KONSEP TATA AIR SEBAGAI JASA LINGKUNGAN Oleh : Dra. Sylviani
Isu Kawasan Lindung Sebagai Penyedia Air Peningkatan kebutuhan air baik untuk publik, dunia usaha Banyak para pihak yg terlibat : pengelola kawasan, Pengelola SDA atau pengguna / pemanfaat air UU 7 Tahun 2004, psl 77 : sumber dana untuk pengelolaan SDA adalah dr hasil penerima biaya jasa pengelolaan SDA Belum ada aturan tentang Pembayaran Jasa Lingkungan (PES) Peran Para Pihak Dalam Pemanfaatan Jasa Lingkungan Prosedur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Distribusi Biaya Manfaat Jasa Lingkungan Konsep Kebijakan Tata Air Sebagai Jasa Lingkungan
Fungsi Para Pihak Dalam Pengelolaan SDA No Instansi Propinsi Keterangan Sulawesi Selatan Jawa Barat Jawa Timur 1 Bapeda Perencanaan Perencanaan Perencanaan Primary Stakeholder 2 Dinas Penda Retribusi Retribusi Retribusi Secondary Stakehold 3 Dinas PU Pengai ran DPSDA Prop 4 Dinas Kehutanan Perencanaan, Perijinan SDA Kelestarian, Pemanfaa tan hsl, pembinaan & pemberdayaan masy Perencanaan, Perijinan SDA Reboisasi, penanganan bencana alam, Pembinaan 5 Perum Perhutani - Kelestarian, Pemanfaat an hsl, pembinaan Retribusi, Rekomtek 6 Dinas Pengairan Kabupaten - Perijinan SDA, Pemeliharaan Sapras 7 BP DAS Konservasi Konservasi Hulu Sungai 8 BPSDAWS Pemeliharaan sapras, Rekomtek pengambilan air Pemeliharaan, Rekom tek pengambilan air Perencanaan, Perijinan SDA Reboisasi, penanganan bencana alam, Pembinaan Kelestarian, Pemanfa atan hsl,pembinaan Pengawasan Sumber Perijinan SDA Pemeliharaan Sapras Konservasi ulu sungai Pemeliharaan, Rekomtek pengambilan air Primary Stakeholder Primary Stakeholder Primary Stakeholder Primary Stakeholder Secondary Stakeholde Secondary Stakeholder 9 Perum Jasa Tirta - Retribusi, Pemanfaatan SDA Pemeliharaan sapras Retribusi, Pemanfaatan SDA Pemeliharaan sapras Secondary Stakeholder 10 PDAM Perencanaan bangun an sapras Perijinan Retribusi, Pengambilan SDA Perencanaan, Perijinan Secondary Stakeholder
PERAN PARA PIHAK DALAM PENGELOLAAN SDA Pemangku kepentingan / Stakeholder Keterkaitan Tupoksi dengan Pengelolaan SDA Dampak pengelola an SDA terhadap aturan dan pelayanan publik dari instansi ( +, 0, - ) Tingkat pentingnya para pihak terhadap pengelolaan SDA 1= Tdk penting 2= Agak penting 3= Cukup Penting 4= Sangat penting 5= Penting sekali Tingkat pengaruh para pihak terhadap kegiat an pengelolaan SDA 1= Tdk berpengaruh 2= Agak berpengaruh 3= Cukup berpengaruh 4= Sangat berpengaruh 5= berpengaruh sekali Bappeda Perencanaan 0 3 3 Bapedalda Kelestarian pencemaran + 3 2 Dinas Pendapatan Retribusi jasa air 0 1 4 Dinas Kehutanan Kelestarian hutan + 4 4 Perum Perhutani Kelestarian, reboisasi, pemb, perlind, pengawa + 4 4 BPDAS Reboisasi hulu DAS + 3 4 BPSDA Dinas PU& Pengairan PJT PDAM Konservasi, pemanfaatan flora fauna Pemanfaatan sumber air permukaan ketersediaan air, perijinan, pemelihar Pemanfaatan, sumber air baku, kelestarian, pemeliharaan sapras Pemanfaatan air utk konsumen, pemeliharaan sapras 0 1 1 + 5 5 + 5 5 + 5 5
Proses Permohonan Ijin dan Pemanfaatan Air ( SIPPA ) Permukaan Propinsi Jabar No Uraian Kegiatan Pemohon Dinas Instansi Terkait Tembusan BPSDAWS Bupati / walikota PJT I ( Jati Luhur ) DPSDA Propinsi SIPPA 1 Permohonan ijin secara tertulis disampaikan kpd Gubernur cq Kepala Dinas PSDA Jabar 2 Tembusan disampaikan ke BPSDA WS untuk mendapatka rekomendasi teknis Berkas Permohona Rekomen dasi Teknis 20 Hr Proses SIPPA 5 Hr 1.Gubernur 2.Bupati / walikota 3.Dispenda Propinsi 4.Balai PSDA 5.PJT II 3 Apabila menggunakan jaringan irigasi dibawah Pemkab /kota maka Bupati diberi tembusan (Up Dinas pengairan) utk memberikan rekomtek Rekomenda si Non Teknis 20 Hr 4 Apabila lokasi berada diwilayah kerja PJT II diberi tembusan untuk dibuatkan SPPA SPPA 20 Hr 5 Surat yang sudah ditandatangani oleh Kepala Dinas PSDA diserahkan ke pemohon SIPPA Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jabar 2004
Proses Pemanfaatan Air Dalam Kawasan Hutan Lindung Akte Perjanjian Pemohon KPH Bdg Utara Perhutani Unit III Dinas PSDA PJT II BPSDA Wil Citarum Bupati Bandung Survey Lapangan ( Dinas PSDA, PJT II, Perhutani Perj Penganbilan Air dg PJT Rekomtek BPSDA SIPPA Chek Bangunan OPERASIO NAL Pemasangan Water Meter
DISTRIBUSI BIAYA MANFAAT JASA LINGKUNGAN Pengelola Kawasan Lindung Perum Perhutani TNBTS Tahura Suryo Ketiga stakeholder merupakan daerah tangkapan air di wilayah hulu dan sumber mata air bagi pengelola SDA.
