BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL"

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Glukosa Sekresi insulin Suplementasi madu Nukleus ventromedia hipotalamus Sel-sel lemak Sekresi leptin Sinyal rasa kenyang Sinyal rasa kenyang menurun Intake zat-zat gizi yang utama Perilaku makan terus menerus Mencit Peningkatan jumlah kalori masuk Keseimbangan energi positif Peningkatan berat badan mencit

2 3.2 Alur Penelitian Pengambilan sampel Berupa mencit jantan homogen dengan strain Swiss Webster Kelompok kontrol Terdiri atas 20 ekor mencit, sebagai kontrol atas perlakuan yang diberikan Pemisahan sampel Kedalam dua kelompok, kontrol dan perlakuan. Mencit diambil dari kandang utama, pengambilan dengan nomor ganjil masuk kelompok kontrol, dan nomor genap masuk kelompok perlakuan Kelompok perlakuan Terdiri atas 22 ekor mencit, mendapatkan perlakuan berupa suplementasi madu Adaptasi Kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dipelihara secara normal selama seminggu, tanpa ada intervensi. Pengukuran pre-test Penimbangan berat badan awal sebelum dilakukan intervensi Kelompok kontrol Diberikan pakan dan air secara ad libitum Intervensi Kelompok perlakuan Diberi pakan dan air secara ad libitum ditambah dengan suplementasi madu Pengukuran post-test Penimbangan berat badan setelah dilakukan intervensi

3 3.3 Definisi operasional Suplementasi Suplementasi adalah pemberian zat-zat gizi tambahan diluar makanan utama. A. Pemberian suplementasi Pada penelitian ini makanan utama adalah pellet dan suplementasi berupa madu yang diberikan dengan dosis yang berbeda sesuai dengan berat badan mencit setiap harinya dan diberikan menggunakan spuit 1 cc dan jarum gavage khusus untuk menghindari terjadinya error karena mencit (Mus musculus) memuntahkan atau tidak mengkonsumsi suplemen tersebut. Pemberian suplementasi dilakukan secara per oral, dan dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU yaitu Adi Gunawan (NIM ) yang sudah terlatih untuk melakukan pemberian suplementasi dengan menggunakan jarum gavage per oral tersebut. Gambar 3.1 Jarum gavage per oral

4 Gambar 3.2 Suplementasi terhadap mencit (Mus musculus) Madu Cairan kental dan manis yang dikumpulkan oleh lebah dari nektar tumbuhtumbuhan, terutama bunga, ditransportasikan ke sarang lebah untuk pematangan dan disimpan sebagai makanan. Madu yang digunakan adalah madu murni yang diproduksi oleh New Zealand Honey Producers Co. Ltd dan diimpor serta didistribusikan oleh PT. Harmonik Dinamik Indonesia dengan merk dagang Natural Unprocessed Clover Honey. Madu ini adalah madu murni yang terdiri atas 99.7% madu dan 0.3% serbuk sari dan tidak mengandung air sama sekali. Madu ini kemudian diencerkan menjadi larutan dengan konsentrasi 20% dengan cara yang akan dijelaskan pada bagian Penentuan dosis madu.

5 Gambar 3.3 Natural unprocessed clover honey Berat badan Berat badan mencit (Mus musculus) diukur dengan menggunakan timbangan elektronik dengan satuan gram menggunakan 4 (empat) angka penting. Angka penting kelima akan dibulatkan sesuai dengan angka keempat. Jika angka keempat adalah bilangan ganjil, dengan angka kelima 5, dilakukan pembulatan ke atas. Jika angka keempat adalah bilangan genap, dan angka kelima 5, dilakukan pembulatan ke bawah. A. Pengukuran berat badan Pengukuran dilakukan oleh mahasiswi FMIPA USU Nanin Triana (NIM ). Pengukuran dilakukan dengan seluruh badan mencit (Mus musculus) berada diatas timbangan. Hal ini dilakukan dengan cara meletakkan mencit didalam suatu wadah sehingga seluruh anggota badan mencit berada diatas timbangan yang sudah ditera, dan memperkecil kemungkinan bias.

