TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dal am cairan ekstra. c e lu le r konsentrasi Natrium in i sangat penting untuk

dokumen-dokumen yang mirip
D e skrip to r K u a lifik a si M a g ister S a in s/s 2 (L e v el 7 )


A. C O B O L R e se rv e d W o rd s

P U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M

P U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M

F E A S I B I L I T Y F A T T E N I N G B E E F C A T T L E W I T H D I F F E R E N T F E E D

MEMB EK ALI DIR I S EJAK DINI DENG AN K EWIR AUS AHAAN Disampaikan dalam pelatihan Kewirausahaan Akademi Komunikasi Radio dan Televisi (AKOMRTV)

K A B U P A T E N B A D U N G

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

KESIMPULAN DM SARAN. Dari uraian dan pembahasan ten tang stu d i kasus pada. Putra A s li Utarna dirnuka dapat d it a r ik kesimpulan seba-

1 0 0 m 2 BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN NILA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM DENGAN PEMILIHAN GARAM DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BOYOLALI

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

USAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

BAB V. K ita b Undang-undang Hukum P idana (ICUIIP) se b a g a i. suatu perundang-undangan p id a n a yang t e la h d ib e rla k u k a n

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN DIREKTORAT DANA PERIM BANGAN

P r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a...

Bab 1 Pendahuluan. I. Landasan Teori

USAHA PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP GILLNET

1. PENDAHULUAN 1. PERANGKAT LUNAK DAN PERKEMBANGANNYA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

M E L A L U I G E R A K A N C IN T A A L -Q U R 'A N (G E N T A A L -Q U R 'A N )

5 S u k u B u n g a 1 5 %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

EVALUASI KINERJA TRANSJAKARTA BUSWAY KORIDOR I RUTE (BLOK M-KOTA) Oleh : ANINDITO PERDANA ( )

PENGARUH KOM PETEN SI DAN M O T IV A S I TERHADAP KINERJA GURU SM A N E G E R I 101 JAKARTA

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

F a u z u l A liw a rm a n 1. M a s A n ie n d a T F.2

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan

0,8 9 0,9 4 1,2 4 7,1 6 %

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah


~ 1 ~ BAB I PENDAHULU AN 1.1. LATAR BEL AK A NG

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

Program Kerja TFPPED KBI Semarang 1

M ( R A M ) 3 2 M B. 3. M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

BAB I PENDAHULUAN. Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi

- RSI RAS UDAYANA. u n t u k Pe m b a n gu n a n Be r k e l a n i u t a n * È S I P ! P

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian tentang Pendirian Bangunan untuk Rumah Tinggal di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim

1. Untuk menerima Penyata Kewangan Diaudit bagi tahun berakhir 31 Disember 2016 beserta Laporan Pengarah dan Juruaudit.

136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah!

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

USAHA BUDIDAYA CABAI MERAH

Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

BAB I PENDAHULUAN. kelompok dari Familia Palmae dan disebut juga Cocos nucifera L dan banyak

Spektrofotometri Serapan Atom

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB I PENDAHULUAN. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia agar tetap sehat dan aktif. Minum air

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN TENTANG HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 201 3

USAHA PEMBUATAN GULA AREN

MANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK LABORATORIUM KIMIA FISIK

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG,

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

Tempat dan Tanggal Lahir :MUGI, 19 OKTOBER 1983 : 03/DPRD-NDUGA/2015 : KETUA KOMISI C DPRD KAB. NDUGA : DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KAB.

1, 1 PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE

Sumber air tubuh: 1. Makanan 2. Air minum 3. Air metabolit

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Transkripsi:

3 BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. FISIOLOGI KALIUM DAN NATRIUM. Natrium adalah kation utama dal am cairan ekstra c e lu le r konsentrasi Natrium in i sangat penting untuk mendeteksi tekanan osmotik pada cairan i n t e r s t i t i a l. Sedangkan Kalium sebagai salah satu e le k t r o lit didalara tubuh mempunyai peran yang sangat penting didalam be - berapa proses f i s i o l o g i, diantaranya dalam mempertahan kan fun gsi normal dari. o to t dan syaraf (7,1 0,1 2 ). Kalium adalah kation utama dari cairan in tr a c e lu le r, perpindahan Kalium te r ja d i dari dalam sel kecairan eks tra c e lu le r, terutama pada keadaan kehilangan cairan in tr a c e lu le r yang berlebihan. Kalium yang te rm o b ilisa si in i umumnya segera d iek sp resikan m elalui urine (2 ). Walaupun kadar Kalium serum tidak se la lu dapat dipakai sebagai indeks untuk menyetakan keadaan Kalium in tr a c e lu le r, te ta p i secara umum kadar Kalium serum yang rendah akan d is e r ta i d e f i s i t yan& oermakna dari Kalium in tr a c e lu le r (1 2 ). A. 1. DISTRIB J61 Ii/VTKIU»vi DA]h KALIUX DALAXTUBUH.

