BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan baik bagi para pelakunya sendiri maupun orang lain yang di sekelilingnya. Berbagai penelitian sudah dilakukan dan mendukung pernyataan tersebut, namun kebiasaan merokok masih saja sulit berkurang.yang patut di sayangkan adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat perokok akan bahaya asap rokok yang mereka hembuskan kepada orang-orang di sekelilingnya (Erwin Wendra. 2009). Perilaku merokok merupakan fungsi dari individu, pelajar yang merokok merupakan suatu perilaku yang tidak wajar.perbuatan merokok adalah tindakan anak nakal.sehingga akhirnya mereka beranggapan jika anak merokok mereka sudah tergolong menjadi anak yang nakal,walau dalam kenyataan tidak selalu demikian tentunya pertanyaan ini mengandung banyak jawaban tergantung dari sudut mana kita memandang.akan tetapi harus digaris bawahi bahwa idealnya seorang pelajar tugasnya adalah belajar di sekolah menuntut ilmu agar dapat membanggakan orang tuanya (Aditama, 2011). Perokok aktif adalah orangyang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu Cuma 1 batang perhari.atau orang yang menghisap rokok walaupun tidak rutin sekalipunatau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap sekedar menghembuskan asap walau tidak di hisap masuk ke dalam paru-paru. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang ada disalah satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah di teliti dan di buktikan banyak orang, efek-efek yang merugikan akibat rokok sudah terbukti dengan jelas. Banyak peneliti membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan timbulnya penyakit.seperti penyakit jantung dan gangguan pembulu darah, kanker 1

2 paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Penelitian terbaru jugak menunjukkan adanya bahayadari secondhand-smoke yaitu asap rokok yang terhirup orang yang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau bisa jugak di sebut dengan perokok pasif. Merokok secara aktif maupun pasif dappat membahayakan tubuh, seperti menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata, seperti katarak, kehilangan pandangan lebih awal di bandingkan bukan perokok, menyebabkan paru-paru kronis (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati 2012). Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatuhal dengan mengesampingkan suatuhal yang lain yang tidak berhubungan (Kamus Besar Indonesia). Berpendapat dalam belajar, berkonsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semuahal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran (Ahmadi Abu, 2011). Djamarah (2011) mengungkapkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap satu objek.misalnya konsentrasi fikiran, perhatian dan sebagainya.dalam belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujutan perhatian terpusat dalam satu pelajaran.maka konsentrasi merupakan salah satu aspek pendukung siswa untuk mencapai perestasi yang baik.apabila konsentrasi berkurang maka dalam mengikuti pelajaran dikelas maupun belajar secara peribadipun dapat terganggu. World Health Organization(2009) memperkirakan bahwa sekitar 1,35 miliar perokok di dunia dengan persentase terbesar di Cina 390 juta perokok atau 20% penduduk, di ikuti oleh India 144 juta perokok atau 12% penduduk, dan di Indonesia di temukan sebanyak 65 juta perokok atau 28% penduduk (setara dengan 225 miliar batang pertahun). Di Indonesia sebagian besar perokok adalah anak-anak dan remaja dimana sebanyak 13,2% adalah remaja peria yang berumur tahun. Sedangkan di kalangandewasa di dapatkan perokok peria sebanyak 46,4% dan wanita sebanyak2,45% (Aditama, 2011).

3 Data Survei Nasional tahun 2009 menyebutkan bahwa 63,2% laki-laki dan 4,4%perempuan Indonesia adalah perokok. Secara keseluruhan (laki-laki & perempuan digabung) maka lebih dari 30%penduduk indonesia merokok, artinya dinegarakita ada sekitar 60 juta orang perokok. Sekitar 70% dari perokok di Indonesia mulai kebiasaannya sebelum berumur 19 tahunkarena melihat kebiasaan keluarganya yang merokok. Data juga membuktikan bahwa sebagian besar (84%) dari perokok yang ada di Indonesia setiap harinya ternyata menghisap 1-12 batang rokok perharinya 14% merokok sejumlah batang sehari. Perokok 25 batang atau lebih seharinya 1,4% saja. Data 2004 jugak menunjukkan bahwa persentase merokok di pedesaan Indonesia (37%) lebih tinggi daripada di perkotaan (32%).Sementara itu di negara kita, terjadi peningkatan perokok sebesar 3% antara (Aditama, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan kumboyono (2011) dengan judul H ubungan Perilaku Merokok dan Motivasi Belajar Anak Usia Remaja, menjelaskan bahwa biasanya kerusakan yang diakibatkan oleh rokok akan terakumulasi sedikit demi sedikit dan baru dapat dirasakan langsung dalam beberapa tahun atau beberapa puluh tahun kemudian. Menurut data national cancer institute di Amerika serikat tahun 2007, kanker akan terlihat atau dapat dirasakan gejalanya oleh perokok setelah 20 tahun atau lebih mengonsumsi rokok. Karena dampak penyakit dari perilaku merokok tersebut akan terlihat dalam jangka panjang, hal inilah yang membuat bahaya rokok terhadap kesehatan sulit diyakini. Remaja perokok yang memutuskan untuk melanjutkan perilaku merokoknya, umumnya frekuensi merokok mereka semakin lama cenderung semakin meningkat (Laventhal & Cleary dalam Mc gee, 2005).Remaja yang sudah kecanduan merokok umumnya tidak dapat menahan keinginan untuk merokok dan cenderung lebih sensitif terhadap efek dari nikotin (Kandel dalam Baker, 2004). Remaja perokok kemudian semakin meningkatkan konsumsi rokonya saat tubuh remaja perokok menginginkan nikotin. Rasa sensitif terhadap nikotin tersebut juga

4 akan mempengaruhi otak. Abdullah (2010) mengatakan bahwa apabila rokok dikonsumsi sejak usia dini kan berpengaruh terhadap fungsi otaknya. Jika remaja perokok terus-menerus menghisap rokok, maka akan terjadi penumpukan nikotin di otak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh prasadja (2008), penumpukan nikotin tersebut akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap motivasi belajar remaja. Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan pada tanggal 13 Januari 2014 di Universitas Sari Mutiara Indonesia. Dengan wawancara didapatkan data bahwa terdapat 17 mahasiswa yang sedang berkumpul pada waktu jam istrahat les pertama. Lima orang mahasiswa mengatakan alasan untuk merokok adalah untuk menghilangkan rasa stres dan menambah fokus belajar, lima orang mahasiswa mengatakan merokok karena pengaruh teman, dan tiga orang mahasiswa mengatakan merokok hanya untuk terlihat gaul dan empat orang menjawab tidak tahu. Berdasarkan latar belakang maka peneliti tertarik utuk melakukan penelitian tentang Pengaruh perilaku merokok Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa Progran Studi Ilmu Keperawatan di Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh perilaku merokok terhadap konsentrasi belajar mahasiswa progran studi ilmu keperawatan di Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2014?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahuipengaruh periaku merokok terhadap konsentrasi belajar mahasiswa.

5 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui perilaku merokok mahasiswa Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun b. Mengetahui konsentrasi belajar mahasiswa Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa Universitas Sari Mutiaratentang perilakumerokok yang mempengaruhi konsentrasi belajar. 2. Bagi Institusi Universitas Sari Mutiara Indonesia Untuk memberikan bahan masukan dalam kegiatan pembelajaran terutama mengenai perilaku merokok terhadap konsentrasi belajar mahasiswa Universitas Mutiara Indonesia. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya yang terkait dengan pengaruh perilaku merokok dengan konsentrasi belajar.