Tabel 2.6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tegal Pada Tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

SEKTOR BANGUNAN PDRB KABUPATEN TEGAL

SEKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL

SEKTOR KEUANGAN. 8.1 LEMBAGA KEUANGAN (Bank dan bukan bank)

BAB III PENDUDUK DAN TENAGA KERJA A. PENDUDUK

BAB III PENDUDUK DAN TENAGA KERJA A. PENDUDUK

SEKTOR KEUANGAN. 8.1 LEMBAGA KEUANGAN (Bank dan bukan bank)

SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB VI INDUSTRI, LISTRIK DAN AIR MINUM

KABUPATEN TEGAL. Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN TEGAL

7.6 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kawasan

Tabel 2.2. Tingkat Produksi Pertanian di Kabupaten Tegal

BAB IX KEUANGAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB III PROFIL PEREKONOMIAN KECAMATAN ADIWERNA TAHUN 2006

Sapusapuan 1% Furniture Rotaan 0% Wooden Cable 4% Komponen 13% Benang Tenun. Perabot Kayu. Furniture. Kayu 51% 17% BAB VII PERDAGANGAN A.

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB IV SOSIAL BUDAYA A. PENDIDIKAN

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB IV SOSIAL BUDAYA A. PENDIDIKAN

Banyaknya Perkara yang Diterima Pengadilan Negeri Kabupaten Tegal Tahun Kantor Pengadilan Negeri Kabupaten Tegal. Perkara Yang Diterima

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Lampiran 1. Perhitungan nilai IR (incident rate per kecamatan) = x = 61, karena nilai IR Kecamatan Adiwerna > 55 per 100.

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEGAL

STUDI EVALUASI PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN TEGAL PERIODE Oleh: Oke Setiarso 2)

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

BAB III RANCANGAN PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB II PEMERINTAHAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Tegal Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Economics Development Analysis Journal

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Geo Image 1 (10) (2012) Geo Image.

BAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2014

INTEGRASI WILAYAH DALAM PROSES URBANISASI WILAYAH DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

KABUPATEN TEGAL CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2014 (audited) ( Audited)

PROFIL KESEHATAN. Kabupaten Tegal Tahun 2015

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri, oleh sebab itu

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengedepankan dethronement of GNP, pengentasan garis kemiskinan,

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pada Usia Produktif Untuk Menghadapi Peluang Dan Tantangan Dari Bonus Demografi Di Kabupaten Gunung Mas

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time

alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR. Oleh: TITI RATA L2D

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Transkripsi:

Tabel 2.6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tegal Pada Tahun 2013 Kepadatan Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Penduduk ( Km 2 ) Penduduk (Jiwa) ( Jiwa/Km 2 ) 010. Margasari 86,83 95.150 1.096 020. Bumijawa 88,56 83.943 948 030. Bojong 58,52 61.675 1.054 040. Balapulang 74,91 81.485 1.088 050. Pagerbarang 43,00 52.341 1.217 060. Lebaksiu 40,95 83.487 2.039 070. Jatinegara 79,62 53.833 676 080. Kedungbanteng 87,62 40.214 459 090. Pangkah 35,51 100.086 2.819 100. Slawi 13,89 70.574 5.081 110. Dukuhwaru 26,30 59.006 2.244 120. Adiwerna 23,86 119.083 4.991 130. Dukuhturi 17,48 88.530 5.065 140. Talang 18,39 99.490 5.410 150. Tarub 26,82 77.320 2.883 160. Kramat 38,49 107.666 2.797 170. Suradadi 55,73 81.169 1.456 180. Warureja 62,31 59.957 962 2 0 1 3 878,79 1.415.009 1.610 2 0 1 2 878,79 1.421.001 1.617 2 0 1 1 878,79 1.400.256 1.593 2 0 1 0 878,79 1.394.839 1.587 2 0 0 9 878,79 1.420.760 1.617 Sumber : Kabupaten Tegal dalam Angka Tahun 2013 Secara umum, wilayah yang kepadatan penduduknya relatif lebih tinggi berada pada kawasan perkotaan, terutama kawasan yang mengikuti jalur regional, kawasan kota Slawi, dan kawasan perbatasan dengan Kota Tegal. Hal ini terjadi karena kawasankawasan tersebut merupakan pusat aktivitas ekonomi (yang otomatis juga memiliki kualitas layanan sarana dan prasarana yang relatif baik) sehingga menarik orang untuk datang dan tinggal, dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut ini. II-15

