LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERENCANAAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

2.1 Rencana Strategis

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj)

Jakarta, Juli Penanggungjawab. Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Kabid Perencanaan dan Evaluasi. Kabag TU.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016

PRODUKSI GARAM INDONESIA

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

Jakarta, Januari Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha. (Drs. Riyanto Basuki, M.Si)

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

pengukuran kinerja dilakukan dengan bantuan perangkat lunak berbasis balanced

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.46/MEN/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH

Pasal II. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C.

RIFKY EFFENDI HARDIJANTO

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

MAMAN HERMAWAN. Sekretaris Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I

2.5. Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a, K K P

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

[RENCANA AKSI DIREKTORAT RUMAH SWADAYA]

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

3.1 Prestasi Kinerja

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU OKTOBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2014

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAPORAN KINERJA KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Tahun disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja organisasi. Penyusunan LAKIP Pusat Pendidikan KP mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, serta Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-. Sejalan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan secara umum dan khususnya Pusat Pendidikan KP telah menerapkan metode Balanced Scorecard (BSC) sebagai alat ukur manajemen kinerja. Kinerja Pusat Pendidikan KP diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis (SS) sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (PK) Pusat Pendidikan KP Tahun. Penetapan Kinerja (PK) Pusat Pendidikan KP Tahun terdiri atas 13 Sasaran Strategis (SS) dan 23 Indikator Kinerja Utama (IKU). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan menginformasikan capaian kinerja, masalah dan solusi yang dilakukan dalam mewujudkan tugas dan tanggungjawab yang diemban/dilaksanakan di Tahun khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil program atau kegiatan yang telah dilakukan oleh BPSDMKP. Dengan mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya i

LAPORAN KINERJA sehingga laporan ini dapat disusun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan sekaligus sebagai bahan masukan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah kepada yang berkepentingan. Jakarta, Januari 2015 Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Dr. Ir. I Nyoman Suyasa, MS NIP.195805191983031004 Lembar Pengesahan No Nama Pejabat Paraf 1. Kabid Program 2. Kasubbid Monev 3. Kasubbag TU ii

LAPORAN KINERJA DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar belakang... 1 1.2. Tujuan... 3 1.3. Tugas dan Fungsi... 3 BAB II. PERENCANAAN KINERJA... 8 2.1. Rencana Strategik... 8 2.2. Rencana Pencapaian Program dan Kegiatan... 9 2.3. Penetapan Kinerja... 10 2.4. Pengukuran Kinerja... 13 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA... 14 3.1. Capaian Kinerja Organisasi... 14 3.2. Realisasi Anggaran Pusat Pendidikan KP Tahun... 77 BAB IV. PENUTUP... 89 iii

LAPORAN KINERJA DAFTAR TABEL Halaman 2.1. Program, Sasaran dan Tujuan Pusat Pendidikan KP... 10 2.2. Penetapan Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard Pusat Pendidikan KP Tahun... 11 3.1. Pencapaian Kinerja Bidang Pendidikan KP Tahun... 14 3.2. Realisasi NTN Tahun... 17 3.3. Perbandingan Data NTN Tahun terhadap Realisasi Tahun 2013... 17 3.4. Perkembangan NTN dari Tahun 2010... 18 3.5. Realisasi NTN Per Bulan... 19 3.6. NTPi Tahun... 21 3.7. Capaian IKU 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Th 2010... 22 3.8. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Tahun... 23 3.9. Realisasi Pendapatan Pengolah dan Pemasar... 25 3.10. Pencapaian IKU 1 Ditjen P2HP, 2013... 25 3.11. Realisasi Rata-rata Pendapatan Petambak Garam per KK/bulan Tahun... 26 3.12. Rata-rata pendapatan petambak garam per KK/bulan (rupiah) dan jumlah Produksi Garam rakyat Tahun... 27 3.13. Target dan Realisasi IKU Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun... 29 3.14. Pertumbuhan PDB Tahun... 29 3.15. Laju Pertumbuhan PDB Tahun 2013... 30 3.16. Pertumbuhan PDB Tahun 2013... 32 3.17. PDB Perikanan 2010... 33 3.18. Capaian Kinerja Rasio SDM KKP yang Menyelesaikan Pendidikan Melalui Tugas Belajar dan Izin Belajar Dibnding total peserta... 36 3.19. Jumlah SDM KKP yang Menyelesaikan Pendidikan Melalui Pendidikan Formal tahun 2104... 36 3.20. Realisasi Anggaran Pendukung... 37 3.21. Realisasi Peserta Didik Yang berasal Dari Anak pelaku Utama... 37 3.22. Jumlah Anak Pelaku Utama di Satuan Pendidikan KP tahun... 38 iv

LAPORAN KINERJA DAFTAR GAMBAR Halaman 1.1. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan... 6 3.1. Fluktuasi Caaian Nilai Tukar Nelayan Tahun... 19 3.2. Plotting Capaian NTN Tahun per Provinsi Terhadap Angka Batas Kesejahteraan... 20 3.3. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun... 24 3.4. Laju pertumbuhan PDB kelompok Pertanian Tahun 2013-... 30 3.5. Laju Pertumbuhan PDB Nasional Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan PDB Perikanan Atas Harga Konstan Tahun 2009... 32 3.6. Perkembangan Nilai PDB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010... 34 3.7. Perkembangan Nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010... 34 3.8. Laju Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2001... 35 3.9. Anak Pelaku Utama dan Orang Tuanya... 38 3.10. Kegiatan Wisuda Pendidikan KP... 42 3.11. Kegiatan Sertifikasi Asesor Lingkup Pusdik KP Tahun... 52 3.12. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun dengan Target Jangka Menengah Sesuai dengan Perencanaan Strategis Nasional... 71 3.13. Kegiatan Peningkatan Profesionalisme Jabatan Fungsional Pendidik... 78 3.14. Kegiatan Workshop Penyusunan Butir Soal dan Analisis Soal Tahun... 87 vii

