BAB IV ANALISA TIME COST TRADE OFF

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Akhir HENDRAWAN MARTHA PRADIKTA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terlambat, maka kontraktor akan terkena sangsi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak.

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK LANJUTAN TAHAP III PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI(FTIF) ITS

ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TCTO) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009

ANALISA PEMAMPATAN WAKTU TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI SURABAYA STA s/d STA DI MOJOKERTO

OLEH : ADITYA FEBRIATMOKO PEMBIMBING Ir.Achmad Faiz HP, MS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MEMPERCEPAT WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

ANALISA HUBUNGAN WAKTU DAN BIAYA BANGUNAN BAWAH JEMBATAN PAGERLUYUNG PROYEK JALAN TOL SURABAYA MOJOKERTO STA

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

OPTIMASI JADWAL PELAKSANAAN PROYEK JEMBATAN BETON BERTULANG TUKAD UNDA, KLUNGKUNG

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Dono Wahyu Wibowo ( ) Halaman 1

PRESENTASI TUGAS AKHIR RC

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PERUBAHAN BIAYA DAN WAKTU AKIBAT CHANGE ORDER PADA PROYEK PARKMALL CIRCUS- WATERPARK, KUTA, BALI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Pradareozy Rauufan Rahima ( ) Halaman 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB TEGUH IMANTORO

1. PERHITUNGAN COST SLOPE Menurut Soeharto, 1999, hubungan antara biaya -waktu normal dan dipersingkat dapat digambarkan sebagai berikut :

STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TIPE B SMPN BARU SIWALANKERTO

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK KONSTRUKSI 1 (Studi Kasus : Paket Pembangunan Jalan Lingkar Timur UGM Cs)

HUBUNGAN WAKTU - BIAYA PEMBANGUNAN JALAN TOL MOJOKERTO - KERTOSONO STA STA Kab. JOMBANG Jawa Timur

BAB III LANDASAN TEORI

Akhmad Khoirul Hidayat ( ) Halaman 1

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek

Ketut Wisnu Sanjoyo ( ) Halaman 1

STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG 1

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction)

JUDUL TUGAS AKHIR : PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

BAB I PENDAHULUAN. secepatnya diselesaikan untuk mengejar keterlambatan. Gambar berikut ini merupakan ilustrasi dari kondisi proyek.

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK DENGANN METODE KONSEP NILAI HASIL (Studi Kasus: Proyek Pembangunan The Royal Bukit)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I 1.3. TUJUAN PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

ANALISIS PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF (TCTO) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR

Diella Lestari ( )

BAB II STUDI PUSTAKA

JURUSAN DIII TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

BAB 2 TINAJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Naskah Publikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

BAB III LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia konstruksi semakin cepat dan pesat. Dalam pekerjaan sebuah proyek

Analisa Antisipasi Keterlambatan Durasi Proyek Pembangunan Gedung 2 (dua) Lantai Bank CNB Pusat Surabaya BAB I PENDAHULUAN

: SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis.

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

ANALISIS PERCEPATAN WAKTU PROYEK DENGAN TAMBAHAN BIAYA YANG OPTIMUM

Analisis Time Cost Trade Off Untuk Mengejar Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Di Bandar Lampung

TUGAS AKHIR STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK KONSTRUKSI

Aplikasi Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek Konstruksi: Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Indonesia

STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB III LANDASAN TEORI

Analisa Time Cost Trade Off pada Proyek Pasar Sentral Gadang Malang

oleh : Khaerul Kahfi¹, Budiono², Wiratna Tri Nugraha³ Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CRASHING PADA PROYEK SATRIO TOWER

TUGAS AKHIR. (Studi Kasus : Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta)

Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Menggunakan Metode Time Cost Trade Off

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

ANALISA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JAM KERJA

Transkripsi:

