Degradasi zat warna kongo (Suyata dan Mardiyah Kurniasih)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal MIPA 39 (2) (2016): Jurnal MIPA.

ELEKTROREMEDIASI PERAIRAN TERCEMAR: 2. PENGGUNAAN GRAFIT PADA ELEKTRODEKOLORISASI LARUTAN REMAZOL BLACK B

ELEKTROREMEDIASI PERAIRAN TERCEMAR:PENGGUNAAN GRAFIT PADA ELEKTRODEKOLORISASI LARUTAN REMAZOL BLACK B

PENGARUH ph TERHADAP ELEKTRODEKOLORISASI ZAT WARNA REMAZOL BLACK B DENGAN ELEKTRODA PbO 2. Asty Dwi Nirmasari, Didik Setiyo Widodo, Abdul Haris

Molekul, Vol. 10. No. 1. Mei, 2015: 74-81

ELEKTRODEKOLORISASI INDIGO KARMIN MENGGUNAKAN ALUMINA DAN KARBON BEKAS. Kuwatno, Sriatun, Suhartana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

ELEKTRODEKOLORISASI INDIGO KARMIN MENGGUNAKAN ALUMINA DAN KARBON BEKAS ELECTRODECOLORIZATION OF INDIGO KARMIN USING TRACE OF ALUMUNIUM AND CARBON

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

OPTIMASI ph DAN HIDROGEN PEROKSIDA PADA PROSES ELEKTRODEKOLORISASI RODAMIN B

KOAGULASI PEWARNA INDIGO KARMINA (Disodium-3,3 -dioxo-2,2 - bi-indolylidene-5,5 -disulfonat) DENGAN METODE ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ANODA SENG

ELEKTROKOAGULASI YELLOW-CGN DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN YANG MUDAH DIDAPATKAN: PENGARUH WAKTU

TESIS. DEGRADASI ELEKTROKIMIA PEWARNA REMAZOL BLACK B MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA TiO 2 /C NANOPORI

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Didik Setiyo Widodo, Ismiyarto, Fithri Noorikhlas Jurusan Kimia FMIPA Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

DEGRADASI SENYAWA METANIL YELLOW SECARA FOTOKATALITIK MENGGUNAKAN TiO 2 DAN HNO 3

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

4 Hasil dan Pembahasan

Skala ph dan Penggunaan Indikator

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

FOTODEGRADASI RHODAMIN B MENGGUNAKAN ZnO/ UV/REAGEN FENTON

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

Oleh: Mei Sulis Setyowati Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

PEMANFAATAN LIMBAH ELEKTRODA AKI PADA PROSES ELEKTRODEKOLORISASI LARUTAN ZAT WARNA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

PENURUNAN BOD dan TSS PADA LIMBAH INDUSTRI SAUS SECARA ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA Fe, Cu dan STAINLESS

Sulistyani, M.Si.

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

Pengolahan Limbah Tekstil Menggunakan Elektrokoagulasi

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

KIMIA ELEKTROLISIS

DEGRADASI ZAT WARNA REMAZOL YELLOW FG DAN LIMBAH TEKSTIL BUATAN DENGAN TEKNIK ELEKTROOKSIDASI

DEKOLORISASI LARUTAN REMAZOL BRILLIANT BLUE MENGGUNAKAN OZON HASIL ELEKTROLISIS Indrawati, Drs. Gunawan,MSi, Didik Setiyo Widodo,MSi.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

ELEKTROLISIS AIR (ELS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

4 Hasil dan Pembahasan

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

DEGRADASI FENOL DALAM LIMBAH CAIR DENGAN METODE CONTACT GLOW DISCHARGE ELECTROLYSIS (CGDE) MENGGUNAKAN ELEKTROLIT Na 2 SO 4

Yunus Tonapa, Agustinus Ngatin, Mukhtar Gozali

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

OPTIMASI DEKOLORISASI REMAZOL YELLOW FG DENGAN KOMBINASI SISTEM ADSORPSI DAN FOTOELEKTRODEGRADASI MENGGUNAKAN FOTOANODA Ti/TiO 2 -PbO

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian Yang Relevan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Transkripsi:

