Ulas Balik (Review) 1 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi (Leadership in Organization: Theory and Methodology Perspectives) Oleh/By Suci Wulandari Peneliti pada Puslitbang Perkebunan, Bogor ABSTRAK Pada saat ini organisasi menghadapi lingkungan dengan perubabahan yang relatif cepat. Dalam organisasi, yang merupakan kesatuan sosial yang bekerja bersama-sama dalam upaya mencapai tujuan bersama, kepemimpin memegang peranan penting. Pemimpin yang efektif diharapkan dapat mempengaruhi dan menggerakkan anggota organisasi untuk bekerja dalam upaya mencapai tujuan. Empat pendekatan utama yang membahas kepemimpinan yaitu: (1) teori sifat, (2) teori perilaku, (3) teori situasional, dan (4) teori transformasional. Pendekatan transformasional pada akhirnya berkembang. Pendekatan Kepemimpinan Transformasional menyebutkan bahwa pemimpin tidak lagi bagaimana organisasi yang berada dibawah kepemimpinannya dapat menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan tetapi lebih kepada bagaimana pemimpin dapat memanfaatkan lingkungan dan menciptakan lingkungan yang sesuai dalam proses pencapaian tujuan. Kepemimpinan yang efektif dapat dievaluasi dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif-kuantitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu metode Importance- Performance Analysis. Kata kunci: kepemimpinan, efektivitas, metode penilaian PENDAHULUAN Kaburnya batas antar negara dan diberlakukannya aturan global dalam berbagai kegiatan ekonomis, serta mengalirnya berbagai sumberdaya (berupa dana, teknologi, informasi, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dll) melintasi berbagai wilayah, telah menciptakan lingkungan usaha dalam lingkup global dan bersifat sangat dinamis. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan perubahan yang sangat cepat dalam lingkungan usaha yang ditandai dengan: lahirnya tuntutan konsumen global dan tingkat persaingan yang ketat. Perubahan lingkungan yang sangat cepat melahirkan tuntutan kepada para pelaku di dalamnya untuk beradaptasi dan menyusun langkah strategis sebagai upaya untuk memenangkan kompetisi. Untuk mempertahankan keberadaannya, setiap organisasi harus mampu membaca perubahan lingkungan dan menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut dalam upaya mencapai tujuannya. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dalam sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan merupakan unsur organisasi yang memegang peranan penting dalam proses pencapaian tujuan suatu organisasi. Hal ini didasarkan kepada keragaman sifat anggota dan berbagai bentuk hubungan yang timbul dari proses yang berlangsung dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan yang efektif akan dapat mempengaruhi dan menggerakkan perilaku anggota organisasi untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan dalam lingkungan yang senantiasa berubah PENGERTIAN KEPEMIMPINAN Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang dalam proses pencapaian tujuan. Pemimpin akan memberikan pengaruh yang meliputi: nilai yang ingin dicapai, arah yang menuntun masa depan, dan cara yan akan memberikan petunjuk bagaimana tugas-tugas diselesaikan (Robbins, 1990). Kepemimpinan dapat pula diartikan sebagai sebuah upaya mempengaruhi kegiatan pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu (Gibson, 1996). Pengertian ini menunjukkan bahwa: (1) kepemimpinan menggunakan pengaruh, (2) kejelasan dan ketepatan komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi, (3) pencapaian tujuan sangat dipengaruhi efektivitas pemimpin. Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu (Gitosudarma, 2000). Kelangsungan proses dalam kepemimpinan melibatkan 3 faktor yaitu: pemimpin, pengikut, dan situasi, dimana interaksi ketiga factor tersebut akan mencapai tujuan organisasi (Gambar 1).
