ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berinvestasi dengan cara beternak sapi merupakan salah satu cara usaha yang relatif aman,

ANALISIS USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN DI PESISIR PANTAI KECAMATAN SINGKIL UTARA KABUPATEN ACEH SINGKIL. Tesis. Oleh: NOMI NOVIANI SIREGAR

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KOPRA (Kasus: Desa Silo baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG YANG MENJUAL BIJI BASAH DENGAN MENJUAL BIJI KERING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

I. Petunjuk pengisian : lingkari jawaban yang benar (kecuali pertanyaan tertentu) Apabila di sewa berapa biaya/tahun : Rp. Volume (Buah) Luas (m2)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Bimbingan

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KOPI ATENG YANG MENJUAL DALAM BENTUK GELONDONG MERAH (Cherry red) DENGAN KOPI BIJI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

TESIS. Oleh MUHAMMAD SAMIN /MAG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAMBAK UDANG SISTEM EKSTENSIF DAN SISTEM INTENSIF

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

Lampiran 1 : KUESIONER PENELITIAN PERAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT

STUDI KOMPARATIF SISTEM PENGGEMUKAN SAPI KEREMAN DI DAERAH BANTARAN SUNGAI DAN LUAR DAERAH BANTARAN SUNGAI KRUENG ACEH KABUPATEN ACEH BESAR TESIS

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETANI MITRA TEMBAKAU PT. DJARUM DI KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

Karisma Tejo Widaghdo

PENGARUH SKALA USAHA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN (Kasus: Desa Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah)

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif

Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Daging Sapi dari Rumah Pemotongan Hewan sampai Konsumen di Kota Surakarta

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

KUESIONER PENELITIAN

KUISIONER. Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Makan Joglo Manis Ponorogo).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PALA DI KECAMATAN TAPAK TUAN KABUPATEN ACEH SELATAN TESIS. Oleh

Lampiran 1. Karaketeristik Sampel Petani Padi Sawah Metode SRI di Kecamatan Beringin Tahun 2015

Lampiran 1. Hasil print out SPSS proses pelanggan memesan DO

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN SISTEM PEMBIBITAN PADA ANGGOTA KTT TRI ANDINIREJO KELURAHAN BENER KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

x 100 %

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Usaha Ternak Sapi Potong Sistem Non Gado. Lama Berusaha Pendidikan

KUESIONER PENELITIAN UNTUK PETANI SIPT

ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS YAMAHA MIO PADA SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN. Jenis Kelamin : a. pria b.

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

PENGARUH KARAKTERISTIK PETERNAK TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN WONOGIRI

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BIOPESTISIDA DAN PENGELOLAAN KEBUN TERHADAP PRODUKSI PETANI KOPI DI KABUPATEN SIMALUNGUN

LAMPIRAN. Isilah data bapak/ibu/saudara/saudari dibawah ini :

BAB IV ANALISIS DATA. sumber data lain terkumpul. Dalam analisis data ini dimaksudkan pula untuk menguji

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH FIRM SIZE, LEVERAGE DAN PROFITABILITY TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) DENGAN VOLUNTARY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

: CANDRA BUTAR-BUTAR AGRIBISNIS

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

T-Test Tekanan Darah Sistolik

PENGARUH SEMANGAT KERJA PEMILIK DAN PEKERJA TERHADAP KEWIRAUSAHAAN MORO ARTOS DI SALATIGA SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

ANALISIS INVESTASI USAHATANI PEMBIBITAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SLEMAN TESIS

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH di DESA SUMBER TANI KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATU BARA: SUATU PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

Keterangan : Strata I = 1-21 Strata II = 22-30

DAMPAK PENGEMBANGAN KOMODITI TERNAK SAPI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

Lampiran 1. Peta Daerah Penelitian, Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat '00" # # # # '00"

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

LAMPIRAN. Lampiran 1 : Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Jhonson Pascal Test sebelum dan sesudah diberi teh hitam.

STRATEGI PENINGKATAN PEMASARAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS HESSA AIR GENTING KECAMATAN AIR BATU KABUPATEN ASAHAN TESIS. Oleh

LAMPIRAN 1 Besar Sampel. Besar sampel ditentukan berdasarkan taraf kepercayaan 95 % tail Z1- = 1,96 dan untuk power test 80%, Z1-β = 0,84.