LAPORAN KINERJA 3.23. Jumlah Anak Pelaku Utama yang Memperoleh Bantuan Biaya Pendidikan Di Perguruan Tinggi Di luar satuan Pendidikan KP Tahun... 39 3.24. Jumlah Anak pelaku Utama yang Memperoleh Bantuan Biaya Pendidikan KP Pendidikan Menengah... 40 3.25. Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung... 41 3.26. Jumlah tenaga Kerja dari Lulusan Pendidikan KP... 42 3.27. Jumlah Lulusan Pendidikan di Satuan Pendidikan KP TP... 42 3.28. Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung... 43 3.29. Rasio Kebutuhan Tenaga Kerja Sektor KP di Wilayah Industrialisasi... 44 3.30. Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung... 44 3.31. Capaian Kinerja Jumlah Masyarakat KP yang Menerima Informasi Lapangan Kerja Sektor KP... 46 3.32. Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung... 46 3.33. Kegiatan Penyebaran Informasi Lapangan Kerja Sektor KP... 46 3.34. Capaian Kinerja Jumlah Peserta Didik Vokasi Bidang KP... 47 3.35. Jumlah Peserta Didik tahun /2015 di Satuan Pendidikan KP... 47 3.36. Reakisasi Anggaran Kegiatan Pendukung... 48 3.37. Capaian Kinerja Rasio Peserta Didik yang Terserap di Dunia Usaha dan Dunia Industri... 49 3.38. Jumlah Peserta Didik Yang Terserap di Dunia Usaha/Dunia Industri Tahun... 49 3.39. Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung... 50 3.40. Capaian Kinerja Rasio SDM KKP Yang Melakukan Peningkatan Jenjang Pendidikan Formal... 51 3.41. Jumlah Rencana Kebutuhan Peningkatan Jenjang Pendidikan Formal... 51 3.42. Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung... 52 3.43. Capaian Kinerja Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Yang Meningkat Kompetensinya... 53 3.44. Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Yang Meningkat Kompetensinya... 53 3.45. Realisasi Anggaran Kegaiatan Pendukung... 54 3.46. Capaian Kinerja Rasio Peserta Didik Yang Tidak terserap di Dunia Usaha Dan Dunia Industri Tahun... 55 v

LAPORAN KINERJA 3.47. Jumlah Peserta Didik Yang Tidak Terserap di Dunia Usaha dan Dunia Industri... 56 3.48. Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung... 56 3.49. Capaian Kinerja Pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan... 56 3.50. Eselon dan Jenjang Pangkat Struktural... 57 3.51. Hasil Pengukuran Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Struktural Eselon II dan III... 58 3.52. Perbandingan Capaian Kinerja dengan target Thn... 58 3.53. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2013 dan... 59 3.54. Perbandingan Antara Realisasi Capaian IKU 17 dan Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung... 59 3.55. Capaian Indikator Kinerja Utama 18... 60 3.56. Perbandingan Capaian IKU 18 Terhadap Capaian Tahun Sebelumnya... 61 3.57. Publikasi Tahun... 63 3.58. Capaian Kinerja Perpustakaan Lingkup BPSDMKP Tahun... 64 3.59. Anggaran Pelaksanaan Kegiatan Pendukung... 65 3.60. Perbandingan Capaian tahun 2013 dan... 66 3.61. Dukungan Anggaran Terkait dengan capaian IKU 19... 66 3.62. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Tahun... 69 3.63. Perbandingan Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun dengan Tahun sebelumnya... 71 3.64. Perbandingan antara realisasi capaian AKIP dengan realisasi anggaran kegiatan pendukung... 72 3.65. Rekapitulasi Nilai IKM Lingkup BPSDMKP... 73 3.66. Perbandingan Capaian Tahun ini dengan Tahun Sebelumnya... 73 3.67. Perbandingan Capaian Nilai inisiatif Anti Korupsi BPSDMKP 2013 dan... 75 3.68. Perbandingan Penilaian Pelaksanaan RB Antara Asesor dan Tim Itjen... 76 3.69. Perbandingan Capaian tahun ini dengan Tahun sebelumnya... 77 3.70. Realisasi Anggaran Dukungan Kegiatan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi... 77 3.71. Realisasi Anggaran Pusat Pendidikan KP Tahun... 78 vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat Pendidikan Kelautan Perikanan mempunyai fungsi yang antara lain penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pendidikan menengah kejuruan di bidang kelautan dan perikanan. Untuk mewujudkan fungsi tersebut, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan mempunyai kegiatan dan Satuan Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan Kerja (Satker). Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, Pusat Pendidikan KP berkewajiban untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintan (LAKIP), sehingga peranan, fungsi dan hasil kinerja dapat dievaluasi dan dipertanggungjawabkan. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 perihal Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor.239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No.29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dimana ketiga peraturan tersebut secara prinsip mengatur tentang adanya kewajiban pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan tugas, fungsi dan kebijakan yang dilakukan bagi setiap Instansi Pemerintah Penyelenggara Negara, yang diantaranya mewajibkan untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan menyampaikan kepada instansi Pembina Penyelenggara Negara, yaitu Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 15 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bab XI Bagian Keempat bahwa Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan bahan kebijakan dan program, serta melaksanakan penyusunan pedoman, standar, 1

bimbingan, monitoring, dan evaluasi tata penyelenggaraan, kebutuhan pendidikan, pengembangan dan pembinaan kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan pendidikan, lembaga, dan tenaga pendidik di bidang kelautan dan perikanan. Secara kelembagaan, susunan organisasi Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 15 tahun 2010, Pasal 961, terdiri dari; Bidang Program, Monitoring, dan Evaluasi, Bidang Penyelenggaraan Pendidikan, Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional. Pusat Pendidikan KP membawahi Unit Pelaksana Teknis Pusat pendidikan yang terdiri dari : Sekolah Tinggi Perikanan (STP Jurusan Penyuluhan Bogor dan BAPPL Serang), Politeknik KP Sidoarjo, Politeknik KP Bitung dan Politeknik KP Sorong; Sekolah Usaha Menengah Perikanan Negeri (SUPM N) Ladong, SUPM N Pariaman, SUPM N Kota agung, SUPM N Pontianak, SUPM N Tegal, SUPM N Bone, SUPM N Waiheru, SUPM N Sorong dan SUPM N Tegal di Kupang. LAKIP Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Tahun merupakan salah satu kewajiban dan bentuk pertanggungjawaban terhadap tugas dan fungsi serta menggambarkan berbagai capaian kinerja (sasaran, indikator kinerja,target dan realisasi) yang dilengkapi dengan analisis dan evaluasi terhadap Penetapan Kinerja (PK) dengan Balanced Scorecard (BSC). Dasar pelaksanaan kegiatan Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, berdasarkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang terdiri dari kebijakan dalam Rencana Strategik (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan. Rencana Strategik BPSDMKP tahun 2010- dan Penetapan Kinerja Pusat Pendidikan KP tahun. 2

