BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu menunjukan kinerja sebagai abdi negara dan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolan sumber daya manusia yang baik akan berdampak besar bagi

BAB V PENUTUP. maka pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dapat diringkas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara adalah perusahaan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat

BAB III SOLUSI BISNIS

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Bali, Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (PT PJB UPHT) Gresik

strategi bisnis. Ketertarikan antara strategi sumber daya manusia dan strategi bisnis ini menjadi dasar bagi manajemen sumber daya manusia (Human

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan ekosistemnya dimulai dari usaha-usaha manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

EVALUASI STRATEGI THORBURN UNTUK MEMASUKI PASAR EXPANSION JOINT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula, dan pabrik teh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu menghasilkan produk yang bermutu serta benar-benar mampu

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Delta Rekadaya Mandiri. PT Delta Rekadaya Mandiri didirikan di Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan salah satu perangkat penting dari sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

PROSEDUR PENGENDALIAN OPERASI PEMBANGKIT

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada. Jumlah Sasaran Strategis

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: USULAN PENGUKURAN KINERJA STUDI KASUS DI CV CIHANJUANG INTI TEKNIK CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) adalah suatu perusahaan yang memberikan layanan di bidang jasa

INDEK KINERJA PEMBANGKIT OLEH : SANTOSO BUDI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kehadiran Teknologi Sistem Informasi merupakan key success factor bagi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang bisa mengelola, mempertahankan dan mengembangkan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan organisasi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat mulai dari dunia pendidikan, kedokteran, pemerintahan, perusahaan

Strategi E-Commerce. Fauziah mayasari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini,

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

PROSEDUR PERENCANAAN & OPERASI

Mengenal Balanced Scorecard

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.

Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada PT. Taspen (Persero) Kcu Bandung

Gambar 3.1 Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan yang sangat penting dan vital dalam kehidupan, karena dengan listrik manusia bisa beraktifitas secara maksimal. Mengingat bisnis proses PT Pembangkitan Jawa Bali Unit pembangkitan Gresik adalah dalam rangka faktor penyediaan Energi Listrik (kwh) dan Kesiapan Unit atau Equivalent Availability Factor (EAF) ke pihak pelanggan (Customer) yaitu PT PLN (Persero) P3B Area Pelayanan dan Pemeliharaan (APP) Surabaya. Hal ini sangat menarik di PT PJB UP. Gresik dalam menjalankan bisnis proses tatakelolah unit sehingga berbagai aplikasi manajemen dijalankan dan manajemen berupaya fokus dalam pencapaian KPI Kinerja organisasional yang Exelen sesuai target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu kontrak kinerja unit pembangkit tahunan. Kebijakan manajemen yang dijalankannya didorong oleh empat hal yaitu : (1). Faktor internal, (2). Faktor kompetitor, (3). Faktor external, dan (4). Faktor Kontrak Kinerja Organisasional. Faktor Internal, umur unit semakin tua, degredasi atau peralatan unit sudah Tua (rata-rata 20 tahun), tentunya harus makin jeli dan kritis di dalam mengelolah aset, ditengah masuknya unit-unit pembangkit baru seperti Proyek Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE). Kondisi demikian tersebut diatas, PT PJB UP. Gresik harus tetap dapat meningkatkan performance unitnya dan mampu bersaing dengan kompetitor unit lainnya. 1

Penyediaan kwh energi listrik dan Equivalent Availability Factor (EAF) dituntut semakin meningkat Reability dan dapat bersaing di market share PT PLN (Persero) P3B. Target kontrak kinerja tahunan yang disepakati dan ditandatangani oleh Direktur Utama dengan General Manajer Unit Pembangkit pada awal tahun dan kemudian dilakukan evaluasi pencapaian kinerja pada akhir tahun. Pencapaian kinerja Unit pada akhir tahun akan mempengaruhi besarnya insentif dari para karyawan. Target kontrak kinerja secara garis besarnya merupakan bagian dari empat perspektif dalam sistim manajemen kinerja Balanced Scorecard yaitu : (1). Perspektif Keuangan; (2). Perspektif Pelanggan; (3). Perspektif Internal Proses; (4). Perspektif SDM. Hal ini dituntut adanya dukungan dan kerja sama dari seluruh sumber daya manusia yang dimiliki untuk mampu memahami arti pentingnya aplikasi tatakelola unit pembangkit tercapai baik Kinerja proses maupun Kinerja hasil (Result). Faktor Kompetitor, Tuntutan untuk bekerja dengan performance excellent menuju visi sebagai perusahaan world class company. Balanced Scorecard (BSC) sebagai tool manajemen strategis yang dimaksudkan untuk membuat sistem pengukuran strategi yang terdiri dari peta arah kebijakan perusahaan, pemantauan realisasi, analisa dan evaluasi kinerja perusahaan. Market share PJB pada faktor kesiapan operasi (EAF) dan energi listrik (kwh), Sedangkan market share untuk produk jasa O&M 58,5%. Pertumbuhan pasar energi listrik sekitar 5,5% dan jasa O&M 6% pertahun. Kompetitor PJB untuk produk energi listrik dan kesiapan operasi adalah Indonesia Power (IP), Unit PLN (Cilegon, PMT), dan IPP (PEC, Jawa Power, S2P). Kompetitor PJB untuk produk jasa O&M adalah Indonesia Power (IP) dan Siemens PMT. Perubahan-perubahan utama yang terjadi yang mempengaruhi bisnis 2