Transkripsi:

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat) Ir. Thomson Sebayang, MT* ), Ir. Diana Chalil, Msi, Ph.D* ) dan Rafika Zahara Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan E-mail : adis.zahara@yahoo.com ABSTRAK Terdapat dua cara investasi dalam peternakan sapi yaitu usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong. Akan tetapi, usaha pembibitan sapi potong kurang diminati oleh investor karena relatif lebih rumit dan memerlukan jangka waktu usaha yang lebih lama dibandingkan dengan usaha penggemukan sapi potong. Hal tersebut dapat dilihat dengan skala usaha peternakan yang relatif kecil. Untuk menganalisis kondisi tersebut maka dilakukan penelitian terhadap 30 orang peternak usaha pembibitan dan 30 orang peternak usaha penggemukan sapi potong. Besar sampel ditentukan dengan Metode Slovin, Propotionate Stratified Sampling dan penarikan sampel ditentukan dengan Metode Snowball Sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan Metode Hayami dan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Nilai tambah yang dihasilkan pada usaha pembibitan lebih kecil dibandingkan pada usaha penggemukan sapi potong (2) harga indukan sapi, harga anakan sapi, biaya obat cacing, biaya garam, biaya BBM dan upah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap nilai tambah usaha pembibitan sapi potong (3) harga sapi bakalan penggemukan, harga sapi hasil penggemukan, biaya obat cacing, biaya garam, biaya BBM dan upah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap nilai tambah usaha penggemukan sapi potong. Kata Kunci : Sapi Potong, Usaha Pembibitan, Usaha Penggemukan, Nilai Tambah ABSTRACT There are two types of investment in beef cow business: cattle breeding business and fattening up of beef cows. However, beef cow breeding business does not so much attract investors because it is relatively complicated and takes a long time, compared with beef cow fattening up business. This fact can be seen from the scale of livestock business which is relatively small. In order to analyze this problem, the researcher conducted a research on 30 cattle breeding businesses and 30 beef cow fattening up businesses. The samples were taken by using Slovin method, proportionate stratified sampling technique, and snowball sampling technique. The data were analyzed by using Hayami method and multiple linear regression analysis. The result of the research showed that 1) the value-added of cattle breeding business was smaller than beef cow fattening up business, 2) the price of cows, the price of calves, the cost of de-worming medicines, the cost of salt, the cost of fuel, and the wages of workers had significant influence on the value-added of beef cow business, and 3) the price of fattening up cattle, the price of cattle which had been fattened up, the cost of de-worming, the cost of salt, the cost of fuel, and the wages of workers had significant influence on the value-added of beef cow fattening up business. Keywords: Beef Cow, Cattle Breeding Business, Cattle Fattening up Business, Value-Added 1

PENDAHULUAN Latar Belakang Berinvestasi dengan cara beternak sapi merupakan salah satu cara usaha yang relatif aman, karena sapi merupakan hewan yang tangguh tak mudah terkena penyakit, serta pertumbuhan badan yang cepat. Harga sapi potong dipasaran pun relatif stabil dan hasil panen mudah diserap pasar. Ada beberapa macam investasi yang berhubungan dengan peternakan sapi yang biasa dilakukan, yakni penggemukan sapi potong dan pembibitan sapi potong (Sujarwo, 2012). Hasil atau nilai tambah dari usaha pembibitan sapi potong berupa indukan sapi yang unggul agar pada usaha penggemukan bibit bakalan tersebut dapat memberikan hasil pertambahan bobot berat badan sapi yang tinggi. Usaha pembibitan sapi potong sejauh ini memang kurang memberikan keuntungan yang memadai. Besarnya modal yang dibutuhkan untuk usaha pembibitan juga menjadi penyebab lain rendahnya minat pengusaha untuk investasi di usaha pembibitan sapi potong. Hal ini tidak sebanding dengan usaha penggemukan yang memberikan keuntungan berlipat ganda (Rianto dan Endang, 2011). Di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat merupakan daerah dengan populasi sapi potong paling besar. Usaha sapi potong yang paling banyak berkembang di Kecamatan Stabat adalah usaha pembibitan sapi potong. Padahal usaha penggemukan sapi potong memberikan keuntungan finansial jauh lebih besar dalam waktu lebih pendek, sehingga usaha penggemukan lebih menarik bagi investor dibanding usaha pembibitan (Hadi dan Ilham, 2000). Sebaliknya, usaha pembibitan sapi potong kurang diminati oleh investor karena memerlukan modal usaha yang besar, sedangkan bunga kredit tinggi, rantai pemasaran rumit, sarana transportasi dan pemilikan lahan terbatas yang akhirnya belum memberikan keuntungan ekonomis dan dibutuhkan waktu pemeliharaan yang cukup lama (Soeharsono dan Sudaryanto, 2011). Tujuan penelitian ini yaitu: (1) Untuk menganalisis besar nilai tambah yang diperoleh dari usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong berdasarkan perbandingan skala usaha di daerah penelitian, (2) Untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi nilai tambah usaha pembibitan sapi potong di daerah penelitian, (3) Untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi nilai tambah usaha penggemukan sapi potong di daerah penelitian. 2