6 B. Hasil pengukuran berat badan Hasil pengukuran dicatat dengan menggunakan skala pengukuran numerik dan dinyatakan dalam satuan gram. Gambar 3.4 Timbangan elektronik bersama wadah penimbangan setelah ditera Gambar 3.5 Penimbangan mencit

7 3.3.4 Mencit (Mus musculus) Mencit yang digunakan adalah mencit galur murni (homogen), didapat dari wirausaha penjualan mencit D Tik Pop (Dagangan Tikus Populer). Mencit yang digunakan berasal dari strain Swiss webster. A. Pemisahan mencit Mencit dipisahkan dalam kandang-kandang terpisah dengan jumlah maksimum sebanyak 12 ekor dalam setiap kandang. Pemisahan mencit dilakukan secara simple random sampling dengan cara menangkap mencit secara acak dari kandang awal. Penangkapan dengan nomor ganjil masuk ke dalam kelompok kontrol dan penangkapan dengan nomor genap masuk ke dalam kelompok perlakuan. Jumlah sampel total adalah 42 ekor, dan setelah dipisahkan secara acak dimana kelompok kontrol mencapai jumlah 20 ekor dan kelompok perlakuan 20 ekor, dua ekor mencit terakhir dimasukkan ke dalam kelompok perlakuan. Hal ini dilakukan karena adanya kekhawatiran akan tingkat kematian yang lebih tinggi didalam kelompok perlakuan. 3.4 Hipotesa Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternans atau Ha dimana dijumpai hubungan antara suplementasi madu dengan peningkatan berat badan mencit (Mus musculus).

8 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian suplementasi madu terhadap peningkatan berat badan. Pendekatan yang dilakukan adalah studi pre-klinis (Pre- Clinical Study) (Notoadmodjo, 2010). Penelitian pre-klinis adalah penelitian yang dilakukan untuk melihat efek dari zat-zat tertentu yang dilakukan pada hewan coba, sebelum diuji secara langsung pada manusia (Clinical study). Penelitian ini dirancang dengan menggunakan dua kelompok hewan percobaan mencit putih (Mus musculus), yang terdiri atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok yang diberi intervensi. Hasil yang diperoleh kemudian akan dilakukan analisis untuk melihat adanya perbedaan pada peningkatan berat badan. Pretest dilakukan pada seluruh kelompok eksperimen sebelum diberikan intervensi berupa suplementasi madu, kelompok eksperimen I diberi hanya diberikan pakan harian pellet, dan pada kelompok eksperimen II diberikan pakan harian pellet beserta suplementasi madu. 4.2 Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di kandang hewan Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yang bertempat di Jalan Universitas kampus Medan untuk perawatan dan pemberian perlakuan, disertai pencatatan data yang dilakukan setiap hari Waktu penelitian Pengukuran dan pencatatan data sampel pada penelitian ini dilakukan pada Juli-Agustus 2011 dengan waktu yang sama setiap hari, yaitu pukul WIB selama 4 minggu.

9 4.3 Sampel Sampel pada penelitian ini adalah mencit jantan umur 8-12 minggu dengan berat badan gram dan sehat yang ditandai dengan gerakan yang aktif. Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus : (t-1) (n-1) 15 (Federer, 1963) Dengan ; t = kelompok perlakuan (2 kelompok) n = jumlah sampel tiap kelompok Banyak sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : (t-1) (n-1) 15 (2-1) (n-1) 15 n-1 15 n 16 Dari hasil perhitungan di atas, dibutuhkan jumlah sampel sebanyak 16 ekor mencit pada tiap perlakuan sehingga total jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 32 ekor mencit dengan perincian sebagai berikut : 1. K = kelompok kontrol yang diberikan hanya pakan harian berupa pellet. 2. P1 = kelompok perlakuan yang diberikan pakan harian berupa pellet dan suplementasi madu Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi: 1.Mencit jantan (Mus musculus) berumur 8-12 minggu 2.Berat mencit gram Kriteria eksklusi: 1.Terdapat kelainan anatomis 2.Mencit terlihat sakit, tidak aktif bergerak

