BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

: Citra Mega Kharisma Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 27 Mei 1992

III. METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental dengan desain penelitian (Pre-Post Test

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pendekatan cross sectional, dimana variabel independen dan dependen

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik noneksperimental

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif dengan teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Surakarta dan dilakukan pada bulan Febuari one group with control design. Metode pendekatan yang akan digunakan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

PERSETUJUAN TINDAKAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui

BAB 3 KERANGKA KONSEP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

UJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB IV METODE PENELITIAN

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

LAMPIRAN. VO2MAXsebelum1 VO2MAXsesudah1 VO2MAXselisih1 VO2MAXsebelum2 VO2MAXsesudah2 VO2MAXselisih2. Tests of Normality.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group

SURAT PERNYATAAN PENELITI UTAMA. : Pengaruh Pemberian Susu Mengandung EPA pada Jumlah. Sertifikat Ethical Clearance No 150/EC/FK/RSDK/2011

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

: Wilhelmina Olivia Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 28 Oktober 1989

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan pendekatan pre-test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil tes awal maupun tes akhir merupakan data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

UJI SPSS. Shapiro-Wilk. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Independent Samples Test. Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kolam Renang dan Studio Senam di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. mengukur ketahanan kardiorespirasi adalah dengan mengukur volume konsumsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

LAMPIRAN DATA STATISTIKA. Statistics. Nilai GMFM Sesudah. Nilai GMFM selisih

BAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Ethical clearance

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Statistics. nilai selisih. nilai sesudah. nilai selisih perlakuan 1. perlakuan 1. perlakuan 1. N Valid

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah praeksperimen dengan pendekatan static

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.

PERBANDINGAN PENGARUH MINUMAN BEROKSIGEN DENGAN MINUMAN AIR PUTIH BIASA TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN PADA MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2012.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (pretest) sebelum diberikan intervensi dan evaluasi (postest) yang. memungkinkan menilai perubahan yang terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan dalam penelitian quasy experimental dengan. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan. penderita asma yang mengikuti senam asma.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

LAMPIRAN DATA PENGUKURAN BMI BERDASAR TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN PADA 30 SUBJEK PENELITIAN. NO TINGGI BADAN (cm) B. BADAN ( kg) BMI ( kg/m2)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

Transkripsi:

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel independen Latihan fisik + Minuman Beroksigen Latihan fisik + Minuman Air Putih Variabel dependen Tingkat kebugaran Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian 3.2. Definisi operasional - Latihan fisik pada penelitian ini adalah naik turun bangku dengan metode Harvard Step Test. - Tingkat kebugaran adalah indeks kesanggupan badan (IKB) yang diukur dengan rumus berdasarkan perubahan denyut nadi setelah melakukan latihan fisik. - Minuman beroksigen adalah minuman dengan kandungan oksigen 7-10 kali lebih banyak dibandingkan dengan air biasa. - Minuman air putih biasa adalah air minum biasa dalam kemasan. 3.3. Hipotesis Terdapat perbedaan tingkat kebugaran antara mahasiswi FK USU yang diberikan minuman beroksigen dengan yang diberikan minuman air putih biasa.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental (intervensional) dengan metode post test design with control, yaitu mengukur nadi pada masa pemulihan setelah kedua kelompok sampel (yang diberikan minuman beroksigen dan minuman air putih biasa) melakukan latihan fisik, lalu menghitung indeks kesanggupan badan (IKB) pada kedua kelompok tersebut. 4.2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran, Medan. Pengambilan dan pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan selama bulan September 2013 sampai dengan bulan November 2013. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Angkatan 2012. Subyek penelitian dipilih dengan cara simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana. Pemilihan sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ini. Kriteria inklusi : - Mahasiswi FK USU Angkatan 2012 - Usia 18-20 tahun - IMT normal - sehat jasmani - tidak melakukan olahraga rutin Kriteria eksklusi :

- mempunyai riwayat penyakit berat/sistemik - sedang menstruasi Menurut Supranto J (2000) perhitungan sampel untuk penelitian eksperimental secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut: (t-1) (r-1) > 15 Dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan r = jumlah sampel Kelompok perlakuan pada penelitian ini ada 2 kelompok, maka berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel untuk penelitian ini adalah: (t-1) (r-1) > 15 (2-1) (r-1) > 15 (r-1) > 15 r > 15 + 1 r > 16 Dari hasil perhitungan rumus diatas, maka diambil jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 17 orang per kelompok. 4.4. Teknik Pengumpulan Data 1. Sampel yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi FK USU angkatan 2012 yang memenuhi kriteria inklusi. 2. Data-data dasar yang diambil dari sampel adalah berat badan, tinggi badan, dan usia yang dicatat dalam satu lembar isian (lampiran). 3. Lalu dilakukan pengukuran denyut nadi pada arteri radialis dan frekuensi nafas sampel kemudian dicatat di lembar pengamatan.