TINJAUAN PUSTAKA Landasasn Teori Nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan, nilai tambah dapat didefinisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai biaya bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin ini tercakup komponen faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja, input lainnya dan balas jasa pengusaha pengolahan (Hayami et al., 1987). Penelitian Terdahulu Dari penelitian Riszqina, dkk (2011) dengan judul Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong dan Sapi Bakalan Karapan Di Pulau Sapu di Kabupaten Sumenep, rata-rata penerimaan per bulan peternak usaha pembibitan sapi potong lebih kecil dibanding peternak usaha penggemukan sapi potong. Rata - rata keuntungan per bulan peternak sapi dengan usaha penggemukan yang berskala 4-6 ekor lebih besar dibanding yang berskala 2-3 ekor, tetapi peternak dengan usaha pembibitan sapi potong berskala 4-5 ekor mendapat kerugian lebih kecil dibandingkan yang berskala 2-3 ekor. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat karena Kabupaten Langkat merupakan Kabupaten dengan populasi sapi potong terbesar di Provinsi Sumatera Utara, Kecamatan Stabat merupakan daerah yang memiliki populasi sapi potong terbesar di Kabupaten Langkat dan Desa Ara Condong, merupakan desa yang memiliki jumlah ternak sapi potong terbesar diantara 12 desa yang ada di Kecamatan Stabat. Metode Penentuan Sampel Besar sampel ditentukan dengan Metode Slovin sebanyak 60 peternak dengan rincian 30 orang untuk sampel pembibitan dan 30 orang untuk sampel penggemukan sapi potong. 3

Metode Analisis Data Perhitungan nilai tambah usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong dilakukan dengan metode Hayami. Selanjutnya perbandingan nilai tambah pada masingmasing skala usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong dilakukan dengan rumus: t hitung = X ₁ X ₂ (n₁ 1) S₁2 + (n₂ 1)S₂ 2 n₁ + n₂ 2 ( 1 n₁ + 1 n₂ ) dimana: X1 = Rata-rata variabel 1 (nilai tambah usaha pembibitan sapi potong); X2 = Rata-rata variabel 2 (nilai tambah usaha penggemukan sapi potong); S1 = Varian sampel variabel 1 (nilai tambah usaha pembibitan sapi potong ;S2 = Varian sampel variabel 2 (nilai tambah usaha penggemukan sapi potong); N1 = Jumlah sampel variabel 1 (nilai tambah usaha pembibitan sapi potong); N2 = Jumlah sampel variabel 2 (nilai tambah usaha penggemukan sapi potong). Dengan kriteria uji : Jika t-hitung t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (ada perbedaan antara nilai tambah usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong). Jika t-hitung t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak ada perbedaan antara nilai tambah usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong) (Sugiono, 2006). Untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah usaha pembibitan sapi potong digunakan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= f (X1, X2, X3, X4, X5, X6) dimana: Y= Nilai tambah usaha pembibitan sapi potong; x1= Harga anakan sapi potong (Rp/Kg); x2= Harga indukan sapi potong (Rp/Kg); x3= Biaya obat cacing (Rp); x4=biaya garam (Rp); x5= Biaya BBM (Rp); x6= Upah tenaga kerja (Rp/HOK). Untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah usaha penggemukan sapi potong digunakan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= f (X1, X2, X3, X4, X5, X6) dimana: Y= Nilai tambah usaha penggemukan sapi potong; x1= Harga bakalan penggemukan sapi potong (Rp/Kg); x2= Harga sapi potong hasil penggemukan (Rp/Kg); x3= Biaya obat cacing (Rp); x4= Biaya garam (Rp); x5= Biaya BBM (Rp); x6= Upah tenaga kerja (Rp/HOK). 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil perhitungan nilai tambah dengan metode Hayami diketahui bahwa nilai tambah pada usaha pembibitan sapi potong pada skala usaha 5 ekor adalah sebesar Rp14.236/Kg, skala usaha 6-9 ekor adalah Rp17.729/Kg dan skala usaha 10 ekor sebesar Rp24.744/Kg. Sedangkan pada usaha penggemukan pada skala usaha 5 ekor adalah sebesar Rp7.612Kg, skala usaha 6-9 ekor adalah Rp9.077/Kg dan skala usaha 10 ekor sebesar Rp13.391/Kg. Tabel 1. Nilai Tambah Hasil Pembibitan Sapi Potong (Metode Hayami) Nilai Variabel Skala Usaha Skala Usaha Skala Usaha 5 ekor 6-9 ekor 10 ekor I. Output, Input dan Harga 1. Output (Kg) 501 1338 2576 2. Input (Kg) 179 463 878 3. Tenaga Kerja (HOK) 18,03 27,59 39,90 4. Faktor Konversi 2,80 2,89 2,93 5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/Kg) 0,10 0,06 0,05 6. Harga Output (Rp/Kg) 33828 33561 35265 7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) 75003 76184 85662 II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 75047 75259 75272 9. Sumbangan Input lain (Rp/Kg) 5499 4019 3398 10. Nilai Output (Rp/Kg) 94782 97006 103413 11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 14236 17729 24744 b. Rasio Nilai Tambah (%) 15,02 18,28 23,93 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Kg) 7558 4541 3891 b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 53,09 25,61 15,73 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) 6677 13188 20853 b. Tingkat Keuntungan (%) 46,91 74,39 84,27 III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/Kg) 19735 21748 28141 a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) 38,30 20,88 13,83 b. Sumbangan Input Lain (%) 27,86 18,48 12,07 c. Keuntungan Pengusaha (%) 33,84 60,64 74,10 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1-21), 2012 5

