FENOMENA TRANSPORT KOBALT-60 PADA LAPISAN TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
SIFAT HIGRASI COBALT-60 PADA TANAH HURIA KONDISI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

KARAKTERISTIKA (K, a, Kd, K tot ) TANAH CALON PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI SEMENANJUNG MURIA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

THE MIGRATION BEHA VIOUR OF CAESIUM-I37 ON THE SOILS OF MURIA PENINSULA AS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Bab III Metodologi Penelitian

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN TANAH GAMBUT SEBAGAI ADSORBEN PENYISIHAN SENYAWA AMMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU ABSTRAK

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

Pupuk dolomit SNI

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

FENOMENA TRANSPORT KOBALT-60 PADA LAPISAN TANAH NGASIFUDIN Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 1008, Yogyakarta 55010 Telp. 0274 488435 Faxs 487824 Abstrak FENOMENA TRANSPORT KOBALT-60 PADA LAPISAN TANAH. Telah dilakukan penelitian tentang fenomena gerakan Kobalt-60 (Co-60) pada lapisan tanah yang dilakukan secara kolom dan batch. Penggabungan Co-60.dengan tanah dan komponennya dipelajari dengan serangkaian teknik ekstraksi. Gambaran konsentrasi Co- 60 di dalam kolom tanah tersusun oleh dua kurva logaritma yang menunjukkan Co-60 terdiri atas fraksi gerak dan tidak-gerak. Fraksi Co-60 tidak-gerak diserap oleh tanah dan didistribusikan di dekat bagian atas kolom. Meskipun Co-60 fraksi gerak hanya sedikit terserap oleh tanah dan di-transportkan melalui kolom tanah, konsentrasi maksimum Co- 60 di dalam efluen sedikit menurun dengan kenaikan panjang kolom tanah. Ekstraksi Co-60 dari tanah dan komponennya menunjukkan bahwa Co-60 diserap oleh mangan dioksida dan komponen lempung. Mangan oksida merupakan salah satu komponen tanah yang dapat menurunkan konsentrasi maksimum Co-60 di dalam efluen. Bahkan kandungan mangan oksida 0,24-0,29% dalam tanah menjadi komponen penting untuk mencegah proses transport Co-60 pada larutan keasaman rendah. Kata kunci : Fenomena transport, Kobalt-60, komponen tanah Abstract TRANSPORT PHENOMENON OF COBALT-60 IN THE SOIL LAYER. The transport phenomena of cobalt-60 (Co-60) in the soillayer has been investigated using column and batch methods. The association of Co-60 with soil and its components were studied by extraction methods. The concentration profile of Co-60 in the soil column was composed of two logarithmic curves that showing Co-60 would be consist of mobile and immobile fraction. The immobile fraction of Co-60 was adsorbed by soil and was distributed near in the top of column. Although the mobile Co-60 was little sorbed by soil and migrated through the soil column, the maximum concentration of Co-60 in the effluents decreased slightly with increasing length of the soil column. Extraction of Co-60 from the soil and from its components showed that Co-60 was sorbed by manganese oxide and clay minerals. Manganese oxide is one of the soil components that could be decrease the maximum concentration of Co-60 in the effluents. Although the content of manganese oxide in the soil was 0.24-0.29%, manganese oxide is the important component to prevent the migration of Co-60 in the low acidic solution. Keywords : Transport phenomenon, Cobalt-60, soil component 21

