II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hasil yang dicapai dari segala aktivitas yang telah dilakukan dengan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

ANALISIS PENGUKURAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) (STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF GO PUBLIK)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Raden Muh. Adlan Rahim

Bab II. Tinjauan Pustaka

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA. mencerminkan nilai perusahaan adalah Economic Value Added (EVA), yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank telah menjadi alat mediator keuangan yang cukup efektif bagi pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II LANDASAN TEORI

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Bank

BAB II URAIAN TEORITIS

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

JURNAL MANAJEMEN Terbit online :

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan

ESENSI, Vol.9 No.3/2006 ANALISIS KINERJA PT DANKOS LABORATORIES Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif

II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana

Cost of Capital & Capital Structure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB II URAIAN TEORITIS. Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis mengadakan penelitian di PT Toyota Astra Financial Services yang

Fauziah Fitriana Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE, MM.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN AGRIBISNIS PADA KELOMPOK INDEKS LQ45 DENGAN PENDEKATAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN KINERJA RELATIF SAHAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

Economic Value Added (EVA)

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 KINERJA KEUANGAN PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

BAB II LANDASAN TEORITIS. pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi pembelanjaan yang efisien.

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk DENGAN MENGGUNAKANMETODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif menurut Robert Donmoyer (dalam Given, 2008: 713),

Transkripsi:

5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut sampai sekarang di mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman (id.wikipedia.org, 2009). 2.2. Kinerja Keuangan Perusahaan Hakim (2006) istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya nya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas

6 perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. 2.3. Laporan Keuangan Handayani (2005) laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan). Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri dari : 1 Neraca : laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang dan modal) pada saat tertentu. 2 Laporan laba rugi : suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu. 3 Laporan saldo laba : menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu. 4 Laporan arus kas : Menujukkan arus kas selama periode tertentu. 5 Catatan atas laporan keuangan: berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi, dan lain sebagainya. 2.4. Economic Value Added (EVA) Dalam perkembangannya muncul banyak pemikiran-pemikiran baru dibidang manajemen keuangan dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Salah satu diantaranya adalah konsep Economic Value Added (EVA) yang mengukur kinerja keuangan perusahaan memperhatikan ekspektasi para penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Economic Value Added merupakan salah satu konsep ukuran kinerja keuangan yang

7 dicetuskan pertama oleh analisis keuangan Stern dan Stewart dalam usahanya untuk memperoleh jawaban terhadap metoda penilaian yang lebih baik. Economic Value Added merupakan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya jika kinerja manajemen baik atau efektif (dilihat dari nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan (www.mitrariset.com, 2009). Economic Value Added menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur modal. EVA secara eksplisit memperhitungkan biaya modal atas ekuitas dan mengakui bahwa karena lebih tingginya risiko yang dihadapi pemilik ekuitas maka besarnya biaya modal atas ekuitas adalah lebih tinggi dari pada tingkat biaya modal atas hutang. Ini sering diabaikan perusahaan karena mengangap dana ekuitas adalah dana murah yang diperoleh dari pasar modal, sehingga tidak perlu dikompesasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Anggapan ini karena tidak diperhitungkan biaya modal atas ekuitas di laporan laba-rugi seolah-olah dana ekuitas tersebut gratis. Penggunaan EVA yang secara eksplisit memasukkan biaya modal atas ekuitas akan mengubah pandangan ini dan mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk selalu berhati-hati dalam menentukan kebijaksanaan struktur modalnya. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan. Nilai pasar yang dimaksud adalah berhubungan dengan harga saham dari suatu perusahaan dibandingkan dengan rata-rata harga saham yang beredar di pasar (capital market). Nilai pasar tersebut dapat dihitung dengan market capitalization yaitu harga saham dikalikan dengan jumlah saham perusahaan yang beredar di pasar. Besarnya biaya modal ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari tingkat bunga setelah pajak dan tingkat bunga modal atas ekuitas (WACC = Weighted Average Cost of Capital), sesuai dengan proporsi hutang dan ekuitas pada struktur modal perusahaan. Beban bunga atas hutang tercermin dalam