Tabel 2. Nilai Tambah Hasil Penggemukan Sapi Potong (Metode Hayami) Nilai Variabel Skala Usaha Skala Usaha Skala Usaha 5 ekor 6-9 ekor 10 ekor I. Output, Input dan Harga 1. Output (Kg) 558 1724 3915 2. Input (Kg) 429 1295 2741 3. Tenaga Kerja (HOK) 18,23 23,13 41,09 4. Faktor Konversi 1,30 1,33 1,43 5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/Kg) 0,04 0,02 0,01 6. Harga Output (Rp/Kg) 30405 30611 31034 7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) 74608 77255 85461 II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 30147 30267 29557 9. Sumbangan Input lain (Rp/Kg) 1825 1406 1387 10. Nilai Output (Rp/Kg) 39584 40750 44335 11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 7612 9077 13391 b. Rasio Nilai Tambah (%) 19,23 22,27 30,20 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/Kg) 3174 1379 855 b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 41,69 15,20 6,38 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) 4438 7698 12537 b. Tingkat Keuntungan (%) 58,31 84,80 93,62 III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/Kg) 9437 10483 14778 a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) 33,63 13,16 5,78 b. Sumbangan Input Lain (%) 19,34 13,41 9,39 c. Keuntungan Pengusaha (%) 47,03 73,43 84,83 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 22-42), 2013 Perbedaan masing-masing skala usaha pada nilai tambah usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong di analisis oleh uji beda, dimana untuk nilai tambah usaha pembibitan sapi potong tidak ada perbedaan antara pada skala usaha 5 ekor dan skala usaha 10 ekor, skala usaha 6-9 ekor dan skala usaha 10 ekor serta skala usaha 6-9 ekor dan skala usaha 10 ekor. Sedangkan pada usaha penggemukan sapi potong tidak ada perbedaan antara nilai tambah pada skala usaha 5 ekor dan skala usaha 6-9 ekor serta skala usaha 6-9 ekor dan skala usaha 10. Pada skala usaha 5 ekor dan skala usaha 10 ekor terdapat perbedaan antara kedua skala. 6

Tabel 3. Hasil Analisis Uji t Berpasangan Usaha Pembibitan Sapi Potong Paired Samples Test Pair 1 Pair 2 skala usaha pembibitan 1-5 - skala usaha pembibitan 6-9 skala usaha pembibitan 1-5 - skala usaha pembibitan 10 Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) -3759,250 6316,8852 2233,356-9040,29820 1521,79820-1,683 7,136-17639,000 2015,2543 1425,000-35745,3417 467,34175-12,378 1,051 Pair 3 skala usaha pembibitan 6-9 - skala usaha pembibitan 10-10664,000 6294,6645 4451,000-67219,3172 45891,3172-2,396 1,252 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 47), 2013 7

