BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun sudah Indonesia menghadapi krisis ekonomi global. Di tengah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada kenyataannya untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan berupaya guna memenangkan persaingan yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi belakangan ini, baik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam berbisnis yang dapat mengikuti perkembangan jaman (up to date).

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya. Pembangunan ekonomi suatu bangsa juga merupakan pilar penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA DIVISI PROCESSING DI PT BHINEKA KARYA MANUNGGAL I

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) (Studi Kasus di PT. Iskandar Tex, Surakarta)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penulis menggunakan tahap-tahap metodelogis yang umum digunakan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan akan dihadapkan dengan era persaingan pasar global,

PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii. 1.3 Tujuan Penelitian...5

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, membawa dampak yang besar

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di segala

ABSTRAK. Sebagai salah satu negara sedang berkembang, Indonesia saat ini harus siap

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak perlu, mengurangi biaya operasi, dan dalam beberapa hal juga akan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, terjadi persaingan di antara industri-industri. produk yang bermutu dan bersaing di pasaran.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, terjadi perubahan dan perkembangan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan era globalisasi yang penuh dengan kompetisi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. produk baru bisa berlangsung dengan cepat. Kompetisi di pasar menjadi sangat ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (pemintalan), pertenunan, rajutan, dan produk akhir. intermediate dari industri tekstil dituntut untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. karyawan, meniadakan jam lembur, mengurangi pos-pos pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi krisis ekonomi. Krisis ini telah menyebabkan merosotnya

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan adanya perkembangan perekonomian yang diiringi dengan

BAB I PEDAHULUAN. perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu. efisien sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ini, maka tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan cepatnya arus globalisasi

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING PADA PT SCOIL INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB I PENDAHULUAN. digunakan secara kontinu karena mesin memiliki batas umur dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu ini merupakan saat yang sulit bagi banyak negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan agar memperoleh keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri manufaktur di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa memasuki era globalisasi serta perdagangan bebas, bentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sepuluh tahun sudah Indonesia menghadapi krisis ekonomi global. Di tengah keadaan krisis ekonomi global ini, sektor industri masih memegang peranan penting karena sektor industri telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi pembangunan di Indonesia. Dengan berdirinya perusahaan-perusahaan industri tersebut, maka semakin banyak pula lapangan kerja yang dapat diserap, sehingga dengan demikian diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat pula. Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan dihadapkan pada situasi dan kondisi yang cepat berubah, sebagai akibat dari perkembangan teknologi dan begitu tingginya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi akibat krisis ekonomi global. Demikian pula dengan penggunaan mesin, perusahaan-perusahaan industri banyak yang telah menggunakan mesin-mesin canggih. Faktor mesin memegang peranan penting di samping faktor-faktor produksi lainnya, sehingga faktor mesin turut menentukan lancar tidaknya suatu perusahaan. Oleh karena itu, pemanfaatan mesin-mesin canggih tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari para pemimpin perusahaan. 1

Selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan operasinya, perusahaan mempertimbangkan penggunaan mesin-mesin canggih tersebut disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan perusahaan dari penggunaan mesin yang berlebihan dan tidak seimbang, karena akan menyebabkan mesin-mesin tersebut menganggur dan dana yang ditanamkan pada mesin tersebut menjadi sia-sia. Di samping itu perlu juga merencanakan waktu pemrosesan dengan baik dan matang. Hal ini ditujukan agar perusahaan tidak terlambat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga konsumen tidak beralih ke perusahaan lain yang menghasilkan produk sejenis. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, perusahaan harus mencari cara pemecahannya, yaitu dengan pengoperasian mesin, khususnya dalam mengatur waktu pemrosesan. Salah satu cara yang dapat perusahaan gunakan adalah dengan menentukan jumlah stasiun kerja optimum. Demikian pula dengan PT Beteen Tekstil Nusantara, yaitu suatu perusahaan yang memproduksi kain jenis katun, dimana belum sepenuhnya menggunakan mesin canggih dalam melakukan kegiatan produksinya dan pada tahap tertentu masih dibutuhkan campur tangan manusia dalam proses produksi kain katun tersebut, sehingga perlu untuk mengadakan suatu penelitian mengenai jumlah stasiun kerja yang optimum agar menghasilkan waktu pemrosesan kain katun yang efisien. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti mengenai jumlah stasiun kerja optimum dan selanjutnya hasil penelitian ini akan dituangkan ke dalam suatu 2

karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul Penentuan Jumlah Stasiun Kerja Optimum Dalam Proses Produksi Kain Katun di PT Beteen Tekstil Nusantara. 1.2 Identifikasi Masalah Dengan melihat permasalahan yang diuraikan di atas, maka perlu diadakan suatu penelitian untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang telah diambil perusahaan dalam hal menentukan jumlah stasiun kerja yang diterapkan oleh perusahaan. Proses produksi kain katun dimulai dari bahan baku (benang) sampai dengan barang jadi, dan terbagi dalam beberapa proses yaitu proses pembuatan kain katun, dan proses akhir dimana tahap-tahap proses tersebut akan dibahas dalam penelitian ini. Proses produksi kain katun menggunakan 9 jenis mesin dan 3 kegiatan campur tangan manusia dengan urutan sebagai berikut: 3

Gambar 1.1 BAGAN URUTAN PROSES PRODUKSI di PT Beteen Tekstil Nusantara Warping Beaming *Pencucukan Weaving *Cutting & Inspection Singeing Desizeing & Washing Bleaching Washing Drying Dyeing Washing Drying & Finishing *Inspection Rolling Sumber: bagian produksi PT Beteen Tekstil Nusantara. 4

Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahap proses produksi kain katun adalah sebagai berikut: 5

Tabel 1.1 JENIS KEGIATAN DAN WAKTU YANG DIBUTUHKAN OLEH SATU MESIN DALAM PROSES PRODUKSI di PT Beteen Tekstil Nusantara Jenis Kegiatan Warping Beaming Pencucukan Weaving Cutting & Inspection Singeing Desizeing & Washing Bleaching Washing Drying Dyeing Washing Drying & Finishing Inspection Rolling Waktu Proses 3000 m / 24 jam 3000 m / 4 jam 72 jam 120 m / 24 jam 3000 m / 2,5 jam 1 m / detik 50 m / menit 3000 m / 7 jam 50 m / menit 50 m / menit 3000 m / 7 jam 50 m / menit 50 m / menit 3000 m / jam 30 m / 30 menit Sumber: bagian produksi PT Beteen Tekstil Nusantara. 6

PT Beteen Tekstil Nusantara beroperasi setiap hari 24 jam non stop, kecuali pada hari Sabtu perusahaan hanya beroperasi setengah hari (hanya sampai dengan pukul 16.00 WIB ), dan proses produksi dilaksanakan kembali pada hari Minggu pukul 22.00 WIB. Jadi PT Beteen Tekstil Nusantara memiliki jam operasi total sebanyak 162 jam dalam seminggu. Adapun jenis dan jumlah mesin yang digunakan dalam memproduksi kain katun adalah sebagai berikut: 7

Tabel 1.2 JENIS DAN JUMLAH MESIN DI PT Beteen Tekstil Nusantara JENIS MESIN JUMLAH ( unit ) Warping-Beaming 2 Machine Weaving Machine 68 Singeing Machine 1 Steam Washing Machine 2 Bleaching Machine 1 Drying Machine 2 Dyeing Machine 1 Pad Drying and Finishing 2 Machine Folding Machine 1 Sumber: bagian produksi PT Beteen Tekstil Nusantara. Dari bagan dan tabel di atas, terlihat perbedaan jumlah mesin dan penggunaan tenaga kerja sehingga diperlukan suatu pengaturan jumlah stasiun kerja agar pemanfaatan mesin dan tenaga kerja dapat optimum, serta diupayakan agar waktu pemrosesan mesin menjadi efisien dan tidak terlalu banyak mesin yang menganggur. 8

Dengan demikian dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: Bagaimana kebijakan stasiun kerja yang dilakukan perusahaan? Berapa jumlah stasiun kerja optimum yang dibutuhkan untuk mencapai efisiensi waktu pemrosesan? Berapa besar efisiensi waktu yang dapat dicapai dengan menggunakan jumlah stasiun kerja optimum? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui kebijakan jumlah stasiun kerja yang dilakukan perusahaan. Untuk menentukan jumlah stasiun kerja optimum agar dapat tercapai efisiensi waktu pemrosesan. Untuk mengetahui berapa besar efisiensi waktu yang dapat dicapai dengan menggunakan jumlah stasiun kerja optimum. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis sendiri, perusahaan, fakultas, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. 9

