ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PENUMPING KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PENUMPING KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT-DOKTER DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP (IRNA) PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan merupakan selisih kinerja institusi pelayanan kesehatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN PADA UPT PUSKESMAS MUARA TEWEH DI KABUPATEN BARITO UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI UNIT RAWAT JALAN DI RSUD dr. RASIDIN PADANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan kualitasnya, seperti yang tercantum dalam Undang -

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat pada masih tingginya Angka Kematiam Ibu (AKI) di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

ABSTRAK STUDI KASUS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS DI KOTA BANJAR. Andini Dwikenia Anjani, 2008, Pembimbing : Felix Kasim, dr.

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM KOTA MAGELANG

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN RSUD PASAMAN BARAT. Oleh : Laila Khairani 3

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN RSJPDHK TRIWULAN I - IV TAHUN 2017 INSTALASI PEMASARAN DAN PELAYANAN PELANGGAN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 2,3

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN DAN JENIS PELAYANAN YANG TERSEDIA DENGAN PEMANFAATAN MUHAMMADIYAH MEDICAL CENTER (MMC) OLEH MAHASISWA UMS

HUBUNGAN PERSEPSI DAN HARAPAN TENTANG MUTU PELAYANAN MAKANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan BPJS di Klinik Dr. M. Suherman Jember Tahun 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Antara Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal Dengan Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Krobokan Kota Semarang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS KABUPATEN KENDAL TAHUN 2015

ABSTRACT. The paper title is effects of ticket services quality Primajasa Tour to

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN

KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PADA BALAI PENGOBATAN SANTA FAMILIA DI BARONG TONGKOK KAB. KUTAI BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Layanan, Kepuasan Pasien, Customer Relationship Management. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Kesehatan Kartika 1

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT-DOKTER DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP (IRNA) PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

ABSTRACT. Keywords: Dimensions of Quality of nurses services, Patient Satisfaction ABSTRAK

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010

Transkripsi:

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PENUMPING KOTA SURAKARTA Agus Hufron * Supratman ** Abstract Health Service Center is one of the health service of society that have fundamental duty to give construction of health of elementary health service and society. Result of Quality Assurance Penumping Health Service Center survey team to the patients that visit in the early year of 2006 shown result that 3% patients express dissatisfy, 21% patient less satisfy, 49% patients enough satisfy and 17% expressing satisfy. To analyse the relation between the patient s perception about the quality of health service with story level of satisfaction patient in Penumping Health Service Center of Surakarta City, done by research with descriptive correlation method of the data is taken by giving kuesioner to 111 patients / families that are use the health service in Penumping Health Service Center with random sampling, the data is processed and also analysed with logistic research. The Result of regresi shown that 1). 37,8 % patients express the quality of service is still lower, and 39,6% expressing satisfaction of patients is still lower. 2). According to the statistical test, prove that there are relation which are positive and signifikan between the quality of health service with satisfaction of the patients in Penumping Health Service Center of Surakarta City. 3). Based on the result of multi variant test in the reality of variable sub quality of the health service in Penumping Health Service Center by giving constribution to get equal to 59,9 % to satisfaction of the patients. Health Service Center suggested to increase its discipline and to join the employees to the training program according to its profession. Key word : Patient Perseption, Quality Of Service, Satisfaction of Patient * Agus Hufron Puskesmas Penumping Kota Surakarta Jl. Latar Putih III / 59 Makamhaji Rt.2/12 (0271) 089982 Surakarta 5716 ** Supratman Dosen Keperawatan FIK UMS, Jl. A. Yani Tromol Post 1 Kartasura. PENDAHULUAN Visi pembangunan kesehatan tahun 2010 adalah mewujudkan masyarakat, bangsa dan negara yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajad kesehatan yang setinggi- tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia. Misi pembangunan kesehatan yaitu melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya tersebut dilaksanakan disemua tempat pelayanan kesehatan dari Puskesmas sampai rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta (DepKes RI, 2001). Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai mempunyai tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Saat ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap Puskesmas melayani 30.000 50.000 penduduk atau sekurangkurangnya 1 (satu) kecamatan mempunyai satu Puskesmas. Untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan, setiap Puskesmas dibantu oleh 3-4 Puskesmas pembantu dan satu Puskesmas keliling (DepKes.RI, 2003). Hasil survey yang dilakukan oleh Tim Quality Assurance Puskesmas Penumping pada awal tahun 2006 tentang kepuasan pasien yang berkunjung di Puskesmas menunjukkan hasil bahwa 3 % pasien menyatakan tidak puas, 21 % pasien menyatakan kurang puas, 49 % pasien menyatakan cukup puas, dan 17 % pasien menyatakan puas, dari pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Penumping. Dari hasil survey itu diketahui bahwa ada ketidak puasan yang muncul pada pasien di Puskesmas penumping, walaupun masih dibawah 25% tetapi apabila hal ini diabaikan oleh manajemen Puskesmas, kemungkinan akan dapat menaikkan angka ketidak-puasan pasien yang akhirnya berdampak berkurangnya jumlah kunjungan pasien. Dalam rekapitulasi kunjungan Puskesmas Penumping Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dengan... (Agus Hufron dan Supratman) 119

