DINAMIKA POPULASI Trichoderma PADA SISTEM BUDIDAYA LOKAL PADI DI LAHAN RAWA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Indonesia ABSTRACT

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

ABSTRAK. Ismed Setya Budi, Mariana dan Ismed Fachruzi Fakultas Pertanian Unlam Banjarbaru

APLIKASI KOMBINASI JAMUR ENDOFIT DAN BAKTERI RIZOSFIR DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG RHIZOCTONIA DI LAHAN PASANG SURUT TIPE D

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

PEMANFAATAN JERAMI PADI SEBAGAI MEDIUM PERBANYAKAN Trichoderma harzianum DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN CABAI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PADI ORGANIK

PENDAHULUAN. Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA MIRPROB

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk famili solanaceae dan

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!!

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

IbM Produksi Biopestisida Trichoderma harzianum di Pusat Pemberdayaan Agens Hayati ( PPAH) Ambulu Jember

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

I. PENDAHULUAN. seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran yang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen

I. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

BAB I PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculantum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

PATOGENISITAS Sclerotium rolfsii, Rhizoctonia solani, DAN R. bataticola DARI BEBERAPA SUMBER INOKULUM TERHADAP KECAMBAH WIJEN (Sesamum indicum L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

Budidaya Tumbuhan Obat. Ilmu Bahan Alam Pertemuan 2 Indah Solihah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

Hersanti Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1. (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae)

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Smith.) sudah tidak asing lagi bagi. penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Dalam buah tomat banyak

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

Tabel 1 Persentase penghambatan koloni dan filtrat isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan S. rolfsii Isolat Streptomyces spp.

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

I. PENDAHULUAN. memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya

I. PENDAHULUAN. Duku (Lansium domesticum Corr.) sebagai buah unggulan Provinsi Jambi,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

HASIL. Pengaruh Seduhan Kompos terhadap Pertumbuhan Koloni S. rolfsii secara In Vitro A B C

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan akan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Penggunaan Trichoderma sp. yang Ditambahkan pada Berbagai Kompos untuk Pengendalian Penyakit Layu Tanaman Stroberi (Fragaria sp.)

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Fusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang menghasilkan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yaitu

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Uji Antagonis Trichoderma sp. Terhadap Fusarium sp. Secara In Vitro (Metode Dual Kultur)

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

Efektifitas Solarisasi Tanah Terhadap Penekanan Perkembangan Jamur Fusarium Pada Lahan Tanaman Pisang Yang Terinfeksi

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus L. (Merr)) merupakan salah satu tanaman yang banyak

Transkripsi:

DINAMIKA POPULASI Trichoderma PADA SISTEM BUDIDAYA LOKAL PADI DI LAHAN RAWA DINAMIKA POPULASI Trichoderma PADA SISTEM BUDIDAYA LOKAL PADI DI LAHAN RAWA Mariana *), Ismed S. Budi dan Zairin Akhmad *) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fak. Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Jalan Ahmad Yani km. 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan. e-mail : mar_unlam@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mempelajari dinamika populasi Trichoderma yang diaplikasikan pada tiap tahap tanam lokal di lahan rawa, yaitu tedarak, ampak, lacak, olah tanah dan tanam Isolat Trichoderma yang digunakan merupakan hasil eksplorasi dari lahan rawa pasang surut dan rawa lebak. Isolat ini telah diuji antagonisnya terhadap penyakit busuk pangkal batang yang merupakan penyakit utama padi di lahan rawa. Penanaman padi dilakukan menurut kearifan lokal lahan rawa. Lokasi penanaman untuk lahan rawa pasang surut di Desa Karang Indah Kabupaten Barito Kuala, untuk lahan rawa lebak di Desa Banua Rantau Kabupaten Tabalong. Dinamika Populasi Trichoderma dihitung pada setiap tahapan proses pindah tanam dengan menggunakan metode teknik cawan pengenceran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aplikasi terbaik adalah pada saat pengolahan tanah. Aplikasi ini dapat meningkatkan dan menjaga populasi Trichoderma sampai saat tujuh hari setelah tanam (HST) yaitu berkisar 39 x 10 6 konidia/g tanah. Jumlah ini ternyata dapat mempertahankan intensitas penyakit busuk pelepah berkisar 1,44 %. Aplikasi dengan cara merendam benih dalam suspensi Trichoderma, juga secara signifikan menurunkan intensitas penyakit.walaupun populasi Trichoderma menurun pada saat ampak. Tetapi pada saat lacak populasi terus berkembang sehingga tidak berpengaruh terhadap kenaikan intensitas penyakit di akhir pengamatan Kata kunci: Lahan rawa, budidaya padi lokal, dinamika populasi, Trichoderma viride PENDAHULUAN Petani padi di lahan rawa Kalimantan Selatan mempunyai kearifan lokal yaitu menggunakan sistem tanam dengan empat kali pindah tanam yang mengikuti pola dari pasang dan surutnya air (teradak, ampak, lacak, dan tanam). Keadaan ini memungkinkan inokulum mikroba patogen sekaligus antogonisnya yang sudah berkoevolusi turut serta, sehingga 207