Degradasi zat warna kongo (Suyata dan Mardiyah Kurniasih) DEGRADASI ZAT WARNA KONGO MERAH LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL DI KABUPATEN PEKALONGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTRODEKOLORISASI Suyata dan Mardiyah Kurniasih Program Studi Kimia, MIPA, Fakultas Sains dan Teknik, Unsoed, Purwokerto email: suyatab@gmail.com ABSTRAK Degradasi zat warna kongo merah limbah cair industri tekstil menggunakan metode elektrodekolorisasi telah dilakukan. Eksperimen dilakukan dengan mengelektrolisis kongo merah menggunakan katoda karbon dan anoda besi. Analisis konsentrasi kongo merah dilakukan menggunakan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibawah kondisi optimum pada voltase 12 V- jarak elektroda 1 cm-ph 4- konsentrasi H 2 O 2 500 mg/l selama 12 menit, zat warna kongo red limbah cair industri tekstil dapat didegradasi 99,83 %. Metode ini dapat digunakan untuk mendegradasi zat warna kongo merah. Kata kunci : kongo merah, metode elektrodekolorisasi, limbah cair industri tekstil DEGRADATION OF CONGO RED DYE OF TEXTILE INDUSTRIAL WASTEWATER AT PEKALONGAN REGENCY USING ELECTRODECOLORIZATION METHOD ABSTRACT Degradation of congo red dye of textile industrial wastewater using electrodecolorization method has been done. The experiment have been performed by electrolysis of congo red using carbon cathode and iron anode. Analysis of congo red concentration using spectrophotometric method. The result of the research showed that under the optimum conditions of 12V voltage 1 cm electrode distance ph 4 500 mg/l H 2 O 2 for 12 minutes, congo red dye of textile industrial wastewater can be degraded 99.83%. This method can be applied to degradation of congo red dye. Keywords: congo red, electrodecolorization method, textile industrial wastewater PENDAHULUAN Salah satu sumber pendapatan daerah Pekalongan berasal dari industri tekstil. Keberadaan industri tekstil ini disamping mempunyai dampak positif terhadap daerah, berupa peningkatan pendapatan daerah, juga mempunyai dampak negatif, yaitu timbulnya pencemaran lingkungan. Limbah cair industri tekstil terutama dihasilkan dari proses pewarnaan (dyeing). Limbah cair yang dihasilkan dari proses ini menyebabkan pencemaran lingkungan karena dibuang ke badan perairan tanpa pengolahan 53

Molekul, Vol. 7. No. 1. Mei, 2012: 53-60 terlebih dahulu. Badan perairan tidak mampu mendegradasi zat warna tersebut sehingga daerah aliran sungai menjadi berwarna dan tidak dapat mendukung sistem kehidupan perairan. Zat warna reaktif merupakan zat warna yang banyak digunakan untuk pewarnaan tekstil (Robinson et al.,2001). Kongo merah merupakan salah satu zat warna reaktif yang sering digunakan industri tekstil. Zat warna tersebut sangat larut dalam air dan tidak dapat terdegradasi secara biologi (recalcitrance) (Catanho, 2006). Beberapa metode degradasi zat warna telah dikembangkan, misalnya dengan cara fotokatalisis dengan TiO 2 (Rashed dan El-Amin, 2007). Secara biologi, koagulasi, adsorpsi dengan karbon aktif (Mondal, 2008). Namun, masing-masing metode penggunaannya terbatas dan kurang menguntungkan. Sebagai contoh, penggunaan reaksi fotokatalisis membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena harga TiO 2 cukup mahal, selain itu diperlukan perlakukan lebih lanjut terhadap TiO 2 setelah proses dekolorisasi zat warna selesai. Degradasi zat warna dengan proses biologi seringkali tidak memuaskan karena zat warna mempunyai sifat tahan terhadap degradasi biologi. Cara koagulasi memiliki efisiensi yang baik dalam pengolahan limbah tetapi juga menimbulkan limbah baru yaitu koagulan yang tidak dapat digunakan lagi. Penggunaan karbon aktif untuk degradasi zat warna juga memerlukan biaya yang cukup tinggi karena harga karbon aktif relatif mahal. Suatu metode degradasi zat warna yang lebih efektif, efisien dan murah perlu dikembangkan, yaitu metode elektrodekolorisasi. Metode elektrodekolorisasi merupakan suatu proses elektrokimia untuk menghilangkan zat warna dengan menggunakan arus listrik searah. Katoda sel elektrokimia ini adalah batang karbon yang berasal dari baterai bekas dan anodanya dari besi. Besi hidroksida terhidrat yang terbentuk sebagai hasil oksidasi anoda besi selama proses elektrolisis dapat mengadsorbsi zat warna melalui pembentukan kompleks antara permukaan besi hidroksida dengan zat warna. Zat warna diasumsikan sebagai ligan (L) yang terikat pada besi hidroksida, produk elektrodekolorisasi berupa senyawa kompleks dan air (H 2 O) yang ramah terhadap lingkungan. Adapun mekanismenya sebagai berikut : L-H + (HO)OFe L-OFe + H 2 O (Ibanez et al., 1998) Berdasarkan hasil penelitian Ibanez et al. (1998), metode elektrodekolorisasi dapat digunakan untuk mendegradasi zat warna Timol Biru hingga 100%. Gupta et al. (2007), menggunakan metode elektrodekolorisasi untuk mendegradasi zat warna berbahaya Rektofix Merah 3. Hasil penelitian Suyata dkk. (2010), metode elektrodekolorisasi dapat mendegradasi zat warna Proksion Merah MX-8B hingga 98,58%. Berdasarkan hal tersebut, telah dilakukan penelitian untuk mendegradasi zat warna kongo merah limbah cair industri tekstil dengan menggunakan metode elektrodekolorisasi. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: besi spiral, karbon dari batu baterai ukuran AA, alat gelas, filler, kertas saring, aluminium foil, timbangan analitik, ph-meter, adaptor, spektrofotometer UV-Vis 1601 SA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: natrium hidroksida, 54