tahun 2005 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2004 yaitu sebesar 53.578 paien (rata-rata 172 pasien / hari), menjadi 53.368 pasien (rata-rata 171 pasien / hari) pada tahun 2005. Jumlah kunjungan Askes juga mengalami penurunan dimana tahun 2004 sebesar 9.760 pasien (rata-rata 31 pasien / hari), menjadi 9.051 pasien (rata-rata 29 pasien / hari). Pelayanan kesehatan (health care services) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam satu organisasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelmpok dan atau masyarakat (Azwar,1996). Menurut Kotler (1997) Mutu atau kualitas pada umumnya dapat diukur ( tangible ) namun mutu jasa pelayanan agak sulit diukur, karena umumnya bersifat subyektif, sebab menyangkut kepuasan seseorang, bergantung pada persepsi, latar belakang, sosial ekonomi, norma, pendidikan, budaya, bahkan kepribadian seseorang. Terdapat lima determinan kualitas jasa/pelayanan yang dapat dirinci sebagai berikut : a. Kehandalan (reliability) Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat terpercaya, dapat dilihat dari: 1). Proses penerimaan pasien yang cepat dan tepat. 2). Pelayanan pemeriksaan, pengobatan yang cepat dan tepat. 3). Jadwal pelayanan dijalankan dengan tepat. 4). Prosedur pelayanan yang tidak berbelitbelit. b. Ketanggapan (responsiveness) Kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa cepat dapat dilihat dari : 1). Kemauan petugas untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien 2). Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti. 3). Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan. b. Keyakinan (assurance) Pengetahuan, kemampuan dan kesopanan pemberi jasa untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan terlihat dari : 1). Pengetahuan dan kemampuan petugas menetapkan problematic pasien 2). Ketrampilan petugas dalam bekerja 3). Pelayanan yang sopan dan ramah. 4). Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan. c. Perhatian (empathy) Perhatian pribadi yang diberikan pada pelanggan terlihat dari: 1). Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien 2). Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarga. 3). Pelayanan pada semua pasien tanpa memandang status social. d. Penampilan (Tangible). Penampilan fisik, peralatan serta personil. 1). Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan. 2). Penataan eksterior dan interior. 3). Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alatalat yang dipakai. 4).Kerapian dan kebersihan penampilan petugas. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif korelasi. Populasi penelitian yang diambil adalah seluruh pasien/keluarga yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas Penumping. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 10 mei 2006 yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa rekapitulasi kunjungan pasien di Puskesmas Penumping dalam tahun 2005 sebanyak 53.368 pasien (rata-rata 171 pasien/hari). Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2002). Metode pengambilan sample adalah dengan simple random sampling, dimana pengambilan sample anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu. Sampel sejumlah 100 responden dengan waktu pengambilan selama dua minggu. Perhitungan besar sample minimum penelitian ini diambil dengan rumus: (Lemeshow, 1997). n = N 1 + N. d² Keterangan : n = Besar sample yang diperlukan N = Jumlah populasi D = Kesalahan maksimum yang diperbolehkan 10 % Perhitungan : n = 53.368 1 + 53.368. 0,1² = 53.368 = 99,99 1 + 53.368. 0,01 120 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.3, September 2008 :119-124