1.2. Tujuan Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Tahun adalah : a. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban terhadap tugas dan fungsi Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Tahun. b. Menyediakan bahan informasi kepada pihak-pihak terkait tentang kinerja Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Tahun. 1.3. Tugas dan fungsi Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.15/MEN/2010 tanggal 6 Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pusat Pendidikan KP adalah salah satu unit kerja eselon II di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan bertugas melaksanakan penyiapan perumusan bahan kebijakan dan program, serta melaksanakan penyusunan pedoman, standar, bimbingan, monitoring, dan evaluasi tata penyelenggaraan, kebutuhan pendidikan, pengembangan dan pembinaan kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan pendidikan, lembaga, dan tenaga pendidik di bidang kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Pusat Pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian dan penyiapan perumusan bahan kebijakan, perencanaan, program pendidikan di bidang kelautan dan perikanan; b. pelaksanaan kerja sama pendidikan dan tugas belajar di bidang kelautan dan perikanan; c. pelaksanaan penyusunan pedoman, standar, dan bimbingan tata penyelenggaraan pendidikan serta pengembangan penyusunan kebutuhan d. pendidikan di bidang kelautan dan perikanan; e. penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pendidikan menengah kejuruan di bidang kelautan dan perikanan; 3

f. pelaksanaan pengembangan dan pembinaan kelembagaan, tenaga pendidik, peserta didik, dan alumni pendidikan berstandar internasional di bidang kelautan dan perikanan; g. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan dan hasil pendidikan di bidang kelautan dan perikanan; dan h. pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan didukung oleh bidang-bidang, yang terdiri dari: a. Bidang Program, Monitoring, dan Evaluasi; b. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan; c. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan; d. Subbagian Tata Usaha; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. 1. Bidang Program, Monitoring, dan Evaluasi Mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penyiapan perumusan kebijakan, perencanaan, program, anggaran, monitoring, evaluasi, serta kerja sama pendidikan dan tugas belajar di bidang kelautan dan perikanan. Bidang Program mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan pengkajian, perumusan dan pengembangan kebijakan, penyerasian dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, serta kerja sama pendidikan di bidang kelautan dan perikanan dan tugas belajar. b. penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring, evaluasi, penyiapan data dan informasi di bidang pendidikan kelautan dan perikanan serta pelaporan pelaksanaan pendidikan. 2. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan standar kompetensi, pedoman, metode, kurikulum, silabus, modul, peserta didik dan alumni, sarana, prasarana, pembinaan, bimbingan tata penyelenggaraan dan 4

sistem penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi di bidang kelautan dan perikanan. Adapun fungsinya: a. penyiapan bahan penyusunan standar kompetensi, pedoman, metode, kurikulum, silabus, modul, pembinaan, bimbingan tata penyelenggaraan pendidikan dan sistem penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi vokasi di bidang kelautan dan perikanan. b. penyiapan bahan penyusunan kebutuhan pendidikan serta kebutuhan sarana dan prasarana, peserta didik dan alumni pendidikan di bidang kelautan dan perikanan. 3. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Mempunyai tugas melaksanakan pengembangan, pembinaan dan analisis kelembagaan pendidikan, pedoman, standar, ketenagaan dosen, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Adapun fungsinya : a. penyiapan pengembangan, pembinaan, pedoman, standar, dan analisis kelembagaan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi di bidang kelautan dan perikanan; dan b. penyiapan pengembangan, pembinaan, pedoman, standar, dan analisis ketenagaan dosen, guru, dan tenaga kependidikan lainnya Melihat tugas dan fungsi Pusat Pendidikan KP, maka permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi Pusat Pendidikan KP di tahun adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan akses pendidikan KP bagi Anak Pelaku Utama Pengembangan kelembagaan Pendidikan Institut dan Politeknik; 2. Pembangunan Kampus Teaching Factory STP di Karawang (Jawa Barat) dan Kampus Konservasi di Wakatobi (Sulawesi Tenggara); 3. Penyesuaian Kurikulum Nasional di Pendidikan Tinggi dan Menengah Kelautan dan Perikanan dengan kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 4. Pengembangan Pendidikan Vokasi melalui Teaching Factory di SUPM; 5

5. Mendorong para lulusan satuan pendidikan lingkup KKP untuk menjadi tenaga profesional atau wirausaha muda di sektor kelautan dan perikanan; Setiap strategic issued dijabarkan lebih lanjut ke dalam program/kegiatan Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. Sesuai renstra KKP Tahun 2010- unit kerja eselon I mempunyai satu Program. Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan mempunyai kegiatan Terciptanya SDM Yang Kompeten dibidang KP melalui Pendidikan Kelautan dan Perikanan. Dengan sasaran meningkatnya lulusan pendidikan yang dapat diserap oleh dunia usaha dan dunia insdustri. 6

Struktur Organisasi Pusat Pendidikan KP PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SUBBAGIAN TATA USAHA BIDANG PROGRAM, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BIDANG KELEMBAGAAN DAN KETENAGAAN SUBBIDANG PROGRAM SUBBIDANG METODE DAN KURIKULUM SUBBIDANG KELEMBAGAAN SUBBIDANG MONITORING DAN EVALUASI SUBBIDANG PESERTA DIDIK, SARANA DAN PRASARANA SUBBIDANG KETENAGAAN KELOMPOK JABATAN FUNSIONAL V UNIT PELAKSANA TEKNIS Gambar 1.1. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan 7

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Rencana Strategik Peraturan Presiden RI No. Per.06/MEN/2010 tentang Rencana Strategik KKP tahun 2010- dan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan. Penyusunan LAKIP Pusat Pendidikan Triwulan III Tahun Anggaran mengacu pada Renstra KKP dan BPSDMKP Tahun 2010-. Dalam rangka mewujudkan visi KKP, maka Visi Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu adalah sebagai berikut : Menghasilkan SDM terdidik yang kompeten bagi pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan Visi tersebut dirumuskan Misi Pusat Pendidikan KP yaitu: 1) Menghasilkan SDM KP terdidik yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya KP. 2) Menghasilkan SDM KP terdidik yang mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk KP. 3) Menghasilkan SDM KP terdidik yang mampu memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumber daya KP. Misi merupakan gambaran organisasi kedepan yang akan diwujudkan dalam pengembangan SDM KP. Visi dan Misi ini akan dicapai dengan menetapkan tujuan organisasi. Tujuan tersebut merupakan arah yang akan dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun yang direncanakan sesuai dengan strategi pelaksanaan pengembangan SDM KP di bidang pendidikan yaitu : 1. Menyelenggarakan pendidikan bagi anak nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan melalui bantuan biaya pendidikan di UPT KKP, serta pemberian materi bidang kelautan dan perikanan pada Program Pendidikan Kesetaraan (Paket B dan Paket C); 8