Mariana et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011 diduga membantu pengendalian patogen yang akan menyerang. Kearifan lokal pengolahan tanah menggunakan alat tajak untuk membersihkan gulma pada saat air tergenang menghasilkan puntalan gulma yang digunakan sebagai pupuk hijau. Keadaan kaya bahan organik ini sangat mungkin untuk mengaktifkan dan menambah daya antagonis dari mikroba pengendali hayati yang ada di situ. Di lain pihak penggunaan pestisida dan pupuk sintetik mempunyai efek sebaliknya sehingga populasi mikroba antagonis dapat berkurang. Kearifan budaya lokal dalam budidaya tanaman padi belum pernah diteliti terutama dalam kaitannya dengan pengelololaan penyakit yang menyerang. Mengingat pada sistem budidaya ini intensitas penyakit lebih rendah dibanding sistem konvensional seperti hasil penelitian Mariana (2006) bahwa penyakit blas pada tanaman padi varietas lokal dengan sistem empat kali pindah semai dan pengolahan tanah dengan alat tajak intensitasnya lebih rendah dibanding dengan budidaya konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dinamika populasi Trichoderma pada budidaya padi dengan kearifan lokal lahan rawa Kalimantan Selatan. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di lahan rawa Kalimantan Selatan yaitu rawa lebak dan rawa pasang surut serta di Laboratorium Fitopatologi, Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat dari bulan Maret - bulan Nopember 2010. Penelitian menggunakan isolat Trichoderma hasil eksplorasi dari lahan rawa pasang surut dan rawa lebak, yang telah diuji antagonisnya terhadap penyakit busuk pangkal batang yang merupakan penyakit utama padi di lahan rawa. Penanaman padi dilakukan menurut kearifan lokal lahan rawa. Lokasi penanaman untuk lahan rawa pasang surut di desa Karang Indah Kabupaten Barito Kuala, untuk lahan rawa lebak di desa Banua Rantau Kabupaten Tabalong. Aplikasi pada saat teradak yaitu dengan merendam benih padi dalam suspensi Trichoderma pada media kentang dekstrose. Aplikasi Trichoderma pada saat pindah semai ampak, lacak dan olah tanah menggunakan Trichoderma pada media beras. Cara aplikasi 208