A. SUMBERDAYA C. PROSES PEMIMPIN Perilaku, Ketrampilan, Pengetahuan Nilai-nilai KELOMPOK Norma & Nilai Kepaduan Harapan, SITUASI Nilai org. Teknologi Tuntutan & variasi tugas B. TUJUAN Gambar 1. Posisi Pemimpin dalam Proses Pencapaian Tujuan Suatu Organisasi Adaptasi dari Gitosudarma (2000). TEORI KEPEMIMPINAN Secara garis besar, pembahasan mengenai faktor kunci dari kepemimpinan yang efektif dilandasi oleh empat pendekatan utama, yaitu: (1) teori sifat, (2) teori perilaku, (3) teori situasional, dan (4) teori transformasional. A. Teori Sifat, Perilaku, dan Situasional Penilaian terhadap pemimpin yang efektif, pada awalnya didasarkan kepada sifat-sifat yang dimilikinya. Karakter seseorang sangat mempengaruhi keberhasilan dari suatu proses kepemimpinan. Teori ini kemudian diperbaharui dengan pandangan yang menyatakan bahwa keberhasilan dari suatu proses kepemimpinan lebih disebabkan oleh bagaimana seorang pemimpin berperilaku. Kemudian hingga tahun 1980-an berkembang konsep yang menyatakan bahwa keberhasilan proses kepemimpinan didasarkan kepada keseuaian antara kemampuan pemimpin dan situasi yang dihadapi. Secara garis besar perbedaan dari masingmasing konsep tersebut tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Konsep Kepemimpinan dari Berbagai Pandangan Teori Periode Konsep Kritik Teori Sifat 1940-1950 Terdapat sejumlah sifat atau karakteristik tertentu yang berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan dari pemimpin Teori sifat cenderung deterministic, yaitu mengatribusi seluruh aspek kepemimpinan dan cenderung mengabaikan pengaruh lingkungan serta pentingnya perilaku yang dipelajari Tidak menyinggung pengikut atau hubungan antara pemimpin dan pengikut Tidak semua sifat dapat diidentifikasi dengan baik apakah merupakan factor bawaan atau perilaku yang dapat dipelajari Semua pendekatan sifat berasumsi bahwa hanya ada satu cara terbaik untuk menjadi pemimpin 40 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober 2003
Teori Periode Konsep Kritik Teori Perilaku 1950-1960 Aspek terpenting dari kepemimpinan bukan pada sifat atau karakteristik dari pemimpin tetapi apa yang dilakukan pemimpin dalam berbagai situasi. Keberhasilan dari pemimpin tergantung pada gaya kepemimpinan yang diterapkan Cenderung deterministic, hanya mengatribusi semua aspek kepemimpinan pada sang pemimpin dan mengabaikan aspek lingkungan Tidak menyinggung pengikut atau relasi antara pemimpin dan pengikut Teori Situasional 1960-1980 Efektivitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan oleh gaya kepemimpinan tetapi juga ditentukan oleh situasi yang ada dalam kepemimpinan tersebut. Faktor situasi meliputi: karakteristik dari bawahan dan pimpinan, sifat dan tugas, struktur kelompok dan teori penguatan Situasi dianggap menentukan perilaku pemimpin dan bukan sebaliknya Pemimpin diasumsikan mampu mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang tepat untuk berbagai situasi yang dihadapi Model mengasumsikan bahwa dimungkinkan tercapainya kesepakatan mengenai situasi ril yang dihadapi. Disarikan dari Supranto (1997) dan Tjiptono (1999). Pada perkembangannya, situasi mengalami perubahan yang sangat cepat dan menimbulkan berbagai tuntutan logis yang kompleks serta membutuhkan respon yang cepat. Di sisi lain, menyesuaikan organisasi terhadap perubahan lingkungan bukanlah sebuah bentuk penyelesaian akhir yang dapat menyelesaikan seluruh permasalahan yang ditimbulkan akibat perubahan lingkungan tersebut. Oleh karena itu tuntutan terhadap pemimpin tidak lagi bagaimana organisasi yang berada dibawah kepemimpinannya dapat menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan tetapi lebih kepada bagaimana pemimpin dapat memanfaatkan lingkungan dan menciptakan lingkungan yang sesuai dalam