2. Melaksanakan proses pembelajaran kewirausahaan sesuai kurikulum dalam rangka menghasilkan wirausahawan muda; Melaksanakan peningkatan kompetensi lulusan sesuai standar kompetensi kerja nasional dan internasional di Pendidikan Menengah dengan tujuan menjadikan SUPM sebagai pusat rujukan (center of excellence) dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelautan dan Perikanan di Indonesia sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar; 3. Mengembangkan kelembagaan pendidikan kelautan dan perikanan melalui pendirian Politeknik Kelautan dan Perikanan. Dengan mengacu kepada kebijakan pelaksanaan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan Program Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan tahun 2010-, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan mempunyai kebijakan, antara lain : 1. Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada putra/putri pelaku utama kelautan dan perikanan untuk memperoleh pendidikan di bidang kelautan dan perikanan; 2. Peningkatan kapasitas satuan pendidikan lingkup KKP (kuantitas dan kualitas); 3. Mendorong para lulusan satuan pendidikan lingkup KKP untuk menjadi tenaga profesional atau wirausaha muda di sektor kelautan dan perikanan. 2.2. Rencana Pencapaian Program dan Kegiatan Sesuai Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-, BPSDMKP akan melaksanakan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan. Untuk tercapainya rencana pencapaian program dan kegiatan dibidang pendidikan kelautan dan perikanan dapat dilihat dalam Tabel 2.1. dibawah ini. 9

Tabel 2.1. Program, Sasaran dan Tujuan Pusat Pendidikan KP NO. PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN TUJUAN Program Pengembangan SDM KP Pendidikan Kelautan dan Perikanan Untuk memenuhi ketersediaan tenaga terdidik kompeten sesuai standar kebutuhan dan serta kebutuhan nasional. Menyediakan tenagatenaga terdidik yang kompeten sesuai standar kebutuhan dan prioritas nasional. Untuk optimalnya pencapaian Program tersebut, perlu didukung dengan kegiatan Pendidikan Kelautan dan Perikanan dibagi dalam 6 (enam) kelompok kegiatan yang meliputi : 1. Penyelenggaraan Pendidikan Kelautan dan Perikanan; 2. Pengembangan Sistem Pendidikan Kelautan dan Perikanan; 3. Pembinaan dan Peningkatan Kualitas Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Aparatur; 4. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan; 5. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat dan Penelitian Terapan; 6. Pengembangan Sertifikasi Kompetensi dan Kelembagaan Pendidikan Kelautan dan Perikanan. 2.3. Penetapan Kinerja Kewajiban penyusunan Penetapan Kinerja didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi, memuat pernyataan kesanggupan pencapaian 10

kinerja, serta mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Dokumen penetapan kinerja dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi pemerintah untuk : 1. Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi; 2. Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam LAKIP; 3. Menilai keberhasilan organisasi. Pada setiap akhir periode tahun anggaran, dokumen Penetapan Kinerja akan diukur pencapaiannya, dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerjanya. Hasil pengukuran kinerja tersebut akan dilaporkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Untuk menilai tingkat keberhasilan pencapaian sasaran kinerja Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan tahun dilakukan pengukuran dengan Balanced Scorecard (BSC) yang ditetapkan Kepala BPSDMKP dengan sasaran dan indikator kinerja yang ditargetkan pada pelaksanaan kegiatan Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan tahun. Balanced Scorecard (BSC) adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industri, pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk kegiatan usaha untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi terhadap strategis tujuan. Dalam Balanced Scorecard (BSC), kinerja strategi organisasi diukur secara seimbang antara pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, kinerja jangka pendek dan jangka panjang serta kinerja yang bersifat internal dan eksternal. Penetapan Kinerja Pusat Pendidikan KP Tahun terdiri dari 13 Sasaran Strategis (SS) dan 24 Indikator Kinerja Utama. Susunan Penetapan Kinerja Pusat Pendidikan KP Tahun adalah sebagaimana tersaji dalam tabel berikut : 11

Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard (BSC) Pusat Pendidikan KP Tahun. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Stakeholder Perspective SS1 Meningkatnya kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan 1 Nilai Tukar Nelayan 112 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 105 3 Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan) 4 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) Rp. 2.0 Jt Rp. 2.0 Jt 5 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7.25% SS2 Tersedianya SDM KKP yang Kompeten melalui pendidikan formal 6 Rasio jumlah SDM KKP yang menyelesaikan pendidikan melalui pendidikan formal 27% SS3 Meningkatnya masyarakat KP yang berkontribusi positif terhadap pelaksanaan pembangunan Kelautan dan Perikanan 7 Rasio peserta didik yang berasal dari anak pelaku utama 40% SS4 SS5 Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di bidang KP Terselenggaranya pemetaan yang mencerminkan kebutuhan tenaga kerja KP 8 Jumlah tenaga kerja dari lulusan pendidikan KP (Orang) 9 Rasio kebutuhan tenaga kerja KP di wilayah industrialisasi 1650 5% Internal Process Perspective SS6 Terselenggaranya informasi pasar kerja di sektor KP 10 Jumlah masyarakat KP yang menerima informasi tentang lapangan kerja di sektor KP 15.000 SS7 Terselenggaranya program pendidikan vokasi di bidang KP dengan pendekatan teaching factory 11 Jumlah peserta didik vokasi bidang KP dengan pendekatan teaching factory 12 Rasio peserta didik yang terserap di dunia usaha dan dunia industri dibanding total lulusan pendidikan 6108 95% SS8 Terselenggaranya Pendidikan Aparatur sesuai kompetensi yang dibutuhkan 13 Rasio jumlah SDM KKP yang melakukan peningkatan jenjang pendidikan formal terhadap jumlah kebutuhan yang akan ditingkatkan 75% 12