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan sample 99,99 kemudian sampel dibulatkan menjadi 100 responden. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran persepsi pasien tentang mutu pelayanan kesehatanyang meliputi kehandalan, ketanggapan, keyakinan, perhatian dan penampilan serta kepuasan pasien yang berkunjung di Puskesmas Penumping dari 111 pasien yang diberi kuesioner dapat dilihat pada grafik berikut : Gambar 1 : Grafikpersepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU 57 54 58 53 40 71 22 89 Handal Tanggap Yakin Perhatian Tampilan Mutu Kepuasan 1 32 79 42 69 44 67 Kehandalan Ketanggapan Keyakinan Perhatian Penampilan Mutu Pelayanan Kepuasan Dari grifik pada gambar 1 dapat diketahui bahwa dari 111 pasien yang menyatakan kehandalan pelayanan kesehatan tinggi lebih sedikit yaitu 54 pasien (48,6%), sedangkan pasien yang menyatakan ketanggapan pelayanan kesehatan tinggi juga lebih sedikit yaitu sebanyak 53 orang (47,7%), namun pasien yang menyatakan keyakinan tinggi lebih banyak yaitu 71 orang (64%),dan juga pasien yang menyatakan perhatian tinggi lebih banyak yaitu 89 orang (80,2%) serta pasien yang menyatakan penampilan pelayanan kesehatan tinggi juga lebih banyak yaitu 79 orang (71,2%) dan pasien yang menyatakan mutu pelayanan tinggi sebanyak 69 orang (62,25). Persepsi pasien tentang mutu pelayanan diperoleh data seperti pada tabel 1 : Tabel 1 : Distribusi Responden mengenai persepsi tentang mutu pelayanan. Kehandalan Jumlah Persentase 57 51,40 rendah sebanyak 57 orang (51,40%), dan yang mempunyai persepsi tentang kehandalan tinggi sebanyak 54 orang (48,60%). Berdasarkan penemuan tersebut diketahui bahwa persepsi tentang kehandalan rendah lebih banyak dibanding dengan persepsi pasie tentang kehandalan tinggi dari keseluruhan responden. Sedangkan pengumpulan data mengenai kepuasan pasien diperoleh data pada tabel 2 : Tabel 2 : Distribusi Tentang Kepuasan Kepuasan Jumlah Persentase 44 39,60 67 60,40 Total 111 100 Dari Tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai penilaian tentang tingkat kepuasan rendah sebanyak 44 orang (39,60%), dan yang mempunyai penilaian terhadap tingkat kepuasan tinggi sebanyak 67 orang (60,40%). Berdasarkan penemuan tersebut diketahui bahwa tingkat kepuasan pasien tergolong tinggi dibanding pasien yang merasa tingkat kepuasannya rendah dari keseluruhan responden. Dalam pengujian hipotesis, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis chisquare yaitu menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui hipotesis. Dalam analisis data menggunakan perangkat komputer program SPSS untuk statistik non-parametris dan pengolahan statistik yang digunakan adalah analisis chi-square. Adapun hasil perhitungan untuk hubungan masing-masing variabel adalah sebagai berikut : Hubungan antara mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien. Tabel 3 : Hubungan antara mutu pelayanan kesehatan dengan kepusan pasen. Ke Total Mutu % % f 52,40 47,60 42 100 39,10 60,90 69 100 total 39,60 60,40 111 100 54 48,60 Dari tabel 3 dapat diketahui hubungan antara Total 111 100 mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien menunjukkan bahwa pasien menilai Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa pasien mutu pelayanan rendah dengan kepuasan yang mempunyai persepsi tentang kehandalan Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dengan... (Agus Hufron dan Supratman) 121