JFN, Vol 3 No. 1, Mei 2009 ISSN 1978-8738 PENDAHULUAN Proses transport radionuklida melalui lapisan tanah adalah satu dari banyak hal penting untuk mengevaluasi dampak penanganan limbah radioaktif di lingkungan. Harga koefisien distribusi untuk Kobalt-60 (Co-60) pada berbagai jenis tanah telah banyak ditentukan karena Co-60 merupakan salah satu radionuklida terpenting yang terkandung di dalam limbah radioaktif [1]. Penyebaran radionuklida dari lokasi instalasi nuklir ke lingkungan harus selalu dipantau agar pencemaran lingkungan menjadi sekecil mungkin. Pemantauan dan pengelolaan limbah radioaktif latar rendah biasanya dilakukan dengan jalan memantau air laut dan tanah serta permukaannya. Pada proses pengelolaan limbah radioaktif latar rendah, sifat-sifat transport atau perpindahan radionuklida pada lapisan tanah sangat penting untuk diketahui. Pada umumnya proses sementasi telah banyak digunakan untuk pengolahan dan pemadatan limbah radioaktif latar rendah. Kemungkinan yang terjadi pada penyimpanan limbah di bawah tanah adalah perpindahan zat cair ke lapisan tanah sekitar, dan diperkirakan ph fase cairnya menjadi alkalis. Kondisi ph akan mempengaruhi proses perpindahan radionuklida pada lapisan tanah [2]. Proses interaksi antara larutan dengan padatan suatu radionuklida berhubungan dengan prinsip serapan atau sorpsi. Sedangkan kecepatan dan mekanisme sorpsi sangat dipengaruhi oleh media adsorben dan adsorbatnya [3]. Dilaporkan juga bahwa persentasi sorpsi Cobalt oleh oksida logam seperti SiO 2, TiO 2 dan mineral kaolin [4] akan naik dengan kenaikan ph larutan. Beberapa tahun terakhir ini dari literatur-literatur [5-10] terlihat bahwa para peneliti semakin banyak menggunakan model matematis dalam mempelajari transport radionuklida. Sifat gerakan perpindahan konsentrasi Co-60 di dalam tanah kemungkinan akan dipengaruhi oleh keasamaannya, komposisi kandungan mineral tanah dan juga proses sorpsi dan transport antara Co-60 dengan tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh ph terhadap karakteristik transport Co-60 sehingga akan diperoleh sifat transport radionuklida Co-60 di dalan tanah. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang dipergunakan adalah sebagai berikut sampel tanah, larutan Co- 60, larutan CoCl 2, aquades, glass wool, pecahan kaca, larutan 1M 22

ISSN 1978-8738 Fenomena Transport (Ngasifudin) CH 3 COONH 4, larutan CH 3 COOH pada ph 5, Larutan 1M NH 2 OH HCl yang mengandung CH 3 COOH 25%, Larutan CH 3 COONa, Larutan hidroksilamin. Alat Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut pemanas (oven), peralatan penggerus, peralatan pengayak, neraca analitis, peralatan gelas, pipet tetes, penggaris, buret, statip, stop watch, Alat cacah LBC, tabung kolom gelas, pengaduk listrik, lampu pengering. Cara Kerja 1. Preparasi Tanah a. Pengeringan sampel tanah Sampel tanah diambil dari kedalaman 0-30 cm. Masing-masing sampel tanah dimasukkan ke dalam mangkok yang telah diberi tanda tempat pengambilan tanah dan ditimbang. Sampel tanah dimasukkan ke dalam oven selama 7 jam pada suhu 105 C. Setelah dioven sampel tanah ditimbang dan kemudian dipanasi lagi. Proses di atas diulangi lagi sampai diperoleh berat sampel tanah konstan. b. Penggerusan dan pengayakan sampel tanah Sampel tanah yang sudah kering digerus sampai diperoleh ukuran kerikil kasar. Sampel tanah digerus lagi setelah kerikil kasarnya dipisahkan memakai ayakan kasar. Saringan yang akan dipakai dibersihkan terlebih dahulu. Saringan yang sudah bersih disusun dengan urutan susunan sebagai berikut : paling bawah ayakan dengan diameter 75 µm, kemudian di atasnya dengan diameter 150 µm, 180 µm, dan 250 µm. Sampel tanah yang sudah digerus dimasukkan ke dalam mesin pengayak yang telah tersusun seperti di atas. Mesin pengayak dihidupkan selama 30 menit. Hasil pengayakan diambil dari masing-masing bagian pengayak sehingga diperoleh ukuran butiran < 75 µm, 75-150 µm, 150-180 µm dan > 180 µm. c. Penyiapan kolom tanah Kolom gelas diisi pecahan kaca dan glass wool secukupnya. Sampel tanah yang telah diayak seberat 25 gr dimasukkan ke dalam kolom gelas. Tanah yang masuk kolom gelas dipadatkan dengan cara mengetok-ngetok pelan-pelan bagian luar dinding kolom gelas. Kolom gelas dipasang pada statip dan di atasnya dipasang buret. d. Penjenuhan kolom tanah Buret diisi aquades sampai penuh. Kran buret dibuka dan setelah aquades mengalir kedalam kolom tanah sebanyak 25 ml kran buret ditutup. Langkah-langkah di atas diulangi sampai kolom tanah jenuh, 23