PJB meliputi (1). Masuknya kompetitor; (2). Regulasi dan perundang-undangan; (3). Harga dan suplai energi primer, dan Tumbuhnya pasar jasa O&M di Indonesia. Faktor External, Masuknya PPDE (Proyek Percepatan Diversifikasi Energi) : Masuknya Unit-unit Pembangkit Baru baru merupakan pesaing (Competitor) PT Pembangkitan Jawa Bali seperti Proyek Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE). Semakin tinggi Image PT PJB UP Gresik akan semakin menarik berbagai para Investor lain yang semakin percaya bahwa PT PJB merupakan Perusahaan yang sehat dan mempunyai Prospek yang baik di Market Share. Tantangan target kontrak kinerja organisasi sebagai Sasaran Strategis kunci PJB diukur pencapaiannya melalui penetapan indikator kinerja bertujuan pencapaian Top 10% terbaik dunia untuk kinerja EAF, EFOR Unit pembangkit sesuai jenis dan kapasitas berdasarkan standar NERC dan pencapaian band Industry Leader berdasarkan kriteria Malcolm Baldrige versi IQAF. Penetapan sasaran strategis PJB harus dimulai dari tahap analisis SWOT yang mengidentifikasi tantangan strategis dan keunggulan strategis perusahaan. Pengembangan karir yang diterapkan PT PJB UP. Gresik dengan metode talent pool atau kaderisasi tentunya bermanfaat meningkatkan kemampuan, sehingga akan mampu dalam : (1). Memberikan metode untuk mengukur kesiapan dari calon pemegang jabatan atas peran yang akan dipegangnya; (2). Memusatkan perhatian dari rencana pelatihan dan pengembangan pada kompetensi yang belum dimiliki oleh calon pemegang jabatan. Menurut Irwan Rei (2008), seorang Managimng Director Multi Talent Indonesia menjelaskan Strategi Practice membangun sistem pengembangan karir di dalam organisasi diantaranya yaitu: (1). Menentukan filosofi perusahaan, bagaimana seorang karyawan dapat mengembangkan karirnya 3

diperusahaan; (2). Membangun peta pergerakan atau pengembangan karir jabatan yang ada (career map) berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Lingkungan kerja perusahaan tentunya di tuntut senyaman dan sekondusif mungkin dalam melaksanakan tugas sehari hari dan dapat berjalan dengan baik, serta dituntut kondisi kondusif, memberikan rasa aman, dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Kepuasan kerja di organisasi sangat bermanfaat dan berpengaruh positif terhadap kinerja organisasional, mengingat organisasi terdiri dari berbagai unsur didalamnya, unsur-unsur tersebut meliputi unsur manusia (human), bahan baku (materials), mesin (machine), metode (methods), uang (money), dan unsur pasar (market). Mengingat manajemen telah mengetahui Kekuatan (Strenth), Kelemahan (Weekness), Peluang (Opportunity), serta Ancaman (Treath). Pengukuran Kinerja organisasional menurut Mulyadi dan Jhony (2001:353) bermanfaat terhadap peningkatan Kinerja organisasional yaitu : (1). Mengelolah operasi organisasional secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum; (2). Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti : promosi, transfer dan pemberhentian; (3). Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kreteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan; (4). Untuk Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka; (5). Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Tantangan pencapaian target operasi dituntut berusaha fokus memotivasi Inovasi dan Inprovisasi dalam menerapkan kontrak kinerja antara GM PT PJB UP. Gresik dengan Direktur Utama PT PJB. Berikut pencapaian kinerja organisasional selama sepuluh tahun pada tabel 1.1 sebagai berikut : 4

Tabel : 1.1 Diskripsi pencapaian kinerja organisasional Tuntutan Organisasional selalu komitmen melaksanakan evaluasi hasil pencapaian kontrak kinerja organisasional. Kinerja organisasional produk dan layanan dalam pembahasan ini meliputi : 1. EAF (Equivalent Availability Factor) Faktor Kesiapan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu Netto, satuan dalam persen. Formulasi Perhitungan Kinerja EAF : Indikator keberhasilan pencapaian EAF : Kinerja dengan indikator keberhasilan pencapaian lebih tinggi lebih baik (Realisasi>Rencana) dan polaritas positif ( ). 2. EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) Persentase jam gangguan dan jam derating yang tidak direncanakan terhadap jumlah jam pelayanan pembangkit dalam satu periode, satuan dalam persen. Formulasi Perhitungan Kinerja EFOR : 5