rendah sebanyak 22 pasien ( 52,4% ) sedangkan yang menilai mutu pelayanan rendah dengan kepuasan tinggi sebanyak 20 pasien ( 47,6% ). Adapun pasien yang menilai mutu pelayanan tinggi dengan kepuasan rendah sebanyak 27 pasien (39,1% ) sedangkan yang menilai mutu pelayanan tinggi dengan kepuasan tinggi sebanyak 42 pasien ( 60,9% ). antara mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien. Hasil perhitungan nilai chi-square sebesar 7,076 yang lebih besar dari nilai chi-square tabel (df = 1, χ 2 tab = 3,841) dengan tingkat signifikan 0,008, dimana tingkat signifikan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara mutu pasien rawat jalan di Puskesmas Penumping. Hubungan antara kehandalan, ketanggapan, keyakinan, perhatian dan penampilan dengan tingkat kepuasan pasien berdasarkan hasil analisis R 2 (Cox and Snell) mengisyaratkan adanya hubungan positif antara kehandalan, ketanggapan, keyakinan, perhatian dan penampilan dengan tingkat kepuasan pasien. Hasil perhitungan nilai Cox and Snell sebesar 0,599 yang artinya bahwa dimensi mutu kualitas yang terdiri dari kehandalan, ketanggapan, keyakinan, perhatian dan penampilan memberikan kontribusi sebesar 59,9% terhadap kepuasan pasien. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diterangkan hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Penumping Kota Surakarta sebagai berikut: 1. Kehandalan. antara persepsi pasien tentang kehandalan dengan tingkat kepuasan pasien. Hasil perhitungan nilai chi-square sebesar 69,059 yang lebih besar dari nilai chi-square tabel (df = 1, χ 2 tab = 3,841) dengan tingkat signifikan 0,001, dimana tingkat signifikan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Penumping. Hasil tersebut membuktikan bahwa memang ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pasien tentang kehandalan Puskesmas Penumping. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2005) yang meneliti tentang: Hubungan Pelayanan Perawat dan Kepuasan Pasien di RSUD Kabupaten Wonogiri, yang menghasilkan kesimpulan bawha terdapat hubungan positif yang bermakna antara mutu pelayanan keperawatan terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhartati (2005) dengan judul Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta, yang menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat kuat dan bermakna antara mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien. Oleh karena itu, dengan semakin tinggi mutu pelayanan kesehatan yang dilihat dari segi persepsi pasien tentang kehandalan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien yang dirasakan oleh pasien. 2. Ketanggapan. antara persepsi pasien tentang ketanggapan dengan tingkat kepuasan pasien. Hasil perhitungan nilai chi-square sebesar 12,249 yang lebih besar dari nilai chi-square tabel (df = 1, χ 2 tab = 3,841) dengan tingkat signifikan 0,001, dimana tingkat signifikan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pasien tentang ketanggapan pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Penumping. Hasil tersebut membuktikan bahwa memang ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pasien tentang ketanggapan Puskesmas Penumping. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhartati (2005) dengan judul Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta, yang menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat kuat dan bermakna antara mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien. Oleh karena itu, dengan semakin tinggi mutu pelayanan keperawatan yang dilihat dari persepsi pasien tentang ketanggapan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien yang dirasakan oleh pasien. 122 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.3, September 2008 :119-124

