Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

RSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

PANDUAN WAWANCARA. Analisis Kemampuan Perawat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN PUSKESMAS PONOROGO UTARA. KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS PONOROGO UTARA Nomor :188.4/... / /...

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

Pengendalian infeksi

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5

PANDUAN RUANG ISOLASI DI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

KUESIONER PENELITIAN ACTION RESEARCH PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KAMAR BERSALIN RUMAH SAKIT JIH

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Standar Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) diketahui atau tidak diketahui sumber infeksi (Infection Control Team,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pasien, petugas kesehatan, pengunjung dalam lingkungan rumah sakit serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. serta pembahasan hasil penelitian dengan judul: Analisis Kepatuhan. Penerapan Kewaspadaan Standar Pelayanan Kedokteran Gigi di RS

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

PERSEPSI TERHADAP APD

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH NOMOR : /TU.K/ / /2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan bulanan PPI Bulan September

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

Untuk menjamin makanan aman

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

SPO PERENCANAAN/PENANGANAN LINEN. No.Dokumen : No.Revisi : Halaman : Direktur Utama RS Trimitra STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR. Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

BAB IV HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Informasi Fasilitas Kesehatan

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS No. Dokumen : No. Revisi : 00. Tanggal Terbit : Halaman : 1/2

Management Healthcare Associated Infections (HAIs)

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

PENDAHULUAN KEWASPADAAN ISOLASI PELAKSANAAN PPI DI RS & FASILITAS PETUNJUK PPI UNTUK PENGUNJUNG

PENDAHULUAN Ditinjau dari asal didapatnya infeksi dapat berasal dari : 1. Komunitas (Community Acquired Infection) 2. Lingkungan Rumah Sakit (Hospital Acquired Infection) atau Infeksi Nosokomial Healthcare-Associated Infections (HAIs)

KEWASPADAAN ISOLASI JCIA & KARS : 1.IPSG 5 2.PCI S.K. MENKES No. 382/Menkes/S K/III/2007 Sebagai perbandingan, bahwa tingkat infeksi nosokomial yang terjadi di beberapa negara Eropa dan Amerika adalah rendah, yaitu sekitar 1 % dibandingkan dengan kejadian di negara negara Asia, Amerika Latin dan Sub Sahara Afrika yang tinggi hingga mencapai lebih dari 40 % (Lynch dkk., 1997).

KEWASPADAAN ISOLASI 1. KEWASPADAAN STANDAR 2. KEWASPADAAN Diciptakan untuk mencegah transmisi silang sebelum diagnosis ditegakkan atau hasil pemeriksaan laboratorium belum ada. Misal : Pakai APD bila mungkin terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, dan bahan terkontaminasi, mukus membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang potensial terkontaminasi. BERDASARKAN TRANSMISI Dibutuhkan untuk memutus mata rantai transmisi mikroba penyebab infeksi yang dapat ditransmisikan lewat udara, droplet, kontak dengan kulit atau permukaan terkontaminasi. Misal : Transmisi droplet ; tempatkan pasien di ruang rawat terpisah atau kohorting atau buat pemisah dengan jarak lebih dari 1 m antar tempat tidur dan jarak dengan pengunjung.

1. Cuci Tangan Pelaksanaan cuci tangan diadopsi dari WHO pada tahun 2009, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu : a. Hand wash ; menggunakan media air mengalir, sabun, cairan antiseptik dan lap tangan sekali pakai/tissue. b. Hand rub ; menggunakan media cairan berbasis alkohol.

2. Alat Pelindung Diri (APD) a. Sarung tangan ; Meskipun efektifitas pemakaian sarung tangan dalam mencegah kontaminasi dari petugas kesehatan telah terbukti berulang kali (Tenorio et. al. 2001), tetapi penggunaan sarung tangan tidak menggantikan kebutuhan untuk mencuci tangan. Sebab sarung tangan bedah lateks dengan kualitas terbaik sekalipun, mungkin mengalami kerusakan kecil yang tidak terlihat, sarung tangan mungkin robek padaa saat digunakan atau tangan terkontaminasi pada saat melepas sarung tangan (Bagg, Jenkins, Barker 1990 ; Davis 2001).

b. Masker Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk, bersin, serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan yang tahan cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.

c. Topi ; Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lain dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata (googles) plastik bening, kaca mata pengaman, pelindung wajah dan visor

e. Apron Yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus menggunakan apron dibawah gaun penutup ketika malakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air. Apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.

