BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dapat diperoleh dari pasar uang atau bisa juga dari pasar valas.

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

BAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode , yang terjadi pada

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan metode purposive sampling yang digunakan, sampel yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. mengambil perspektif pasar modal, dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan mengunakan data time series dari kuartal pertama 2000 sampai

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah indeks harga saham gabungan

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB III METODE PENELITIAN

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

ANALISIS INVESTASI SUMATERA BARAT (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODELS) Oleh : Melty Roza Adry ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA

BULAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

ANALISIS INVESTASI, EKSPOR, DAN KURS TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROVINSI MALUKU, : PENDEKATAN ERROR CORRECTION

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

Mario Adventino Hamboerh Siti Saadah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap data yang meliputi pemilihan model dengan membandingkan antara model linear dan model logarima, pengujian kausalitas, pengujian stasionaritas data (meliputi uji akar-akar unit dan uji kointegrasi), regresi OLS apabila data series yang dipergunakan stasioner atau berintegrasi pada level, atau pengujian model jangka pendek apabila antar variabel yang diamati memiliki hubungan linear pada tingkat integrasi first differences atau second differences. Seluruh data variabel penelitian yang dikumpulkan, yaitu IHSG dan PDBR harga konstan 2000 yang dapat dilihat pada lampiran 1. Data tersebut berupa data runtun waktu (time series) dengan skala data kuartalan, dengan periode penelitian kuartal pertama tahun 2000 sampai kuartal kedua tahun 2008. Tabel 4.1. Memperlihatkan rekapitulasi statistik deskriptif awal untuk data sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 Rekapitulasi Statistik Sampel IHSG PDBR LGIHSG LGPDBR Mean Median 1,033.010 416,333.2 6.728850 12.93147 734.0400 408,771.6 6.598561 12.92088

52 Maximum Minimum Std.Dev. Skewness Kurtosis 2,726.930 518,248.8 7.910932 13.15821 381.0500 339,447.4 5.942931 12.73507 709.8146 53,049.56 0.649130 0.126159 1.009116 0.334596 0.384548 0.185567 2.762439 1.920514 1.768028 1.830669 Observations 34 34 34 34 Tabel di atas memperlihatkan uji statistik deskriptif untuk variabel dengan nilai awal dan variabel dalam logaritma. Tujuan memperlihatkan kedua kelompok data ini adalah untuk mendeskripsikan sifat dari kedua kelompok data tersebut. Secara informal dapat dikatakan bahwa variabel logaritma akan memiliki fluktuasi dan standar deviasi yang lebih kecil. Namun secara formal belum bisa dikatakan bahwa data logaritma akan memberikan hasil estimasi ordinary least square (OLS) yang lebih baik daripada data awal. Pengujian secara formal akan dilakukan dengan menggunakan pengujian Akaike Information Criteria (AIC) dan Schwarz-Bayesia Criteria (SBC) untuk menentukan apakah model logaritma akan lebih baik daripada model linear biasa atau sebaliknya. Dari rekapitulasi uji statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa series IHSG selama periode kuartal pertama tahun 2000 sampai kuartal kedua tahun 2008 memiliki nilai rata-rata 1.033,010 median 734.0400, dan standar deviasi 709.8146. Nilai IHSG terendah pasca akhir masa krisis ekonomi sebelumnya pada awal tahun 2000 hingga akhir 2003 sekitar 380 poin dikarenakan masih traumanya investor di

