PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI (SK) & KOMPETENSI DASAR (KD)

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH (SUNDA) MELALUI PEMBINAAN KEGIATAN APRESAISI BAHASA DAN SENI DI JAWA BARAT. (Dingding Haerudin) Bahasa Daerah FPBS UPI

Kelas XII MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA. Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA

SILABUS KAMPUS CIBIRU / /

Kelas X MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA. Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

SOAL UKG BAHASA SUNDA 2015

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Kelas XI MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA. Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KISI-KISI SOAL. Tahun Pelajaran : 2014/ Menentukan persamaan isi berita.

MATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA SUNDA SATUAN PENDIDIKAN : SMP NEGERI 2 BANJAR

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

Berbahasa dan Bersastr

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

KOMPETENSI INTI (KI) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

PERIMBANGAN SOAL DAN TINGKAT KESULITAN HASIL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA DILIHAT DARI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAHASA INDONESIA UNTUK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1

Nama Mahaiswa :... Kelas :...

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah

KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

KURIKULUM SMP NEGERI 2 BANJAR TAHUN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG MUATAN LOKAL KURIKULUM 2013

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Manfaat dan Relevansi

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizqi Aji Pratama, 2013

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

Transkripsi:

PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI (SK) & KOMPETENSI DASAR (KD) PENDIDIKAN BUDAYA & KARAKTER BANGSA Mata Pelajaran : Bahasa Sunda Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VII IX /1 & 2 Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah : MTsS. Al-Furqon Cileungsi KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

GUBERNUR JAWA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 423.5/Kep 674-Disdik/2006 TENTANG STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR SERTA PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. Bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 5 tahun 2003 tentang pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah, Bahasa Daerah diajarkan di pendidikan formal dan non formal di Jawa Barat; b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan pada huruf a tersebut di atas, perlu menetapkan dan serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Sunda, yang ditetapkan dengan Keputusan GUBERNUR Jawa Barat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 juli tahun 1950 ); 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional (lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78, tambahan lembaran negara nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) jo. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 1008, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ; 9. Peraturan Daearah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah (Lembaran Daearah Tahun 2003 Nomor 5 Seri E); 10. Peraturan Daearah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2003-2008 (Lembaran Daearah Tahun 2004 Nomor 1 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 6); Memperhatikan : 1. Rekomendasi UNESCO tentang Pemeliharaan Bahasa-Bahasa Ibu di Dunia; 2. Hasil Kongres Bahasa Sunda VIII di Subang pada tanggal 28-30 Juni 2005; 3. Hasil Identifikasi Balai Pengembangan Bahasa Daerah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERTAMA : KEDUA : KETIGA : KEEMPAT : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nomor 979/102/Kep/I/94 tentang Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Dasar; dan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda satuan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)/ Raudhatul Athfa (RA), Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA) Tahun Ajaran 2006, terdiri dari : a. Lintas Kurikulum; b. Isi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda; c. Lulusan TK/ RA, SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/SMK/MA. Uraian mengenai standar kompetensi dan kompetensi serta panduan penyusunan kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda serta Lulusan sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA tercantum dalam Lampiran sebagai bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Standar kompetensi dan kompetensi dasar serta panduan penyusunan kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda serta standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA merupakan merupakan pedoman dalam penyusunan silabus dan penilaian.

KELIMA : KEENAM : Hal-hal yang belum cukup diatur dalam keputusan ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Bandung Pada tanggal 25 Juli 2006