Degradasi zat warna kongo (Suyata dan Mardiyah Kurniasih) natrium bisulfat, asam sulfat pekat, zat warna kongo merah, hidrogen peroksida 30% dan akuades. Prosedur Penelitian Penentuan panjang gelombang maksimum Larutan kongo merah 5 mgl -1 diukur pada panjang gelombang 410 sampai 700 nm. Panjang gelombang pada serapan maksimum digunakan untuk pengukuran dalam penelitian ini. Pembuatan kurva kalibrasi standar Larutan standar zat warna kongo merah 5; 10; 15: 20 dan 25 mgl -1 diukur absorbansinya dengan spektrofotometer visible. Kurva kalibrasi dibuat dengan memplotkan antara konsentrasi (X) dengan absorbansi (Y). Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan regresi y = a + bx. Persamaan regresi ini digunakan untuk menentukan konsentrasi dari zat warna kongo merah. Penentuan voltase optimum Sebanyak 40 ml larutan zat warna kongo merah 20 mg/l dimasukkan ke dalam gelas piala, kemudian ditambah 0,71 g Na 2 SO 4, 4 ml H 2 O 2 300 mg/l dan H 2 SO 4 0,8 N sampai ph 3. Absorbansi diukur untuk mendapatkan nilai absorbansi sebelum elektrolisis. Besi spiral dimasukkan ke dalam sel elektrolisis sebagai anoda dan batang karbon sebagai katoda dengan jarak 1 cm dan dihubungkan dengan sumber arus DC dimulai pada voltase yang paling kecil sampai besar yaitu 3, 5, 7, 9, 11, 12 dan 13 volt, kemudian dielektrolisis selama 5 menit. Larutan disaring dan diukur absorbansinya setelah proses elektrolisis selesai. Voltase yang menunjukkan persentase dekolorisasi maksimal digunakan dalam penelitian ini. Penentuan waktu optimum Penentuan waktu optimum dilakukan dengan kondisi larutan sama seperti penentuan voltase optimum, dengan memvariasikan waktu elektrolisis. Variasi waktu adalah 1, 3, 5, 7, 9, 11, 12, 13 dan 15 menit. Waktu yang menghasilkan persentase dekolorisasi maksimum digunakan dalam penelitian. Penentuan jarak elektroda optimum Sebanyak 40 ml larutan zat warna kongo merah 20 mg/l dimasukkan ke dalam gelas piala; kemudian ditambah 0,71 g Na 2 SO 4 ; 4 ml H 2 O 2 300 mg/l dan H 2 SO 4 0,8 N sampai ph 3,setelah itu absorbansi larutan diukur. Besi spiral dimasukkan ke dalam sel elektrolisis sebagai anoda dan batang karbon sebagai katoda dengan jarak antara anoda dan katoda 0,5 cm, kemudian dielektrolisis pada waktu dan voltase optimum. Larutan hasil elektrolisis disaring dan ditentukan absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer visible. Perlakuan diulangi untuk jarak elektroda 1, 1,5 cm dan 2 cm. Penentuan ph optimum Larutan zat warna kongo merah 20 mg/l, sebanyak 40 ml dimasukkan ke dalam gelas piala,kemudian ditambah 0,71 g Na 2 SO 4 ; 4 ml H 2 O 2 300 mg/l dan H 2 SO 4 0,8 N sampai ph 3, setelah itu absorbansi larutan diukur. Larutan dipindahkan ke dalam sel elektrolisis dengan jarak elektroda optimum, kemudian dielektrolisis pada waktu dan voltase optimum. Larutan hasil elektrolisis disaring dan ditentukan absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer visible. Perlakuan diulang untuk larutan kongo merah dengan ph 2, 3, 4, 5, 7 dan 9. 55