3. Keyakinan. antara persepsi pasien tentang keyakinan pasien. Hasil perhitungan nilai chi-square sebesar 41,068 yang lebih besar dari nilai chisquare tabel (df = 1, χ 2 tab = 3,841) dengan tingkat signifikan 0,000, dimana tingkat signifikan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pasien tentang keyakinan pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Penumping. Hasil tersebut membuktikan bahwa memang ada hubungan yang positif dan bermakna antara persepsi pasien tentang keyakinan Puskesmas Penumping. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2005) dengan judul Hubungan antara komunikasi, sikap dan ketrampilan perawat dengan kepuasan pasien di RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta yang menghasilkan kesimpulan bahwa ada korelasi antara ketrampilan perawat dengan tercapainya kepuasan pasien. Hal ini juga memberikan bukti sebagaimana yang diterangkan oleh Philip Kotler (1997) bahwa pengetahuan, kemampuan dan kesopanan pemberi jasa untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan yang berupa: pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan menetapkan problematic pasien, ketrampilan petugas dalam bekerja, pelayanan yang sopan dan ramah, serta jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien. 4. Perhatian. mengisyaratkan bahwa tidak adanya hubungan antara persepsi pasien tentang perhatian pasien. Hasil perhitungan nilai chi-square sebesar 1,231 yang lebih kecil dari nilai chisquare tabel (df = 1, χ 2 tab = 3,841) dengan tingkat signifikan 0,267, dimana tingkat signifikan lebih dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan antara persepsi pasien tentang perhatian pelayanan kesehatan Puskesmas Penumping. Hasil tersebut membuktikan bahwa ada hubungan yang positif namun tidak signifikan antara persepsi pasien tentang perhatian pasien rawat jalan di Puskesmas Penumping. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhartati (2005) dengan judul Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta, yang menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat kuat dan bermakna antara mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien. Hal ini sesuai pula dengan survey yang dilakukan oleh Team QA Puskesmas Penumping pada awal tahun 2006 tentang kepuasan pasien yang berkunjung di Puskesmas menunjukkan hasil bahwa 21 % pasien menyatakan kurang puas, 49 % pasien menyatakan cukup puas, 17 % pasien menyatakan puas, dan 3 % pasien menyatakan tidak puas dari pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Penumping. Hasil survey itu diketahui bahwa ada ketidak puasan yang muncul pada pasien di Puskesmas penumping, walaupun masih dibawah 25%, tetapi apabila hal ini diabaikan oleh manajemen Puskesmas, kemungkinan akan dapat menaikkan angka ketidak-puasan pasien yang akhirnya berdampak berkurangnya jumlah kunjungan pasien. 5. Penampilan. antara persepsi pasien tentang penampilan pasien. Hasil perhitungan nilai chi-square sebesar 7,319 yang lebih besar dari nilai chisquare tabel (df = 1, χ 2 tab = 3,841) dengan tingkat signifikan 0,007, dimana tingkat signifikan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pasien tentang penampilan pelayanan kesehatan Puskesmas Penumping. Hasil tersebut membuktikan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pasien tentang penampilan pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Penumping. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2005) dengan judul Hubungan antara komunikasi,sikap dan ketrampilan perawat dengan kepuasan pasien di RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso surakarta, yang menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan antara sikap perawat dengan kepuasan pasien. Hal ini juga memberikan bukti sebagaimana yang diterangkan oleh Philip Kotler (1997) bahwa penampilan fisik, peralatan serta personil yang mencakup kebersihan, kerapian dan kenyamanan Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dengan... (Agus Hufron dan Supratman) 123

ruangan, penataan eksterior dan interior, kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai, dan kerapian dan kebersihan penampilan petugas terhadap pelayanan kesehatan pada pasien akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien. Oleh karena itu, semakin tinggi mutu pelayanan kesehatan yang dilihat dari persepsi pasien tentang penampilan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang diterima oleh pasien. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari 111 pasien 37,8 % menyatakan mutu pelayanan masih rendah, dan 39,6% menyatakan kepuasan pasien masih rendah. 2. Berdasarkan uji statistik membuktikan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Penumping Kota Surakarta. 3. Berdasarkan hasil uji multi variat ternyata sub variabel mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Penumping secara bersama-sama memberi kontribusi sebesar 59,9% terhadap kepuasan pasien. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data, maka dapat penulis sarankan sebagai berikut: 1. Bagi Manajemen Puskesmas a.perlu mengadakan atau mengikut sertakan petugas dalam pelatihan sesuai dengan profesi untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pelayanan kesehatan yang berdampak pada meningkatkan ketanggapan pelayanan kepada pasien. b.meningkatkan disiplin kepada karyawan yang sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dapat menumbuhkan kehandalan pelayanan kesehatan dan akhirnya meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas. 2. Bagi Perawat Puskesmas ( Perawat Komunitas ) Agar selalu menerapkan Asuhan keperawatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien maupun keluarga,sehingga dapat menentukan asuhan keperawatan yang sesuai baik bagi individu maupun keluarga. Komunikasi dengan pasien maupun keluarga perlu ditingkatkan terutama mengenai sesuatu yang berhubungan dengan rencana dan tujuan keperawatan yang akan diberikan, sehingga pasien atau keluarga mengetahui rencana dan jenis perawatan yang akan diterimanya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta. Keliat, Anna, B. 1999. Penatalaksanaan Stres. EGC : Jakarta. Kusmiati. 2003. Hubungan Persepsi Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat. Skripsi. (tidak diterbitkan). Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada : Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Purwandari. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja Perawat di Instalasi Rawat Intensif RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Skripsi, (tidak diterbitkan). PSIK. FK. UGM : Yogyakarta. Purwanto, N. 1985. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keparawatan. EGC : Jakarta. Rahmat, J. 1993. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya : Bandung. Singgarimbun, M. 1989. Metode Penenlitian Survai. LP3ES : Jakarta. 124 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.3, September 2008 :119-124