Lampiran A. UMUM PENDAHULUAN dan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda disusun berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Akasara Daerah, yang menetapkan bahasa daerah, antara lain, bahasa Sunda, diajarkan di Pendidikan Formal dan Non Formal di Jawa Barat. Kebijakan tersebut sejalan dengan jiwa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yang bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945 yang menyangkut Pendidikan dan Kebudayaan. Sejalan pula dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab III, Pasal 7 ayat (3) sampai dengan (8), yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan dan Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang pemeliharaan bahasa-bahasa ibu di dunia. Bahasa Sunda berkedudukan sebagai bahasa daerah, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarkat Jawa Barat. Bahasa Sunda juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI. Berdasarkan kenyataan itu, bahasa Sunda harus diajarkan di sekolah-sekolah, mulai Taman Kanak-kanak (TK)/ Raudhatul Athfal (RA), Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA). Oleh karena itu, perlu disusun dan Sesuai dengan satuan pendidikan tersebut. Standar kompetensi dan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda berpijak pada hakikat pembelajaran bahasa dan sastra. Belajar bahasa pada dasarnya adalah belajar berkomunikasi, sedangkan belajar sastra adalah belajar menghargai nilai-nilai kemanusian serta nilai-nilai kehidupan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Sunda diarahkan untuk meningkatkan komunikasi, baik lisan maupun tulis, serta untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi sastra Sunda. B. PENGERTIAN dan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, sikap positif terhadap bahasa dan sastra Sunda. C. FUNGSI DAN TUJUAN 1) Fungsi Standar kompetensi ini disusun dengan mempertimbangkan kedudukan dan fungsi bahasa Sunda sebagai bahasa daerah serta sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekwensi pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat. (2) sarana peningkatan Pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya. (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni, (4) sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran serta (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya daerah (sunda) 2) Tujuan Pertimbangan itu berkonsekwensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan sastra sunda yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan berikut : 1. Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda. 2. Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa bahasa daerah dan bahasa resmi kedua di Jawa Barat (setelah bahasa Indonesia). 3. Murid memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif sesuai dengan konteks, antara lain, tujuan, keperluan, dan keadaan. 4. Murid mampu menggunakan bahasa sunda untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial. 5. Murid memiliki disiplin tinggi dalam berbahasa (berbicara dan menulis dan berpikir) 6. Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda. 7. Murid menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda D. STANDAR KOMPETENSI LINTAS KURIKULUM Standar kompetensi lintas kurikulum merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh murid melalui pengalaman belajar bahasa dan sastra Sunda. Lintas Kurikulum ini meliputi, kemampuan-kemampuan untuk : 1) Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya; 2) Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain; 3) Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknik-teknik, pola struktur dan hubungan; 4) Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber; 5) Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (nilai-nilai) untuk mengambil keputusan yang tepat;

6) Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis dan historis; 7) Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan karya intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab; 8) Berpikir logis, kritis, dan tertata dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan ; dan 9) Menunjang motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain. E. STANDAR KOMPETENSI ISI Standar kompetensi isi mata mata pelajaran bahasa dan sastra sunda mencakup kemampuan atas empat aspek berikut : 1. Menyimak (Ngaregepkeun) Mampu menyimak, memahami, dan menanggapi berbagai bentuk dan jenis wacana lisan. 2. Berbicara (Nyarita) Mampu berbicara secara efektif dan efesien untuk mengungkapkan pesan (pikiran, perasaaan, dan keinginan) dalam berbagai bentuk dan jenis wacana lisan di berbagai kesempatan berbicara. 3. Membaca (Maca) Mampu membaca, memahami, dan menanggapi berbagai jenis wacana tulis. 4. Menulis (Nulis) Mampu menulis secara efektif dan efesien untuk mengungkapkan pesan (pikiran, perasaan, dan keinginan) dan kreatifitas sastra dalam berbagai bentuk dan jenis karangan (wacana tulis). F. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda terdiri atas empat aspek berikut : a. Menyimak (Ngaregepkeun) Mampu memahami dan menanggapi wacana lisan melalui bercakap-cakap, pidato, pembacaan puisi (sajak, pupujian, guguritan), dan pembacaan prosa (dongeng, cerita pendek, novel, carita pondok, berita, biografi, bahasan, dan artikel). b. Berbicara (Nyarita) Mampu mengungkapkan pikiran, perasaaan, dan keinginan secara lisan melalui bercakap-cakap, wawancara, bercerita, menceritakan, mengumumkan, menelpon, menjelaskan, berdiskusi, pidato dan bermain peran. c. Membaca (Maca) Mampu memahami dan menanggapi wacana tulis melalui membaca teks percakapan, prosa (pengalaman, biografi, bahasan, berita, esai, surat, carita pondok, laporan, karangan ilmiah), dan puisi (sajak, sawer, guguritan, wawacan). d. Menulis (Nulis)

Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan secara tertulis melalui menulis berbagai bentuk dan jenis karangan yang berupa pedoman wawancara, prosa (pengalaman, biografi, bahasan, berita, esai, surat, carita pondok, laporan, karangan ilmiah), dan puisi (sajak, guguritan, sisindiran) KELAS VII 1. Menyimak (Ngaregepkeun) 7.1 Mampu menyimak, memahami dan menanggapi berbagai wacana percakapan, dongeng dan pupuijan 7.1.1 Menyimak penggalan-penggalan percakapan (rekaman; dibacakan) 7.1.2 Menyimak pembacaan dongeng 7.1.3 Menyimak Pembacaan pupujian 2. Berbicara (Nyarita) 7.2 Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan secara lisan dalam bercerita tentang pengalaman, menyampaikan pengumuman, bertelepon, menyampaikan bahasan, menceritakan tokoh, dan bercakap-cakap dengan teman. 3. Membaca (Maca) 7.3 Mampu memahami, dan menanggapi bentuk atau jenis wacana yang berupa sejarah lolal/babad, percakapan, dongeng dan carita pondok. 7.2.1 Menceritakan pengalaman. 7.2.2 Menyampaikan pengumuman (wawaran) 7.2.3.Berbicara melalui telepon 7.2.4 menyampaikan bahasan 7.2.5 Menceritakan tokoh idola 7.2.6 Barcakap-cakap (guneman) dengan teman sekelas 7.3.1 Membaca sejarah lokal/carita babad 7.3.2 Membaca teks percakapan (guneman; dialog) 7.3.3 Membaca Dongeng 7.3.4 Membaca carita pondok. 4. Menulis (Nulis) 7.4 Mampu mengungkapkan pikir an, perasaan, dan keinginan secara tertulis dalam bentuk menulis pengalaman, biografi, sajak bahasan dan menulis berita (warta) 7.4.1 Menulis pengalaman 7.4.2 Menulis biografi singkat. 7.4.3 Menulis sajak 7.4.4 Menulis karangan eksposisi 7.4.5 Menulis berita (warta).