14 Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang meningkat kompetensinya (Orang) 330 SS9 Terselenggaranya monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan KP serta alumni satuan pendidikan KP 15 Rasio peserta didik yang tidak terserap di dunia usaha dan dunia industri dibanding total lulusan pendidikan 5% Learning Growth Perspective SS10 Tersedianya SDM KKP yang kompeten dan profesional 16 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV 50% SS11 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses 17 Service Level Agreement di Pusat Pendidikan KP 18 Jumlah rekomendasi APIEP yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi yang diberikan di Pusdik KP 75% 100% SS12 Terwujudnya good governance & clean government 19 Tingkat kualitas akuntabilitas Pusdik KP 20 Nilai Inisiatif anti korupsi Pusdik KP A 7.75 21 Indeks Kepuasan Masyarakat 6.75 Pusdik KP 22 Nilai Penerapan RB di Pusdik KP 80 (setara level 4) 23 Persentase Perencanaan program dan anggaran yang berbasis kinerja di Pusdik KP 80% SS13 Terkelolanya anggaran secara optimal 24 Persentase penyerapan DIPA Pusdik KP > 95% 2.4. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target (rencana) yang telah ditetapkan pada awal tahun dengan realisasi yang dicapai oleh masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) pada akhir tahun anggaran. Pengukuran dilakukan berdasarkan Manual IKU pada masing-masing Indikator Kinerja Utama. Manual IKU sebagaimana terdapat pada lampiran 2. 13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2015 melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok penyelenggaraan pendidikan yang pada dasarnya lebih ditujukan bagi keluarga nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan. Untuk optimalnya pencapaian tujuan dan sasaran tersebut dicapai melalui kegiatan strategis serta didukung oleh rencana aksi. Pencapaian kinerja Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Tahun adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Pencapaian Kinerja Bidang Pendidikan KP tahun. SS1 Sasaran Strategis Meningkatnya kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Indikator Kinerja Utama 1 Nilai Tukar Nelayan 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Target Realisasi Prosentase (%) 3 Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan) 4 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) 5 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) SS2 SS3 Tersedianya SDM KKP yang Kompeten melalui pendidikan formal Meningkatnya masyarakat KP yang berkontribusi positif terhadap pelaksanaan 6 Rasio jumlah SDM KKP yang menyelesaikan pendidikan melalui pendidikan formal 7 Rasio peserta didik yang berasal dari anak pelaku utama 27% 27,71% 102,63 40% 43,06% ( 924 orang) 107,65 14

pembangunan Kelautan dan Perikanan SS4 SS5 SS6 Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di bidang KP Terselenggaranya pemetaan yang mencerminkan kebutuhan tenaga kerja KP Terselenggaranya informasi pasar kerja di sektor KP 8 Jumlah tenaga kerja dari lulusan pendidikan KP (Orang) 9 Rasio kebutuhan tenaga kerja KP di wilayah industrialisasi 10 Jumlah masyarakat KP yang menerima informasi tentang lapangan kerja di sektor KP 1.650 1.665 100,91 5% 5% 100 15.000 16.594 110,63 SS7 SS8 SS9 Terselenggaranya program pendidikan vokasi di bidang KP dengan pendekatan teaching factory Terselenggaranya Pendidikan Aparatur sesuai kompetensi yang dibutuhkan Terselenggaranya monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan KP serta alumni satuan pendidikan KP 11 Jumlah peserta didik vokasi bidang KP dengan pendekatan teaching factory 12 Rasio peserta didik yang terserap di dunia usaha dan dunia industri dibanding total lulusan pendidikan 13 Rasio jumlah SDM KKP yang melakukan peningkatan jenjang pendidikan formal terhadap jumlah kebutuhan yang akan ditingkatkan 14 Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang meningkat kompetensinya (Orang) 15 Rasio peserta didik yang tidak terserap di dunia usaha dan dunia industri dibanding total lulusan pendidikan 6.108 6.533 106,96 95% 95,74% 100,78 75% 100% 133,33 300 338 102,42 5% 4,26% 117,37 15

SS10 SS11 SS12 Tersedianya SDM KKP yang kompeten dan profesional Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses Terwujudnya good governance & clean government 16 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV 17 Service Level Agreement di Pusat Pendidikan KP 18 Jumlah rekomendasi APIEP yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi yang diberikan di Pusdik KP 19 Tingkat kualitas akuntabilitas Pusdik KP 20 Indeks Kepuasan Masyarakat Pusdik KP 21 Nilai Inisiatif anti korupsi Pusdik KP 50% 30% 166,67 75% 93% 124 100% 100% 100 75.01 79,14 105,52 6,75 7,68 113,78 7,75 9,44 121,81 22 Nilai Penerapan RB di Pusdik KP 80 80,3 100,37 SS13 Terkelolanya anggaran secara optimal 23 Persentase Perencanaan program dan anggaran yang berbasis kinerja di Pusdik KP 24 Persentase penyerapan DIPA Pusdik KP 80% 100% 125 95% 95,31% 100,37 Pencapaian kinerja bidang pendidikan tahun dapat dijelaskan sebagai berikut : Capaian Indikator Kinerja Stakeholder Perspective 1) Indikator Kinerja Utama 1 Nilai Tukar Nelayan NTN adalah salah satu alat ukur kesejahteraan nelayan yang diperoleh dari perbandingan besarnya harga yang diterima oleh nelayan dengan harga yang dibayarkan oleh nelayan.bisa dikatakan salah satu faktor yang menentukan tingkat penerimaan nelayan adalah jumlah tangkapan ikan oleh nelayan.pada triwulan III tahun, terdapat perubahan target NTN dari triwulan sebelumnya yakni semula 112 menjadi 104. 16

Penurunan target ini disebabkan oleh adanya penghematan anggaran yang berdampak pada pengurangan upaya upaya (kegiatan) untuk mencapai target NTN yang semula. Tabel berikut ini adalah capaian NTN selama tahun. Tabel. 3.2. Realisasi NTN tahun Indikator Target Realisasi % NTN 104,00 104,63 100,61 Mulai November 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTN dari tahun dasar 2007 menjadi tahun dasar 2012. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi perikanan dan pola produksi konsumsi rumah tangga perikanan di pedesaan, serta perluasan cakupan. Perbedaan antara NTN tahun dasar 2007 dengan NTN tahun 2012 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTN tahun dasar 2012 juga mengalami perluasan pada NTP sub sektor perikanan menjadi NTN dan NTPis agar perhitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Selain itu terdapat penambahan lokasi penghitungan menjadi 33 provinsi dimana Provinsi DKI Jakarta masuk didalamnya. Tabel 3.3 Perbandingan Data NTN Tahun terhadap Realisasi Tahun 2013 Realisasi Indikator 201 3 201 4 Naik (%) NTN Rata rata Nasional Indeks Harga yang diterima Nelayan (lt) Rata rata Nasional Indeks Harga yang dibayar Nelayan (lb) 103,31 138,38 133,82 104,63 116,9 111,74 1,28-15,52-16,50 Berdasarkan data pada Tabel tersebut, terlihat bahwa secara nasional capaian NTN tahun melebihi capaian tahun 2013, namun apabila dilihat dari indeks harga yang diterima dan yang dibayarkan oleh 17

