simbiosis yang efektif dengan inangnya (), sehingga membantu dalam memfiksasi N bebas yang diperlukan bagi tanaman untuk pertumbuhannya (Ermawati,994). Sebagai indikator adanya simbiosis antara Rhizobium dengan tanaman adalah terbentuknya bintil akar. Tanaman yang mati pada media tailing % baik pada tanaman maupun tanaman disebabkan karena pengaruh media tanam sendiri. Media tailing menjadi mengeras apabila ditambah air (pada saat penyiraman). Hal ini menyebabkan ketersediaan air dalam media tidak dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Menurut Fitter dan Hay (99) keadaan demikian menyebabkan penurunan turgor pada sel tanaman dan berakibat menurunnya proses fisiologis tanaman. D. SIMPULAN DAN SARAN 7

[April ] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME EDISI Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi inokulan bakteri (Thiobacillus thioparus) dengan kompos pada media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan bobot kering tanaman dan. Kombinasi perlakuan kompos dan inokulan bakteri menghasilkan tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan kompos % dengan penambahan inokulan bakteri ml (T8%K%B) dan tinggi tanaman tertinggi pada perlakukan kompos % dengan penambahan inokulan bakteri 5 ml (T8%K%B5). Diameter batang terbesar pada tanaman dan dihasilkan pada kombinasi perlakuan kompos % dengan penambahan inokulan bakteri ml (T8%K%B). Kemudian bobot kering tanaman terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan penambahan inokulan bakteri ml (T8%K%), sedangkan bobot kering tanaman terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos % dengan penambahan inokulan bakteri 5 ml (T8%K%5). Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat konsentrasi sianida menurun dan tidak terdeteksi pada minggu ke-8 (8 MST), baik pada perlakuan tanpa tanaman contoh maupun dengan ditanami dan. Dengan penanaman tanaman contoh dapat menurunkan [sianida] lebih cepat bila dibandingkan dengan membiarkan media tanam tanpa penanaman (kontrol). Adanya penambahan bakteri dan kompos dapat menurunkan [sianida] lebih cepat dibandingkan dengan kontrol (tailing % tanpa penambahan bakteri dan kompos). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada petugas yang bekerja di sekitar areal tailing untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) karena sianida diduga dapat menguap ke udara pada dua minggu pertama. Cukup dengan % bahan organik (kompos) tanaman dapat tumbuh pada media tailing yang memiliki sifat mengeras seperti semen apabila terkena air. Disarankan juga perlu penelitian lebih lanjut mengenai kandungan sianida dan unsur berbahaya lainnya yang kemungkinan terdapat dalam tailing dengan menggunakan tanaman pangan.

April, [JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA] DAFTAR PUSTAKA Chaney RL Brown, SL, Angle JS.997. Phytoremediation of soils metals. Opini Biotechnol 8 : 79-84 Ermawati, 994. Pengaruh pemberian mulsa dan inokulasi Rhizobium terhadap nodulasi pada tanaman kedelai di lahan kering, Jurnal. Penelitian Pengembangan Wilayah. Lahan Kering 9-5 Fitter, AH dan RKM Hay. 99. Fisiologi Lingkungan Tanaman Terjemahan Andani, S & ED Purbayanti. Gajah Mada University, Yogyakarta Jordan TS, Young CA.. Cyanide Remediation: Current and Past Technologies. Proceeding of the th Annual Conference on Hazardous Waste Research. Kusnoto dan Kusumodidjo.995. Dampak Penambangan dan Reklamasi. Ditjen Tambun. Pusat pengembangan Pertambangan Bandung. Tenaga Leiwakabessy, 998. Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah.Faperta. IPB. Bogor Handayani,DM. 4.Isolasi bakteri pendegradasi sianida tailing Pongkor. Jurusan Teknologi Industri. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Siregar, A.D. 999. Tambang Emas Pongkor sebagai pertambangan Emas berwawasan Lingkungan. Seminar Teknologi pengolahan Limbah II. Badan Tenaga Atom Nasional. Jakarta. Suryanto, Susetyo W. 997. Perlakuan bahan organic dan tanah mineral pada bahan tailing terhadap ketersediaan unsure hara makro dan unsure logam mikro.jurnal Ilmu Tanah Ling. 9