N W E S K e padatan p en d ud u k 2-22 jiw a/h a 23-43 jiw a/h a 44-92 jiw a/h a 93-181 jiw a/h a Gambar 2.7 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Tegal Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2013 2.1.4.2. Penduduk Berdasarkan Usia Penduduk di Kabupaten Tegal didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu 15-64 tahun. Hal ini merupakan bonus demografi, dimana tenaga kerja tersedia secara melimpah. Bahkan, banyak masyarakat Kabupaten Tegal yang merantau di daerah lain untuk bekerja. Bonus ini harus dapat dimanfaatkan secara optimal, karena jika tidak dapat dimanfaatkan justru akan menjadi beban. Penduduk usia produktif yang melimpah akan menyediakan jumlah tenaga kerja potensial yang relatif murah, tetapi pemanfaatan yang kurang baik justru akan menambah jumlah pengangguran. Saat ini penduduk usia muda nonproduktif (0-14 tahun) berkembang dengan sangat pesat. Hal ini juga harus menjadi perhatian, karena akan meningkatkan kebutuhan pangan dan pelayanan sarana dan prasarana. Penyuluhan mengenai pentingnya keluarga menjadi satu hal yang harus lebih digalakkan agar ketahanan pangan tetap terjaga dan pelayanan sarana dan prasarana tetap dapat berjalan dengan optimal, sebagaimana Gambar 2.8 berikut ini. II-16

80 60 40 20 0 20 40 60 80 Laki-laki 75 + 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 Perempuan Gambar 2.8 Jumlah Penduduk Kabupaten Tegal berdasarkan usia / umur Tahun 2013 Sumber: Kabupaten Tegal dalam Angka, 2013 Penduduk berdasarkan usia di Kabupaten Tegal dapat dilihat dalam Tabel 2.7 di bawah ini : Tabel 2.7. Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2009-2013 Usia 2009 2010 2011 2012 2013 0 4 109.326 107.334 130.171 131.422 124.326 5 9 140.565 137.941 134.987 129.357 121.823 10-14 162.021 159.048 144.044 140.840 120.519 15-19 119.001 116.781 120.389 126.507 116.217 20-24 102.209 100.316 101.694 105.095 94.062 25-29 103.018 101.162 118.577 111.576 125.951 30-34 105.844 103.952 114.949 116.328 126.979 35-39 114.804 112.733 105.825 107.048 117.498 40-44 95.774 94.025 95.426 95.390 109.572 45-49 90.877 89.252 82.874 86.599 98.700 II-17

Usia 2009 2010 2011 2012 2013 50-54 85.889 84.317 72.591 77.174 90.017 55-59 62.580 61.423 55.478 61.682 61.715 60-64 51.990 51.031 41.172 45.883 38.257 65 + 76.862 75.524 82.079 86.100 73.775 Jumlah 1.420.760 1.394.839 1.400.256 1.421.001 1.415.009 Sumber : BPS Kabupaten Tegal, 2013 2.1.4.3. Penduduk berdasar Mata Pencaharian Mayoritas penduduk Kabupaten Tegal bekerja di sektor perdagangan, hotel, dan restoran; diikuti oleh penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Hal ini menunjukkan strategisnya sektor pertanian bagi Kabupaten Tegal. Di sisi lain, meskipun kontribusi sektor industri pengolahan adalah yang terbesar bagi perekonomian, namun jumlah pekerjanya hanya 18,85%. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas perkapita pekerja sektor industri pengolahan relatif lebih tinggi daripada produktivitas perkapita pekerja sektor pertanian. Hal yang harus mendapat perhatian adalah rendahnya produktivitas pekerja sektor pertanian. Jika hal ini terus berlanjut, sektor pertanian akan menjadi semakin tidak menarik sehingga banyak pekerjanya yang beralih pekerjaan ke sektor lain. Dalam jangka panjang, kondisi ini akan mengancam ketahanan pengan di Kabupaten Tegal. Tantangan utama yang dihadapi adalah menjadikan sektor pertanian menjadi sektor yang menguntungkan bagi petani sehingga banyak orang yang tertarik bekerja di sektor ini, sebagaimana Gambar 2.9 berikut ini. II-18