Synchronous Hours: Jumlah Jam Unit dalam kondisi berfungsi sebagai Synchronous Condenser. Indikator keberhasilan pencapaian EFOR : Kinerja dengan indikator keberhasilan pencapaian lebih rendah lebih baik (Realisasi < Rencana) dan polaritas negatif ( ). 3. SdOF (Suddent Outage Frequency) Jumlah gangguan mendadak pembangkit yang terjadi pada suatu unit pembangkit dalam suatu periode, dalam satuan kali/ unit. Formulasi Perhitungan Kinerja SdOF : Indikator keberhasilan pencapaian SdOF : Kinerja dengan indikator keberhasilan pencapaian lebih rendah lebih baik (Realisasi<Rencana) dan polaritas negatif ( ). 4. Efficiency Thermal Tingkat efisiensi dari Unit Pembangkit thermal dengan membandingkan energi kalori yang digunakan terhadap energi kalori yang dihasilkan pada suatu periode, dalam satuan persen. Formula Perhitungan Kinerja Efisiensi : Jumlah penjualan energi netto adalah merupakan kwh produksi bruto yang dihasilkan dikurangi dengan pemakaian sentral pembangkit, yang dinyatakan dalam satuan persen; Nilai kalor untuk bahan bakar : HSD = 9.000 kcal/ liter; MFO = 9.700 kcal/ liter; IDO = 9.200 kcal/ liter. Khusus untuk Batubara dan Gas Alam, nilai kalor yang digunakan dalam perhitungan realisasi bisa diambil 6

dari nilai kalor bahan bakar rata-rata tertimbang yang telah diperiksa oleh surveyor, dan dinyatakan masih berlaku pada saat periode pelaporan. Indikator keberhasilan pencapaian Efficiency Thermal: Kinerja dengan indikator keberhasilan pencapaian lebih tinggi lebih baik (Realisasi>Rencana) dan polaritas positif ( ). Pencapaian rencana dan realisasi kontrak kinerja sesuai dengan tabel 1.2 sebagai berikut : Tabel : 1.2 Rencana dan Realisasi Kontrak Kinerja Organisasi 10 Tahun Data emperik selama sepuluh tahun tersebut sebagai sampling dari beberapa pencapaian kontrak kinerja Organisasional, dapat dikatakan bahwa masih ada hal 7

yang perlu dilakukan untuk Inovasi dan Inprovemen, angka-angka tersebut dicermati khususnya yang belum mencapai target kinerja organisasional tersebut yaitu Kinerja EAF (%) tahun 2005, Kinerja SdOF (kali/unit) tahun 2002, dan Kinerja Net Efisiensi tahun 2002 s/d 2005. Pencapaian Kinerja Organisasional tersebut dipengaruhi dari tingkat penerapan manajemen Tatakelolah pembangkit dan juga di pengaruhi oleh 3 variabel yaitu lingkungan kerja, pengembangan karir, dan kepuasan kerja karyawan yang dirasakan. Dampak-dampak yang dimaksud tentunya menjadi fokus bagi peneliti bagaimana pengaruh pengembangan karir, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja karyawan terhadap Kinerja organisasional, kemudian manakah diantara dampakdampak tersebut yang paling dominan berpengaruh. Atas dasar latar belakang itulah maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut hubungan kausalitas antar variabel, juga termasuk adanya perubahan sistem dari ISO ke sistem Kriteria Baldridge, dengan end vision sebagai perusahaan world class company. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Pengembangan karir dan Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Organisasional PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik? 2. Apakah Pengembangan karir dan Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan kerja di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik? 8

3. Apakah Kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Organisasional PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik? 4. Apakah Pengembangan karir dan Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Organisasional di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik melalui Kepuasaan Kerja sebagai variabel Intervening? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Menguji pengaruh pengembangan karir dan lingkungan kerja terhadap kinerja organisasional di PT PJB Unit Pembangitan Gresik. 2. Menguji pengaruh pengembangan karir dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik. 3. Menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja organisasional di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik. 4. Menguji pengaruh kepuasan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja organisasional PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Bagi Pengembangan Teoritis Memberikan sumbangan ilmiah dalam memperkuat dan pengembangan teori pengaruh Pengembangan Karir dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja 9

Organisasional dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik. b. Bagi Pengembangan Praktek Memberikan kontribusi praktis & Analisa pengaruh Pengembangan Karir dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Organisasional PT PJB UP. Gresik dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel Intervening serta bahan pertimbangan dalam mengembangkan kebijakan strategi bisnis proses baru melalui informasi faktual dalam menetapkan kebijakan, pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pada PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik.. 10