4. Kemudian sampel dibagi secara acak sederhana menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol (minuman air putih biasa) dan kelompok yang diberikan intervensi (minuman beroksigen). Lima belas menit sebelum latihan fisik dilakukan, kelompok kontrol diberi 300cc minuman air putih biasa dan kelompok yang diberikan intervensi diberi minuman beroksigen sebanyak 300cc. 5. Saat melakukan Harvard Step Test, sampel hanya menggunakan kaos dan celana olahraga tanpa sepatu, diminta untuk berdiri dengan tenang tetapi dengan penuh perhatian di depan bangku yang digunakan. 6. Sebuah metronom yang sebelumnya sudah diperiksa ketelitiannya, diatur irama dengan kecepatan 120x/menit. 7. Pada saat tanda mulai diberikan, sampel menempatkan salah satu kakinya diatas bangku tepat pada suatu ketukan metronom yang sekaligus merupakan tanda permulaan tes. Pada ketukan metronom yang kedua, sampel menempatkan kedua kakinya diatas bangku. Pada ketukan ketiga sampel turun dan menurunkan dulu kakinya yang pertama kali naik tadi. Pada ketukan keempat, kakinya yang kedua diturunkan pula, sehingga sampel sekarang berdiri tegak lagi diatas lantai. Siklus ini terus diulangi sampai selama mungkin tapi tidak lebih dari 5 menit. 8. Sampel saat menaiki bangku harus tetap tegak dan tidak boleh membungkuk. 9. Sampel mengikuti irama ketukan metronom dengan tepat, jika ada tandatanda gerakan tidak sesuai irama, maka peringatan diberikan supaya kembali mengikuti irama dengan baik. 10. Apabila irama/sikap tetap salah selama 10-15 detik. Walaupun sudah diberikan peringatan, maka tes harus dihentikan dan lama masa kerja dicatat. 11. Untuk mencegah terjadinya kelelahan pada satu tungkai, sampel diizinkan untuk sesekali mengubah langkahnya. 12. Saat tes dihentikan, kedua stopwatch dihentikan. Penghentian stopwatch pertama akan menunjukkan waktu lama masa kerja naik turun bangku, sedangkan penghentian stopwatch yang kedua merupakan tanda permulaan masa pemulihan sekaligus digunakan untuk menghitung nadi.

13. Nadi dihitung pada arteri radialis di pergelangan tangan dari 1-1,5 menit, 2-2,5 menit dan 3-3,5 menit. 14. Indeks kesanggupan badan dihitung dengan menggunakan rumus yang ada. 15. Tiap tes didahului oleh suatu tes percobaan guna memberikan kesempatan kepada sampel untuk membiasakan diri naik turun bangku dan mengikuti irama metronom. Test percobaan ini hanya dilakukan sebentar saja. Setelah tidak merasa lelah sama sekali, barulah tes yang sesungguhnya dimulai. 16. Suhu kamar harus berada diantara 25 o C-35 o C 17. Setelah selesai melakukan latihan fisik, maka hitung kembali denyut nadi di lokasi yang sama dan frekuensi nafas sampel. Kemudian hitung Indeks Kesanggupan Badan (IKB) dengan rumus yang ada. Cara menghitung indeks kesanggupan badan: I.K.B = Lama naik turun (dalam detik) x 100 2 x (nadi 1 + nadi 2 + nadi 3) Tabel 4.1. Kriteria Indeks Kesanggupan Badan dan Nilainya Kriteria Nilai Hasil Perhitungan IKB Sangat baik 5 >90 Baik 4 80-89 Cukup 3 65-79 Sedang 2 50-64 Kurang 1 <50 Sumber : Rusip, 2006 4.5. Pengolahan dan Analisa Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yakni hasil data yang diperoleh dari pengukuran langsung. Data diolah dengan menggunakan SPSS for WINDOWS. Pertama-tama dilakukan uji normalitas

terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan analisa data menggunakan uji nonparametrik yaitu dengan uji Mann-Whitney U. Hasil dari uji Mann-Whitney U dinyatakan bermakna apabila nilai p < 0.05 pada tingkat kepercayaan (Confidence Interval) 95% (Mukhtar, 2011).