10 4.4 Pelaksanaan Penelitian Penentuan Dosis Madu Dosis madu adalah sebanyak 15 ml, dengan jumlah yang diberikan ditentukan berdasarkan hasil konversi dari manusia ke mencit (Ngatidjan, 1991), yaitu sebagai berikut: Nilai konversi x 15 ml madu = 0,0026 x 15 ml madu = 0,04 ml madu Pengenceran madu : 2 ml madu + aquadest 10 ml larutan madu Dalam 1 ml larutan mengandung 0,2 ml madu, dimana 0,2 ml larutan mengandung 0,04 ml madu. Madu yang diberikan kepada hewan coba adalah madu yang telah diencerkan sebanyak 0,2 ml setiap kali pemberian sebanding dengan pemberian madu sebanyak 15 ml kepada manusia Pemeliharaan Hewan Coba Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan (Mus musculus) berumur 8-12 minggu dengan berat badan gr. Kebersihan kandang selalu dijaga setiap hari agar mencit terhindar dari infeksi akibat kotorannya sendiri. Suhu kandang dijaga agar tetap dalam suhu ruangan dan pencahayaan ruangan menggunakan cahaya lampu dan sinar matahari secara tidak langsung. Makanan yang diberikan berupa pellet. Makanan dan minuman diberikan secukupnya dalam wadah terpisah dan diganti setiap hari. Madu diberikan pada mencit dengan menggunakan jarum gavage per oral Persiapan Hewan Coba Masing masing kelompok percobaan disiapkan dalam kandang yang terpisah. Mencit dipilih dan dipisahkan secara random dalam keadaan baik, disiapkan untuk beradaptasi selama 1 minggu sebelum dilakukan penelitian. Sebelum perlakuan, setiap mencit ditimbang berat badannya dan diamati kesehatannya secara fisik (gerakannya, berat badan, makan, dan minum). Jika ada mencit yang sakit pada saat adaptasi ini, maka diganti dengan mencit yang baru dengan kriteria sama dan diambil secara acak. (Anggraini, 2008) Perlakuan Hewan Percobaan Setelah semua persiapan selesai, maka hewan percobaan pada tiap kelompok (K dan P1) akan diberikan perlakuan sebagai berikut :

11 A. Pengukuran berat badan mencit (Mus musculus) pada pukul WIB setiap hari. B. Pemberian suplementasi madu setiap hari sesuai dosis sebelum pemberian pakan harian berupa pellet. Dosis madu yang diberikan disesuaikan dengan berat badan mencit yang telah ditimbang sebelumnya. Larutan yang diberikan berupa larutan dengan konsentrasi 20% dengan dosis yang setara dengan 15 ml madu pada manusia. Pemberian suplementasi tersebut dilakukan dengan menggunakan jarum gavage per oral untuk memastikan hewan coba mengkonsumsi suplementasi tersebut. 4.5 Metode Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pengukuran berat badan akan dianalisis menggunakan perangkat lunak komputer. Variabel independen berbentuk nominal dikotomik, sedangkan variabel dependen berbentuk numerik, sehingga metode analisa data adalah secara parametrik dengan menggunakan uji-t independen atau jika terdapat distribusi data yang tidak normal, akan digunakan uji non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney (Sudigdo, 2008).

12 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian Proses pengambilan data untuk penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran langsung terhadap berat badan sampel secara harian menggunakan timbangan digital. Timbangan yang digunakan memiliki ketepatan hingga 0.01 gram dan ditera setiap digunakan Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam yang berlokasi di jalan Bioteknologi I USU di dalam kampus USU yang berlokasi di jalan Dokter Mansur, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan Kampus ini memiliki luas sebesar 122 Ha, dengan lokasi akademik sekitar 100 Ha di bagian tengahnya. Fakultas ini sendiri terbagi menjadi beberapa departemen yang terdiri dari departemen Matematika dan departemen Ilmu Pengetahuan Alam, yang terdiri dari departemen Ilmu Fisika, Ilmu Kimia, dan Ilmu Biologi Deskripsi karakteristik sampel Sampel dari penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) jantan yang dipilih secara acak (Simple random sampling) dengan cara menangkap mencit secara acak dari kandang awal. Penangkapan dengan nomor ganjil masuk ke dalam kelompok kontrol dan penangkapan dengan nomor genap masuk ke dalam kelompok perlakuan. Jumlah sampel total adalah 42 ekor, dan setelah dipisahkan secara acak dimana kelompok kontrol mencapai jumlah 20 ekor dan kelompok perlakuan 20 ekor, dua ekor mencit terakhir dimasukkan ke dalam kelompok perlakuan. Hal ini dilakukan karena adanya kekhawatiran akan tingkat kematian yang lebih tinggi didalam kelompok perlakuan. Sampel awal dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang ada. Sampel yang digunakan adalah mencit galur murni (homogen) dengan strain Swiss Webster. Dari keseluruhan sampel, diperoleh data mengenai berat badan awal sebelum perlakuan sebagai berikut:

13 Tabel 5.1 Sebaran berat badan sampel Nomor Kontrol Perlakuan S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Berdasarkan sebaran sampel, ditemukan bahwa berat maksimum pada adalah 41.3 gram, dan berat minimum adalah gram. Sedangkan untuk pangan yang dikonsumsi oleh sampel sendiri sangat bervariasi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

14 Tabel 5.2 Pakan rata-rata harian kelompok sampel dan perlakuan (dalam satuan gram) PakanK PakanP Seperti terlihat pada tabel, jumlah pakan rata-rata harian baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan sangat bervariasi dengan pola yang tidak dapat diprediksi sehingga sulit untuk dianalisa secara kuantitatif Hasil Analisa Data Sebelum dilakukan analisa data,dilakukan terlebih dahulu uji normalitas untuk mengetahui sebaran data penelitian.

15 Tabel 5.3 Hasil uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Madu Statistic Df Sig. Statistic df Sig. KenaikanBerat Berdasarkan analisa data kenaikan berat badan, didapati nilai Sig.(P) sebesar 0,055 menurut uji Kolmogorov-Smirnov dan Sig.(P) sebesar 0,045 menurut uji Shapiro-Wilk untuk berat badan kontrol. Untuk kelompok perlakuan didapati nilai Sig.(P) sebesar 0,102 menurut uji Kolmogorov-Smirnov dan Sig.(P) sebesar 0,102 menurut uji Shapiro-Wilk sebesar 0,101. Dikarenakan jumlah data yang kecil (<50 sampel) maka nilai Sig.(P) yang digunakan adalah berdasarkan uji Shapiro-Wilk sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol memiliki distribusi data yang tidak normal, sedangkan kelompok perlakuan memiliki distribusi data normal sehingga uji parametrik tidak dapat digunakan karena adanya kelompok data yang tidak memiliki distribusi normal dan harus menggunakan uji non-parametrik yaitu Mann-Whitney test untuk melakukan uji rata-rata dua kelompok yang tidak berpasangan. Tabel 5.4 Hasil uji statistika KenaikanBerat Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed).000 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].000 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Madu

16 Data tabel menunjukkan adanya signifikansi hubungan perubahan berat badan antara kelompok kontrol yang tidak diberikan madu dengan kelompok perlakuan yang mendapatkan suplementasi madu disamping pakan harian. Hal ini terlihat dari nilai P sebesar dimana nilai tersebut lebih kecil daripada 0.05 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan interval kepercayaan 95% Pembahasan Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian suplementasi madu terhadap peningkatan berat badan. Hubungan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Reny Fitriasari Yasin dimana pada penelitian tersebut juga ditemukan peningkatan berat badan pada anak-anak yang diberikan madu temulawak untuk meningkatkan nafsu makannya, dan juga sesuai dengan hipotesa alternatif bahwa madu akan meningkatkan berat badan ditilik dari komposisi dan perbandingan berbagai monosakarida yang dikandung oleh madu. Berat badan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi berupa suplementasi madu adalah sebagai berikut:

17 Tabel 5.5 Hasil pengukuran pre-test dan post-test kelompok kontrol Nomor Sampel Kelompok Berat Awal Berat Akhir S1 Kontrol S2 Kontrol S3 Kontrol S4 Kontrol S5 Kontrol S6 Kontrol S7 Kontrol S8 Kontrol S9 Kontrol S10 Kontrol S11 Kontrol 26.6 Exitus S12 Kontrol S13 Kontrol S14 Kontrol 21.7 Exitus S15 Kontrol Exitus S16 Kontrol S17 Kontrol Exitus S18 Kontrol Exitus S19 Kontrol Exitus S20 Kontrol Exitus