53 pasar modal Indonesia akibat krisis ekonomi yang terjadi di pertengahan 1997 sehingga investor belum berani melakukan transaksi di pasar modal. Namun demikian nilai IHSG tertinggi terjadi pada akhir tahun 2007 (sekitar 2700 poin). Ini menunjukan bahwa mulainya recovery ekonomi pada akhir tahun 2003 ditanggapi positif oleh pelaku pasar modal yang ditunjukan oleh mulai kembalinya IHSG ke posisi yang tinggi. Nilai Skewness dari series menunjukkan angka 1.009116. Skewness atau kecondongan ini mengukur simetris tidaknya distribusi dari series di sekitar rataratanya. Nilai skewness yang positif mempunyai arti distribusi lebih condong ke kiri (mempunyai ekor kanan yang panjang), sedangkan nilai skewness yang negatif berarti distribusi condong ke kanan (mempunyai ekor kiri yang panjang). Karena skewness series ini menunjukkan nilai positif maka mengindikasikan bahwa distribusi series ini lebih condong ke kiri dari series di sekitar rata-ratanya. Nilai Kurtosis adalah mengukur kerataan (peakness atau flatness) dari distribusi suatu series. Nilai kurtosis pada distribusi normal adalah 3. Apabila nilai kurtosis lebih dari 3, distribusi berbentuk tinggi (leptukoric) relatif terhadap distribusi normal, dan apabila nilai kurtosis kurang dari 3, berarti distribusi berbentuk rata (platykurtic) relatif terhadap distribusi normal. Pada series ini kurtosis bernilai 2.762439 berarti distribusi IHSG periode kuartal pertama 2000 hingga kuartal kedua 2008 ini relatif berbentuk tinggi (leptukortic) terhadap distribusi normal. Nilai mean PDBR Indonesia pada periode pengamatan adalah sekitar Rp. 416 trilyun, dengan nilai tertinggi pada kuartal kedua 2008 (sekitar Rp.518 trilyun) dan nilai terendah pada kuartal kedua 1999 (sekitar Rp. 339 trilyun).

54 Dengan menggunakan nilai logaritma, LGIHSG bernilai mean sekitar 6,72, dengan nilai tertinggi sekitar 7,91 dan nilai terendah sekitar 5,94. Sementara LGPDBR bernilai tengah 12,92 dengan nilai tertinggi 13,15 dan nilai terendah 12,73. Pemilihan Model antara Linear dan Log-Linear Sebelum melakukan pengujian kausalitas untuk variabel IHSG dan PDBR, penulis melakukan terlebih dahulu pemilihan model antara model linear dan model log-linear untuk menentukan model mana yang lebih baik untuk mewakili periode pengamatan. Pemilihan antara model linear dan model log-linear dilakukan dengan menggunakan metode pemilihan model berdasarkan kriteria fit dan parsimory, yaitu Akaike Information Criteria (AIC) dan Schwarz-Bayesia Criteria (SBC) (Verbeek,2001). Untuk pengolahan data kriteria fit dan parsimony AIC dan SBC, penulis memakai software EViews 5.0. Dengan cara melakukan regresi Ordinary Least Squared (OLS), hubungan fungsional antar variabel dan kriteria fit dan parsimony bisa didapatkan. Tabel 4.2 dan 4.3 memperlihatkan hasil regresi OLS untuk model linear dan model log-linear secara berurutan.

55 Tabel 4.2 Hasil Regresi OLS untuk model Linear Dependent Variable: PDBR Method: Least Squares Date: 11/13/08 Time: 01:43 Sample: 2000Q1 2008Q2 Included observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. - C 4190.408 344.9118-12.14922 0.0000 IHSG 0.012546 0.000822 15.26307 0.0000 R-squared 0.879228 Mean dependent var 1033.010 Adjusted R-squared 0.875454 S.D. dependent var 709.8146 S.E. of regression 250.5016 Akaike info criterion 13.94183 Sum squared resid 2008034. Schwarz criterion 14.03162 Log likelihood - 235.0111 F-statistic 232.9614 Durbin-Watson stat 0.612408 Prob(F-statistic) 0.000000 Tabel 4.3 Hasil Regresi OLS untuk Model Log-Linear Dependent Variable: LGPDBR Method: Least Squares Date: 11/13/08 Time: 01:55 Sample: 2000Q1 2008Q2 Included observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 11.68904 0.072481 161.2701 0.0000 LGIHSG 0.184642 0.010723 17.21860 0.0000 R-squared 0.902582 Mean dependent var 12.93147 Adjusted R-squared 0.899537 S.D. dependent var 0.126159 S.E. of regression 0.039987 Akaike info criterion -3.543494 Sum squared resid 0.051167 Schwarz criterion -3.453708 Log likelihood 62.23939 F-statistic 296.4803 Durbin-Watson stat 0.757350 Prob(F-statistic) 0.000000