3. Pengelolaan Linen Yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan linen adalah : Angkut linen dengan hati hati Angkut linen kotor dalam wadah / kantong tertutup. Pastikan linen diangkut dan diolah dengan aman dengan melakukan klasifikasi (ini sangat penting) dan menggunakan wadah / kantong yang ditentukan menurut klasifikasinya. Petugas kesehatan harus menggunakan APD yang memadai saat mengangkut linen kotor. Jangan memilah linen ditempat perawatan pasien. Masukkan linen yang terkontaminasi langsung ke kantong cucian di ruang isolasi dengan memanipulasi minimal atau mengibas - ibaskan untuk menghindari kontaminasi udara dan orang. Transportasi / Trolley linen bersih dan linen kotor harus dibedakan, bila perlu diberi warna yang berbeda.

Identifikasi limbah Pemisahan Labeling PELAKSANAAN PPI DI RS & FASILITAS beri label biohazard atau sesuai jenis limbah Penanganan limbah benda tajam 4. Pengelolaan Limbah Adapun tujuan dari pengolahan limbah adalah sebagai berikut : Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya Membuang bahan bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman.

5. Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit a. Prinsip Dasar Pembersihan Lingkungan Semua permukaan horizontal harus dibersihkan setiap hari dan bila terlihat kotor. bila pasien sudah keluar dan sebelum pasien baru masuk. Bila pernah bersentuhan langsung dengan pasien, harus dibersihan dan didisinfeksi di antara pasien pasien yang berbeda. Semua kain lap yang digunakan harus dibasahi sebelum digunakan. Larutan kain lap dan kain pel harus diganti secara berkala sesuai peraturan setempat. Semua peralatan pembersih harus dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan. Kain pel yang dapat digunakan kembali harus dicuci dan dikeringkan setelah digunakan dan sebelum disimpan. Tempat tempat di sekitar pasien harus bersih dari peralatan serta perlengkapan yang tidak perlu sehingga memudahkan pembersihan menyeluruh setiap hari.

5. Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit b. Disain Ruangan Sediakan alkohol handrub di tempat yang mudah diraih saat tangan tidak tampak kotor. Sediakan westafel 1 buah tiap 6 tempat tidur pasien, sedang di ruang high care 1 westafel tiap 1 tempat tidur. Upayakan jarak antar tempat tidur bila mungkin / ideal 2,5 meter.

5. Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit c. Pemeriksaan Water Treatment Per Minggu Penggantian Filter RO Per Bulan Washing RO Pemeriksaan Mikrobiologi Per 6 Bulan Pemeriksaan Chemical

5. Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit d. Pemeriksaan Swab Lingkungan Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, lantai dan dinding harus bersih, dengan tingkat kebersihan 5 10 CFU/cm 2 dan bebas pathogen dan gas gangrene, dan udara 200 koloni/m 3. Tujuan : Mengetahui dekontaminasi telah dilakukan dengan benar. Penggunaan troli obat yang bersamaan Wadah biohazard atau kotak pembuangan benda tajam yang masih terdapat darah pasien di dalamnya Matkan priming yang tidak rutin dibersihkan, Permukaan mesin yang tidak secara rutin didisinfeksi Tumpahan darah yang tidak dibersihkan segera.

6. Program Kesehatan pada Petugas Kesehatan Adapun yang menjadi tujuannya adalah : Menjamin keselamatan petugas di lingkungan rumah sakit Memelihara kesehatan petugas kesehatan Mencegah ketidakhadiran petugas, ketidakmampuan bekerja, kemungkinan medikolegal dan KLB. Ada beberapa unsur yang dibutuhkan, yaitu : Petugas yang berdedikasi SPO yang jelas dan tersosialisasi Administrasi yang menunjang Koordinasi yang baik antar instansi / unit Penanganan paska pejanan infeksius Pelayanan konseling Perawatan dan kerahasiaan medical record

PETUNJUK PPI UNTUK PENGUNJUNG Yang harus dilakukan : Didik pengunjung pasien dengan penyakit menular tentang cara penularan penyakit Anjurkan untuk menghindari kontak dengan pasien selama masa penularan. Jika pasien masih suspek atau telah dikonfirmasi menderita penyakit menular melalui udara, pengunjung harus mengikuti prosedur PPI di rumah sakit. Ketika akan meninggalkan ruangan, lepas APD dan mencuci tangan. Tidak menggantung masker di leher. Jika akan mengunjungi pasien penyakit menular melalui udara, petugas kesehatan harus mewawancarai orang tersebut untuk menentukan apakah ia memiliki gejala demam atau infeksi saluran pernafasan.

A