18 Tabel 5.6 Hasil pengukuran pre-test dan post-test kelompok perlakuan Nomor Sampel Kelompok Berat Awal Berat Akhir Perubahan Berat S1 Perlakuan S2 Perlakuan S3 Perlakuan S4 Perlakuan S5 Perlakuan S6 Perlakuan S7 Perlakuan S8 Perlakuan S9 Perlakuan S10 Perlakuan S11 Perlakuan S12 Perlakuan S13 Perlakuan S14 Perlakuan S15 Perlakuan S16 Perlakuan S17 Perlakuan S18 Perlakuan S19 Perlakuan S20 Perlakuan S21 Perlakuan S22 Perlakuan Pada penelitian lainnya tidak ditemukan adanya peningkatan berat badan pada subjek penelitian. Penelitian tersebut dilakukan pada manusia, baik yang memiliki indeks massa tubuh normal ataupun obesitas dimana dilakukan perbandingan antara kelompok kontrol yang diberi konsumsi sukrosa dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang diberikan madu. Walaupun ditemukan bahwa kelompok kontrol memiliki berat rata-rata yang lebih tinggi, namun tidak ditemukan adanya peningkatan berat badan yang signifikan pada kelompok perlakuan yang diberikan madu (Yaghoobi et al. 2008).

19 Ditemukan juga penurunan indeks massa tubuh yang tidak signifikan pada sampel yang terdiri atas orang-orang dari kedua jenis gender dengan indeks massa tubuh normal ataupun obesitas (Mushtaq et al. 2011) yang cukup berbeda dengan hasil penelitian ini. Penelitian lain menyatakan bahwa pada percobaan dengan hewan coba, madu menyebabkan peningkatan berat badan yang lebih rendah dibandingkan dengan glukosa ataupun HFCS (High Fructose Corn Syrup). Hal ini disebabkan oleh karena fruktosa merangsang hati melepaskan hormon glukokinase yang kemudian akan merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen yang kemudian akan disimpan di dalam hati. Penyimpanan glikogen ini sendiri menyebabkan kelebihan glukosa yang masuk kedalam tubuh tidak diubah menjadi sel-sel lemak sehingga dengan mengkonsumsi madu dapat mencegah krisis metabolik yang disebabkan oleh karena kelebihan asupan gula harian (Fessenden, 2007). Secara kualitatif sendiri, ditemukan juga bahwa kelompok perlakuan yang mendapatkan suplementasi madu memiliki keadaan umum yang lebih baik. Hal ini terlihat dari bulu mencit (Mus musculus) yang lebih sehat dan cerah dan tidak ada mencit yang mati karena sakit, dibandingkan dengan kelompok kontrol dimana terdapat 3 ekor mencit yang mati akibat sakit. Pemberian suplementasi madu juga mempengaruhi agresifitas kelompok percobaan, dimana pada kelompok percobaan tidak ada mencit yang mati akibat tingkah laku agresif kelompok perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol ditemukan 4 ekor mencit mati. Data mengenai mencit yang mati dapat dilihat pada tabel 5.5 dan 5.6. Berdasarkan penelitian sebelumnya, telah ditemukan bahwa madu mengandung berbagai macam zat gizi yang memiliki berbagai macam efek positif untuk tubuh, dan melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan data-data yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara suplementasi madu terhadap peningkatan berat badan. Selain itu juga ditemukan hal-hal lainnya yang walaupun hanya diamati secara kualitatif, menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol.