nelayan maka terjadi penurunan di tahun. Namun demikian penurunan kedua indeks tersebut secara bersamaan dengan besaran yang hampir sama sehingga NTN Nasional tahun tetap melebihi angka 100 yang merupakan batas kesejahteraan. Tabel 3.4. Perkembangan NTN dari tahun 2010- IKU REALISASI Kenaikan ratarata/tahun (%) NTN 2010 2011 2012 2013 105,5 106,24 105,37 103,31 104,63 NTN Tahun juga melebihi capaian Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) yang hanya sebesar 99,25 pada akhir tahun. Hal ini disebabkan harga yang diterima oleh pembudidaya ikan lebih kecil dibandingkan yang diterima nelayan. Realisasi NTN per bulan dari Januari sampai Desember seperti pada tabel berikut. 18

Tabel 3.5. Realisasi NTN per bulan Bulan Indeks Harga yang Diterima Nelayan Komponen Indeks Harga yang Dibayarkan Nelayan NTN Nasional Januari 113,02 109,01 103,69 Februari 113,70 109,35 103,98 Maret 113,26 109,55 103,38 April 113,65 109,77 103,53 Mei 114,32 110,05 103,89 Juni 115,39 110,59 104,34 Juli 118.07 111.37 106.02 Agustus 118.96 111.77 106.44 September 119.22 112.07 106.38 Oktober 119.94 112.45 106.66 November 120.12 115.22 104.26 Desember 123,18 119,63 102,97 Rata - rata 116.90 111.74 104.63 Sumber : Laporan Sosial ekonomi BPS Janu Des diolah Dit. PUPI Berdasarkan data pada Tabel 5 dan Grafik 1 terlihat bahwa capaian angka NTN selama tahun mengalami fluktuasi yang sangat dipengaruhi oleh indeks harga yang diterima nelayan (lt) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (lb), dimana fluktuasi kedua indeks ini akan menyebabkan fluktuasi angka NTN. Selama periode Januari Juni capaian NTN cenderung stabil di atas 103, dan mulai mengalami peningkatan yang pada bulan Juli yang mencapai 106,02 atau meningkat sebesar 1,61% dari sebelumnya. 123.18 118.07 118.96 119.22 119.94 120.12 119.63 113.02 113.7 113.26 113.65 114.32 109.01 109.35 109.55 109.77 110.05 115.39 110.59 111.37 111.77 112.07 112.45 115.22 103.69 103.98 103.38 103.53 103.89 104.34 106.02 106.44 106.38 106.66 104.26 102.97 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Indeks Harga yang Diterima Nelayan Indeks Harga yang Dibayar Nelayan NTN Nasional Gambar 3.1. Fluktuasi Capaian Nilai Tukar Nelayan Tahun 19

Fluktuasi NTN selama tahun dipengaruhi dengan adanya: - Naiknya harga ikan di pasaran yang bertepatan dengan bulan puasa dimana terdapat permintaan akan ikan yang cukup tinggi sehingga yang diterima oleh nelayan juga relatif mengalami kenaikan yang signifikan. Pada bulan Juli, komponen pengeluaran (makanan jadi, perumahan, kesehatan, transportasi dan komunikasi serta inflasi umum) juga mengalami peningkatan dikarenakan perayaan Hari Raya Idul Fitri, namun besarnya peningkatan komponen pengeluaran tersebut masih jauh dibawah peningkatan harga yang diterima nelayan. Komponen indeks yang diterima nelayan juga dipengaruhi oleh musim penangkapan yang rata-rata cukup baik di seluruh Indonesia pada periode tersebut. 108.00 104.68 104.56 104.69 105.44 104.00 103.85 103.88 103.14 102.45 102.43 102.53 100.00 101.07 100.00 101.03 101.67 101.14 100.49100.47 101.58 100.63 100.35 101.62 101.06 100.93 100.60 98.25 99.69 99.84 99.86 97.60 97.41 97.67 96.76 96.75 96.00 Gambar 3.2. Plotting Capaian NTN Tahun per Provinsi Angka Batas Kesejahteraan (100) terhadap - Periode bulan Juli Oktober, kencenderungan capaian NTN terus meningkat pada kisaran 106 namun pada bulan November NTN mengalami penurunan yang drastis menjadi 104,26 atau sebesar 2,25% yang disebabkan oleh kenaikan komponen pengeluaran sebesar 2,46% sedangkan harga yang diterima nelayan hanya naik sebesar 0,15%. Kenaikan komponen pengeluaran disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi dan terbatasnya kuota BBM untuk nelayan. Penurunan angka NTN juga terjadi pada bulan Desember yang 20

disebabkan oleh kondisi yang sama pada bulan November. Secara rata- rata, kenaikan indeks harga yang dibayarkan nelayan yakni 0,85% melebihi kenaikan indeks harga yang diterima nelayan sebesar 0,79%, yang berdampak pada rata rata kenaikan NTN tidak cukup besar. Berdasarkan standar kesejahteraan nelayan adalah di atas 100, maka terdapat 24 provinsi yang capaian NTN nya di atas 100 dan sebanyak 9 provinsi yang capaian NTN nya pada kisaran 96,6 99,9 yakni Provinsi Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Papua sebagaimana pada Gambar 2. 2) Indikator Kinerja Utama 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib). NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan / daya keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. NTPi ini digunakan untuk mempertimbangkan seluruh penerimaan (revenue) dan seluruh pengeluaran (expenditure) keluarga pembudidaya ikan dan keperluan produksi ikan. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli/kesejahteraan pembudidaya. Tabel 3.6 NTPi Tahun Indikator Target Realisasi % NTPi 102 101,36 99,37 Rata-rata NTPi dari Januari Desember sebesar 101,36 bila dibandingkan dengan tahun 2013 NTPi menurun sebanyak 3,34 dan masih 99,37% dibandingkan dengan target 102 tahun. Hal serupa juga terjadi pada NTPi pada tahun 2010- yang mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 105,55 menjadi 101,36 pada tahun (tabel 21