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran (FK USU), Medan. Laboratorium Fisiologi FK USU memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan penelitian, seperti bangku untuk pelaksanaan step test, metronom, stopwatch, pengukur berat badan dan tinggi badan. Laboratorium Fisiologi FK USU terletak di lantai 2 Fakultas Kedokteran. Gedung Fakultas Kedokteran USU terdapat di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Jl.Dr.Mansur No.5 Medan dengan batas wilayah: batas utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan batas selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU batas timur : Jalan Universitas, Padang Bulan batas barat : Fakultas Psikologi USU 5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok (kelompok minuman beroksigen dan kelompok air putih biasa) yang tiap kelompoknya berjumlah masing-masing 17 orang. Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Kelompok Usia Sampel Usia (tahun) Frekuensi Persen 18 13 38,2 19 17 50,0 20 4 11,8 Total: 34 100

Berdasarkan tabel 5.1., didapatkan sampel terbanyak dari kelompok usia 19 tahun, yaitu 17 orang (50%). Lalu sebanyak 13 orang (38,2%) dari kelompok usia 18 tahun, dan hanya 4 orang (11,8%) dari kelompok usia 20 tahun. 5.1.3. Hasil Analisa Statistik Tabel 5.2. Rata-rata Indeks Kesanggupan Badan (IKB) Kelompok perlakuan Rata-rata IKB Std. Error Air Putih 29,1824 5,78597 Air Oksigen 25,6800 2,07039 Dari tabel 5.2., didapati bahwa rata-rata indeks kesanggupan badan (IKB) pada kelompok yang diberikan minuman air putih adalah 29,1824 dengan standar error 5,78597. Sedangkan pada kelompok yang diberikan minuman beroksigen didapati rata-rata indeks kesanggupan badan (IKB) sebesar 25,6800 dengan standar error 2,07039. Tabel 5.3. Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Perlakuan Statistic Df Sig. Statistic df Sig. IKB air putih,323 17,000,628 17,000 air oksigen,137 17,200,934 17,257 Sebelum dilakukan analisa statistik dari hasil penelitian ini, maka dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu dan dari tabel 5.3., didapati bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu analisa statistik yang digunakan adalah uji non-parametrik Mann-Whitney U yang merupakan uji alternatif dari uji T independen.

Tabel 5.4. Uji Mann-Whitney U Indeks Kebugaran Badan Mann-Whitney U 125,000 Wilcoxon W 278,000 Z -,672 Asymp. Sig. (2-tailed),502 Exact Sig. [2*(1-tailed,518 a Sig.)] Dari hasil tes Mann-Whitney U pada tabel 5.4., didapati nilai sg.2-tailed adalah 0,502 (p>0,05). Karena itu hasil uji dinyatakan tidak signifikan secara statistik, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara konsumsi minuman beroksigen dengan air putih biasa terhadap indeks kesanggupan badan (IKB) setelah melakukan latihan fisik (Harvard step test) pada mahasiswi FK USU 2012. 5.2. Pembahasan Penelitian tentang minuman beroksigen sudah banyak dilakukan dalam beberapa tahun ini karena maraknya promosi dari produsen yang menjanjikan banyak manfaat dari konsumsi minuman beroksigen. Akan tetapi hal yang masih sering dipertanyakan hingga saat ini adalah seefektif apakah oksigen yang diserap melalui saluran cerna sehingga bisa dimanfaatkan oleh tubuh. Disebutkan dalam penelitian Porcari dkk (2002) tentang efek minuman beroksigen pada latihan fisik dan masa pemulihan, walaupun oksigen diserap melalui saluran cerna, oksigen tersebut akan masuk ke pembuluh darah vena, dimana aliran darah vena akan membawa oksigen kembali ke paru-paru, bukan ke otot yang aktif. Pada penelitian ini sampel diberikan minuman air putih dan minuman beroksigen sebelum melakukan latihan fisik, yang berarti pemberian oksigen melalui saluran cerna. Hasilnya ditemukan bahwa tidak ada perbedaan bermakna

antara konsumsi minuman beroksigen dengan air putih biasa terhadap indeks kesanggupan badan (IKB) setelah melakukan latihan fisik (Harvard step test) pada mahasiswi FK USU 2012. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sommer (2013) tentang efek hidrasi minuman beroksigen pada atlet yang beraktifitas di lingkungan panas dan lembab. Dikatakan pada hasil penelitiannya bahwa efek hidrasi minuman beroksigen tidak jauh berbeda dengan air putih biasa. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Porcari dkk (2002) dimana konsumsi oksigen tidak memiliki efek yang besar terhadap latihan fisik dan masa pemulihan. Selain itu, pada penelitian Wing-Gaia (2005) tentang efek minuman beroksigen terhadap performa saat berolahraga pada kondisi yang hipoksia, disebutkan bahwa minuman beroksigen tidak meningkatkan performa, yang artinya minuman beroksigen tersebut tidak memiliki efek yang besar terhadap performa dalam berolahraga.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini didapati bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara konsumsi minuman beroksigen dengan air putih biasa terhadap indeks kesanggupan badan (IKB) setelah melakukan latihan fisik (Harvard step test) pada mahasiswi FK USU 2012 usia 18-20 tahun. 6.2. Saran Adapun saran peneliti berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui absorpsi oksigen di dalam saluran cerna pada pemberian oksigen secara oral. 2. Dibutuhkan pengukuran kadar Hemoglobin pada sampel penelitian sebelum menjalani intervensi untuk menilai apakah sampel berkemungkinan memiliki masalah dengan proses pengikatan oksigen atau tidak.