DINAMIKA POPULASI Trichoderma PADA SISTEM BUDIDAYA LOKAL PADI DI LAHAN RAWA yaitu ditabur di atas cacahan puntalan rumput untuk olah tanah, dan ditabur di atas permukaan tanah pada ampak dan lacak. Dinamika populasi Trichoderma dihitung pada setiap tahapan proses pindah tanam. Perhitungan menggunakan metode teknik cawan pengenceran (dilution plate technique). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan dinamika populasi Trichoderma pada berbagai tingkatan pindah tanam lokal pada varietas Siam Mutiara baik di lahan rawa pasang surut (Gambar 1.). maupun rawa lebak (Gambar 2) menunjukkan adanya perbedaan populasi pada masing masing tahapan pindah tanam. Aplikasi pada saat teradak, populasi Trichoderma berkembang cukup baik, walaupun populasi menurun pada saat ampak. Hal tersebut diduga akibat proses pemangkasan akar yang cukup banyak sehingga menurunkan populasi. Tetapi pada saat lacak populasi terus berkembang sehingga tidak berpengaruh terhadap kenaikan intensitas penyakit di akhir pengamatan Gambar 1. Dinamika Populasi Trichoderma (10 6 )di lahan rawa pasang surut Aplikasi terbaik adalah pada saat pengolahan tanah yaitu aplikasi dilakukan pada puntalan rumput yang terhampar di atas tanah dan dibiarkan membusuk. Aplikasi ini dapat meningkatkan populasi Trichoderma sampai pada akhir pengamatan yaitu berkisar 39 x 10 6 konidia/g. Jumlah ini ternyata dapat mempertahankan intensitas penyakit busuk pelepah berkisar 1,44 %. Diduga puntalan rumput yang membusuk tersebut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan Trichoderma. Trichoderma yang diinokulasikan dapat bekerja dengan baik. Hal ini sejalan dengan hasil yang 209

Mariana et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011 diperoleh Hoitink et al. ( 2006) bahwa T. hamatum 382 yang diinokulasikan pada kompos dapat menekan Botryosphaeria penyebab dieback (mati pucuk) pada Myrica pennsylvanica lebih baik dibanding inokulasi tanpa kompos. Begitu juga penambahan T. hamatum 382 pada campuran kompos kotoran sapi dan tanah gambut (5% v/v) dapat menekan penyakit blight pada Begonia (Horst et al. 2005). Bahan organik seperti pupuk hijau juga dapat meningkatkan populasi Trichoderma dan Pseudomonas flourescens sehingga dapat menekan Sclerotium rolfsii pada tomat (Bulluck dan Ristaino 2001). Peningkatan produksi juga dapat terjadi pada produksi tomat organik sebesar 33% dengan pemberian kompos yang ditambah trichoderma dibanding dengan pertanaman konvensional (Abbasi 2002). Menurut Harman (2006) Trichoderma secara endofit masuk ke dalam tanaman sehingga dapat mengendalikan patogen yang sudah masuk ke dalam tanaman. Selain itu keberadaannya pada rhizosfer tanaman juga dapat mengendalikan patogen yang ada di rhizosfer tanaman tersebut, juga meningkatkan kelarutan unsur hara dan penyerapan hara sehingga dapat meningkatkan vigor tanaman. Aplikasi dengan cara merendam benih dalam suspensi Trichoderma (teradakan), juga secara signifikan menurunkan intensitas penyakit yaitu dapat menahan serangan busuk pelepah hingga 2,2 % pada rawa lebak dan 1,32 % pada rawa pasang surut (Gambar 3). Hal ini menunjukkan bahwa pola tanam lokal dengan empat kali pindah tanam dapat mempertahankan populasi Trichoderma sampai mencapai inokulum potensialnya karena mampu berkompetisi dengan baik pada lingkungan lahan rawa, sehingga mampu menahan serangan penyakit. Walaupun populasi Trichoderma pada rhizosfer pada perlakuan teradak lebih rendah dibanding perlakuan olah tanah (Gambar 1 dan 2), namun intensitas penyakit nya tidak berbeda nyata (Tabel 1). Hal ini diduga karena sebagian Trichoderma telah masuk ke dalam jaringan tanaman secara endofit pada saat perendaman benih, sehingga dapat menekan intensitas serangan. Selain itu rendahnya populasi Trichoderma pada perlakuan perendaman benih tidak mengurangi kemampuannya bekerja pada rhizosfer tanaman Mastouri et al. (2010) menyatakan bahwa jamur endofit Trichoderma harzianum T 22 dapat berkompetisi dengan baik pada rhizosfer. Ini terbukti 210