Dalam tubuh la k i-la k i dewaea dengan berat badan 70 kg mengandung sek ita r 2000-3000 m Eq Na trium. S ekitar 45 % terdapat pada calran ekstra s e lu le r, 7 % pada se l o to t dan sisanya terutaraa t e r d is t r i - busi pada tulang* Sedangkan kadar normal Natrium - serum atau t/plasma berkisar antara 130-145 m Eq - per l i t e r Skeraa d is tr ib u s i Natrium dalam tubuh dapat d ilih a t pada gambar dibawah in i :

Gram b a r A-1 : D istrib u sl Natrium dalam tubuh la k i-la k i devaea dengan berat badan 70 kg. (Data diambil dari : Maxwell, M.H. ; Kleeman, C.R. ; Chemical Disorders o f flu id and electro l y t e metabolism, 1962, 52). A Natrium pada tulang, 2600 m Eq B = Natrium s e l o t o t, 420 m Eq C - Natrium pada s e l - s e l la in 135 mjeq D = Natrium cairan e k s tra s e lu le r, 135 m Eq Untuk Kalium kadar normal didalam tubuh la k i la k i dewasa deengan berat tubuh 70 kg mengandung- 3000-4000 m Eq. Dari juralah t o ta l Kalium dalam tubuh tersebut hanya 1-2 % terdapat pada cairan e k s tra s e lu le r, - 10 % dalam keadaan te rik a t terutama dalam s e l - s e l darah merah, otak dan tulang, sedang yang 90 % da lam keadaan exchangeable. Sedangkan kadar normal Kalium serum 3,5-5,5 Eq per l i t e r. Skema d is tr ib u s i Kalium dalam tubuh dapat d ilih a t pada gambar dibawah in i :

1 6. Gambar A -2 D is t r ib u s i Kalium dalam tubuh l a k l - l a k i dewasa dm gan b e ra t badan 70 k g. (D ata d ia m b il d a r i : M axw ell, M.H.; Kleem an,c-r Chem ical D is o rd e r o f f l u i d and e l e c t r o l y t e meta b o lis m, 1962, 4-1). A» Pemasukan Kalium m e la lu i sa lu ra n pencernaan - makanan, - 100 m E q /h a r i. B * Kalium s e l - s e l o t o t, 3000 m Eq C = Kalium ca ira n e k s t r a s e lu le r, 65 m Eq D = Kalium s e l - s e l h a t i, 200 m Eq

7. E «Kalium s e l - s e l darah merah, 235 m Eq. P Kalium u rin e, 92 m E q/hari. G Kalium t in ja, 8 m E q/hari. Kebutuhan tubuh akan Kalium dan Natrium t e r - sebut d ia ta s dapat dipenuhi m elalui makanan yang k it a makan se h a ri-h a ri yang mengandung Kalium dan Natrium. Makan an yang mengandung sumber Kalium antara la in daging s a p i, daging ayam, a ti s a p i, pisang, nanas dan l a i n - la i n. A.2. ABSORBSI DAN EKSKRESI KALIUM DAN NATRIUM. Kalium secara umum d ia b sorb si secara eempurna dalam saluran pencem aan, dan hanya k ir a - k ira 10 % Kalium yang masuk diekskresikan m elalui t in - ja (lih a t gambar A-2 dan Tabel 1). Absorbsi Kalium dapat te r ja d i secaira p a s if (d ifu - s i p a s if) maupun a k t if. G in jal adalah organ utama untuk ekskresi Kalium, ekskresi Kalium m elalui g in ja l adalah merupalkan kombinasi dari tig a proses yang berbeda yaitu F ilt r a s i m elalui glom erulus, penyerapan kem - b a li atau rea b sorb si pada tubulus prolcsim alis dan sek resi Kalium pada tubulus d i s t a l i s. (4,1 0 ) A.3. POMP A KALIUM -» AT HI'Jr..

Mekanisme yang bertanggung jawab terhadap transport a k t if dari Natrium keluar s e l f dan Natrium kedalam s e l adalah pompa Kalium - Natrium, yang se rin g k a li disebut pompa Natrium sa ja. Pompa in i te rle ta k didalam membran s e l, tena ga untuk memompa diberikan oleh ATP. Penetasan ATP dengan micro p ip et kesebelah dalam membran akan meningkatkan tra n sp ort, sedangkan pe netesan kesebelah lu a r membran tidak menimbulkan efek apapun. Transport Natrium berpasangan dengan Kalium te ta p i r a tio pasangan Natrium terhadap Kalium b e rv a ria si d ari 1-4. A k tiv ita s pompa juga berbanding lurus dengan ka - dar Natrium in tr a s e lu le r. Kecepatan pengaliran Na trium keluar s e l sebanding dengan jumlah Natrium yang masuk kedalam s e l terseb u t. Pengaturan in i berguna untuk mempertahankan kom posisi io n ik dida lam se l tersebu t agar tetap konstan. ^keluar Mekanisme transport in i dipengaruhi oleh sur* hu, jik a suhu turun a lir a n /d a r i Natrium dan a l i r - an masuk d ari Kalium akan berkurang beberapa k a li. Enzim yang mempengaruhi mekanisme pemompaan d is e but Natrium - Kalium ATP ase. Enzim in i ditemukan dalam se l darah merah.