56 Baik Tabel 4.2 maupun Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa variabel IHSG dan variabel PDBR memiliki hubungan fungsional yang positif signifikan (lihat probabilitas statistic-t yang menunjukan signifikansi pada α=5%). Demikian juga dengan konstanta (C) yang dihasilkan pada model linear dan log-linear signifikan secara statistik. Karena sama-sama kedua model tersebut mewakili periode pengamatan pada penelitian ini maka penulis membandingkan AIC dan SBC pada kedua model tersebut. Pengambilan keputusan pada kedua kriteria ini adalah nilai yang lebih kecil menunjukan model yang lebih fit dan parsimory. Dari kedua model tersebut, terlihat lebih jelas bahwa nilai AIC dan SBC pada log=linear lebih baik daripada model linear. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model log-linear lebih mewakili periode data yang digunakan. Tabel 4.4 Summary Hasil Regresi OLS Model Linear dan Log Linear Model Linear Model Log linear C (Prob) 0.0000 0.0000 IHSG (Prob) 0.0000 0.0000 AIC 13.94183-3.543494 SBC 14.03162-3.453708 Pengujian Stasioneritas Data yang tidak stationer bila diregresikan akan mudah menyebabkan regresi lancung. Data dikatakan stasioner bila memenuhi syarat berikut: (1) rata-rata dan variannya konstan sepanjang waktu, dan (2) kovarian antara dua data runtut waktu

57 tergantung pada kelambanan antara dua periode tersebut. Oleh karenanya data yang tidak stasioner harus dijadikan stasioner dulu. Pengujian stasioneritas dipergunakan untuk melihat perilaku data. Penerapan regresi OLS secara langsung kepada data series mengasumsikan bahwa data yang dipergunakan berintegrasi pada level (derajat nol). Apabila asumsi ini dilanggar maka regresi yang dihasilkan akan bersifat lancung (Spurious regression) (Granger dan Newbold, 1974). Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Nelson dan Plosser (1984), data series makroekonomi sebagaian besar berintegrasi pada derajat satu (first differences). Karena itu, penerapan secara langsung regresi OLS menyebabkan uji-t tidak berdistribusi normal sehingga asumsi dasar OLS tidak terpenuhi. Hasil pengujian dengan regresi OLS untuk data series yang berintegrasi pada derajat yang lebih tinggi daripada nol akan menyebabkan bias estimasi. Untuk menghindari regresi lancung, penulis melakukan pengujian sifat data dengan menggunakan uji akar-akar unit (unit roots test) dan uji kointegrasi (cointegration). Pengujian akar-akar unit yang dipergunakan pada penelitian ini adalah uji Philips-Perron (PP). Uji Akar Unit (Unit Roots Test) Salah satu metode yang memadai untuk memastikan keadaan stationeritas suatu series adalah Phillips Perron (PP) Test. Pengujian PP test ini adalah untuk melihat adanya akar-akar unit (Unit root test) atas data runtun waktu yang akan dianalisis, dimana hipotesa null ρ = 1 berarti data adalah non stasioner dan hipotesis

58 alternatifnya adalah ρ<1 yang berarti data telah stasioner. Apabila PP Test Statistic lebih kecil dari nilai absolut kritis MacKinnon, maka hipotesis null ρ = 1 ditolak, yang berarti bahwa data adalah stasioner. Pengujian Akar Unit Data 2000:1 2008:2 Phillip-Peron Test untuk semua data series selama periode kuartal pertama 1999 hingga kuartal kedua 2008 ditunjukkan oleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Rekapitulasi Pengujian Akar Unit Data Tingkat Level No Variabel penelitian PP Test Statistic MacKinnon 5% Critical Value 1 LGPDBR 1.045472-2.954021 2 LGIHSG 0.514268-2.954021 Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa hasil uji tingkat level untuk variabel LGIHSG dan LGPDBR PP test statistic lebih besar dibandingkan MacKinnon 5% critical value, maka hipotesis null ρ = 1 diterima, yang berarti bahwa data nonstationer. Kemudian variabel LGIHSG dan LGPDBR yang masih belum stasioner selanjutnya diuji kembali pada tingkat difference. Tabel 4.6 merupakan rekapitulasi pengujian akar unit dengan metode Phillips Perron pada tingkat first difference.