4). Hal ini dikarenakan pada tahun 2010 hingga Oktober 2013 penghitungan NTPi masih bergabung dengan NTN yang dihitung dengan tahun dasar 2007. Namun sejak Oktober 2013, NTPi dihitung dengan menggunakan perhitungan tahun dasar 2012 dengan menyesuaikan perubahan pola produksi dan perubahan pola konsumsi rumah tangga. Pada penghitungan dengan tahun dasar 2012 cakupan jumlah komoditas dan lokasi perhitungan juga mengalami penambahan menjadi 33 provinsi. Dengan asumsi volume produksi sama, maka nilai NTPi >100 menunjukkan kesejahteraan nelayan/pembudidaya meningkat. Tabel 3.7 Capaian IKU 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun 2010- IKU 2010 2011 2012 2013 a) Keterangan Nilai Tukar Non Kumulatif, Pembudidaya dihitung bulanan. Ikan (NTPi) Capaian sampai dengan triwulan III adalah 101,69(merupakan nilai rata-rata dari bulan Januari- September ) atau 99,70%. Data 101,36 merupakan data rata-rata dari bulan Januari Desember. - Target b) b) b) 104 102 c) Terdapat perubahan target pada bulan Oktober dari semula 105 menjadi 102 karena adanya penghematan anggaran dan adanya perubahan cara penghitungan tahun dasar. - Realisasi 105,55 106,26 105,37 104,70 101,36 d) - Persentase 100,67 99,37 Ket: a) angka sementara, NTPi Januari- Oktober dihitung berdasarkan tahun dasar 2007, sedangkan NTPi November Desember 2013 dihitung berdasarkan tahun dasar 2012. b) belum ditentukan targetnya c) target mengalami perubahan berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 580/MEN-KP/X/ dikarenakan adanya penghematan anggaran serta perubahan penghitungan tahun dasar NTPi. 22

Tabel 3.8 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Tahun Komponen NTPI Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus SeptemberOktober NovemberDesember Jan s/d Des Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 101.64 101.69 101.52 101.78 101.92 101.38 101.89 101.79 101.61 101.41 100.46 99.25 101.36 Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 110.85 111.38 111.54 111.92 112.26 112.3 113.63 113.92 114 114.23 114.35 115.34 112.98 Budidaya Air Tawar 109.6 110.19 110.41 110.9 111.41 111.46 113.05 113.19 113.07 113.22 113.48 114.46 112.04 Budidaya Laut 109.07 109.36 109.37 109.36 109.32 109.43 109.93 109.98 110.15 110.44 110.46 111.66 109.88 Budidaya Air Payau 110.11 110.45 110.39 110.54 110.52 110.76 111.39 111.75 112.41 113.01 113.01 114.24 111.55 Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 109.07 109.53 109.87 109.97 110.15 110.77 111.52 111.92 112.2 112.65 113.83 116.2 111.47 Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.37 111.93 112.23 112.18 112.4 113.25 114.3 114.81 115.14 115.71 117.26 120.37 114.25 Indeks BPPBM 105.11 105.4 105.77 106.1 106.23 106.46 106.68 106.87 107.1 107.33 107.93 109.08 106.67 : Sumber data dari BPS *keterangan NTPi selama Januari hingga Desember, fluktuatif sebagaimana pada gambar dibawah. Secara keseluruhan indeks harga yang diterima oleh pembudidaya mengalami peningkatan setiap bulannya, namun demikian kenaikannya lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang harus dibayarkan oleh pembudidaya. Hal ini kemungkinan dikarenakan inflasi harga-harga kebutuhan bahan pokok sebagai akibat dari adanya kenaikan harga BBM pada bulan November serta dampak dari melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika, yang menyebabkan harga bahan baku pakan ikan ikut melonjak dan berakibat pada semakin tingginya biaya produksi. Selanjutnya, NTPi untuk periode 2015-2019 masih menjadi tolok ukur dalam penilaian kinerja pembangunan perikanan budidaya, dengan target ditahun 2015 sebesar 102, yang berarti bahwa masih diperlukan kerja keras dalam pencapaian IKU ini mengingat capaian sementara tahun masih sebesar 99,37% dari target 2015. 23

NTPi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 102.5 102 101.5 101 100.5 100 99.5 99 98.5 98 97.5 Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des NTPi 101.6 101.6 101.5 101.7 101.9 101.3 101.8 101.7 101.6 101.4 100.4 99.25 Gambar 3.3. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun Secara umum, beberapa kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah biaya produksi perikanan budidaya, terutama untuk pakan masih cukup tinggi yaitu mencapai 60-70% dari biaya produksi selain itu naiknya harga kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga BBM memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk peningkatan upaya penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi. 3) Indikator Kinerja Utama 3 Rata-rata Pendapatan Pengolah dan Pemasar (KK/Bulan) Pendapatan dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan keluarga pengolah dan pemasar hasil perikanan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam kontek Pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari rata-rata pendapatan penerima program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP-P2HP) sebagai dampak dari sasaran program penerima bantuan PUMP-P2HP, ditargetkan di tahun sebesar Rp. 2 juta/bulan/kk. Capaian PUMP-P2HP merupakan kegiatan pemberdayaan dimana salah satunya melalui fasilitasi bantuan pengembangan usaha bagi pengolah dan pemasar hasil perikanan dalam wadah Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar). Pada tahun, fasilitas bantuan tersebut berupa penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diberikan kepada 24

1.000 Poklahsar yang tersebar di seluruh Provinsi di Indonesia senilai Rp 30 miliar. Tabel 3.9 Realisasi Pendapatan Pengolah dan Pemasar Indikator Target Realisasi % Rata-rata Pendapatan Pengolah dan Pemasar (KK/Bulan), (Rp Juta) 2,0 2,56 120 Capaian rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari pendapatan penerima program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP-P2HP) tahun sebelumnya sebagai dampak dari sasaran program penerima bantuan PUMP. Dari sampel kelompok pada 100 kab/kota di 29 provinsi penerima PUMP P2HP tahun sebelumnya, diperoleh hasil hitungan rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/Bulan) sebesar 2.560.170,-, atau setara dengan pencapaian 120% dari target. Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar ini relatif meningkat 1,07% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni Rp 2.297.705,- Tabel 3.10. Pencapaian IKU-1 Ditjen P2HP, 2013- Rp Indikator Kinerja Utama Rata-rata Pendapatan Pengolah dan Pemasar (KK/Bulan) (Rp Juta) Tahun 2013 Pertumbuhan (%) 2,30 2,56 11,42 Di tahun ini dari sampel kelompok pada 100 kab/kota di 29 provinsi penerima PUMP P2HP tahun sebelumnya, diperoleh hasil hitungan ratarata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/Bulan) sebesar Rp 2.560.170,-, atau setara dengan pencapaian 120% dari target sebesar Rp2,0 juta. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar sebesar Rp2,3 juta meningkat sebesar 11,42%. Sebagai contoh keberhasilan dari program PUMP-P2HP dalam bentuk bantuan langsung masyarakat yang dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kelompok untuk pengembangan usahanya, dapat berkontribusi dalam peningkatan pendapatan pengolah dan pemasar di atas upah rata- 25

