BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. disebelah ibu yang sedang menggendong bayi sekalipun, orang tersebut tetap. sekelilingnya sering kali tidak peduli.

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. 1

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

*Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

KARAKTERISTIK KEBIASAAN MEROKOK PADA PASIEN LAKI-LAKI PENDERITA HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dua pertiganya berada di negara berkembang.paling sedikit satu dari empat orang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentu. Menurut Sarwono (2001) definisi remaja untuk masyarakat Indonesia

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1,3 milyar. Dari jumlah ini, sekitar 80% nya berada di negara-negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena masih banyak kasus belum terselesaikan, bahkan beberapa penyakit menular yang semula dapat dikendalikan muncul kembali dengan penyebaran tidak mengenal batasbatas daerah maupun batas antar Negara. Dilain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta penyakit penyakit degeneratif. Kecenderungan ini juga dipacu oleh berubahnya gaya hidup akibat urbanisasi, modernisasi dan globalisasi. (Depkes RI, 2003) Semua orang selalu menginginkan kehidupan yang dijalani adalah kehidupan yang sehat yang dicerminkan oleh lingkungan sehat. Oleh karenanya menjaga lingkungan sehat sudah menjadi kewajiban seluruh masyarakat bukan hanya pemerintah. Jika ingin memiliki kehidupan yang sehat kita harus memulainya dari diri sendiri dulu, keluarga salah satunya anak anak yang harus ditanamkan sejak dini tentang bahaya merokok, agar dikemudian hari mereka tidak terpengaruh lingkunganya sehingga menjadi perokok (Riphqi, 2009). Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek efek yang merugikan akibat merokokpun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit dari berbagai alat tubuh manusia seperti jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru

paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker eosofagus, bronchitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat janin (Nurhayati, 2009). Pembicaraan tentang rokok di negara kita seringkali cukup ramai karena orang melihatnya dari berbagai segi. Kebiasaan merokok jelas merugikan. Dari kacamata kesehatan tidak kurang dari 70.000 artikel ilmiah yang menyebutkan bahwa merokok membahayakan kesehatan, baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif. Dari kacamata ekonomi juga ternyata kerugian akibat merokok lebih banyak dari mamfaat yang didapat dari cukai dan lain-lain. Dari sudut tenaga kerja juga muncul data bahwa kelompok pekerja perokok ternyata dibayar dengan upah yang minimal pula (Masridayanti, 2008). Pola merokok dewasa ini diseluruh dunia diperkirakan terdapat 1,26 milyar perokok, lebih dari 200 juta diantaranya adalah perempuan. Data WHO menyebutkan di negara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hampir tiga kali lipat dari Negara maju, setiap harinya sekitar 80-100 ribu remaja di dunia yang menjadi pecandu dan ketagihan rokok. Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok. Dewasa ini 80 % perokok tinggal di Negara berkembang. Ada lebih dari 6 triliun rokok yang di konsumsi di dunia (Aditama, 2006). Dalam sebatang rokok yang dihisap mengandung lebih kurang 4000 zat kimia beracun dan 69 diantaranya bersifat karsinogenetik (merangsang tumbuhnya kanker). Rokok terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin merupakan komponen partikel yang sagat sering dibicarakan dan diteliti orang (Sugito, 2007).