8 Laporan Laba Rugi, sedangkan biaya modal atas ekuitas tidak diperhitungkan didalam laporan tersebut karena itulah biaya modal harus dperhitungkan. Langkah-langkah penghitungan EVA adalah sebagai berikut (Tunggal, 2001): a. Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax) NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash bookeeping entries seperti biaya penyusutan. NOPAT dapat diperoleh dari laporan laba perusahaan yaitu data mengenai pendapatan bersih setelah pajak dan besarnya biaya bunga yang ditanggung perusahaan. b. Menghitung Invested Capital Invested Capital adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga, seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka untuk pelanggan. Invested Capital dapat diperoleh dari laporan neraca perusahaan, yaitu data mengenai total hutang, total ekuitas pinjaman jangkan pendek tanpa bunga yang meliputi hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka untuk pelanggan. c. Menghitung WACC ( Weighted Avarage Cost of Capital ) WACC adalah jumlah biaya masing-masing komponen modal, misalnya jumlah dari masing-masing komponen modal misalnya pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang serta setoran modal saham yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan. d. Menghitung Capital Charges Capital Charges adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan. Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai pasar sahamnya. e. Menghitung EVA EVA dapat didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi

9 semua biaya operasi dan biaya modal. EVA dapat dihitung dari laba sebelum beban bunga dan pajak dikurangi beban pajak dikurangi biaya modal. 2.4.1 Laba Operasi Bersih Setelah Pajak (Net Operating Profit After Tax) Menurut Tunggal (2008), NOPAT merupakan laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan. Besarnya NOPAT tidak dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan karena diasumsikan restrukturisasi keuangan tidak akan memberi dampak pada profitabilitas ataupun risiko bisnis yang ada sekarang. Dengan kata lain, perusahaan yang membiayai bisnisnya dari utang atau modal sendiri, nilai NOPAT akan selalu identik. Dan untuk perhitungan NOPAT dapat dilakukan pada laporan laba rugi perusahaan. 2.4.2 Modal yang di Investasikan (Invested Capital/IC) Modal yang diinvestasikan merupakan jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak menangung bunga (non interest bearing liabilities), dan pajak yang akan jatuh tempo (accrued taxes). Modal yang di investasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh hutang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, hutang dan kewajiban jangka panjang lainnya (Young dan O byrne, 2001). 2.4.3 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) WACC adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. Karena biaya bunga (interest) dapat dikurangkan dari penghasilan dalam rangka menentukan pendapatan kena pajak (interest on debt is tax deductible), maka cost of debt dalam perhitungan WACC adalah after-tax cost of debt (Utomo, 1999). Menurut Young and O byrne (2001), dalam menghitung WACC suatu perusahaan perlu mengetahui : 1. Jumlah utang dalam struktur modal 2. Jumlah ekuitas dalam struktur modal 3. Biaya utang

10 4. Tingkat pajak 5. Biaya ekuitas Keseluruhan komponen tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut : WACC = Kd (1-t) Wd + KeWe...(1) Dimana : Kd = Biaya utang jangka panjang t = Tingkat pajak perusahaan Wd = Proporsi utang dalam struktur modal Ke = Biaya pengembalian saham We = Proporsi saham dalam struktur modal Biaya penggunaan modal yang diukur melalui pendekatan WACC akan berubah apabila terjadi perubahan struktur modal ataupun perubahan biaya dari masing-masing komponen tersebut. Selama struktur modal dan biaya masing-masing komponen dapat dipertahankan maka tingkat biaya penggunaan modal akan tetap meskipun modal yang digunakan berubah. 2.4.4 Biaya Modal Biaya modal (Cost Of Capital) menunjukkan besarnya kompensasi atau pengembalian modal yang dituntut oleh investor atas modal yang diinvestasikan di perusahaan. Biaya modal merupakan suatu biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa (Young dan O byrne, 2001). Menurut Utomo (1999) Biaya modal atau cost of capital adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh pemegang saham (pemilik) perusahaan dalam investasinya. Untuk praktisi bidang keuangan, istilah cost of capital ini digunakan: 1. Sebagai tarif diskonto (discount rate) untuk membawa arus kas masa mendatang suatu proyek ke nilai sekarang (present value). 2. Sebagai tarif minimum yang diinginkan untuk menerima project baru. 3. Sebagai biaya modal (capital charge) dalam perhitungan Economic Value Added. 4. Sebagai bandingan (benchmark) untuk menaksir tarif biaya pada modal yang digunakan Cost of capital sangat dipengaruhi oleh hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return),