waktu penyelesaian proyek dapat dikurangi sehingga biaya yang dikeluarkan akibat keterlambatan tersebut dapat ditekan seminimum mungkin. Aktivitas-aktivitas sisa yang ada kemudian diidentifikasi berdasarkan bobot progres sisa pekerjaan sesuai progres pada data proyek Lampiran 1 dan kemudian diberi kode aktivitas secara berurutan untuk mempermudah dalam menyusun hubungan keterkaitan antar aktivitas. BAB IV ANALISA TIME COST TRADE OFF 4.1 Deskripsi Proyek Nama Proyek : Pembangunan Jalan MERR II- C Cs Tahap II Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Surabaya Alamat Proyek : Semolowaru-Arif Rahman Hakim Surabaya General Contractor : PT. Fajar Parahiyangan Nilai Kontrak : Rp 26.134.561.000 4.2 Identifikasi Aktivitas dari Sisa Pekerjaan Berdasarkan progres pekerjaan mulai minggu ketiga Bulan Juni 2010 dapat diketahui bahwa kumulatif realisasi pekerjaan adalah 0,924% dari 1,990% yang direncanakan, sehingga dapat diketahui deviasi -1,066%. Ini berarti proyek yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 seharusnya sudah menyelesaikan 1,990% dari total pekerjaan, ternyata masih menyelesaikan 0,924% dari total pekerjaan. Untuk itu, dari semua aktivitas sisa tersebut perlu dilakukan analisa agar waktu penyelesaian proyek dapat kembali sesuai jadwal rencana atau paling tidak keterlambatan 10 4.3 Penyusunan Network Diagram Setelah didapatkan hubungan antar aktivitas dan durasi masing-masing aktivitas, maka langkah selanjutnya yaitu membuat jaringan kerja (network planning) dengan program MS Project seperti dapat dilihat pada lampiran Network Diagram. Dari hasil network planning, dapat diketahui durasi sisa pekerjaan yaitu 398 hari dengan lintasan kritis A-H-G-L-P-O-T-S-AT- AV, dapat dilihat pada lampiran Schedule MS Project. Penjadwalan ulang dengan total durasi aktivitas sisa 398 hari dan detail lintasan kritis dapat dilihat pada lampiran Schedule MS Project. 4.4 Perhitungan Produktivitas Harian Normal Produktivitas didapat dari data alokasi sumber daya yang berupa jumlah sumber daya pada tiap-tiap aktivitas dilapangan. Produktivitas dihitung dengan cara: Volume Produktivitas Durasi Volume didapatkan dari Rencana Anggaran Biaya Proyek pada Lampiran 2. Contoh perhitungan produktivitas pada aktivitas L (Timbunan Pilihan): Volume 52.093 m3 Durasi 42 hari Maka produktivitas 52.093 42 1.240,309

1.241 m3/hari 4.5 Menentukan Normal Cost Biaya proyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: normal cost dan crash cost. Normal cost merupakan biaya total dari masing-masing aktivitas sisa. Perhitungan normal cost dalam Tugas Akhir ini dibedakan menjadi normal cost bahan, normal cost upah, dan normal cost peralatan. Sebelum normal cost didapatkan, terlebih dahulu harga satuan bahan, upah, dan peralatan ditentukan. Kemudian ditentukan jumlah harga satuan total dari masing-masing item pekerjaan, dengan cara menjumlahkan harga satuan upah, bahan, dan peralatan. 1. Jumlah harga satuan upah Jumlah harga satuan upah diperoleh dari perkalikan antara harga satuan upah dengan koefisien tenaga kerja. Jumlah harga upah didapat dari analisa harga yang diperoleh dari data proyek. Contoh perhitungan harga satuan upah satu paket kegiatan. Koefisien tenaga kerja adalah: a. Pekerja 0,7508 b. Mandor 0,1877 Harga satuan upah a. Pekerja Rp 3.799,93/jam b. Mandor Rp 6.647,93/jam Jumlah harga satuan upah Koefisien tenaga kerja x Harga satuan upah (0,7508 x 3.799,93) + (0,1877 x 6.647,93) Rp 4.100,86 2. Jumlah harga satuan bahan Jumlah harga satuan bahan juga diperoleh dari data proyek, yaitu harga satuan bahan dikalikan dengan koefisien bahan. Contoh perhitungan harga satuan bahan satu paket kegiatan. Koefisien bahan 1,2 Harga satuan Rp 26.000/m3 Jumlah harga satuan bahan Koefisien bahan x Harga satuan bahan 1,2 x 26.000 Rp 31.200 3. Harga Satuan Peralatan Sama halnya dengan upah dan bahan, harga satuan peralatan juga didapatkan dari data proyek. Khusus untuk harga satuan pekerjaan, tiap item pekerjaan mempunyai perkiraan koefisien dan harga satuan yang berbedabeda. Contoh perhitungan harga satuan pekerjaan satu paket kegiatan. Koefisien alat: a. Wheel Loader 10-15 HP 0,0268 b. Dump Truck 8-10 m3 0,1877 c. Motor Grader > 100 HP 0,0007 d. Vibrator Roller 4-6 ton 0,0017 e. Water Tank Truck 3-5k Ltr 0,0301 f. Alat Bantu 1,0000 Harga Satuan a. Wheel Loader 10-15 HP Rp 175.860/jam b. Dump Truck 8-10 m3 Rp 70.343/jam c. Motor Grader > 100 HP Rp 175.130/jam d. Vibrator Roller 4-6 ton Rp 122.750/jam e. Water Tank Truck 3-5k Ltr Rp 19.563/jam f. Alat Bantu Rp 100/Ls 11