20 BAB 6 KESIMPULAN & SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1. Pemberian suplementasi madu dapat meningkatkan berat badan hewan coba secara signifikan. 2. Adanya efek madu pada berbagai variabel yang bukan merupakan parameter pengukuran utama, namun dapat dinilai secara kualitatif dan subjektif, seperti keadaan umum sampel, dan juga agresifitas sampel dalam kelompoknya Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran yaitu: 1. Penelitian ini adalah uji pre-klinis pada hewan coba. Untuk melihat efek langsung madu terhadap manusia, perlu dilakukan uji klinis pada manusia untuk melihat efek madu tersebut, bukan hanya pada hewan coba. Dimana diharapkan dari hasil uji klinis, hasil penelitian ini dimana ada hubungan pemberian suplementasi madu terhadap peningkatan berat badan mencit dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan suplementasi madu kepada masyarakat dengan indeks massa tubuh rendah, ataupun kepada balita atau anak-anak yang memiliki masalah dengan nafsu makan sehingga memiliki berat tubuh yang kurang dari ideal, dengan harapan dapat meningkatkan berat badannya. 2. Penelitian dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 20 ekor untuk kelompok kontrol dan 22 ekor untuk kelompok perlakuan. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak sehingga kesahihannya semakin tinggi.

21 3. Penelitian dilakukan satu kandang untuk satu kelompok sampel hewan coba. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dapat dicoba untuk memisahkan hewan coba sehingga mengurangi efek agresifitas antar sampel. 4. Pengamatan terhadap pakan hewan coba memiliki hasil yang bervariasi akibat tingginya kemungkinan terjadinya error akibat perilaku sampel. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya error tersebut diusahakan untuk dicegah baik dengan perubahan cara pemberian pakan atau perubahan bentuk tempat makan sampel sehingga jumlah pakan yang dikonsumsi hewan coba dapat diukur secara kuantitaif dan menghasilkan suatu hasil yang bermakna. 5. Penelitian ini dilangsungkan selama 28 hari (4 minggu). Untuk melihat hasil yang lebih baik, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jangka waktu yang lebih panjang untuk melihat efek jangka panjang madu terhadap berat badan dan kesehatan, baik secara uji pre-klinis (pada hewan coba) maupun secara uji klinis (pada manusia).

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with 43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur 8-12 minggu dengan berat badan 200-300 gr. Sampel penelitian dipilih secara

Lebih terperinci

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian Eksperimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3. KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3. KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Kelompok I (Kontrol) - Pemberian air putih Kelompok II - Pb asetat 100mg/kg/hari Eritrosit basophilic stippling Kelompok III - Pb asetat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang ilmu yang tercakup dalam penelitian ini adalah Biologi, Farmakologi, dan Kimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancangan post-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control 22 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel independen Latihan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan coba dan penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian mencit (Mus

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental murni, dengan menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah pengukuran kadar LDL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Fisika Kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium menggunakan post-test control design group only. Pada penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak rimpang teki dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Kimia. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran 24 III. METODE PENELITIAN III.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuwan : Anestesiologi 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang 3. Ruang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan 30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang ilmu Gizi Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimental karena adanya manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorik dengan metode post-test only with control group design. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly control group design. Menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) jantan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan Fisika kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat 1. Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ilmu Farmasi, Farmakologi dan Kimia Randomized Post Test Control Group Design dengan hewan coba sebagai objek penelitian tikus

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat experimental laboratorium dengan rancangan penelitian post test only control group, karena pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 40 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan pretest - posttest control group design (Campbell & Stanly, 1996). Skema

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan post-test control design group. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Gizi dan 4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental yaitu penelitian yang didalamnya terdapat perlakuan untuk memanipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Toksikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak kulit manggis (Garcinia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan pengadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa

Lebih terperinci

Gambar 6. Desain Penelitian

Gambar 6. Desain Penelitian 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, serta bidang Ilmu Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental (experimental research) yaitu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014. BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian post test only controlled group design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian Hewan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Controlled Group Design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian Hewan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre test & post test control group design

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan patologi anatomi. 4.2 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.3 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.1.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang THT-KL, Farmakologi, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Farmakologi. Penelitian ini termasuk dalam lingkup kelimuan Biokimia dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam penelitian ini diadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol terhadap

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat pengendalian perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratoris dengan hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group design. Tikus

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian 31 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Controlled Group Design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, dengan rancangan acak lengkap dan menggunakan pendekatan posttest only control design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup disiplin ilmu Kardiologi dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah 19 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan prepost test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah hewan coba

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5 (lima) kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. B. Desain Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, serta bidang Ilmu Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan 4 (empat) kelompok perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : -Laboratorium Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan 30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok

Lebih terperinci