11 dimana semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki sebelum nilai tambah dapat diciptakan dan semakin tinggi biaya modal yang timbul. Menurut Sartono (1997) model yang dipergunakan untuk menghitung biaya modal meliputi biaya utang, biaya saham biasa dan biaya saham preferen. 1. Biaya Utang Biaya utang merupakan besarnya tingkat keuntungan yang diminta oleh investor (pemilik dana). Besarnya tingkat keuntungan yang diminta investor tersebut adalah sama dengan tingkat bunga yang menyamakan present value penerimaan di masa datang yang berupa bunga dan pembayaran pokok pinjaman dengan dana yang diberikan saat ini (Sartono, 1997). Karena pembayaran bunga mengurangi pajak, maka biaya utang setelah pajak harus disesuaikan dengan faktor koreksi (1-t). 2. Biaya Saham Biasa Saham biasa merupakan sumber dana yang paling berisiko dibanding dengan sumber dana lain, hal ini disebabkan karena pembayaran dividen kepada pemegang saham biasa dibayarkan setelah pembayaran bunga dan dividen saham preferen. Seperti halnya biaya modal yang berasal dari biaya utang dan saham preferen, biaya saham biasa adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan investor saham biasa. Menurut Keown (2004), terdapat dua metode untuk mengestimasi tingkat pengembalian yang disyaratkan pemegang saham biasa, yaitu : a) Model pertumbuhan deviden Pendekatan ini dipakai bila pertumbuhan deviden dan pendapatan perusahaan akan tumbuh pada tingkat yang konstan. Rumusnya adalah: Ks = Di + g (2) Po Dimana, Ks = Harga saham biasa Di = Deviden tahun ke-i Po = Nilai harga saham biasa g = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan

12 b) Penetapan harga aktiva modal (Capital Asset Pricing Model/CAPM) CAPM merupakan pernyataan mengenai hubungan antara pengembalian yang diharapkan dan risiko, dimana risiko sistematis untuk aset yang berisiko. Risiko sistematis merupakan risiko yang terjadi karena faktor perubahan pasar secara keseluruhan. Menurut Keown (2004), CAPM memberikan dasar untuk menentukan harapan investor atau tingkat pengembalian hasil dari investasi saham biasa. Model ini tergantung pada tiga hal : 1. Tingkat bebas risiko. 2. Risiko sistematis dari pengembalian atas saham biasa dibandingkan dengan pengembalian atas pasar secara keseluruhan atau koefisien beta saham. 3. Premi risiko pasar yang setara dengan perbedaan tingkat pengembalian yang diharapkan atas surat berharga rata-rata dikurangi tingkat bebas risiko. Young and O byrne (2001), menjelaskan bahwa CAPM dikembangkan secara independen oleh Professor William Sharpe dari Universitas Standford dan John Lintner dari Universitas Harvard, menarik sumbangsih sebelumnya terhadap teori keuangan oleh James Tobin dan Harry Markowits. CAPM merupakan model pengharapan yang berdasarkan pada apa yang diharapkan investor akan terjadi dan bukan pada apa yang sudah terjadi. Rumus dari CAPM dapat dirumuskan sebagai berikut : E(R) = Rf + βi MRP.(3) MRP = Rm Rf...(4) Dimana: E(R) = Harapan pengembalian Rf = Tingkat pengembalian atas risiko pasar Βi = Faktor risiko (beta) yang berlaku spesifik untuk perusahaan MRP = Market Premium Risk 3. Biaya Saham Preferen Biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian yang diperlukan investor atas perusahaan yang dihitung sebagai deviden saham preferen