DINAMIKA POPULASI Trichoderma PADA SISTEM BUDIDAYA LOKAL PADI DI LAHAN RAWA benih yang diperlakukan dengan T. harzianum T 22 dapat tumbuh dengan baik pada kondisi diinokulasi dengan Pythium ultimum, dan salinitas, suhu, tekanan osmotik di luar optimum. Gambar 2. Dinamika Populasi Trichoderma (10 6 ) di lahan rawa lebak Tabel 1. Intensitas penyakit busuk pelepah (%) setelah aplikasi Trichoderma pada masing masing tahap penanaman. Saat aplikasi Pasang surut Lahan rawa Lebak Tanpa Trichoderma 7,64b 8,12b Olah tanah 0,42a 1,44a Teradak 1,32a 2,20a Ampak 7,06b 6,40b Lacak 7,84b 7,00b Tanam 6,82b 8,18b Pada perlakuan tanpa aplikasi Trichoderma sampai periode tanam di lapang, populasi trichoderma ternyata cukup banyak yaitu 5,2 x 10 6 konidia/g. Dengan demikian populasi Trichoderma di lahan rawa masih mencukupi untuk menahan serangan penyakit busuk pelepah. Hal ini terlihat pada intensitas penyakit tanpa aplikasi berkisar antara 7,64 %. di rawa pasang surut dan 8,12 di rawa lebak. Dibanding dengan aplikasi pada lacak, ampak dan saat tanam, maka intensitas penyakit tanpa aplikasi tidak berbeda nyata, hanya berbeda nyata dengan aplikasi pada saat olah tanah dan teradak. 211

Mariana et al. Semnas Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011 KESIMPULAN DAN SARAN Integrasi mikroba Trichoderma pada sistem budidaya lokal lahan rawa adalah dengan aplikasi mikroba pada saat olah tanah yaitu pada hamparan cacahan puntalan rumput. Inokulasi juga dapat diaplikasikan dengan merendam benih padi dalam suspensi biakan Trichoderma. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menentukan stabilitas populasi mikroba dan kemampuannya menekan perkembangan penyakit. UCAPAN TERIMA KASIH: Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional dalam Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasionalsebagai penyandang dana sehingga kegiatan ini dapat terlaksana 212 DAFTAR PUSTAKA Abbasi, P. A., J. Al-Dahmani, F. Sahin, H.A.J. Hoitink dan S.A. Miller. 2002. Effect of Compost Amendments on Disease Severity and Yield of Tomato in Conventional and Organic Production Systems. Plant Dis. 86: 156-161. Bulluck L. R. III and J. B. Ristaino. 2002. Effect of Synthetic and Organic Soil Fertility Amendmentson Southern Blight, Soil Microbial Communities, and Yield of Processing Tomatoes. Phytopathology 92:181-189. Harman, G. E. 2006. Overview of mechanisms and uses of Trichoderma spp. Phytopathology 96:190-194 Hoitink, H.A.J., L. V. Madden dan A. E. Dorrance. 2006. Systemic Resistance Induced by Trichoderma spp.: Interactions between the Host, the Pathogen, the Biocontrol Agent, and Soil Organic Matter Quality. Phytopathology 96: 186-189. Horst, L.E., J. Locke dan C.R. Krause. 2005. Suppression of Botrytis Blight of Begonia by Trichoderma hamatum 382 in Peat and Compost- Amended Potting Mixes. Plant Disease 89: 1195-1200 Mariana dan I.S. Budi. 2006. Mekanisme Ketahanan Tanaman Padi Varietas Lokal Terhadap Penyakit Blas di Sawah Pasang Surut Kalimantan Selatan. Laporan Hibah Fundamental. Mastouri, F., T. Björkman dan G.E. Harman. 2010. Seed Treatment withtrichoderma harzianum Alleviates Biotic, Abiotic, and Physiological Stresses in Germinating Seeds and Seedlings. Phytopathology 100: 1213-1221.