Jumlah harga satuan peralatan Koefisien alat x Harga Satuan (0,0268 x 175.860) + (0,1877 x 70.343) + (0,0007 x 175.130) + (0,0017 x 122.750) + (0,0301 x 19.563) + (1,000 x 100) Rp 18.935,15 Sehinggan jumlah harga satuan total untuk aktivitas L (Timbunan pilihan) adalah 4.100,86 + 31.200 + 18.935,15 Rp 54.236,01 Untuk perhitungan harga satuan pekerjaan total, jumlah harga satuan total ditambahkan dengan keuntungan 5% dari jumlah harga satuan total 54.236.01 + (5% x 54.236,01) Rp 56.947 Setelah harga satuan pekerjaan total didapatkan, biaya normal dihitung dengan cara mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan total. Biaya Normal Volume x Harga satuan total 52.093 x 56.947 Rp 2.966.540.071 4.6 Lintasan Kritis Dengan menggunakan Microsoft Project, dapat diketahui durasi sisa pekerjaan yaitu 398 hari dengan lintasan kritis A-H-G-L-P-O-T-S- AT-AV. Dalam perhitungan durasi proyek, dipakai asumsi sebagai berikut: 1. Jam kerja normal yang dipakai adalah 7 jam/hari. 2. Dalam 1 minggu dipakai 7 hari kerja. 3. Durasi yang dipakai yaitu durasi dari hasil schedule ulang dengan durasi untuk aktivitas sisa yaitu 398 hari kerja; dan dengan alternatif percepatan, nantinya akan bisa mengejar keterlambatan atau paling tidak biaya dapat ditekan seminimum mungkin akibat keterlambatan. 4.7 Alternatif Percepatan/Scenario Crashing 12 Untuk menghitung crash cost dan crash duration, maka perlu terlebih dahulu dilakukan alternatif percepatan untuk masing-masing aktivitas. Alternatif percepatan untuk masingmasing aktivitas berbeda tergantung jenis pekerjaan, kemampuan aktivitas dipercepat, serta scop lapangan. Pada prinsipnya percepatan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, sehingga durasi dapat dipercepat. Skenario crashing dilakukan berdasarkan kebutuhan sumber daya pada pada tiap-tiap pekerjaan agar durasinya dapat dipercepat. Tetapi dapat juga berdasarkan lama durasi dan besarnya volume perkerjaan. 1. Penambahan Peralatan Asumsi yang digunakan pada alternatif percepatan dengan penambahan peralatan adalah tidak ada kesulitan dalam mendatangkan peralatan, karena peralatan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan proyek. Selain itu, dilapangan hanya dilakukan penambahan dump truck. 2. Penambahan Tenaga Kerja Asumsi yang digunakan pada alternative percepatan dengan penambahan tenaga kerja adalah tidak ada kesulitan dalam mendatangkan tenaga kerja. Namun konsekuensinya adalah perlu adanya penambahan biaya akibat mendatangkan tenaga kerja. 3. Penambahan Jam Kerja Asumsi yang digunakan untuk penambahan jam kerja adalah sebagai berikut: 1. Dalam 1 hari, aktivitas normal 7 jam dan 1 jam istirahat ( 08.00 16.00 WIB), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal ( 17.00 21.00), yaitu 2 jam/hari. 2. Upah kerja lembur adalah 200% dari upah normal, sesuai KEPMEN No.102 tahun 2004. 3. Jumlah regu yang digunakan adalah tetap, yaitu sama dengan jumlah regu pada saat kerja normal. 4. Produktivitas untuk kerja lembur diperhitungkan 80% dari