Molekul, Vol. 7. No. 1. Mei, 2012: 53-60 Penentuan konsentrasi hidrogen peroksida optimum Sebanyak 40 ml larutan zat warna kongo merah 20 mg/l dimasukkan ke dalam gelas piala. Kemudian ditambah 0,71 g Na 2 SO 4 ; 4 ml H 2 O 2 300 mg/l dan H 2 SO 4 0,8 N sampai ph optimum, kemudian diukur absorbansinya. Larutan dipindahkan ke dalam sel elektrolisis dengan jarak elektroda optimum, kemudian dielektrolisis pada waktu dan voltase optimum. Larutan hasil elektrolisis disaring dan ditentukan absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer visible. Cara yang sama dilakukan juga untuk larutan kongo merah dengan konsentrasi H 2 O 2 200 mg/l; 400 mg/l; 500 mg/l; 700 mg/l dan 900 mg/l. Penentuan persentase dekolorisasi sampel limbah cair tekstil Sebanyak 40 ml sampel limbah cair tekstil dimasukkan ke dalam gelas piala, kemudian ditambah dengan 0,71 g Na 2 SO 4 : 4 ml H 2 O 2 dengan konsentrasi optimum dan H 2 SO 4 0,8 N sampai ph optimum, kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Larutan dipindahkan ke dalam sel elektrolisis dengan jarak elektroda optimum, kemudian dielektrolisis pada waktu optimum dan voltase optimum. Larutan hasil elektrolisis disaring dan ditentukan absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer visible. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Panjang gelombang maksimum larutan zat warna kongo merah pada 503 nm. Hal ini disebabkan warna merah adalah warna komplementer dari warna hijau yang diserap pada panjang gelombang antara 490-560 nm (Skoog et al., 2004). Gambar 1. Spektrum absorbsi kongo merah Panjang gelombang maksimum dari zat warna kongo merah ini kemudian digunakan untuk pengukuran absorbansi larutan sampel sebelum dan sesudah proses elektrodekolorisasi. Pembuatan Kurva Kalibrasi Kurva kalibrasi dibuat dengan cara memplotkan antara konsentrasi larutan standar (sumbu X) dengan absorbansi (sumbu Y), kemudian dari kurva kalibrasi akan didapatkan suatu persamaan regresi yang digunakan untuk menghitung konsentrasi sampel yang tersaji pada Gambar 2. Gambar 2. Kurva kalibrasi larutan zat warna kongo merah Persamaan regresi yang diperoleh untuk zat warna kongo merah adalah 56