Jasa 13,02% Lainnya 16,45% Pertanian 25,58% Perdagangan, hotel 26,10% Industri Pengolahan 18,85% Gambar 2.9 Komposisi Penduduk Kabupaten Tegal Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2013 Sumber: Kabupaten Tegal dalam Angka, 2013 2.1.4.4. Penduduk berdasar Jenis Kelamin Total jumlah penduduk di Kabupaten Tegal pada tahun 2013 adalah 1.415.009 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 703.494 jiwa dan perempuan 711.515 jiwa sehingga sex ratio mencapai 98,87. Rincian jumlah penduduk Kabupaten Tegal berdasarkan jenis kelamin tahun 2009-2013 tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.8 di bawah ini : Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Tegal Tahun 2009-2013 Kecamatan Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio 1. Margasari 47.213 47.937 95.150 98,49 2. Bumijawa 41.904 42.039 83.943 99,68 3. Bojong 30.011 31.664 61.675 94,78 4. Balapulang 40.318 41.167 81.485 97,94 5. Pagerbarang 25.996 26.345 52.341 98,68 6. Lebaksiu 40.755 42.732 83.487 95,37 7. Jatinegara 26.652 27.181 53.833 98,05 8. Kedungbanteng 20.216 19.998 40.214 101,09 9. Pangkah 50.037 50.047 100.086 99,98 10. Slawi 34.555 36.019 70.574 95,94 11. Dukuhwaru 29.049 29.957 59.006 96,97 12. Adiwerna 59.862 59.221 119.083 101,08 13. Dukuhturi 44.562 43.968 88.530 101,35 14. Talang 49.839 49.651 99.490 100,38 II-19

15. Tarub 38.825 38.495 77.320 100,86 16. Kramat 52.211 54.455 107.666 97,72 17. Suradadi 40.467 40.702 81.169 99,42 18. Warureja 30.020 29.937 59.957 100,28 2 0 1 3 703.494 711.515 1.415.009 98,87 2 0 1 2 706.171 714.830 1.421.001 98,87 2 0 1 1 699.714 700.542 1.400.256 99,88 2 0 1 0 694.695 700.144 1.394.839 99,22 2 0 0 9 709.872 710.888 1.420.760 99,86 Sumber : Kabupaten Tegal Dalam Angka 2011,2012,2013 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Tegal 2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi, yang masing-masing indikatornya terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen indikator makro tersebut diantaranya adalah: indeks Williamson, angka kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), PDRB per kapita dan tingkat inflasi. 2.2.1.1. Indeks Williamson Indeks Williamson adalah indeks untuk mengukur ketimpangan daerah. Indeks ini adalah koefisien variasi terbobot dari proporsi populasi di tiap kecamatan dibandingkan dengan total populasi kabupaten. Indeks yang semakin kecil menunjukkan bahwa ketimpangan semakin berkurang, sedangkan semakin besar nilai indeks menunjukkan bahwa ketimpangan semakin bertambah. Pada lima tahun terakhir Indeks Williamson Kabupaten Tegal cukup fluktuatif, dimana pada Tahun 2008 pada angka 0,271, Tahun 2009 dan Tahun 2010 sebesar 0,272, kemudian Tahun 2011 menurun pada angka 0,249, tetapi pada Tahun 2012 kembali naik pada angka 0,258. Dari data indeks Williamson tersebut, Kabupaten Tegal masih bisa dikatagorikan dalam tingkat ketimpangan rendah. Meskipun demikian, tren yang terjadi adalah angka Indeks Williamson cenderung naik; yang mengimplikasikan bahwa ketimpangan wilayah cenderung meningkat. Hal ini perlu diwaspadai, bahwa ketimpangan wilayah yang masuk dalam katagori rendah seharusnya tidak boleh melenakan Pemerintah Kabupaten Tegal dalam melaksanakan pembangunan, sehingga arah pembangunan harus berorientasi pada pemerataan dan tidak hanya pada pertumbuhan saja. II-20