JFN, Vol 3 No. 1, Mei 2009 ISSN 1978-8738 artinya tercapai suatu kondisi dimana jumlah aquades yang masuk ke dalam kolom tanah sama dengan jumlah aquades yang keluar. e. Pembuatan larutan Kobalt-60 Digunakan 60 CoCl 2. Larutan influen ph 12 dibuat dengan cara melarutkan ke dalam akuades dan konsentrasi Radionuklida 3,7 103 Bq/mL (100 nci/ml). Larutan influen pertama-tama dibuat ph 3 dengan HCl untuk membebaskan karbonat, kemudian menjadi 12 dengan NaOH. Konsentrasi kobalt dalam larutan influen adalah 1 10-8 M. 2. Parameter Percobaan a. Penentuan Koefisien Distribusi dan Faktor Retardasi Kobalt pada kolom tanah. Buret yang berisi aquades diambil dan diganti dengan buret lain yang diisi larutan Kobalt. Kran buret dibuka sehingga larutan Kobalt mengalir ke dalam kolom tanah. Debit aliran larutan Kobalt diatur dengan mengatur kran buret sehingga ketinggian larutan Kobalt senantiasa konstan. Larutan yang keluar dari kolom di tampung dengan vial yang telah diberi nomor urut dan diambil tiap 2,5 ml. b. Pencacahan larutan efluen dari kolom tanah Dipersiapkan planset dan diberi nomor sesuai dengan nomor urut keluaran larutan dari kolom tanah. Dari masing-masing sampel larutan keluaran kolom tanah diambil sebanyak 100 µl dan dimasukkan ke dalam planset, kemudian dikeringkan memakai lampu pengering. Setelah kering masing-masing planset di cacah untuk diketahui aktivitasnya. c. Percobaan Transport : Sistem percobaan menggunakan kolom gelas diameter 5 cm dan tinggi 35 cm dan alat lainnya yang dirangkai ditunjukkan pada Gambar 1. 24

ISSN 1978-8738 Fenomena Transport (Ngasifudin) Gambar 1. Sistem Percobaan Transport Tanah di pak ke dalam kolom setinggi 15 cm. Di bagian bawah kolom tanah diberi pecahan gelas untuk menjaga aliran ekstra. Bulk densitas tanah dalam kolom adalah 1,66 g/cm -3. Setelah di dalam kolom tanah diperoleh aliran akuades konstan, larutan influen sebanyak 1000 ml dimasukkan ke dalam kolom melalui bagian atas, lalu kolom tanah dibilas lagi dengan 1000 ml akuades. Kecepatan alir konstan 6,6 10-2 ml/detik diatur dengan pompa tabung mikro. Kondisi ini dinamakan Tahap Acuan. Percobaan transport dilakukan dengan cara mengganti panjang kolom dari 15 cm menjadi 30 cm dan merubah jumlah larutan influen dari 1000 menjadi 500 ml untuk menguji pengaruh panjang kolom dan profil konsentrasi dari jumlah totalnya. Radioaktivitas Co-60 ditentukan dengan gamma spektrometri. Sebanyak setiap 50 ml bagian efluen diambil, sedangkan tanah disampling setiap kedalaman 1 cm. Metoda transmissi netron memberikan kecepatan air 0,012 cm/detik dalam kolom tanah dan rata-rata kandungan air tanahnya 0,35 cm 3 /cm 3. Konsentrasi Co-60 dalam efluen dan dalam sampel tanah dinormalkan terhadap larutan influen. Konsentrasi relatif Co-60 dalam tanah (Cnorm): norm tanah inf C ρ C C (1) dengan : = bulk densitas tanah dalam kolom (g/cm 3 ). 25