Menurut WHO (World Health Organitation) merokok disebut sebagai pembunuh nomor dua di dunia, setengah dari orang yang merokok secara rutin. Saat ini jumlah sekitar 650 juta orang, akan meninggal gara-gara tembakau. Bahkan ratusan ribu orang bukan perokok ikut menanggungnya. Mereka meninggal karena terpaksa harus ikut menghirup asap yang dikeluarkan para perokok (Riphqi, 2009). WHO melaporkan tembakau membunuh 100 juta jiwa pada abad ke-20 dan diperkirakan akan membunuh 1 milyar orang pada abad ini. Di Indonesia sendiri, tembakau membunuh 427.948 jiwa pada tahun 2001 atau sebanyak 1.172 jiwa setiap harinya (Kompas, 2009), menunjukkan konsumsi rokok di Indonesia cenderung meningkat setiap dasawarsanya. Saat ini Indonesia menempati posisi ketiga Negara dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia (WHO 2008), dengan jumlah perokok anakanak yang semakin meningkat setiap tahunnya dan peringkat ke 7 dalam penghasil tembakau (Masridayanti, 2008). Hasil penelitian Global Youth Tobacco Survey 2006 yang diselenggarakan oleh badan kesehatan dunia terbukti jika 24,5 persen anak laki laki dan 2,3 persen anak perempuan berusia 15-23 tahun di Indonesia adalah perokok, dimana 3,2 persen dari jumlah tersebut telah berada dalam kondisi ketagihan atau kecanduan (Handoko, 2008). Hasil survei Nasional tahun 2004 menyebutkan bahwa 63,2 % laki-laki dan 4,4 % perempuan Indonesia adalah perokok. Secara keseluruhan maka lebih dari 30 % penduduk Indonesia merokok, artinya di Negara kita ada sekitar 60 jutaan orang perokok. Sekitar 70 % dari perokok memulai kebiasaanya sebelum berumur 19 tahun, karena terbiasa melihat anggota keluarganya yang merokok. Data juga menunjukkan bahwa sebagian besar (84 %) dari perokok Indonesia yang merokok setiap harinya menghisap 1-

12 batang perhari dan 14 % merokok sejumlah 13-24 batang sehari dan perokok 25 batang atau lebih seharinya 1,4 % saja. Data 2004 juga menyebutkan bahwa persentase merokok di pedesaan Indonesia (37%) lebih tinggi dari pada di perkotaan (32 %). Sementara itu baik di kota maupan di desa Negara kita terjadi peningkatan perokok sebesar 3 % antara 2001 ke 2003 (Depkes RI, 2007). Beberapa bahan kimia yang terdapat dalam rokok antara lain Nikotin, Tar, CO. Adapun kandungan kadar nikotin yang di izinkan dalam satu batang rokok sesuai Peratutran Pemeritah No 81 Tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan yakni 1,5 mg (PP No. 81, 1999). Seseorang menjadi ketagihan apabila mengkonsunsi 4-6 mg per hari. Gangguan utama kesehatan akibat merokok pangkal utamanya adalah mengkonsumsi nikotin diatas ambang batas sehingga seseorang menjadi ketagihan. Satu-satunya sumber nikotin adalah tembakau, keseluruhan penggunaan tembakau merupakan suatu akibat adanya nikotin sehingga seseorang menjadi perokok dan selalu ingin merokok (Fuad, 2008) Nikotin adalah senyawa kimia yang secara alami terdapat dalam asap rokok dan dalam tembakau yang tidak dibakar. Nikotin merupakan racun yang bertindak secara langsung ke otak, merusak pemikiran dan tubuh. Nikotin memproduksi perasaan senang, tenang dan rileks. Secara berlahan nikotin akan mengakibatkan perubahan pada sel-sel otak, setelah sistem saraf beradaptasi dengan nikotin, perokok cendrung menambah jumlah batang rokok yang dihisap sebagai usaha mempertahankan efek kesenangan yang timbul dan mempertahankan diri dari efek ketergantungan. Akibatnya, kadar nikotin dalam darah juga meningkat. Dosis 30-60 mg dari nikotin sebagai dosis yang mematikan.