Tabel 4. Hasil Analisis Uji t Berpasangan Usaha Pembibitan Sapi Potong Pair skala usaha 1 pengge mukan 1-5 - skala usaha pengge mukan 6-9 Pair skala usaha 2 pengge mukan 1-5 - skala usaha pengge mukan 10 Pair skala usaha 3 pengge mukan 6-9 - skala usaha pengge mukan 10 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) -1764,571 5105,9561 1929,870-6486,7932 2957,6503 -,914 6,396-7917,000 151,3208 107,000-9276,5639-6557,4360-73,991 1,009-2089,000 4644,2773 3284,000-43816,1763 39638,1763 -,636 1,639 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 48), 2013 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah pada usaha pembibitan sapi potong adalah harga anakan sapi (X1), harga indukan sapi (X2), biaya obat cacing (X3), biaya garam (X4), biaya BBM (X5) dan upah tenaga kerja (X6). Persamaan regresi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah pada usaha pembibitan sapi potong yaitu: Y = -59660.345+ 0.459X1 + 1.163X2 + 0.047X3-0.009X4 0.024X5 + 0.161X6 Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah pada usaha penggemukan sapi potong adalah harga sapi bakalan penggemukan (X1), harga sapi hasil penggemukan (X2), biaya obat cacing (X3), biaya garam (X4), biaya BBM (X5) dan upah tenaga kerja (X6). Persamaan regresi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah pada usaha penggemukan sapi potong yaitu: Y = 8740.107-1.696X1 + 1.634X2 + 0.006X3 + 0.003X4 0.008X5 + 0.034X6 8

KESIMPULAN Nilai tambah yang diperoleh dari usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong pada skala usaha > 10 ekor lebih besar dibandingkan dengan skala usaha 5 ekor dan skala usaha 6-9 ekor. Dalam jangka waktu 6 bulan, usaha penggemukan sapi potong memberikan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dengan usaha pembibitan sapi potong. Skala usaha mempengaruhi biaya rata-rata bahan penolong pada usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong. Makin besar skala usaha, biaya rata-rata bahan penolong akan semakin kecil dan semakin efisien. Faktor yang mempengaruhi nilai tambah pembibitan sapi potong (Y) secara parsial dipengaruhi oleh biaya obat cacing (X3) dan biaya garam (X4). Sedangkan variabel lainnya tidak mempengaruhi nilai tambah pembibitan sapi potong secara parsial. Variabel biaya obat cacing dan garam berpengaruh nyata secara parsial terhadap nilai tambah usaha pembibitan sapi potong karena apabila obat cacing dan garam tidak digunakan dalam usaha pembibitan sapi potong maka akan mengurangi bobot badan sapi potong dan menyebabkan nilai tambah usaha pembibitan sapi potong menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah penggemukan sapi potong (Y) secara parsial dipengaruhi oleh harga sapi bakalan penggemukan (X1) dan harga hasil penggemukan (X2). Sedangkan variabel lainnya tidak mempengaruhi nilai tambah pembibitan sapi potong secara parsial. 9

DAFTAR PUSTAKA Hadi, P. U. Dan N. Ilham. 2000. Peluang Pengembangan Usaha Pembibitan Ternak Sapi Potong di Indonesia Dalam Rangka Swasembada Daging. 2005. Direktorat Perbibitan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Jakarta. 11 12 Juli 2000. 22 hlm. Hayami Y., Thosinori, M., dan Masdjidin S. 1987. Agricultural Markerting and Processing in Upland Java: A prospectif From A Sunda Village. Bogor. Rianto, E dan Endang P. 2011. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. Riszqina, Jannah L., Ishandi, Rianto E., Santoso S. I. 2011. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong Dan Sapi Bakalan Karapan Di Pulau Sapudi Kabupaten Sumenep. Jurnal JITP Vol. 1 No.3 Juli 2011. Soeharsono dan B. Sudaryanto. 2011. Inovasi Pembibitan Ternak Sapi Potong Berbasis Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Pada Lahan Irigasi di Yogyakarta. Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman Ternak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Yogyakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan HRD, Cetakan ke 11. Alpha Beta. Bandung. 10

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat) JURNAL OLEH : RAFIKA ZAHARA 080304038 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 11

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat) JURNAL OLEH : RAFIKA ZAHARA 080304038 Jurnal Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing Ketua Anggota (Ir. Thomson Sebayang, MT) (Ir. Diana Chalil, M. Si., Ph. D) NIP. 195711151986011001 NIP. 196703031998022001 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 12

RAFIKA ZAHARA, Program Studi Agribisnis, NIM : 080309038 dengan Judul Skripsi dan Jurnal ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat) THE ANALYSIS OF THE VALUE-ADDED OF BEEF COW BUSINESS (A Case Study at Ara Condong Village, Stabat Subdistrict, Langkat District) Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing Ketua (Ir. Thomson Sebayang, MT) NIP. 195711151986011001 13