JFN, Vol 3 No. 1, Mei 2009 ISSN 1978-8738 Ctanah = konsentrasi Co-60 dalam tanah (Bq/g). Cinf = konsentrasi Co-60 dalam larutan influen (Bq/mL). d. Percobaan Adsorpsi Batch : Percobaan adsorpsi Co-60 dalam tanah dan komponen-komponennya dalam larutan ph 12 dilakukan secara batch untuk menguji kontribusi komponen-komponen terhadap sorpsi Co-60. Meskipun adsorpsi Co-60 oleh tanah memerlukan kesetimbangan dalam satu hari, 2g tanah atau 0,5 g masing-masing komponennya dikontakkan untuk 1 minggu dengan larutan Co-60 sebanyak 50 ml yang mana kekuatan ion dan ph akan ekivalen dalam larutan influent. e. Penggabungan Co-60 dengan komponen pada tanah berpasir : Serangkaian ekstraksi dilaksanakan untuk menentukan penggabungan Co-60 dengan tanah yang berpasir dan komponen-komponennya pada larutan-larutan dengan ph 12. Percobaan rangkaian ekstraksi adalah sebagai berikut: Tanah berpasir dan komponen-komponennya dikontakkan : Pertama dengan akuades, yang kedua dengan suatu larutan 1M CH 3 COONH 4 pada ph 7, yang ketiga dengan larutan CH 3 COOH pada ph 5 dan akhirnya dengan 1M NH 2 OH HCl yang mengandung CH 3 COOH 25%. Larutan CH 3 COONH 4, larutan CH 3 COONa dan larutan hidroksilamin dipertimbangkan menyerap Co-60 yang terserap secara terbalik, berturut-turut Co-60 digabungkan dengan karbonat dan mangan dioksida. Sisa Co-60 dapat digabungkan dengan FeOOH dan atau dicampur dalam mineral yang berongga dan mineral yang liat. Untuk ekstraksi, 1 gram sampel tanah pada 3 posisi kedalaman yang berbeda antara 0-2, 6-8 dan 12-14 cm dari kolom tanah pembanding. Tanah dan komponen-komponen pada Co-60 yang sudah diserap dalam sejumlah percobaan yang merupakan hal pokok dalam pengujian pengambilan ekstraksi untuk membandingkan ciri-ciri penyerapan bagi tanah berpasir dengan komponen-komponennya tersebut. Tanah dan komponen dihubungkan tiga kali dengan masingmasing alat pengekstraksi pada 50 ml selama 4 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis kimia tanah disajikan dalam Tabel 1. Terlihat kandungan Mangan oksida hanya 0,24-0,29%. 26

ISSN 1978-8738 Fenomena Transport (Ngasifudin) Tabel 1. Hasil Analisis Kimia Tanah (Satuan % Berat) Oksida/unsur Lapisan 1 Lapisan 2 (0-5 cm) (5-10 cm) SiO 2 38.76 39.99 Al 2 O 3 22.65 21.53 Fe 2 O 3 15.11 13.24 CaO 1.21 0.19 MgO 0.70 0.31 Na 2 O 0.25 0.07 K 2 O 0.56 0.20 MnO 0.24 0.29 TiO 2 1.50 1.35 Gambar 2. Perubahan Konsentrasi Co-60 Normal Terhadap Volume Larutan Influen Sifat Transport Kobalt-60 Sifat transport Co-60 dapat diterangkan dengan hubungan gambaran konsentrasi Co-60 normal terhadap volume larutan influen seperti terlihat pada Gambar 2 yang menunjukkan bahwa konsentrasi maksimum Co-60 pada efluen lebih rendah sekitar 10% daripada konsentrasinya pada larutan influen. Setelah berada dalam kondisi akuades, yaitu kondisi semua larutan radioaktif (influen) telah melalui kolom, maka konsentrasi Co-60 menurun sesuai waktu alir dan konsentrasinya naik 5% dalam influen. Kondisi ph pada larutan efluent bertambah tinggi sampai ph 12 dengan naiknya konsentrasi Co-60 dalam larutan influen, sedangkan setelah berada dalam kondisi akuades ph efluen turun secara perlahan-lahan sampai ph 6. Konsentrasi maksimum yang terukur dalam efluen melalui kolom tanah 30 cm adalah 0,83 lebih rendah daripada yang melalui kolom tanah 15 27

JFN, Vol 3 No. 1, Mei 2009 ISSN 1978-8738 cm. Ini menunjukkan bahwa konsentrasi Co-60 dalam efluen turun dengan kenaikan jarak transport. Gambaran konsentrasi Co-60 pada kolom tanah yang dipilih setelah jenuh menghilangkan Co-60 dalam air tanah menunjukkan suatu penurunan awal yang cepat dengan kenaikan kedalaman, melewati lebih dari penurunan gradual dengan kedalaman lebih dari 5-6 cm seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Perubahan Konsentrasi Co-60 Terhadap Kedalaman Lapisan Kolom Tanah Gambar 4. Kurva Konsentrasi Relatif dan Volume Efluen Co-60 dari Tanah Pada ph 3 dan 12 28