Nikotin adalah salah satu racun yang bekerja sangat cepat, nikotin dalam asap rokok membutuhkan waktu sekitar 10 detik untuk sampai ke otak (Herlianto, 2008) Benewitz N L (1994) menyatakan kadar nikotin sejumlah 5 mg per hari dari rokok yang dihisap baru dapat menimbulkan ketagihan terhadap rokok, Benewitz memperhitungkan ambang batas kadar nikotin yang dihisap agar tidak ketagihan rokok adalah sebesar 0,4-0,5 mg/batang rokok (Sitepoe, 2000). Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa nikotin yang terkandung dalam rokok yang dikonsumsi akan mempengaruhi tekanan darah, walaupun menurut Beaglehole yang dikutip Sitorus secara langsung tidak berkaitan, namun merokok dengan nikotin tinggi akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh darah ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang rokok setiap hari akan meningkatkan tekanan darah sistolik 10-25 mmhg serta menambah detak jantung 5-20 kali per menit. Dalam prakteknya mengkonsumsi nikotin dalam dosis rendah tetap saja akan menimbulkan gangguan saluran pernafasan (batuk atau bronkhitis), kanker paru-paru, dan lain sebagainya (Arora, 2008). Nikotin memiliki beragam efek pada tubuh manusia dan bersifat toksis terhadap jaringan syaraf. Pada prinsipnya nikotin akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit dengan cepat menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan, denyut jantung bertambah cepat, kontraksi jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah mengakibatkan organ-organ tubuh yang lain mengalami kekurangan oksigen seperti otak dan otot jantung kondisinya parah/bahaya (Danusantosa, 1993). Nikotin juga meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL dan meningkatkan agresi sel pembekuan darah (Sitorus, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa perokok yang mengkonsumsi lebih dari 15 batang/hari akan memiliki tekanan darah yang tinggi akan beresiko empat kali lebih besar meninggal akibat stroke atau serangan jantung. Perokok yang mengkonsumsi lebih dari 25 batang rokok/hari akan memiliki tekanan darah yang tinggi akan beresiko 10 kali lebih besar meninggal akibat stroke atau serangan jantung (Arora, 2008). Selain dampak negatif merokok terhadap masalah kesehatan yang menyebabkan kematian, ditemukan juga dampak negatif merokok bagi pengeluaran rumah tangga dibuktikan hasil analisis data survei sosial ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2003. Biaya yang dikeluarkan penduduk Indonesia untuk rokok adalah dua kali lebih besar dari pada biaya pendidikan dan tiga kali lebih besar dari pada anggaran kesehatan, itu belum termasuk biaya pengobatan yang harus dikeluarkan akibat terganggunya kesehatan karena merokok (Depkes RI, 2007). Perokok mempunyai banyak sekali alasan untuk menjadi perokok karena berbagai macam faktor yaitu gengsi agar kelihatan jantan dan jagoan, terpengaruh teman, faktor stres dan ketagihan. Penulis melakukan survei pendahuluan menemukan laki-laki yang berumur 15-30 tahun merokok. Setelah dilakukan pendataan, ditemukan ada berjumlah 144 orang, dimana yang mengkonsumsi rokok sebanyak 131 orang dan yang tidak merokok 13 orang. Sementara mereka tidak mengetahui bahaya merokok tersebut secara langsung. Berdasarkan urain diatas, melihat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan nikotin dari kebiasaan merokok yang sangat meresahkan, terlebih rokok dan tembakau menjadi epidemi global yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia setiap enam detik, dan merupakan penyabab utama tujuh dari delapan penyabab kematian terbesar di

dunia. Sehingga ada minat dan keinginan penulis untuk meneliti perbedaan tekanan darah pada perokok nikotin tinggi dan nikotin rendah pada laki-laki berumur 15-30 tahun di Lingkungan I kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Barat Kota Medan. 1.2. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang yang diuraikan diatas maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut yaitu belum diketahui perbedaan tekanan darah perokok nikotin tinggi dan nikotin rendah. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah perokok nikotin tinggi dan nikotin rendah pada laki-laki yang berumur 15-30 tahun di Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Barat Kota Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan pendapatan, biaya yang dikeluarkan per hari, jumlah rokok yang dihisap, lama merokok, dan riwayat penyakit. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tekanan darah pada perokok nikotin tinggi sebelum merokok, sesudah merokok dan 20 menit setelah berhenti merokok. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tekanan darah pada perokok nikotin rendah sebelum merokok, sesudah merokok dan 20 menit setelah berhenti merokok.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebangai masukan bagi perokok tentang bahaya yang ditimbulkan oleh rokok. 2. Untuk mengetahui karakteristik Perokok. 3. Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah perokok nikotin tinggi dan nikotin rendah. 4. Menambah bahan informasi untuk dapat dijadikan referensi bagi pengembangan ilmu