9. Teory Natrium - Pump pada pertukaran ion dalam in tra e e lu le r dan ek straselu ler dapat d ilih a t pada gambar dibawah i n i. Gambar A -3 : Theory Natrium pump pada pertukaran ion dalan ln tr a s e lu le r dan e k stra se lu le r. (Gambar diam bil dari : Maxwell, M.H. ; Kleeman C.R. ; Chemical d isord ers o f flu id and e le c - t r o ly t e metabolism, 1962, 35). A.4. KEADAAN HYPOKALEMI DAN HYPERKALEMI. Kadar normal Kalium serum berkisar antara 3*5-5,5 m Eq/1. Nilai diatas batas normal disebut

Hyperkalemia, keadaan hyperkalemia diketemukan pada penyakit payah g i n ja l, dehidrasi, depresi jan - tung dan la i n -la i n. (1,3) Keadaan hypokalemia cenderung timbul pada keadaan seeudah o p e ra s i, b ila pemberian larutan in - travena yang tidak mengandung Kalium diberikan dalam jangka waktu yang cukup laraa. Hypokalemia juga seing timbul pada keadaan raaalnut r i s i dan pada pemakaian d iu re tik kuat tanpa d ie e r t a i penambahan Kalium. Keadaan hyponatremia dapat timbul pada penggunaan d iu re tik kuat dan d ie t rendah garam. (1,3 )

METODE ANALISA NATRIUM DAN KALIUM Ada beberapa metode penetapan kadar Kalium dan Natrium untuk serum, antara la in dengan cara kimia yang dilakukan oleh Kramer & Gillman secara yodometri untuk penetapan kadar Natrium dalam serum. Sedangkan untuk penetapan kadar Kalium serum dilakukan o le h Kramer & T is d a ll. Cara la in yang serin g digunakan adalah dengan S p ektrofotom etri. Spektrofotom etri em isi api atau flame fotom eter tela h dikembangkan untuk pemakaian yang seder hana, cepat dan murah. Penggunaan Spektrofotom etri untuk a n a lisa k w a n tita tif logam-logam a lk a li terutama untuk Natrium dan Kalium te la h dim ulai sejak tahun 1930 dan sampai sekarang cara in i merupakan cara yang ru tin di gun akan d i K lin ik untuk penetapan kadar Kalium, Natrium, Kalsium, Magnesium dan merupakan cara yang t e r p ilih untuk a n a lisa Plumbum, Ferum dan Mercurium. Pada metode in i api berfungsi untuk mengubah logam yang akan diukur kadarnya menjadi uap atom. Oontoh logam yang akan d ia n a lisa harus disiapkan dalam bentuk laru tan. Untuk sample urine, plasma atau serum setelah dilakukan pengenceran yang sesuai,dapat langsung dianalisa logan alkalinya.

j /a i h. ) Metode fotom etri api merupakan metode yang aangat se - derhana# h asiln ya dapat dipercaya dan kepekaannya tin g - g i se rta s p e c ifik. B.1. T eori. Semua atom dapat memancarkan ra d ia s i karak - t e r ia t ik b ila atam tersebut dikenakan pada api dengan energi tertentu* Fancaran ra d ia si k a ra k te ristik tersebu t merupakan dasar d ari k e rja fotom etri ap i. B.2. P ria sip ker.ia fotom etri a p i. Zat yang akan dihitung kadarnya (yang sudah berupa laru tan ) disemprotkan kedalam api pembakar. Pancaran ra d ia si d ari atom-atom yang terdapat d i- dalam a p i masuk kesuatu a la t p en d isp ersi yang akan m engisolasi g a ris spektrum yang diinginkan. In te n sita s d a ri ra d ia si yang t e r is o l a s i tersebut akan diukur oleh suatu a la t fotom eter. Secara skematis susunan a la t flam efotom eter dapat d ilih a t pada gambar dibawah in i. y/ Larutan contoh

13. Gambar B- 1 : Skema a la t flame fotom eter. (Diambil dari : Henry, R.J. ; tr y, P rin cip les and Tehnics, Chemical chemis- 2 nd E dition '7 4, 51).