Degradasi zat warna kongo (Suyata dan Mardiyah Kurniasih) y = 0,035x + 0,016 dengan koefisien korelasi 0,997. Penentuan Voltase Optimum Voltase optimum merupakan voltase dimana persentase dekolorisasi larutan zat warna kongo merah mencapai nilai maksimal. Proses elektrolisis larutan dikerjakan dengan melakukan variasi voltase tiap larutan. Rentang potensial ini menggambarkan jumlah besar energi yang setara dengan energi yang diperlukan untuk proses transfer elektron berlangsung. Besar dan lebar rentang potensial ini bersifat khusus untuk setiap pelarut dan dalam penerapannya bergantung pula pada komposisi sistem elektrolit pendukung dan sifat alami elektroda kerja besi (Ibanez et al., 1998). Voltase optimum dekolorisasi kongo merah dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik pengaruh voltase terhadap % dekolorisasi kongo merah Persentase dekolorisasi kongo merah mencapai optimum pada voltase 12 volt dengan nilai persentase dekolorisasi 79,83%. Menurut Ibanez et al. (1998), kondisi optimum disebabkan oleh pemberian ion Fe 3+ dari anoda ke katoda sangat besar sehingga terjadi kesetimbangan pembentukan ion kompleks antara zat warna dengan besi hidroksida (Fe(OH) 3 ) yang akan menyebabkan kekuatan ion dan kepekatan larutan mencapai maksimal. Penentuan Waktu Optimum Waktu optimum merupakan waktu yang diperlukan untuk proses dekolorisasi zat warna kongo merah secara maksimal. Waktu optimum dekolorisasi kongo merah dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Grafik pengaruh waktu terhadap % dekolorisasi kongo merah Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan bahwa persentase dekolorisasi kongo merah mencapai optimum pada waktu 12 menit dengan nilai persentase dekolorisasi mencapai 86,90%. Hal ini terjadi karena radikal OH tidak terbentuk lagi pada waktu dekolorisasi lebih dari waktu dekolorisasi optimum (Suprijono, 2004). Penentuan Jarak Elektroda Optimum Jarak elektroda optimum adalah jarak antara anoda dan katoda yang dapat mendekolorisasi zat warna kongo merah secara maksimum. Elektrolisis dilakukan dengan menggunakan anoda besi dan katoda karbon dengan berbagai macam variasi jarak elektroda yaitu 0,5; 1; 1,5; dan 2 cm pada voltase optimum Berdasarkan hasil penelitian seperti terlihat pada Gambar 5 57

Molekul, Vol. 7. No. 1. Mei, 2012: 53-60 menunjukkan bahwa jarak elektroda optimum dari kongo merah dicapai pada jarak 1 cm dengan persentase dekolorisasi sebesar 86,90%. Pada jarak elektroda optimum, gas hidrogen (H 2 ) yang dihasilkan oleh katoda selama proses elektrolisis mengenai permukaan anoda lebih merata, hal ini dapat mempercepat proses pengapungan dan pengumpulan flok-flok besi hidroksida Fe(OH) 3 yang dihasilkan selama proses elektrolisis sehingga proses dekolorisasi mencapai maksimal (Ibanez et al., 1998). Gambar 5. Grafik pengaruh jarak elektroda dengan persentase dekolorisasi kongo merah Penentuan ph Optimum dengan memvariasikan ph larutan pada voltase dan jarak elektroda optimum. ph larutan mempengaruhi keefektifan H 2 O 2 dalam menghasilkan radikal OH yang dikatalisis oleh Fe 2+. ph optimum dekolorisasi kongo merah dapat dilihat pada Gambar 6. Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa persentase dekolorisasi kongo merah mencapai kondisi optimum pada ph 4 dengan persentase dekolorisasi sebesar 98,87%. Hal ini menunjukkan bahwa degradasi zat warna kongo merah mencapai kondisi optimum pada ph asam. Hal ini terjadi karena pada ph yang tinggi (basa) hidrogen peroksida akan terdekomposisi menjadi H 2 O dan O 2. Besi dalam suasana asam lebih mudah teroksidasi dibandingkan dalam suasana basa. Semakin banyak besi yang teroksidasi, maka semakin banyak H 2 O 2 yang tereduksi menjadi radikal OH. Semakin banyak radikal OH yang terbentuk, maka semakin banyak zat warna terdegradasi (Peters et al., 2001). Penentuan Konsentrasi H 2 O 2 Optimum Penentuan konsentrasi H 2 O 2 optimum dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi H 2 O 2 pada voltase, jarak elektroda, dan ph optimum. Konsentrasi H 2 O 2 optimum untuk mendekolorisasi kongo merah seperti terlihat pada Gambar 7. Gambar 6. Grafik pengaruh ph terhadap % dekolorisasi kongo merah Penentuan ph optimum pada dekolorisasi kongo merah dilakukan Gambar 7. Grafik pengaruh konsentrasi H 2 O 2 terhadap % dekolorisasi kongo merah 58