59 Tabel 4.6 Rekapitulasi pengujian akar unit data First Differences No Variabel penelitian PP Test Statistic MacKinnon 5% Critical Value 1 LGPDBR -15.44900-2.957110 2 LGIHSG -4.603558-2.957110 Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada first difference, variabel LGIHSG yang non-stasioner pada tingkat level, kini telah memiliki nilai PP Test Statistic lebih kecil dibandingkan MacKinnon 5% critical value. Maka hipotesis null ρ = 1 ditolak, yang berarti bahwa data telah stasioner. Begitu juga dengan variabel LGPDBR untuk nilai PP test statistic lebih kecil dibandingkan MacKinnon 5% critical value sehingga data telah stationer. Dari pengujian akar-akar unit ini dapat disimpulkan bahwa uji kointegrasi dapat dilakukan karena kedua data series memiliki derajat integrasi yang sama yaitu pada tingkat first differences. Model jangka panjang hubungan fungsional antara LGIHSG dan LGPDBR dapat dilihat pada tabel 4.7. Terlihat bahwa dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi (LGPDBR) memberikan pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja pasar modal (LGIHSG) dimana variabel LHPDBR mampu menjelaskan pengaruhnya sebanyak 89% terhadap variabel LGIHSG. ( lihat R-squared = 0,898888).

60 Tabel 4.7. Model Jangka Panjang Hubungan Pasar Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Dependent Variable: LGIHSG Method: Least Squares Date: 11/15/08 Time: 07:49 Sample: 2000Q1 2008Q2 Included observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C -21.81261 1.406024-15.51369 0.0000 LGPDBR 9.264890 0.549306 16.86653 0.0000 R-squared 0.898888 Mean dependent var 1.901964 Adjusted R-squared 0.895728 S.D. dependent var 0.095257 S.E. of regression 0.030760 Akaike info criterion -4.068197 Sum squared resid 0.030277 Schwarz criterion -3.978411 Log likelihood 71.15934 F-statistic 284.4799 Durbin-Watson stat 0.755347 Prob(F-statistic) 0.000000 Uji Kointegrasi Dua variabel yang tidak stationer sebelum didiferensikan namun stasioner pada tingkat diferensi pertama, besar kemungkinan akan terjadi kointegrasi, yang berarti terdapat hubungan jangka panjang diantara keduanya. Uji kointegrasi berusaha menguji apakah terdapat kombinasi linear antar kedua variabel. Salah satu cara untuk menguji keberadaan kointegrasi adalah dengan berdasarkan pendekatan vector autoregressions (VAR) Johansen. Tabel 4.7 menyajikan hasil uji kointegrasi Johansen. Uji Kointegrasi Johansen dilakukan dengan menggunakan pajang lag = 4. Pemilihan lag didasarkan

61 atas Akaike Information Criteria (AIC). Menggunakan panjang lag ini, residual pada setiap persamaan VAR bebas dari masalah normalitas dan autokorelasi. Tabel 4.8 Johansen Cointegration Test Date: 11/15/08 Time: 05:31 Sample (adjusted): 2001Q2 2008Q2 Included observations: 29 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: LGIHSG LGPDBR Lags interval (in first differences): 1 to 4 Hypothesized Trace 5 Percent 1 Percent No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Critical Value None * 0.314744 16.01687 15.41 20.04 At most 1 * 0.159992 5.055959 3.76 6.65 Trace test indicates 2 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test indicates no cointegration at the 1% level *(**) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Berdasarkan nilai trace statistic dan maximum eigenvalen pada nilai kritis 5%, terdapat dua vektor kointegrasi antara variabel LGIHSG dan LGPDBR. Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh variabel cenderung bergerak menuju ekuilibrium dalam jangka panjang. Dengan kalimat lain, dalam setiap periode jangka pendek, variabel LGIHSG dan LGPDBR cenderung saling menyesuaikan untuk mencapai ekuilibrium jangka panjang. Engle dan Granger (1987) berargumen bahwa apabila sekelompok data series memiliki kombinasi linear maka model koreksi kesalahan (error correction model ECM) dapat dipergunakan untuk mengestimasi data series yang ada. Pada penelitian