POTENSI PRODUKSI AIR PENGELOLA KAWASAN Dari hasil Pengamatan dengan menggunakan citra landsat menunjukkan ( Kirsfianti 2006 ) Pengelola Kawasan Luas Areal (ha) Rata2 Potensi Produksi Air Perum Perhutani 5 274,72 73,37 jt m3 (m3/ha) TNBTS (m3/ha) Tahura Suryo (m3/ha) 13 909,11 2 975,94 41,48 jt m3 13 937,33 6 224,85 83,88 jt m3 13 475,02 Jumlah 14 475,51 198,73 jt m3 41 321,46
DIAGRAM POTENSI PRODUKSI AIR SELAMA 3 TAHUN 120 100 80 60 40 Perum TNBTS Tahura 20 0 1997 2001 2003 SO
Distribusi biaya jasa lingkungan Pengelola kawasan Proporsi Produksi air (%) Distribusi Biaya (X 1000 Rp) Komersil / ha Rp /thn Non Komersil/ kk Perum Perhutani 36.92 67 870 036 978 349 679 510,40 TNBTS 20.87 38 365 321 2 052 400 55 008,80 Tahura Suryo 42.21 77 594 643 8 691 085 4 067 525,8 Jumlah * Nurfatriani, 2006 100 183,830.000*
8% 74% 18% Perhutani TNBTS Tahura
Diagram Distribusi biaya jasa lingkungan Non Komersil 14% 1% Perhutani TNBTS Tahura 85%
PENGELOLAANSDA DI JAWA BARAT Pemanfaat Volume (m3) % Nilai yg diterima PJT II ( Rp) Nilai yg diterima Pemda (Rp) PDAM 56 144 560 62,14 651 605 351 280 722 800 Lainnya 34 207 761 37,86 1 001 347 766 340 207 761 Jumlah 90 352 321 100 1 651 953 117 620 930 561
Kompensasi yang seharusnya diterima Pengelola Kawasan di Jawa Barat Hasilperhitungandenganmetodefull costing diketahuibesarnyanilailingkunganadalahrp21 137500000 ( Nurfatriani 2006 ). Dengan mengetahui luas areal kawasan hulu( Hutan Lindung) yang berpotensimenghasilkanair seluas 8 731,39 ha maka nilai yang selayaknya diterima olehpihakpengelolakawasan yang komersiladalahsebesar Rp2 420863 / ha non komersil Rp 679510 /KK. Ada perbedaan antara pengelola kawasan lindung di Jawa Barat dan Jawa Timur dalam penerimaan kompensasi atas jasa lingkungan sebagai penyedia air.
KEMITRAAN PERUM PERHUTANI SECARA LANGSUNG DENGAN PEMANFAAT AIR MINUM (AMDK) Lokasi Manglayang Barat Unit Usaha Nilai Kompensasi ( Rp) Pihak lain yg menerima ( Dispenda 10 %, PJT 1,25 %, Desa 6,25 % ) 5 64 200 000 - Lembang 18 53 318 000 - Padalarang 12 10 152 000 - Jumlah 35 127 668 000 22 342 068
Perbedaan Distribusi Biaya Jabar dan Jatim No Pengelola kawasan Komersil Jawa Timur Non Komersil Jawa Barat Komersil Non Komersil 1 Perum Perhutani 978 349-2 420 000 679 510 2 TNBTS 2 052 400 55 008 - - 3 Tahura Suryo 8 691 085 4 067 525 - -
DIAGRAM MEKANISME DISTRIBUSI BIAYA JASA LINGKUNGAN. Kawasan Lindung Pengelola SDA Pengelola kawasan Ket: Tidak langsung Langsung Pemanfaat / pengguna
KONSEP KEBIJAKAN PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN SUMBERDAYA HUTAN Konsep ini tertuang dalam Draft Raperda Pengelolaan Jasa Lingkungan Sumberdaya Hutan Propinsi Jawa Timur Dibentuk suatu Badan Pengelola Jasa Lingkunganyang memenuhi syarat akuntabilitas, transparansi dan partisipasi. Badan ini bersifatnon struktural langsung dibawah Gubernur dan berfungsi untuk melakukan fasilitasi pengumpulan dan penyaluran dana jasa lingkungan pengguna jasa lingkungan dalam bentukbumn/bumd, lembaga, perusahaan atau sektor swastayang mendapatkan keuntungan dari pemanfaatan jasa lingkungan tersebut harus mengalokasikan2,5 % dari keuntunganyang diperoleh sebagai kompensasi untuk kelestarian sumberdaya hutan