13 dibagi dengan harga penerbitan. Menentukan biaya saham istimewa begitu sederhana karena kesederhanaan arus kas yang dibayarkan kepada pemegang saham istimewa (Keown, 2004). 2.4. Strategi Perusahaan Strategi perusahaan didasarkan bagaimana perusahaan mampu menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya. Strategi perusahaan diambil dari pendekatan penciptaan nilai sudah mencakup tingkat pengembalian perusahaan tersebut. Penciptaan nilai pada suatu perusahaan dapat dicapai ketika perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian diatas biaya modal maka perusahaan mampu meningkatkan nilai pemegang sahamnya. Penciptaan nilai di dalam suatu perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut : EVA = (RONA - WACC) x modal yang diinvestasikan (5) Dimana : EVA = Nilai yang diciptakan dalam suatu periode RONA = Laba operasi bersih setelah pajak dibagi dengan aktiva bersih WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan Berdasarkan perumusan di atas, perusahaan dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut (Stewart, 1993 dalam Utomo, 1999): 1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal. 2. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada. 3. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan. Pengukuran EVA bersifat jangka pendek (setahun) bukan kesinambungan. Karena kinerja manajemen diukur dari potret jangka pendek. Manajemen berkepentingan meningkatkan EVA dan cenderung enggan berinvestasi jangka panjang. Penundaan investasi mengakibatkan turunnya daya saing perusahaan dimasa depan. EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain. Sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan

14 analisis rasio. Dalam prakteknya data pembanding ini seringkali tidak tersedia. 2.5. Penelitian Terdahulu Ningrum (2008) dengan Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Go Public dengan Metode Economic Value Added (EVA), melakukan penelitian terhadap perusahaan telekomunikasi yang sudah go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan tahun penelitian 2002-2007. Perusahaan yang diteliti antara lain PT Telekomunikasi Tbk, PT Indosat Tbk, PT Excelcomindo Pratama, PT Bakrie Telecom dan PT Mobile-8. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari kelima perusahaan yang diteliti dengan menggunakan EVA, terdapat satu perusahaan yang memiliki nilai EVA positif yaitu PT Telekomunikasi Tbk dan PT Indosat Tbk menjadi urutan kedua. Sedangkan tiga perusahaan lainnya yaitu PT Excelcomindo Pratama, PT Bakrie Telecom dan PT Mobile-8 memiliki nilai EVA yang negatif karena laba usaha yang dihasilkan lebih rendah dari biaya modalnya. Dengan demikian, ketiga perusahaan tersebut belum dapat menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya dan belum dapat menciptakan nilai tambah ekonomis bagi investornya. Mubarok (2009) dengan Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA), melakukan penelitian terhadap perusahaan otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tahun penelitian 2007-2008. Perusahaan yang diteliti yaitu PT Multistrada Tbk dan PT Gajah Tunggal Tbk. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat satu perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dengan kata lain telah memenuhi harapan investor dan kreditur serta bagi manajemen perusahaan itu sendiri yaitu PT Multistrada Tbk, karena pada tahun 2008 PT Multistrada mengalami peningkatan kinerja keuangan dari tahun 2007 yang memiliki nilai EVA negatif meningkat menjadi positif pada tahun 2008, walaupun pada akhir tahun tersebut terjadi krisis ekonomi global. Berbeda dengan PT Multistrada, PT Gajah Tunggal Tbk memiliki penurunan kinerja pada tahun 2008. Pada tahun 2007 perusahaan memiliki nilai EVA yang positif, akan tetapi pada akhir tahun

15 nilai EVA menurun menjadi negatif, karena adanya kerugian yang cukup besar akibat dari krisis ekonomi global.