62 ini, ECM yang akan dipergunakan adalash prosedur dua langkah Engle dan Granger (1987). Pengujian Kausalitas Granger Hasil pengujian kausalitas Granger dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 4.9 Granger Causality Test Pairwise Granger Causality Tests Date: 11/15/08 Time: 05:54 Sample: 2000Q1 2008Q2 Lags: 2 Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability LGPDBR does not Granger Cause LGIHSG 32 7.92437 0.00196 LGIHSG does not Granger Cause LGPDBR 2.37253 0.11240 Terlihat bahwa pada pengujian arah kausalitas berasal dari LGPDBR ke LGIHSG dimana mempelihatkan nilai F-Statistik yang lebih besar (F-Stat=7.92437) dan nilai probalitas yang lebih kecil 5% (Prob = 0.00196). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk kasus Indonesia dengan periode pengamatan dari kuartal pertama tahun 2000 sampai kuartal kedua tahun 2008, hipotesis growth-lead finance yang berlaku. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia mendorong terciptanya permintaan di pasar keuangan. Hasil ini dapat dijelaskan dengan argumen belum efisiennya pasar modal Indonesia. Hasil pengujian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Suyanto dan Ch. Ruth Elisabeth (2004) dengan mengambil perspektif pasar keuangan dari sisi pasar modal, juga temuan yang dihasilkan oleh

63 Susianto (1997) yang memperlihatkan bahwa efisiensi pasar modal Indonesia masih dalam bentuk lemah. Tabel 4.10 Engle-Granger Error Correction Model Dependent Variable: D(LGIHSG) Method: Least Squares Date: 11/15/08 Time: 05:48 Sample (adjusted): 2000Q2 2008Q2 Included observations: 33 after adjustments Variable Coefficien t Std. Error t-statistic Prob. C 0.005999 0.003134 1.914021 0.0652 D(LGPDBR) 0.136666 1.615556 0.084594 0.9331 RESID01(-1) -0.318442 0.095498-3.334533 0.0023 R-squared 0.290994 Mean dependent var 0.005995 Adjusted R-squared 0.243727 S.D. dependent var 0.017947 S.E. of regression 0.015608 Akaike info criterion -5.395595 Sum squared resid 0.007308 Schwarz criterion -5.259549 Log likelihood 92.02732 F-statistic 6.156368 Durbin-Watson stat 1.524250 Prob(F-statistic) 0.005751 Tabel 4.10 memperlihatkan hasil pengujian ECM untuk Engle-Granger (EG). Hasil pengujian model ECM memperlihatkan bahwa error correction term (ECT) yang ditunjukan oleh RESID01(-1) memiliki tanda negatif sesuai yang diharapkan dengan tingkat signifikansi secara statistic pada α = 1%. Hal ini menunjukkan bahwa disekuilibrium jangka pendek akan mengarah ke ekuilibrium jangka panjang dengan kecepatan penyesuaian yang cukup cepat karena semakin koefisien ECT mendekati nol, semakin cepat tingkat penyesuaian yang akan terjadi dari disekuilibrium jangka pendek ke ekuilibrium jangka panjang. Begitu juga sebaliknya. Dimana tingkat

64 penyesuian dapat dihitung dari,ג- 1 untuk ג adalah nilai absolut koefisien ECT. Pada penelitian ini, tingkat penyesuaian adalah sebesar 1-0,32 = 0,68.