rata minimum DKI Jakarta tahun sebesar Rp 2.441.301,- per KK/bulan. 4) Indikator Kinerja Utama 4 Rata-rata pendapatan usaha masyarakat Kelautan per orang/bulan (KK/Bulan) Target pendapatan petani garam di tahun adalah sebesar Rp 2.000.000, realisasi hingga bulan Desember adalah Rp. 2.900.000,- jadi pencapaiannya adalah 145%. Apabila dibandingkan dengan nilai estimasi pendapatan rata-rata per KK/bulan untuk kelompok PUGAR 2013 sebesar Rp. 2.819.466 pendapatan Tahun yakni Rp2.900.000 atau mengalami kenaikan sebesar 2,86%.Peningkatan ini dikarenakan oleh kenaikan harga di tahun lebih baik dari 2013 yaitu rata-rata sebesar Rp 900/kg dibandingkan dengan tahun 2013 rata-rata sebesar Rp500/kg. Namun demikian jika dibandingkan laju kenaikan pendapatan petambak garam KK/bulan tersebut tidak setinggi laju kenaikan harga rata-rata/kg yang prosentasinya mencapai 80%. Tabel 3.11. Realisasi Rata-rata pendapatan petambak garam per KK/bulan (rupiah) tahun Indikator Target Realisasi (%) Rata-rata pendapatan petambak garam per KK/bulan (juta rupiah) 2,00 2,90 145 Keberhasilan pencapaian kinerja ditunjang dengan adanya: - Harga garam yang masih naik turun di pasaran sangat mempengaruhi pendapatan petani garam, masalah yang utama adalah belum adanya penetapan harga garam di pasar oleh pemerintah. Dalam hal ini adalah kewenangan Kementrian Perdagangan. - Disamping itu pengenalan kepada petani garam pada teknologi produksi garam seperti teknologi ulir filter, geomembran, dan proses pasca produksi seperti pengolahan pemutihan dan penghalusan garam, mendorong petani untuk menghasilkan garam dengan kualitas yang lebih baik, sehingga dapat menaikkan harga jual garam. 26

Rata-rata Pendapatan Petambak Garam per-kepala Keluarga/bulan dihitung dari jumlah pendapatan petambak garam penerima PUGAR atau biasa disebut KUGAR per-kepala Keluarga selama musim panen dibagi lama bulan produksi. Dari laporan 42 Kabupaten/Kota penerima PUGAR di tahun 2013, diketahui bahwa lama masa produksi rata rata secara nasional sekitar 5 bulan, termasuk masa persiapan, masa evaporasi dan pemanenan, dan pemulihan lahan. Daerah daerah tertentu yang menggunakan sistem perebusan memiliki masa produksi yang lebih variatif dan lama, misalnya Aceh Utara yang mulai memproses sejak pertengahan Januari Desember 2013. Tabel 3.12. Rata-rata pendapatan petambak garam per KK/bulan (rupiah) dan Jumlah produksi garam rakyat (jt ton) Tahun NO Kab/Kota Produksi (ton) Pendapatan Produksi Pendapatan NO Kab/Kota Rata2 (ton) Rata2 1 Aceh Utara 2.970,00 36.151.685 22 Kota Pasuruan 10.760,00 48.909.091 2 Aceh Timur 661,17 8.699.605 23 Bangkalan 8.641,62 18.407.038 3 Aceh Besar 442,48 6.755.420 24 Karangasem 1.430,51 13.754.904 4 Pidie 4.020,25 45.334.734 25 Buleleng 6.243,60 22.086.735 5 Cirebon 314.480,00 19.911.359 26 Bima 156.339,00 12.756.119 6 Indramayu 311.187,40 40.731.335 27 Sumbawa 4.559,00 15.596.579 7 Karawang 3.735,78 6.886.230 28 Kota Bima 3.016,40 3.188.477 8 Brebes 25.461,30 13.295.718 29 Lombok Timur 22.881,10 18.959.683 9 Jepara 72.871,70 42.445.887 30 Lombok Barat 9.313,23 26.806.172 10 Demak 105.587,00 34.696.251 31 Lombok Tengah 2.101,44 8.898.955 11 Rembang 141.943,13 15.677.804 32 Nagekeo 1.865,73 2.166.654 12 Pati 287.997,00 21.235.585 33 Ende 720,40 2.163.363 13 Tuban 24.952,38 31.505.530 34 TTU 260,45 636.575 14 Lamongan 32.810,00 38.927.119 35 Kupang 3.146,45 9.146.657 15 Pasuruan 16.086,95 25.477.070 36 Alor 261,10 4.607.647 16 Gresik 8.664,75 37.964.111 37 Sumba Timur 622,38 669.780 17 Probolinggo 25.148,82 22.788.197 38 Manggarai 329,20 1.288.174 18 Kota Surabaya 156.220,76 71.095.613 39 Kota Palu 1.123,58 7.022.375 19 Pamekasan 89.282,50 12.166.842 40 Jeneponto 24.547,95 3.286.205 20 Sampang 256.540,10 24.436.445 41 Pangkep 54.893,99 27.041.374 21 Sumenep 292.051,54 12.418.384 42 Takalar 15.957,05 30.107.642 43 Selayar 762,00 8.021.053 Total 2.502.891 19.863.306 2.900.000 Harga garam bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan setelah pengolahan data (lihat tabel pengolahan) diketahui bahwa per hektar lahan mampu menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp. 2.900.000,- Petambak PUGAR mengolah/mendayagunakan lahan antara 0,5 s/d 1 Ha. Dengan luasan lahan 27.897,59 Ha dan jumlah total petambak sebanyak 58.007. Namun pada kenyataannya di lapangan, 27