produktivitas normal. Penurunan ini disebabkan oleh kelelahan dan keterbatasan pandangan pekerja pada malam hari. 4.8 Produktivitas Harian Setelah Percepatan Dari alternatif percepatan yang sudah ada, dapat dihitung produktivitas harian setelah percepatan berdasarkan produktivitas harian normal ditambah dengan pertambahan produktivitas perhari dari hasil percepatan. Produktivitas harian setelah percepatan ini dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk dapat menyelesaikan suatu aktivitas dengan volume tertentu tiap harinya setelah adanya percepatan durasi, baik melalui alternatif penambahan peralatan maupun penambahan tenaga kerja dan jam kerja (lembur). Contoh perhitungan porduktivitas dengan penambahan peralatan: a. Volume 52.093 m3 b. Normal Duration 42 hari c. Produktivitas harian (a/b) 1.241 m3/hari d. Produktivitas tiap jam (c/7) 177,286 m3/jam e. Produktivitas dengan penambahan 2 Dump Truck: 5,328 m3/jam/dump Truck f. Produktivitas setelah crash: (177,286 +10,656)m3/jam 187,942 m3/jam 1.315,594 m3/hari 1.316 m3/hari Pemilihan alternatif dump truck pada kedua aktivitas diatas dilakukan dengan pertimbangan volume pekerjaan yang besar. Contoh perhitungan porduktivitas dengan penambahan tenaga kerja: Misal Aktivitas Z (Baja Tulangan U-32 ulir) a. Volume 331.717,92 kg b. Normal Duration 119 hari c. Produktivitas harian (a/b) 2.788 kg/hari d. Produktivitas dengan penambahan 3 group: 13 200 kg/hari/1group e. Produktivitas setelah crash: (2.788+600) kg/hari 3.388 kg/hari Contoh perhitungan porduktivitas dengan penambahan jam kerja: Misal Aktivitas G (Geotextile) a. Volume 57.607,57 m2 b. Normal Duration 63 hari c. Produktivitas harian (a/b) 914,406 m2/hari 130,629 m2/jam d. Produktivitas dengan penambahan 2 jam kerja: e. Produktivitas harian setelah crash: 914,406 + (2x0,8x130,629) 1123,412 m2/hari 1124 m2/hari 4.9 Perhitungan Crash Duration dan Crash Cost Dari produktivitas harian setelah percepatan, maka dapat dihitung berapa crash duration dan crash cost dari masing-masing aktivitas. Crash cost dan crash duration untuk masing-masing aktivitas akan berubah seiring dengan pertambahan produktivitas harian akibat percepatan. Volume Crash duration Produktivitas dengan percepatan Contoh perhitungan: a. Normal Cost Rp 2.966.540.071 b. Durasi 42 hari c. Normal Cost per hari Rp 70.631.906,45 d. Harga satuan peralatan 70.343/jam e. Volume 52.093 m3 f. Produktivitas alat 5,33 m3/jam g. Crash Duration 52.093/1.316 40 hari

Crash cost Normal cost + (harga satuan peralatan x produktivitas alat x durasi crash) (70.631.906,45 x 40) + (7 x 70.343 x 37,31 x 40) Rp 4.294.994.763 4.10 Perhitungan Cost Slope Dengan adanya percepatan durasi pelaksanaan pada aktivitas tertentu, maka akan terjadi pertambahan biaya akibat percepatan durasi tersebut. Pertambahan biaya percepatan tersebut tergantung besarnya durasi percepatan yang direncanakan serta total biaya setelah percepatan (crash cost). Semakin besar crash costnya, maka akan semakin besar nilai cost slopenya. Contoh perhitungan Cost Slope: Misal Aktivitas L (Timbunan Biasa) Crash cost Normal cost Cost Slope Normal Duration Crash Duration 2.966.540.071 4.294.994.763 42-40 Rp 664.227.346 4.11 Kompresi Menggunakan Program Quantitative Method For Windows (QM) Program Quantitative Method For Windows (QM) digunakan untuk mempermudah dalam menentukan aktivitas mana saja yang dipercepat dimulai dari cost slope terendah. Normal Duration, Crash Duration, Normal Cost, dan Crash Cost tiap aktivitas disertai dengan predecessor masing-masing dianalisa dengan program QM dan kemudian didapat outputnya. 4.11.1 Iterasi Lintasan Kritis Aktivitas lintasan kritis pertama yang dicrashing yaitu 14 pekerjaan AV, dapat dicrashing dengan durasi 7 hari. Penentuan pekerjaan AV dicrashing pertama berdasarkan cost slope terendah. Cost Slope Rp 916.482,7 Durasi kompresi 397 7 390 hari Penambahan biaya akibat kompresi: 7 x Rp 916.482,7 Rp 6.415.378,9 Aktivitas lintasan kritis kedua yang dicrashing yaitu pekerjaan AT sebanyak 24 hari. Cost Slope Rp 1.227.432,125 Durasi Kompresi 390 24 366 hari Penambahan biaya akibat kompresi: 24 x Rp 1.227.432,125 Rp 29.458.371 Aktivitas ketiga yang dicrashing yaitu pekerjaan G sebanyak 11 hari. Cost Slope Rp 6.793.568 Durasi kompresi 366 11 355 hari Penambahan biaya akibat kompresi: 11 x Rp 6.793.568 Rp 74.729.248 4.12 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Proyek (Indirect Cost) Biaya tidak langsung proyek adalah semua biaya yang secara tidak langsung dapat dinyatakan keterlibatannya dalam proyek. Biaya tidak langsung digunakan untuk menghitung pertambahan biaya proyek tiap harinya yang akan berpengaruh pada pertambahan biaya total proyek. Biaya tidak langsung ini dibedakan menjadi biaya tidak langsung normal dan biaya tidak langsung akibat percepatan. Biaya tidak langsung akibat percepatan merupakan pembengkakan biaya langsung normal yang diakibatkan adanya usaha percepatan proyek. Asumsi untuk perhitungan biaya tidak langsung akibat crashing adalah: 1. Jam kerja lembur yaitu 2 jam perhari 2. Upah lembur perjam sama dengan upah harian normal.