proses pencapaian tujuan. Atas dasar tuntutan inilah, maka sejak tahun 1980-an ketiga pendekatan tersebut tidak lagi digunakan dan berkembang konsep Teori Kepemimpinan Transformasional. B. Teori Transformasional Model agen perubahan (change agency models) menekankan alternatif kepemimpinan yang tepat untuk mengadakan perubahan. Teori agen perubahan yang paling komprehensif adalah teori kepemimpinan transaksional dan transformasional. Gagasan awal mengenai model kepemimpinan ini dikembangkan oleh James Mac Gregor Burns yang kemudian disempurnakan serta diperkenalkan ke dalam konteks organisasional oleh Bernard Bass. Kepemimpinan transaksional memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara manajer dan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan kepada kesepakatan mengenai klarifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan. Terdapat dua karakteristik utama tipe kepemimpinan transaksional, yaitu: (1) pemimpin menggunakan serangakaian imbalan untuk memotivasi karyawan, (2) pemimpin hanya melakukan tindakan koreksi bila bawahan gagal mencapai sasaran. Kepemimpinan transaksional mengarah pada upaya mempertahankan atau melanjutkan status quo. Dalam perkembangannya, pendekatan teori kepemimpinan transformasional lebih banyak digunakan. Kepemimpinan transformasional merupakan perluasan dari kepemimpinan yang karismatik. Berdasarkan pendekatan teori ini, pemimpin menciptakan visi dan lingkungan yang memotivasi para karyawan untuk berprestasi melampui harapan. Kepemipinan transformasional merupakan kepemimpinan yang mencakup upaya perubahan organisasi. Seorang pemimpin dapat mentransformasikan bawahannya melalui empat cara (Bass dan Aviolio (1994) dalam Tjiptono, 1999): 1. idealized influence, pemimpin transformasional memiliki integritas perilaku atau persepsi terhadap kesesuaian antara nilai yang diharapkan dan nilai yang terjadi. 2. inspirational motivation pemimpin transformasional memotivasi dan menginspirasi bawahannya dengan jalan mengkomunikasikan ekspetasi tinggi dan tantangan kerja. Selain itu juga membangkitkan semangat kerja antusiame, dan optimisme. 3. intellectual stimulation, pemimpin tranformasional berupaya menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas. Pemimpin mendorong para bawahan untuk memunculkan ide-ide baru dan solusi kreatif atas masalah yang dihadapi. 4. individualized consideration, pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus pada kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan berkembang dengan jalan bertindak selaku pelatih atau penasihat. Pemimpin transformasional melakukan proses transformasi melalui tiga tahap pokok (Ticchy & Devanna (1990) dalam Tjiptono, 1999), yaitu: identifikasi kebutuhan akan perubahan, (2) menciptakan visi baru, (3) melembagakan perubahan. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober 2003 41
Efektivitas kepemimpinan transformasional telah dibuktikan manfaatnya secara empiris oleh Joseph Seltzer dan Bernard M. Bass. Kepemimpinan transformasional memiliki korelasi positip dengan ketiga tolak ukur tadi. Korelasi terteinggi adalah 0,7 (antara intelektualitas dan upaya ekstra bawahan serta antara karisma dan kepuasan kerja bawahan) sedangkan yang terendah 0,45 (antara intelektualitas dan efektivitas kepemimpinan). Hal ini mengandung pengertian bahwa diterapkannya kepemimpinan transformasional di dalam perusahaan dapat meningkatkan efektivitas kepemimpinan manajer, mendorong para bawahannya untuk bekerja keras dan meningkatkan kepuasan kerja mereka. C. METODE PENILAIAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN 1. Efektivitas Kepemimpinan Berdasarkan pendekatan teori kepemimpinan transformasional, dirumuskan sejumlah kriteria yang dapat dijadikan sebagai dasar penilaian