ISSN 1978-8738 Fenomena Transport (Ngasifudin) Gambar 5. Kurva Distribusi Konsentrasi Relatif Co-60 untuk Kedalaman Tanah pada ph 3 dan 12 Hubungan antara Konsentrasi Relatif Co-60 dengan Volume Efluen dan distribusi konsentrasinya terhadap Kedalaman Tanah disajikan pada Gambar 4 dan 5. Dari Gambar 4 terlihat bahwa konsentrasi Co-60 pada ph 12 menurun drastis setelah volume 250 ml, kemudian berkurang sedikit demi sedikit. Pada Gambar 5, distribusi konsentrasi Co-60 pada lapisan kolom tanah untuk ph 12 secara keseluruhan dapat dikatakan tidak jauh berbeda pada setiap kedalaman lapisan tanah. Sebaliknya dari Gambar 4, pada ph 3 konsentrasi Co-60 sejak aliran pertama berharga pada level 0,0001 dan selanjutnya konsentrasi Co-60 dalam efluen hampir sama. Dari Gambar 5, distribusi konsentrasi Co-60 dalam lapisan tanah pada ph 3 diperoleh setelah kedalaman 7 cm. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Co-60 melakukan transport dengan kecepatan alir tinggi pada ph 12, dan sebaliknya pada ph 3 Co-60 hanya bergerak lambat dalam lapisan tanah karena konsentrasi Co-60 dalam efluen turun dengan kenaikan jarak transport akibat berkurangnya kandungan mangan oksida. Perlakuan Penyerapan dan Penggabungan Co-60 dengan tanah berpasir dan komponen-komponennya Harga Koefisien distribusi (KD) Co-60 bagi komponen tanah [11] adalah 6,6 10 3 ml/g untuk kaolin dan 4,9 10 3 untuk klorit dan 3,2 10 3 untuk todorolit, 810 untuk FeOOH dan 160 untuk rutile. Kobalt-60 lebih mudah diserap oleh kaolin, klorit dan todorolit daripada oleh FeOOH dan rutile karena KD untuk kaolin, klorit dan todorolit lebih tinggi beberapa kali daripada KD FeOOH dan rutile. 29

JFN, Vol 3 No. 1, Mei 2009 ISSN 1978-8738 Bagian fraksi Co-60 yang diserap kembali dari tanah berpasir melalui rangkaian ekstraksi yang sudah disampel pada posisi yang berbeda pada 0-2, 6-8 dan 12-14 cm masing-masing ditunjukkan pada Gambar 6A-C. (A) (B) (C) (D) 0 50 100 Persentase Terserap = CH3COONa 1M = CH3COONH4 0,01 M pada ph 5,5 =NH2OH 1M dengan CH3COOH 25% = Sisa Gambar 6. Bagian Dari Co-60 Yang Diserap Kembali Pada Proses Ekstraksi. Tanah Disampel Pada Posisi Yang Berbeda Pada Kolom Tanah (A): Pada 0-2 Cm; (B) Pada 6-8 Cm; (C) Pada 12-14 Cm Dan (D) Co-60 Yang Diserap Kem,Bali Oleh Tanah Pada Beberapa Sistem Gambar 6D memperlihatkan bagian fraksi Co-60 yang diserap kembali dari tanah yang mana Co-60 sudah diserap dalam sistem batch. Kurang dari 1% Co-60 sudah diserap oleh tanah dengan akuades baik dalam kolom maupun batch. Hal ini menyatakan bahwa penggabungan Co-60 dengan tanah dalam sistem kolom tidak mempengaruhi kecepatan akuades. Kira-kira 30% fraksi tak-gerak Co-60 yang diserap oleh larutan CH 3 COONH 4 menjadi lebih tinggi dari pada fraksi gerak Co-60. Bagian fraksi yang lebih rendah pada fraksi tak-gerak Co-60 dilarutkan dengan hidroksilamin, larutan secara relatif menuju ke pada fraksi gerak Co-60. Penggabungan fraksi gerak Co-60 dengan tanah berpasir yang demikian mungkin berbeda dengan fraksi gerak Co-60. Pada sisi lain, pola penyerapan kembali (desorpsi) bagi sampel tanah pada kedalaman 6-8 cm menyerupai pada kedalaman 12-14 cm. Yang lebih menarik, kurang dari 5% baik pada Co-60 fraksi tak-gerak maupun fraksi gerak sudah diserap oleh larutan CH 3 COONa pada ph 5. Jika Co-60 diendapkan sebagai Co-60 karbonat [12], Co-60 karbonat seharusnya diserap 30