KELAS VIII 1. Menyimak (Ngaregepkeun) 8.1 Mampu menyimak, memahami dan menanggapi pembacaan berbagai wacana lirik (rumpaka) lagu, biografi, dan pembacaan bahasan 2. Berbicara (Nyarita) 8.2 Mampu mengungkapkan pikir-an, perasaan, dan keinginan se-cara lisan dalam berwawancara, berdiskusi, menyampaikan sisindiran, menyampaikan laporan perjalanan, memandu aca dan memandu diskusi 3. Membaca (Maca) 8.3 Mampu membaca, memahami, dan menanggapi berbagai wacana puisi sawer, cerita wawacan, sajak, dan karangan argumentasi 4. Menulis (Nulis) 8.4 Mampu mengungkapkan pikir an, perasaan, dan keinginan secara tertulis dalam bentuk menulis sisindiran, surat, esai, laporan dan guguritan KELAS IX 1. Menyimak (Ngaregepkeun) 9.1 Mampu menyimak, memahami dan menanggapi wacana lisan 8.1.1 Menyimak lirik (rumpaka) lagu-lagu kawih ( dinyanyikan langsung atu rekaman) 8.1.2 Menyimak puisi sawer 8.1.3 Menyimak bahasan tentang jenis-jenis kesenian daerah 8.2.1 Berwawancara dengan narasumber. 8.2.2 Berdebat dalam diskusi 8.2.3 Menyampaikan informasi 8.2.4 Menyampaikan laporan perjalanan 8.2.5 memandu acara kegiatan 8.2.6 Memimpin diskusi. 8.3.1 Membaca wacana tentang pahlawan/pejuang 8.3.2 Membaca penggalan cerita wawacan. 8.3.3 Membacakan puisi (poetry reading) 8.3.4 Membaca tabel/grafik 8.4.1 Menulis sisindiran 8.4.2 Menulis surat. 8.4.3 Menulis esai 8.4.4 Menulis laporan 8.4.5 Menulis guguritan 9.1.1 Menyimak pidato, khotbah (hutbah) 9.1.2 Menyimak lirik (rumpaka) lagu-lagu jenis

jenis pidato/khotbah, lirik (rumpaka) lagu jenis tembang, dan pembacaan carita pondok 2. Berbicara (Nyarita) 9.2 Mampu mengungkapkan pikir-an, perasaan, dan keinginan se-cara lisan dalam bentuk mengemukakan kritik, berpidato, berdiskusi, bermain peran, bercerita tentang cerita pendek dan musikalisasi puisi 3. Membaca (Maca) 9.3 Mampu membaca, memahami, dan menanggapi wacana tulis bentuk atau jenis cerita drama, karangan bahasan, puisi dan artikel 4. Menulis (Nulis) 9.4 Mampu mengungkapkan pikir an, perasaan, dan keinginan secara tertulis dalam bentuk surat, teks pidato, hasil wawancara, berita dan karangan ilmiah tembang 9.1.3 Menyimak pembacaan cerita pendek (carita pondok) 9.1.4 Mengkritik berbagai karya ( seni atau produk) 9.2.1 Berpidato (biantara) 9.2.2 Berdiskusi di kelas 9.2.3 Bermain peran berdasarkan naskah drama 9.2.4 Menceritakan isi novel 9.2.5 Musikalisasi/dramatisasi puisi 9.3.1 Membaca artikel. 9.3.2 Membaca wacana dialog (pagumenan) cera drama. 9.3.3 Membacakan bahasan karangan sendiri 9.3.4 Membaca puisi karangan sendiri 9.4.1 Menulis surat 9.4.2 Menulis teks pidato 9.4.3 Menulis hasil wawancara 9.4.4 Menulis berita 9.4.5 Menuis karangan ilmiah