4.13 Perhitungan Total Biaya Percepatan Proyek Total biaya percepatan proyek merupakan total biaya langsung dan tidak langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dalam waktu tertentu. Total Biaya Percepatan Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung percepatan, durasi proyek akan berkurang begitu juga dengan biayanya. Namun pada titik jenuh dengan adanya percepatan, durasi proyek akan berkurang tetapi biaya biaya total proyek akan bertambah. Dari grafik biaya dan waktu optimum, dapat diketahui berapa biaya dan waktu optimum proyek untuk dapat dilakukan percepatan. Contoh perhitungan total biaya setelah percepatan: Pada saat durasi percepatan 398 hari, dengan aktivitas yang dipercepat yaitu AV dengan durasi percepatan 1 hari. Besarnya biaya percepatan dengan durasi 1 hari adalah 916.482,7, sehingga biaya langsung dapat dihitung sebagai berikut: Biaya langsung Total biaya normal + Cost slope aktivitas AV 24.014.070.000 + 916.482,7 Rp 24.014.986.482,7 4.15 Perhitungan Total Biaya Percepatan Berdasarkan Biaya dan Durasi Optimum Proyek Berdasarkan Tabel 4.12 diatas dapat diketahui biaya dan waktu optimum untuk penyelesaian aktivitas sisa yaitu 367 hari kerja dengan total biaya Rp 24.753.580.180 setelah percepatan. Biaya tidak langsung (Variable Cost/hari x durasi percepatan) + Fixed Cost (1.714.200 x 397) + 74.525.000 Rp 755.062.400 Total Biaya Setelah Percepatan: Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung 24.014.986.482,7 + 755.062.400 Rp 24.770.048.882,7 4.14 Perhitungan Waktu dan Biaya Optimum Proyek Setelah biaya langsung, biaya tidak langsung,dan biaya total proyek diketahui maka selanjutnya dibuat grafik hubungan antar ketiga biaya tersebut sesuai dengan durasi masingmasing. Dari grafik tersebut dapat diketahui berapa biaya dan waktu optimum untuk penyelesaian proyek. Dapat diketahui bahwa pada beberapa tahap crashing dengan adanya 15

Selain itu, dapat menjadi masukan bagi kontraktor dalam menyelesaikan proyek seandainya dibutuhkan skenario percepatan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisa biaya dan waktu pada proyek pembangunan Jalan MERR II-C Cs Tahap II Surabaya adalah sebagai berikut: 1. Durasi normal untuk menyelesaikan proyek adalah 398 hari dengan total biaya Rp 24.770.846.600. 2. Berdasarkan hasil analisa TCTO, durasi dari percepatan maksimum untuk menyelesaikan proyek adalah 315 hari dengan total biaya Rp 27.269.961.238. 3. Berdasarkan biaya dan durasi percepatan optimum dari hasil analisa TCTO, diperoleh durasi optimum 367 hari dengan biaya total Rp 24.753.580.180. 5.2 Saran Dalam analisa perhitungan pertukaran waktu dan biaya pada proyek pembangunan Jalan MERR II-C Cs Tahap II Surabaya, dapat menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya khususnya pada penyelesaian proyek jalan. 16