Kegunaan bagi penulis adalah, adalah: Untuk memperoleh data guna penyusunan skripsi, di mana skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh Sidang Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Bandung. Untuk menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh. Kegunaan bagi perusahaan adalah: Memberikan gambaran tentang cara-cara pengaturan stasiun kerja, agar memperoleh waktu pemrosesan yang efisien. Kegunaan bagi fakultas adalah: Diharapkan dapat menjadi suatu bahan bacaan untuk perpustakaan. Kegunaan bagi pihak-pihak lain, adalah: Diharapkan skripsi ini menjadi suatu literatur yang bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya. 10

1.5 Kerangka Pemikiran Dalam mengelola sumber daya-sumber daya, mentransformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi produk atau jasa secara optimal perusahaan perlu mengatur dan merencanakan sistem operasinya dengan baik dan terencana. Oleh karena itu perusahaan perlu menerapkan manajemen operasi dalam proses produksinya. Russell & Taylor dalam bukunya yang berjudul Operations Management, mengemukakan bahwa: (Russell & Taylor, 2005, 3) Operations management designs, operates and improves of productive systems (systems for getting work done). Dalam melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk dengan menggunakan beberapa mesin dan tenaga kerja, perusahaan perlu menentukan jumlah stasiun kerja optimum, yaitu berapa banyak jumlah stasiun kerja yang digunakan oleh perusahaan agar waktu yang digunakan dapat seefisien mungkin. Untuk mencapai hal tersebut, perlu ditentukan jumlah stasiun kerja optimum, sebab apabila dalam melaksanakan proses produksi tidak ditentukan jumlah stasiun kerja yang optimum akan terjadi pemborosan waktu. Hal ini mengakibatkan biaya produksi menjadi lebih tinggi dan akan membawa dampak penurunan produktivitas perusahaan. Perusahaan perlu menentukan jumlah stasiun kerja dalam proses produksinya sehingga perusahaan dapat menghasilkan waktu pemrosesan yang efisien. Dengan demikian diharapkan produktivitas perusahaan akan meningkat. 11

Berikut ini adalah pengertian keseimbangan antar operasi yang menghasilkan efisiensi yang tinggi menurut Elwood S. Buffa ( Elwood S. Buffa, 1992, 197 ) : The balance among operations is critical to making the system function as an efficienct high output system. artinya : Keseimbangan antar operasi yang kritis adalah untuk membuat fungsi sistem sebagai suatu sistem output yang menghasilkan tingkat efisiensi yang tinggi. Dalam penelitian ini akan digunakan metode Line Balancing, karena perusahaan melakukan proses produksinya melalui 9 mesin pemroses yang bersifat seri dan dibutuhkan campur tangan tenaga kerja, dan proses produksi yang berlangsung di perusahaan tersebut bersifat kontinu. 1.6 Metode Penelitian Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, digunakan Metode Deskriptif Studi Kasus, yaitu meneliti berdasarkan fakta yang ada, apakah perusahaan telah mengoperasikan stasiun stasiun kerjanya secara efisien. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah: Riset Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan mengambil landasan teori dari berbagai buku dan karya ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 12

Riset lapangan, yaitu pengamatan secara langsung di perusahaan dengan meninjau perusahaan tersebut khususnya pada bagian atau unit yang berhubungan dengan kegiatan produksi, dengan cara: - Observasi, yaitu pengamatan secara langsung mengenai pelaksanaan kegiatan produksi yang dilakukan di perusahaan. - Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan kegiatan produksi di perusahaan. 1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di PT Beteen Tekstil Nusantara yang terletak di Jl. Jendral Ahmad Yani no. 924, Bandung. Sedangkan lamanya penelitian adalah 6 bulan, yaitu sejak Maret 2008 sampai dengan Agustus 2008. 1.8 Sistematika Pembahasan berikut: Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN Mengemukakan masalah yang ingin diteliti, alasan melakukan penelitian, metode penelitian yang digunakan oleh penulis sehingga penelitian ini dapat dilakukan dan dapat berguna bagi berbagai pihak. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi landasan teori yang penulis gunakan dalam menyusun skripsi ini, antara lain pengertian-pengertian dan metode-metode pemecahan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Mengemukakan gambaran singkat perusahaan yang dijadikan sebagai objek penelitian. BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN Menggambarkan bagaimana cara pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, serta analisis yang penulis lakukan dalam pemecahan masalah penjadwalan operasi guna memperoleh waktu pemrosesan yang efisien. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan kesimpulan dari analisis permasalahan yang telah penulis lakukan, dan memberikan saran yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan terutama dalam melaksanakan kegiatan produksinya. 14