efektivitas seorang pemimpin. Kriteria ini dikembangkan dari penilaian terhadap pemimpin karismatik yang merupakan dasar pendekatan teori kepemimpinan transformasional. Penilaian terhadap kepemimpinan seseorang dapat ditinjau dari beberapa aspek (Conger, JA (1987) dalam Tjiptono, 1999) yang meliputi: (1) hubungan dengan status quo, (2) visi, (3) kecenderungan disukai (4) sifat terpercaya, (5) keahlian, (6) perilaku, (7) sensitivitas lingkungan, (8) pemahaman, (9) basis kekuasaan, (10) relasi pemimpin-pengikut. Berbagai aspek tersebut secara bersamaan menciptakan suatu keberhasilan proses implementasi kepemimpinan dalam mencapai suatu tujuan. 2. Metode Penilaian Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas kepemimpinan adalah metode deskriptif kualitatif-kuantitatif. Dalam metode ini secara kualitatif diuraikan berbagai aspek kepemimpinan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi, kemudian diberikan nilai kuantitatif sebagai ukuran dari besarnya setiap aspek. Pendekatan yang digunakan yaitu metode Importance-Performance Analysis (Martila and James (1977) dalam Supranto, 1997). Dalam metode ini dianalisis nilai kepentingan dan kinerja actual dari berbagai aspek suatu objek kajian. Secara umum langkah yang dilakukan meliputi: mengidentifikasi aspek-aspek kepemimpinan yang mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan menetapkan nilai kepentingan relatif bagi masingmasing aspek kepemimpinan. Nilai kepentingan ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi dan perkembangan situasi. memberikan nilai bagi masing-masing aspek berdasarkan kinerja pemimpin yang menjadi target analisis mengukur perbandingan antara nilai kepentingan dan kinerja yang ditunjukkan. Perbandingan antara nilai kepentingan dan kinerja aktual kemudian dituangkan dalam berbagai bentuk. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu Radar Chart, suatu gambar yang menunjukkan perbandingan relatif antar aspek dan besarnya jarak antara nilai kepentingan dan kinerja aktual. 3. Contoh Penerapan Komponen-komponen yang menentukan keberhasilan seoarang pemimpin dalam menjalankan proses kepemimpinannya tercantum dalam Tabel 2. Tabel 2. Aspek Penilaian Efektivitas Kepemimpinan No Aspek Penjelasan A Pandangan terhadap status quo Sikap menentang status quo dan berusaha mengubahnya B Visi Mempunyai visi ideal yang berbeda dengan pandangan yang ada C Kecenderungan disukai Mempunya perspektif bersama dan visi ideal yang memungkinkan untuk disukai D Sifat terpercaya Memberikan dukungan tak berpihak E Keahlian Mampu menggunakan cara non konvensional untuk melampaui tatacara yang ada F Perilaku Cenderung berperilaku non konvensional dalam pandangan positip G H I J Sensitivitas Lingkungan Pemahaman Basis Kekuasaan Relasi pemimpinpengikut Sensitif terhadap lingkungan Memiliki pemahaman yang kuat atas visi masa depan dan motivasi untuk memimpin Membangun kekuasaan berdasarkan keahlian dan kemampuan pribadi Mendorong dan mentransformasi orang lain untuk menerima perubahan Nilai Kepentingan 1 Kinerja Aktual 2 1 2 3 4 1 2 3 4 Keterangan: 1. Nilai Kepentingan: (1) Tidak Penting, (2) Kurang Penting, (3) Penting, (4) Sangat Penting 2. Kinerja Aktual: (1) Tidak Baik, (2) Kurang Baik, (3) Baik, (4) Sangat Baik 42 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober 2003