Degradasi zat warna kongo (Suyata dan Mardiyah Kurniasih) Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa konsentrasi H 2 O 2 optimum adalah 500 mg/l dengan persentase dekolorisasi sebesar 99,90%. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan radikal OH dari H 2 O 2 mencapai keadaan maksimum sehingga radikal OH yang dihasilkan dapat mendegradasi zat warna kongo merah secara maksimal. Penentuan Persentase Dekolorisasi Sampel Limbah Cair Tekstil Limbah cair industri tekstil terutama dihasilkan dari proses pewarnaan (dyeing). Limbah cair yang dihasilkan dari proses ini menyebabkan pencemaran lingkungan karena dibuang ke badan perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Badan perairan tidak mampu mendegradasi zat warna tersebut sehingga daerah aliran sungai menjadi berwarna dan tidak dapat mendukung sistem kehidupan perairan. Zat warna reaktif merupakan zat warna yang banyak digunakan untuk pewarnaan tekstil (Robinson et al., 2001). Kongo merah merupakan salah satu zat warna reaktif yang sering digunakan industri tekstil. Zat warna tersebut sangat larut dalam air dan tidak dapat terdegradasi secara biologi (recalcitrance) (Catanho, 2006). Oleh karena itu, suatu teknik yang efektif dan efisien untuk mendegradasi zat warna tersebut sangat dibutuhkan segera. Suatu metode degradasi zat warna kongo merah limbah cair industri tekstil yang lebih efektif, efisien dan murah telah dikembangkan, yaitu metode elektrodekolorisasi. Gambar 8. Grafik dekolorisasi kongo merah limbah cair tekstil (a) (b) Gambar 9. Foto limbah cair tekstil sebelum dielektrodekolorisasi (a) dan setelah dielektrodekolorisasi (b) 59

Molekul, Vol. 7. No. 1. Mei, 2012: 53-60 Dekolorisasi zat warna kongo merah limbah cair tekstil ini dilakukan pada voltase 12 volt, waktu 12 menit, jarak elektroda 1 cm, ph 4 dan konsentrasi H 2 O 2 500 mgl -1. Hasil pengukuran seperti terlihat pada pada Gambar 8. Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa penurunan persentase dekolorisasi zat warna kongo merah dalam limbah cair tekstil sangat signifikan yaitu 99,83 %. Secara visual juga terlihat warna limbah cair tekstil menjadi bening setelah proses elektrodekolorisasi seperti pada Gambar 9. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa zat warna kongo merah limbah cair industri tekstil dapat didegradasi hingga 99,83% pada voltase 12 V, waktu 12 menit, jarak elektroda 1 cm, ph 4 dan konsentrasi H 2 O 2 500 mg/l dengan menggunakan metode elektrodekolorisasi. DAFTAR PUSTAKA Catanho, M., 2006, Avaliacao Dos Tratamentos Eletroquimico Fotoeletroquimico Na Degradacao De Corantes Texteis, Quim.Nova, Vol 29, No.5. Gupta,V.K., R., Jain, & S.,Varshney, 2007, Electrochemical Removal of the Hazardous Dye Reactofix Red 3 BFN from Industrial Effluents, Journal of Colloid and Interface Science, Vol 312, No.2, 292-296 Ibanez, G.J., 1998, Electrochemical Remediation of The Enviroment Fundamentals and Microscale Laboratory Experiment, Chemical Education, Vol. 75, No. 8, 1040-1041 Mondal, S., 2008, Methods of Dye Removal from Dye House Effluent, Ellis Horwood Limited, Chichester Pala, A., E., Tokat, & H., Erkayu, 2003, Removal of Some Reactive Dyes From Textile Processing Waste Water Using Powdered Activated Carbon, Proceeding of The First International Conference on Enviromental Research and Assesment, Bucharest, Rumania Peters, S.M., T.T., Wong, & J.H., Agar, 2001, A laboratory Study on The Degradation of Gasoline Contamination Using Fenton Reagent, Proceding 54 th Canadian Geotechnical Conference, Calgary, 1170-1177. Rashed, M.N. & A.A., El-Amin, 2007, Photocatalytic Degradation of Metil Orange in Aqueos TiO 2 Under Different Solar Irradiation Source, Int.J.Physical.Sci, Vol 2, No. 3, 73-81 Skoog, D.A, D.M., West, F.J., Holler, & S.R., Crouch, 2004, Fundamentals of Analytical Chemistry, 8 th Edition, Thomson Learning Inc, United States of America. Suprijono, 2004, Degradasi Anilin dengan Reagen Fenton, Jurnal IPTEK,Vol 7, No. 2, Surabaya. Suyata, D.W., Dwiasi, Irmanto, & M., Kurniasih, 2010, Studi Optimasi Elektrodekolorisasi Zat Warna Proksion Merah Mx-8B, Laporan Penelitian, Fakultas Sains dan Teknik Unsoed, Purwokerto 60