ISSN 1978-8738 Fenomena Transport (Ngasifudin) kembali dengan larutan ph 5. Dengan begitu Co-60 fraksi tak-gerak dan fraksi geraknya tidak akan diendapkan sebagai Co-60 karbonat. Gambar 7. Bagian Fraksi Co-60 Diserap Kembali Oleh Tiap-Tiap Komponen Pada Tanah Gambar 7 menunjukkan bagian fraksi Co-60 diserap kembali oleh tiap-tiap komponen pada tanah berpasir. Lebih dari 50% Co-60 diserap oleh kaolinit, khlorit, dan rutile sudah diserap kembali dengan larutan CH 3 COONH 4 dan larutan CH 3 COONa pada ph 5. Sebagian kecil Co-60 diserap oleh todorolite, diserap kembali dengan CH 3 COONH 4 dan larutan CH 3 COONa pada ph 5, dan sebagian besar diserap kembali dengan larutan hidroksilamin. Tujuh puluh lima persen Co-60 yang diserap oleh FeOOH tidak diserap kembali oleh beberapa mineral. Hal ini menyatakan bahwa dalam larutan ph 12 akan diserap kembali lebih kuat oleh mangan oksida dan besi oksida daripada oleh mineral liat dan rutile. KESIMPULAN 1. Sifat gerakan perpindahan konsentrasi Co-60 di dalam kolom tanah tersusun oleh dua kurva eksponensial yang menunjukkan bahwa pada larutan ph 12 akan terdiri atas dua fraksi transport yang berbeda, yaitu fraksi gerak Co-60 dan fraksi-tidak gerak Co-60. Konsentrasi maksimum Co-60 di dalam efluen berkurang dengan naiknya panjang kolom tanah. 31

JFN, Vol 3 No. 1, Mei 2009 ISSN 1978-8738 2. Di antara komponen-komponen tanah, Co-60 lebih terserap oleh kaolin, khlorit dan mangan oksida. Co-60 akan lebih terserap oleh mangan dioksida daripada lempung. 3. Pada proses ekstraksi menunjukkan bahwa Co-60 diserap oleh mangan oksida dan mineral lempung selama proses transport dalam kolom tanah. Dan mangan oksida mengkontribusi penurunan konsentrasi maksimum Co-60 di dalam efluen dengan kenaikan panjang kolom tanah. 4. Gerakan transport Co-60 mempunyai retardasi kecil dan fraksi geraknya tertentu terhadap tanah, yang berarti bahwa pada penggabungan Co-60 dengan tanah harga koefisien distribusi sangat penting untuk memperkirakan sifat transport Co-60 dalam tanah. DAFTAR PUSTAKA 1. YAMAMOTO, T., et al., 1982, J. Jpn. Health Phys. Soc., (in Japanese), 17,3. 2. TYLLER, K.G., et al., 1963, Soil Sci., 95, 392. 3. HIGASHI, K., et al., 1980, Analytical Models for Migration of Radionuclides in Geologic Sorbing Media, J. Nuc. Sci. Technol., 17, 9. 4. JAMES, R.O., et al., 1972,. Colloid Interface Sci, 40, 42. 5. DLOUHY, Z., 1982, "Disposal of Radioactive Wastes", Elsevier Scientific Publ. Co., New York. 6. ERBANG, H., 1991, "Migration of Nuclides in the Environment", Regional Training Course for Asia and the Pasific Region on Environmental Monitoring and Assesment of Nuclear Facility, China Institute for Radiation Protection, Taiyuan, Shanxi. 7. GUVEN, R.W., 1985, "Analysis and Interpretation of Single-Well Tracer Test in Stratified Aquifer", Water Resourcer Research, Volume 21, May 1985 Number 5, American Geophysical Union. 8. HANS, B., 1982, "Nuclear Power the Environment and Man", Information Booklet Prepared Jointly by IAEA and WHO, Austria. 9. HARTMANN, R., 1980, "Methods for Soil Pyisical Analyses", State University of Gent, Faculty of Agricultural Sciences Department of Soil Physics, Gent. 10. HERBERT, F.W. and MARY,P.A., 1982, Introduction to Ground Water Modelling, W.H. Freeman and Company, San Fransisco. 11. DOUGLAS KILLEY, R.W., et.al., 1984, Subsurface Cobalt-60 Migration from a Low Level Waste Disposal Site, Environ. Sci. Technol., 18, 148~157. 12. CHESTER, R., et.al., 1981, Techniques for Identifying Transuranic Speciation in Aquatic Environments, IAEA, 173. 32