Pengukuran tingkat kepentingan dan kinerja aktual aspek digunakan metode pembobotan berdasarkan data yang diperoleh dari sejumlah responden. Responden dipilih secara selektif dengan mempertimbangkan hubungan dan kedekatan dengan pemimpin yang menjadi objek kajian. Berdasarkan data tersebut diukur tingkat pencapaian faktor yang merupakan perbandingan skor kinerja aktual dengan skor kepentingan. Analisis dilakukan terhadap nilai pencapaian total, yang menggambarkan efektivitas pemimpin secara keseluruhan, dan terhadap nilai kesenjangan dari setiap aspek. Perhitungan Nilai Pencapaian Total adalah sebagai berikut : dimana : Xt. Yt TPt = x100% Xt.4 TPt = total tingkat pencapaian Xt = total skor penilaian kinerja Yt = total skor penilaian kepentingan Merujuk kepada Kontinum Efektivitas Kepemimpinan (Gambar 2) dari nilai perhitungan dapat diketahui kriteria pemimpin tersebut. TE KE E SE 0 40 60 80 100 Keterangan: TE = Tidak Efektif E = Efektif KE = Kurang Efektif SE = Sangat Efektif Gambar 2. Kontinum Efektivitas Kepemimpinan Analisis terhadap masing-masing faktor dilakukan dengan melihat kesenjangan antara nilai kepentingan dan kinerja suatu faktor yang telah digambarkan dalam suatu Radar Chart. Aspek yang memiliki nilai kepentingan tinggi merupakan aspek penting dari suatu bentuk kepemimpinan dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Kesenjangan yang lebar menunjukkan belum efektifnya pemimpin dalam aspek tersebut, dan sebaliknya. I H J A 4 3 2 1 0 B C D G F E Nilai Kepentingan Kinerja Aktual Gambar 3. Penilaian Efektivitas Kepemimpinan Berdasarkan Pendekatan Importance-Performance Analysis Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober 2003 43
Merujuk kepada contoh perhitungan, secara keseluruhan, pemimpin belum mampu menjalankan tugas dan peran kepemimpinannya secara optimal. Hal ini terlihat dari pencapaian skor sebesar 59,7%. Tuntutan terhadap pemimpin terhadap diberlakukannya pendekatan transformasional pada lingkungan yang cepat berubah, belum mampu dipenuhi oleh pemimpin dengan baik. Berdasarkan contoh kajian, diketahui bahwa aspek penting yang menjadi kunci utama bagi efektivitas kepemimpinan tranformasional yaitu: (1) ketegasan sikap terhadap status quo dan upaya perubahannya, (2) adanya visi ideal. Pada kenyataannya, pemimpin yang menjadi objek penilaian belum memiliki kedua perihal tersebut. Kesenjangan dari 2 aspek ini terlihat sangat besar (Gambar 3). KESIMPULAN Kepemimpinan merupakan aspek penting dalam organisasi. Kepemimpinan yang efektif akan dapat mempengaruhi dan menggerakkan perilaku anggota organisasi untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan. Teori kepemimpinan yang berkembang saat ini yaitu Teori Kepemimpinan Transformasional, yaitu kepemimpinan yang diterapkan dalam lingkungan yang berubah-ubah namun demikian pemimpin tidak selalu membawa organisasi mengikuti perubahan tersebut. Pemimpin juga melakukan berbagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung proses pencapaian tujuan bersama. Kepemimpinan yang efektif dapat dievaluasi dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif-kuantitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu metode Importance- Performance Analysis. Dalam metode ini dianalisis nilai kepentingan dan kinerja aktual dari berbagai aspek suatu objek kajian. Analisis dilakukan terhadap nilai pencapaian total, yang menggambarkan efektivitas pemimpin secara keseluruhan, dan terhadap nilai kesenjangan dari setiap aspek yang digambarkan dalam Radar Chart. DAFTAR PUSTAKA Gibson, Janes L, et al. 1997. Perilaku, Struktur, Proses, Jilid 2. Binarupa Aksara. Gitosudarma, Indriyo dan I Nyoman Sudita. 2000. Perilaku Keorganisasian. BPFE, Yogyakarta. Supranto, J. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Rineka Cipta. Robbins, Stephen P. 1990. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi. Edisi Terjemahan. Penerbit Acan. Tjiptono, Fandy dan A. Syakhroza. 1999. Kepemimpinan Transformasional. Usahawan No. 9 Th. XXVIII. Manajemen Usahawan Indonesia. Wahjosumidjo. 2000. Dasar-Dasar Kepemimpinan dan Komitmen Pemimpin Abad XXI. Lembaga Administrasi Negara-RI. 44 Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 5, Oktober 2003